NovelToon NovelToon
Pernikahan Semalam

Pernikahan Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Single Mom / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:527.2k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.

Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluar Rumah Sakit

Part 19

Setelah keluar dari ATM, Kayesa bergegas kembali dia menyusuri koridor rumah sakit. Maeka menelepon dan mengabari kalau Kiano sudah terbangun. Kiano menanyakan bunda dan ayahnya.

"I-Iya Maeka. Aku segera ke sana," ujar Kayesa seraya melebarkan langkahnya.

Brakkk...

Karena kurang hati-hati, Kayesa ditabrak seseorang yang baru keluar dari tikungan. Ponsel ditangan Kayesa jatuh ke lantai keramik.

"Maaf." Terdengar suara bariton mengucapan kata maaf.

Kayesa berjongkok ingin mengambil ponselnya, sebuah tangan lebih cepat mengapai ponsel dan menyerahkan padanya.

"Shaga!" Kayesa terkejut saat mengangkat wajahnya, orang yang menabraknya ternyata Shaga. Laki-laki yang pernah sangat dicintainya pada masa putih abu-abu.

"Kayesa!" Shaga tidak kalah terkejutnya.

Sejurus keduanya saling tatap, debar di dada Kayesa berpacu lebih cepat dari biasanya. Begitu juga dengan Shaga.

"Aku duluan," ujar Kayesa saat kedadarannya kembali pulih, Kayesa menoleh ke arah wanita muda, cantik dan hamil, wanita itu berdiri di samping Shaga.

Tanpa basa basi, Kayesa beranjak dan bergegas pergi. Entah kenapa saat mengetahui Shaga memiliki wanita lain, ada perih di ulu hanyanya.

"Kayesa tunggu!" teriak Shaga.

Teriakan Shaga menghentikan langkah Kayesa sesaat, dia menoleh kebelakang.

"Maaf. Aku buru-buru," ujar Kayesa, lalu pergi. Dia tidak ingin perih di hatinya berdarah-darah.

Shaga menatap punggung Kayesa yang semakin jauh. Lima tahun Kayesa menghilang dari kehidupanya. Kayesa pergi tanpa memberi penjelasan apa pun.

"Dia gadismu itukan? kerjarlah." Wanita hamil di samping Shaga meminta Shaga menyusul Kayesa.

"Tidak! Biarlah Kayesa bahagia dengan kehidupannya sekarang."

"Tapi dek! Kamu masih sangat mencintaikan?"

"Sampai kapan pun tak ada wanita lain yang bisa menggantikan posisi Kayesa dihatiku. Kak! Tapi Kayesa sudah meninggalkanku," ujar Shaga.

"Kamu harus tahu. Apa alasan dia meninggalkanmu, agar tak ada praduga sesat yang merasuk di hatimu."

"Sudahlah kak. Aku sudah mengikhlaskan dia," ujar Shaga lagi lalu meneruskan langkah menuju ruang dokter, karena kakaknya ingin cek kandungan.

Sementara Kayesa, yang tidak pernah menduga akan bertemu dengan Shaga, berusaha secepatnya menghindar. Dia merasa sangat bersalah, karena pergi meninggalkan Shaga tanpa pesan.

Tak bisa dipungkiri, kalau Kayesa masih menyimpan rasa yang sama dengan rasa lima tahun kemaren. Shaga laki-laki yang mengenalkannya pada cinta pertama. Laki-laki yang setiap saat, jika melihatnya, membuat jantung Kayesa berdebar, laki-laki yang telah berjanji akan membahagiakannya.

"Shaga maafkan aku," batin Kayesa terus berjalan menjauh.

Kalau boleh jujur, Kayesa ingin berteriak bahwa cintanya masih untuk laki-laki itu. Dia rindu tatapan mata indah Shaga, rindu suara Shaga, rindu masa-masa bersama Shaga.

"Ya Allah. Kenapa aku harus bertemu Shaga kembali."

Kayesa mengurut dadanya yang tiba-tiba sesak. Dia bersandar di dinding rumah sakit, sambil memejamkan mata, berusaha menepis bayangan laki-laki yang baru saja ditemuinya.

"Lupakan Shaga. Dia sudah beristri dan kamu sudah punya Kiano. Kayesa!" Kayesa bicara pada dirinya semdiri.

Setelah merasa sedikit tenang, Kayesa meneruskan langkahnya menuju ruang rawat Kiano. Dari kejauhan Kayesa melihat sosok Zafran sedang duduk di tepi tempat tidur Kiano.

