Suami Misterius Ku

Rekan kerja Sela banyak yang datang setelah mendengar kabar bahwa Sela masuk rumah sakit karena dia kecelakaan, sebab Sela ini walau suka menyendiri saat di kantor. tapi banyak pria yang mendekati nya karena dia amat cantik dan menggoda, sehingga sekarang mereka datang untuk melihat keadaan dia sekaligus ingin menunjukan perhatian.

Barang kali saja nanti saat sudah sembuh maka Sela bisa mengerti akan perasaan mereka yang sangat besar, tapi memang susah karena Sela bertemu banyak orang begini saja sudah membuat dia tidak nyaman sama sekali. seolah tatapan mereka mau menghakimi dengan sangat sadis pada diri nya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Tak ketinggalan juga ada bis nya datang untuk menjenguk, namun pria ini datang bukan mau menjenguk saja. pria yang di kenal sebagai bos sangat galak dan tidak pernah mengerti akan keadaan pegawai nya, maka Sela sudah waspada akan kedatangan dia kemari bersama dengan karyawan lain, pasti ada sesuatu yang mau dia protes sehingga sampai datang kesini.

Handoko menatap Sela bengis, sebab sekertaris nya ini tidak bisa datang menemani diri nya di lapangan yang baru akan ia beli. gara gara menunggu Sela dia akhir nya batal, dan sekarang lapangan malah jatuh ketangan orang lain, maka nya Handoko datang untuk mengumpat pada Sela.

"Saya kira kamu kecelakaan parah, Sela! tau nya cuma patah begini saja." ketus Handoko.

"Loh patah kaki ini juga parah loh, Pak." seru Sela agak kaget mendengar bos malah meremehkan sakit orang.

"Masih jauh ini dari nyawa, kecuali kepala kamu pecah atau leher mu patah baru lah bisa izin enggak masuk!" sentak Handoko yang sangat jengkel

"Ini patah kaki beneran, Pak." Amara juga membuka suara membela Sela.

"Yang bilang ini main main ya siapa? saya cuma bilang kalau ini masih jauh dari nyawa, dasar Sela nya saja yang lebay dan suka mengabaikan pekerjaan!" Handoko tetap saja menyalahkan Sela.

"Jangan gitu dong bicara nya, Pak! kalau sehat kan Sela juga bekerja, ini jalan saja dia tidak bisa." Ervan membela Sela yang cuma menarik nafas panjang.

"Tau apa kamu soal pekerjaan dan juga gaya Sela? patah begini saja sudah heboh sekali." Handoko malah memukul kaki Sela yang patah dengan tangan nya.

"AAAAHHKK!"

Karuan Sela menjerit karena rasa nya memang sangat sakit, tindakan Handoko membuat para karyawan nya menatap tidak suka. walau pun marah seharus nya lihat kondisi juga, ini sudah jelas Sela di rumah sakit dengan keadaan kaki yang patah, tapi masih saja dia tidak percaya dann mengambil tindakan kekerasan.

"Gila kamu, Pak!" Ervan berteriak marah melihat Handoko.

"Kamu mengatai saya gila? mulai saat ini saya pecat kamu!" bentak Handoko.

"Silahkan, saya juga sudah lama ingin mengundurkan diri dari perusahan sialan mu itu!" balas Ervan sangat marah.

"Kamu juga saya pecat, Sela!" Handoko menunjuk wajah nya Sela bengis.

"Memang saya juga mau mengundurkan diri, bukan kah surat permohonan nya sudah Bapak tanda tangani." sahut Sela yang tidak takut sana sekali.

"Awas saja kalian sampai datang untuk mengemis pekerjaan pada ku, akan ku injak kepala kalian semua!" geram Handoko segera pergi meninggalkan ruangan ini.

"Huuuu dasar cebol pendek!" Ervan masih sempat mengejek juga.

