Terpaksa Menikah Dengan Kekasih Sahabatku.

"Siapa nama gadis itu, apa dia pegawai baru di perusahaan??." rentetan pertanyan di ajukan sang pimpinan pada salah satu pegawainya, ketika melihat salah seorang pegawai baru di perusahaannya, apalagi menurut sang pimpinan gadis itu adalah, gadis yang selama ini ia cari.

"Iya tuan, dia pegawai baru, namanya Natasya Amira, biasa di sapa Tasya." Jelas Sarah sekretaris Doni yang juga sempat terheran, sebab ini pertama kalinya bos mereka tersebut sibuk bertanya tentang pegawai di perusahaannya, apalagi seorang pegawai biasa seperti Tasya.

Tasya yang tengah sibuk di meja kerjanya, tidak sengaja melihat seseorang yang ternyata pimpinan tersebut melihatnya.

"Selamat pagi Pak." Seketika Tasya berdiri dan sedikit menunduk memberi hormat pada pimpinannya, dan di balas senyuman ramah oleh sang pimpinan.

"Jadi namanya Tasya." bathin pria yang bernama Doni wijaya tersebut, pria yang tak sengaja hampir menabrak Tasya tempo hari.

"Apa ini yang di namakan jodoh, tuhan mengirimnya sebagai pegawaiku." Doni terus membathin seraya tersenyum kecil.

Ketika tengah berjalan menuju ruangan dirut, Sarah memberanikan diri untuk bertanya pada bosnya.

"Maaf tuan, apa anda mengenal pegawai baru itu tuan??." tanya pegawai yang merupakan sekretaris Doni di kantor, sebab heran melihat raut wajah yang tak biasa di wajah sang atasan.

"Apa,, ??kamu bilang apa tadi Sarah??." tanya Doni yang tadi sibuk dengan lamunannya sehingga tidak mendengar apa yang sedang di katakan sekretarisnya.

"Maaf tuan, jika saya lancang, tadi saya cuma bertanya, apakah anda mengenal pegawai baru itu??." dengan memberanikan diri Sarah kembali mengatakan pertanyaannya tadi pada bosnya.

"Tidak." jawab Doni seraya melanjutkan langkahnya, bukan tanpa alasan Doni mengatakan jika ia tidak mengenal Tasya, Doni sengaja mengatakan semua itu agar tidak ada yang irihati ataupun sengaja mengintimidasi Tasya selama bekerja di perusahaan miliknya.

"Sarah, tolong kamu ke bagian HRD, ambilkan saya berkas pegawai baru tadi, saya ingin menginterviunya langsung, saya ingin melihat sendiri bagaimana kemampuan pegawai baru itu." perintah pimpinan ketika sudah tiba di ruangannya tersebut, semakin membuat Sekretarisnya bingung. bagaimana tidak, ini kali pertama pula, seorang Doni Wijaya yang berstatus sebagai direktur perusahaan Wijaya group, sibuk ingin menginterviu langsung pegawai di perusahaannya.

"Baik tuan." jawab Sarah masih dengan raut wajah keheranan.

Sepuluh menit kemudian Sarah pun kembali ke ruangan Doni dengan membawa sebuah map yang berisi surat lamaran kerja milik Tasya.

"Kamu boleh pergi." Titah Doni ketika map itu sudah berada di meja kerjanya.

"Baik tuan." jawab saya yang kemudian keluar dari ruangan direktur.

"Cantik dan juga pintar." gumam Doni ketika membuka map milik Tasya.

Tidak lama kemudian Doni menelepon Sarah, dan meminta Sarah untuk menyuruh Tasya ke ruangan kerjanya.

"Sarah, suruh pegawai baru itu keruangan saya segera!!." titah Doni melalui sambungan telepon kantornya.

"Baik tuan." jawab Sarah yang menyangka jika bosnya tersebut, memang ingin melihat langsung kemampuan dari Tasya, sebagai pegawai baru di perusahaan tersebut.

Sarah segera melangkah menuju meja kerja Tasya, yang terletak lumayan jauh dari meja kerjanya.

"Tasya,,, kamu di minta untuk ke ruangan pak direktur!!." suara sarah mampu membuat Tasya terkesiap.

