Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta 2
Damar dan Anin akhir nya sampai di tempat pesta, setelah mereka saling diam di dalam mobil tadi karena tiba tiba saja rasa canggung melanda mereka berdua kini kedua nya tengah bergandengan tangan saat masuk kedalam area pesta. Sebenar nya Damar yang menggandeng tangan Anin, sedangkan Anin hanya terlihat menurut saat Damar mengandeng tangan nya.
Saat sudah berada di dalam suasana pesta sudah sangat ramai dengan ratusan orang di dalam nya. Pesta pertunangan tapi rasa pernikahan, bahkan saat Anin bertunangan dengan Tirta dulu tidak semewah ini karena Anin yang meminta agar pesta nya tidak berlebihan.
Anin sedikit tersentak dari lamunan nya saat tiba tiba Damar menarik nya agar mengikuti langkah lebar nya. Banyak para tamu yang menyapa pada Damar, namun Damar hanya tersenyum tipis menanggapi nya tanpa ingin menghampiri mereka.
"Kita mau kemana kak."
Anin bertanya karena sedari tadi Damar terus saja membawa nya berjalan tanpa tahu ingin kemana. Kaki nya sudah pegal ingin duduk, heels yang Anin pakai cukup tinggi malam ini karena menyesuaikan dengan gaun nya.
"Kita akan duduk di depan."
Anin mengehela nafas nya pasrah saat Damar membawa nya mendekat pada meja yang ada di depan panggung. Pesta pertunangan ini terlalu mewah untuk sekelas Anin, Anin bahkan meringis saat membayangkan berapa biaya pesta ini. Baru pertunangan saja sudah begini mewah nya apa lagi pesta pernikahan nya, tapi wajar sih yang bertunangan malam ini adalah seorang putra dari pengusaha berlian, uang pasti bukan masalah bagi mereka tapi sangat masalah bagi Anin.
Pesta berjalan meriah, tukar cincin yang menjadi acara inti sudah selesai. Kini para tamu di persilahkan untuk menikmati pestanya. Damar dan Anin sudah bergerumun di antara orang orang, Damar tidak lelah membawa Anin kesana kemari tanpa melepaskan sedikit pun gengaman nya. Anin jadi ingat saat dia di ajak kesuatu pesta oleh Tirta dulu, Tirta tidak memperlakukan nya seprotektif ini. Pernah dulu saat Tirta tengah sibuk mengobrol dengan teman atau klien kerjanya, Anin malah di abaikan. Bahkan karena Anin sudah terlalu bosan serta jengkel pada Tirta, Anin sampai pulang terlebih dahulu tanpa menunggu Tirta yang terlihat sibuk sendiri. Jangan kan di perhatikan, di gandeng saja Anin hanya sebentar, setelah Tirta sibuk sendiri Anin di abaikan seakan akan Anin hanya pelengkap seorang Tirta disana.
Namun lain dengan saat ini Damar yang nota bene bukan siapa siapa dalam hidup nya, malah terlihat seperti seorang kekasih yang protektif pada wanitanya. Anin mengambil minum serta makanan pun Damar membuntuti nya kemana mana. Saat Anin berkata' Kakak sapa saja rekan rekan kakak, jangan ngekorin aku terus'
Damar malah menjawab 'Kamu tanggung jawab kakak di sini, jadi kemanapun kamu pergi kakak bakalan ikut. Kecuali ke toilet, kakak nunggu di depan pintu aja.'
Anin hanya tersenyum tipis melihat tangannya yang terus di genggam oleh Damar, dia mirip seperti anak TK yang di protektifin sama ayah nya. Tidak boleh jauh jauh tidak boleh sendirian.
Bahkan saat ini Damar masih santai mengobrol dengan para rekan rekan kerjanya di sesama pengusaha garment serta tekstil sampai investor perbangan batu bara nya.
"Kak aku ke toilet dulu ya."
Damar menoleh pada gadis yang tengah dia gandeng tangan nya itu. Anin terlihat mengangguk untuk menyakin kan laki laki dewasa satu ini agar mau melepaskan tangan nya.
"Kakak antar ya." Tuh kan mulai lagi, Anin segera menggelengkan kepalanya
"Gak usah, aku cuma bentar doang kok. Kakak lanjutin aja ngobrol nya okey."
"Jangan lama lama, kalau sudah selesai cepet balik kesini. Kakak nunggu kamu di sini."
Anin menghembuskan nafas nya lega, akhir nya Anin bebas pergi ketoilet. Padahal sudah sedari tadi Anin menahan rasa ingin pipis nya. Tapi karena malu pada Damar, Anin terus saja menahan nya hingga akhir nya Damar membebaskan nya. Ya kalian pikir saja, saat kita di bawa oleh seseorang yang bukan siapa siapa dalam hidup kita, terus kita menginginkan sesuatu yang sifat nya sangat pribadi gimana rasanya, gak enak kan ngomong nya apa lagi tangan kita tidak lepas dari genggaman orang itu. Berhubung rasa ingin pipis Anin sudah di ubun ubun jadi Anin mau tidak mau harus mau kalau tidak bisa bisa dia pipis di celana.