Kalau yang lain cuma diam saja karena mereka masih sayang pekerjaan, kalau pun mau mengundurkan diri maka harus cari tempat yang bisa menerima mereka dulu dan baru lah pergi dari perusahaan Handoko. kalau tidak maka hidup mereka akan jadi gelandangan di ibu kota yang sangat keras ini, jadi tidak bisa mau bertindak seenak nya.

"Maaf ya kamu jadi di pecat sama dia." Sela tidak enak sama Ervan.

"Enggak kok, aku juga udah punya tempat yang baru." jawab Ervan tersenyum manis.

"Ku kira belum punya, pantas saja kamu tadi tidak takut sama sekali." ujar Celin menarik nafas lega melihat Ervan.

"Kalau kamu gimana, Sel?" Ervan menatap Sela intens.

"Aku mau meneruskan usaha ku jual beli online, lebih baik itu saja karena aku bisa santai." jawab Sela.

"Usaha dia saja sudah maju, bagus sih kalau dia makin di kembang kan." sahut Amara sambil mengunyah keripik.

"Iya, kamu juga tidak perlu kerja di bawah tekanan Handoko yang sangat kejam itu." Evan juga setuju.

Sela cuma mengangguk sambil tersenyum karena dia agak kurang fokus dengan Ervan, rasa nya tadi dia melihat Bara lewat di depan pintu. tapi cuma sekilas saja dan kemudian menghilang, maka nya Sela sibuk mencari mengira sungguh ada Bara datang kesini.

"Tidak mungkin juga dia mau datang." batin Sela.

...****************...

Bastian terisak pilu setelah polisi menyelidiki dan mengatakan bahwa luka Mama Linda ini seperti cabikan binatang buas, hampir seperti beruang atau pun harimau karena cakaran yang sangat tajam dari leher hingga sampai dada dan itu lah yang membuat dia meninggal.

Tapi yang membuat heran itu meninggal nya di dalam rumah dan sama sekali tidak ada hewan nya, bahkan keadaan rumah juga rapat semua jadi bagai mana mungkin seekor hewan masih bisa keluar masuk sini dan yang paling penting tempat ini kota sehingga tidak mungkin ada hewan liar di sekitaran sini.

Kalau Mama Linda di temukan di jalan atau dekat semak maka rasa nya masih pantas di bilang mati karena di makan hewan buas, ini saja dia meninggal di dalam rumah yang tertutup rapat. bahkan rasa nya nyamuk pun susah mau masuk, jadi rasa nya aneh saja apa bila meninggal karena di makan binatang buas.

"Kok aneh begini sih, mana ada lah hewan bisa masuk kedalam rumah." Dion juga tak habis pikir.

"Pada saat aku pergi, Mama juga bilang nya pergi ada urusan dan kami hampir bareng pergi nya." ujar Bastian kebingungan.

"Lalu kenapa tiba tiba saja ada di rumah dengan keadaan begitu pula?" heran Dion masih memikirkan keanehan nya.

"Nah itu yang sedang aku pikirkan juga, kenapa tiba tiba Mama ada di dalam rumah dan terbaring tidak bernyawa." heran Bastian.

"Apa mungkin pembunuh nya mengambil kunci dari Mama kamu, Bas? lalu setelah itu dia pergi setelah meletakan mayat Mama mu!" tebak Dion.

"Hah, apa mungkin bisa begitu?" Bastian juga kepikiran sekarang.

"Bisa jadi memang ada yang membunuh Mama kamu, jadi dia mengambil kunci nya dan memasukan jasad Mama Linda." jelas Dion menerka nerka.

Bastian juga baru kepikiran sekarang tentang hal itu, memang bisa saja apa bila penjahat nya pintar dan licik. tapi polisi sama sekali tidak ada menemukan sidik jari di tubuh Mama Linda, seolah pembunuh melakukan nya tanpa menyentuh badan sama sekali.

Selamat siang guys, banjiri kolom komentar ya karena othor butuh dukungan kalian😭😭

apa kalian bosan sehingga enggak ada komentar lagi? huhuhuuuuu sepi banget ini, atau kalian lemes karena puasa sehingga enggak kuat mau komentar, sebentar lagi othor mau ajukan kontrak loh.