"Kenapa dia kesini lagi. Apa karena Kiano tadi mencarinya," batin Kayesa, seraya masuk.

"Bunda. Kiano sudah cembuh (sembuh)" oceh Kiano kala melihat Kayesa datang.

"Benaran sudah sembuh. Perutnya masih sakit nggak." Kayesa ikut duduk di samping Zafran.

"Lihat nih, Kiano sudah bica bedeli (bisa berdiri)," ujar Kiano seraya bangun dari tidurnya.

"Iya... Benaran anak ayah sudah sehat." Zafran menyela percakapan anak dan bundanya.

"Berarti becok (besok) Kiano sudah boleh pulang ke lumah (rumah). Yah?"

"Tentu sayang," ujar Zafran seraya menarik tubuh mungil Kiano duduk dipangkuannya.

Melihat keakraban Zafran dan Kiano, menimbulkan kekhawatiran di hati Kayesa. Bagaimana jadinya jika Kiano benaran menganggap Zafran ayahnya dan meminta Zafran tinggal bersamanya.

"Kiano sama kak Maeka dulu. Bunda mau keluar sebentar, bicara sama ayah."

Kayesa memanggil Maeka. Begitu Maeka masuk dan mengambil Kiano dari pangkuan Zafran. Kayesa menarik tangan Zafran mengajaknya keluar.

"Mau ke mana?" Tanya Zafran, dia mengikut saja, saat Kayesa membawanya sedikit menjauh dari ruang rawat Kiano.

"Aku ingin bicara pada Tuan." Kayesa mendudukkan bokongnya di kursi ruang tunggu rumah sakit.

"Bicaralah." Zafran pun duduk di samping Kayesa.

Kayesa menoleh kearah Zafran, lalu menarik nafas panjang, dan menelan salivanya dengan kasar. Kemudian meraup habis wajah dengan kedua tangan. Dia sangat berat ingin menyampai ini pada Zafran, karena akan berpengaruh pada Kiano. Tapi Kayesa tidak punya pilihan lain, dia harus menyampaikannya pada Zafran.

"Tuan! Sebelumnya saya mohon maaf."

"Untuk apa?"

"Bisakah Tuan menjauh dari putraku," pinta Kayesa.

Deg... Jantung Zafran berdetak kencang saat mendengar permintaan Kayesa. Zafran menoleh ke arah Kayesa, lalu kedua tangan terangkat dan hinggap dibahu Kayesa.

"Esa! Aku mohon padamu, biarkan aku tetap bersama Kiano."

"Tapi Tuan. Akan susah bagiku untuk mengendalikannya. Jika dia sudah terasa nyaman dengan perhatian dan kasih sayang yang tuan berikan. Aku takut anakku akan merepotkan dan menyusahkan. Tuan!"

"Tidak Esa! Percaya padaku. Kiano akan baik-baik saja."

"Bagaimana jika dia memaksa Tuan, untuk ada dua puluh empat berada di sampingnya," ujar Kayesa lagi.

"Aku akan bawa dia bersamaku."

"Apa! Tuan ingin mengambil Kiano dariku." mata Kayesa membulat menatap Zafran.

"Tidak! Maksudku. Jika Kiano dengan seharian bersamaku. Aku akan membawanya kerumahku, dan akan mengembalikan besoknya," ujar Zafran meluruskan kesalahpahaman Kayesa.

"Maaf aku Tuan! Aku hsnya tidak ingin putraku bersedih. Karena aku sadar diri. Siapa anakku, siapa Tuan."

"Kayesa! Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan Kiano. Walau apa pun yang terjadi. Kamu tidak usah khawatir, akan kusisihkan waktuku untuk Kiano," ujar Zafran.

Tentu! Zafran akan bertanggung jawab pada Kiano, untuk menghantarkan darah dagingnya itu, tubuh besar dan jadi sukses. Zafran akan menyimpan rahasia kalau dia adalah ayah kandung Kiano dari Kayesa, karena Zafran tidak mau Kayesa membawa Kiano jauh. Jika Kayesa tahu yang sebenarnya.

"Terima kasih. Tuan! Terima kasih sudah memberikan kasih sayang seorang ayah untuk Kiano. Aku tidak bisa membalas kebaikan Tuan."