Hampir dua puluh menit Anin pergi ketoilet namun belum juga kembali membuat Damar khawatir, bukan hanya khawatir tapi sangat khawatir. Akhir nya duda keren itu berpamitan pada rekan rekan nya untuk segera mencari Anin, tidak mungkin kan ketoilet bisa selama itu. Damar mencari setiap sudut area pesta, dari stand makan sampai camilan namun Anin tidak ada di sana. Dan Damar melupakan satu stand, yaitu stand minuman. Saat ingat Damar segera mencari Anin di tempat itu, sesampai nya di sana binggo benar sekali, Anin tengah menikmati sebuah minuman di gelas yang tengah dia pegang.
"Kakak kan sudah bilang kalau selesai langsung temuin kakak di sana, ngapain mampir ke sini."
Anin menoleh saat mendengar ada seseorang berbicara di belakang nya, saat mengetahui siapa yang tengah mengomelinya itu Anin tersenyum sangat manis, bahkan senyum itu tidak pernah dia tanpakan selama beberapa bulan terakhir ini.
"Eh kak Damar".
Tiba tiba Anin bergelayut manja di lengan Damar, membuat lelaki itu mengerenyit heran. Apa yang terjadi pada Anin?
"Anin kamu baik baik saja kan."
Damar menopang tubuh Anin agar tidak terlalu menempel padanya, oh ayolah Damar juga laki laki normal, kalau Anin menempel erat pada nya bagai lintah saat ini gimana rasanya.
"Hee..hee..Aku baik kok kakkk.... eh kalau di lihat lihat kakak ganteng juga ya kayak aktor, badan kakak juga bagus pasti enak kalau buat di peluk."
Ucapan Anin semakin meracau membuat Damar yakin kalau gadis ini tengah mabuk, Damar mencoba mengendus mulut Anin dengan hidung nya dan benar saja aroma mulut Anin bau alkohol walau pun tidak terlalu menyengat, tapi bagi orang yang tidak terbiasa sudah pasti membuat orang itu langsung mabuk.
"Kamu mabuk Nin."
Anin malah terkekeh mendengar ucapan Damar, sembari terus merapatkan tubuh nya pada Damar seolah olah tengah mencari kenyamanan.
"Enggak kak, aku gak mabok. orang aku cuma minum jus jeruk aja kok masa bisa mabok. Kakak kali yang mabok kan kan."
Anin malah senyum senyum sembari menunjuk nunjuk wajah nya Damar,lalu menoel noel hidung nya duda itu membuat Damar menghela nafas nya kasar.
"Kamu minum apa tadi."
Anin mengangkat tinggi tinggi gelas yang dia pegang ke udara "Minum jus jeruk yang bisa bikin Aku melayang."
Damar sudah tidak tahan, dia segera menggendong Anin ala pengantin membawa gadis setengah mabuk itu keluar dari area pesta.
Semua mata tertuju pada mereka tak terkecuali salah satu orang yang menjadi tamu di acara itu Tirta. Laki laki yang menyakiti Anin sampai serat yang terdalam itu hanya bisa menatap nanar ke dua orang yang tengah menjadi pusat perhatian apa lagi mereka terlihat mesra seperti sepasang kekasih.
"Anin..."
Sesampai nya di mobil Damar langsung memasukan tubuh Anin yang sudah lemas itu di kursi penumpang. Anin terus saja meracau tak jelas,bahkan Damar mendengar sesekali Anin mengumpat mencaci nama seseorang dalam ketidak sadaran nya seperti contohnya..
Tirta sialan, cowok bajingan, aku benci sama kamu sampai aliran darah ku. Kamu jahat, kamu jahat...
Anin terus saja meracau, Damar yang mendengar itu hanya berpikir apa mungkin itu adalah nama laki laki yang sudah menyakiti Anin dulu.
"Nin kita pulang ya."
Anin yang setengah sadar langsung menoleh pada Damar yang sudah siap di depan kemudi mobil nya.
"Kak Damar tuh ganteng, sukses, punya banyak uang baik, setia, pekerja keras......... tapi nasib nya sama kayak aku ya, sama sama di khianatin. Mantan istri kakak itu begok bin dongo ya udah ninggalin laki laki sempurna kayak kakak. Kalau aku jadi dia aku gak bakalan ngelakuin hal begok kayak gituh."
Damar tercengang mendengar ucapan dari mulut gadis setengah mabuk itu "Kakak juga gak bakalan ngekhianatin kamu demi wanita lain kalau kakak jadi mantan calon suami kamu yang idiot itu. Meninggalkan wanita sesempurna dan seberharga kamu demi seorang wanita murahan."
Anin terlihat sayu menatap Damar yang tengah menatap nya dalam dalam. Dalam setengah sadar nya Anin selalu tersenyum pada Damar, padahal ketika gadis itu sadar senyuman di wajahnya itu begitu mahal untuk Damar dapatkan.
"Kakak jangan liatin terus, nanti kakak bisa jatuh cinta sama aku."
Damar terkekeh mendengar ucapan Anin, di saat mabuk seperti ini Anin malah terlihat manja dan polos. Berbeda saat dia sadar sepenuhnya, tatapan nya saja sedingin kutub es.
"Kalau kakak udah jatuh cinta sama kamu,gimana."
**YUHUUUUUUU....NENG DOUBEL UP NIH
JANGAN LUPA GOYANGN LAGI JARI JEMARINYA BUAT LIKE LIKE LIKE LIKE, KOMEN KOMEN KOMEN,VOTE
SEE YOU NEXT PART
BABAYYYY....MUUUAAACCCHHH**.....