Mata Kayesa berkaca-kaca, karena terharu dengan kebaikan Zafran. Sementara Zafran merasa sangat bersalah pada Kayesa dan dia akan lebih bersalah, jika membiarkan Kayesa membesarkan Kiano sendirian.

"Aku berjanji akan selalu ada untuk Kiano," ujar Zafran seraya menyesap air mata yang bergulir di pipi Kayesa.

"Kiano itu putraku. Aku akan membuatnya bahagia, aku akan menebus hari-hari tanpa aku, yang telah dilaluinya," batin Zafran.

Setelah mengutarakan isi hatinya, Kayesa merasa lega. Walaupun dia ikut senang mendengar penuturan Zafran. Kayesa tidak banyak berharap, karena dia dan Zafran sangat berbeda bagai langit dan bumi.

Kayesa juga tidak terlalu memikirkan janji-janji Zafran. Dia akan tetap memberikan pengertian pada Kiano, kalau Zafran bukan ayah kandungnya. Kalau Zafran hanya laki-laki baik yang dikirim Tuhan, dan mau berbagi kasih sayang.

"Ayok ke ruang rawat Kiano," ajak Zafran membuyarkan lamunan Kayesa, Zafran meraih tangan Kayesa dan menggandengnya menyusuri koridor rumah sakit.

Zafran tidak kembali ke kantor, dia menghabiskan waktunya sampai senja bersama Kiano, kemudian pulang ke rumah, hanya mandi dan ganti baju. Malamnya Zafran datang lagi menbawakan banyak mainan. Dia bermain hingga Kiano terlelap. Barulah Zafran kembali ke rumah

*****

Pagi ini setelah dokter mike memeriksa Kiano, Kiano dinyatakan sudah sembuh dan boleh pulang.

"Bunda! Apa ayah yang akan menjemput kita?" Tanya Kiano penuh pengharapan.

"Tidak sayang. Ayah lagi sibuk di kantor," ujar Kayesa sambil merapikan rambut putranya.

"Siapa bilang. Ayah tidak jemput."

Mendengar suara Zafran. Kayesa menoleh, Zafran sudah berdiri di ambang pintu menyambut Kiano dengan senyuman. Zafran berjongkok sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ayah!" Kiano turun dari tempat tidur berlonjak girang, berlari kearah Zafran, terus masuk dalam pelukan ayahnya.

Di dalam pelukan Zafran, Kiano melingkarkan kedua tangannya di leher. Zafran mengangkat tubuh mungil itu, menggendong dan membawanya keluar, menyusuri koridor rumah sakit menuju parkir. Dan Kayesa mengiringi dari belakang.

Setelah menurunkan Kiano dari gendongan, Zafran membuka pintu mobil depan, menyilakan Kayesa masuk.

"Saya di belakang saja. Tuan."

"Di depan dengan Kiano," ujar Zafran seraya mendorong tubuh Kayesa memaksa masuk.

Tidak ingin berdebat, Kayesa pun akhirnya mengalah, dia duduk di samping Zafran sambil memangku Kiano. Begitu di dalam mobil, Zafran segera menekan pedal gas dan meluncur.

Sepanjang perjalanan Kiano terus berceloteh, bertanya apa saja yang dilihatnya pada Zafran. Zafran yang lagi senang-senangnya menjawab dengan santai.

"Ayah! Kenapa ayah tidak tidul (tidur) di lumah (rumah) Kiano?" Pertanyaan Kiano kali ini membuat Zafran dan Kayesa saling berpandangan.

1
Rismawati Damhoeri
kenapa mbak Mae harus panggil nyonya sih?, nggak cocok..
Ginawati Desi
asiiiaap
Dewi Dama
malas baca nya lagiii...ter lalu ber belit2...
sweetpurple
Luar biasa
Dewi Dama
banyak salah ketik nya...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
gk..usah se detel itu ngejelasin nya thoor...bosan baca nya naruh mukenak aja...di tulis....
Uli Kristiani
maaf, zafran gk tegas sama sekali. jadi cerita nya buat bosan
Alma Izka
ya
Rahmah Rahmah
ending nya gk enak bget
Nurliana Saragih
Masih kecil itu harganya, biasanya kan kalo HOLANG KAYA beli berlian harganya sampai M dan kalo di novel barang itu satu - satunya di dunia.
😅😅😅
Nurliana Saragih
Manggilnya kok NYONYA sih?!
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.
Praised93
cerita ujungnya dipaksakan tamat yang harusnya beberapa bab lagi
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!