"Iya mbak, ada apa ya,,, pak direktur memanggil saya mbak??." Tasya yang masih heran, mengapa pak direktur memanggilnya, apa dia berbuat kesalahan.

"Saya juga nggak tahu Tasya, sebaiknya kamu segera ke sana!! takutnya beliau jadi marah, jika lama menunggu." ujar Sarah sebelum pergi meninggalkan meja kerja Tasya.

"Ada apa ya pak dirut memanggil saya, masa iya baru hari pertama kerja, aku udah di pecat??." baru membayangkan di pecat saja, Tasya sudah bergidik ngeri.

"Kalau aku di pecat bagaimana aku bisa membayar hutangku pada mas Reza?? bisa bisa mas Reza menyangka aku mencari alasan, jika bilang aku sudah di pecat. aahhhh."Tasya hampir frustasi membayangkan sesuatu yang menurutnya sangat mengerikan.

Setelah menarik napas panjang dan melepasnya perlahan, Tasya kemudian berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju ruang dirut.

Tok,, tok,,,

"Masuk." seru Doni pada seseorang di luar sana.

"Maaf pak, apa anda memanggil saya??." ucap Tasya sopan ketika sudah berada di ruangan pak dirut.

"Iya,,,silahkan duduk!!." seru Doni

"Terima kasih pak." jawab Tasya yang kemudian duduk di kursi yang berada di depan meja kerja sang direktur utama.

"Apa ini pengalaman kerja kamu yang pertama??." Doni sengaja banyak bertanya, ingin mencari tahu, apa gadis yang selama dua minggu terakhir di carinya tersebut masih mengingatnya.

"Maaf pak, apa saya melakukan kesalahan??." tanya Tasya yang mengira bosnya bertanya seperti itu karena ia telah melakukan kesalahan.

"bukan,,,bukan begitu, saya hanya bertanya, soalnya saya tadi melihat kamu belum punya pengalaman kerja di tempat lain." lagi lagi Doni banyak bertanya untuk memastikan, apakah Tasya benar benar tidak mengingat dirinya.

"Iya tuan, ini memang pengalaman pertama buat saya, tapi saya akan berusaha semampu saya untuk kemajuan perusahaan." jawaban Tasya sontak membuat Doni tersenyum.

"Iya saya percaya akan kemampuan anda nona." jawab Doni tersenyum manis.

"Ada apa dengan pak dirut, kenapa ia tersenyum seperti itu padaku, apa kami pernah bertemu sebelumnya??." bathin Tasya yang tidak yakin dengan ingatannya.

"Siang nanti saya ada meeting dengan rekan bisnis, saya mau kamu ikut bersama saya, dengan begitu kamu juga bisa banyak belajar!!." seruan Doni sontak membuat Tasya bisa bernapas lega.

"aku pikir akan di pecat tadi."bathin Tasya yang akhirnya bernapas lega.

"Udah selesai di interviu sama pak dirut Sya??." tanya Sarah ketika Tasya melintas di depan meja kerjanya, saat keluar dari ruangan pak dirut.

"Udah mbak." jawab Tasya dengan senyum manisnya.

"Dapat tugas apa nih dari pak bos??." tanya Sarah basa basi.

"Itu mbak, entar siang nemenin pak dirut buat meeting." jawaban Tasya membuat Sarah terkejut bukan main, ini kali pertama Doni meeting dengan di temani pegawai lain.

"Haaah,,,yakin kamu, pak dirut ngajak kamu buat meeting??." tanya Sarah penuh selidik, dan mendapat anggukan dari Tasya.

"Soalnya kata pak dirut biar Tasya banyak belajar saat meeting nanti, karena ini pengalaman pertama Tasya bekerja mbak." jawab Tasya.

"ooohhhh gitu ya,,,." jawab Sarah.

Tidak terasa waktu sudah menujukan pukul sebelas siang, sudah waktunya Meeting bersama pak dirut. Tasya yang saat ini tengah berjalan di belakang pak dirut saat akan berangkat meeting, mendapat berbagai tanggapan dari para pegawai. ada yang senang melihatnya karena yang satu cantik dan satunya lagi ganteng, namun ada juga yang julid dan iri pada Tasya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit keduanya pun tiba di sebuah restoran mewah yang berada di tengah ibu kota. karena rekan bisnis yang di maksud belum tiba, keduanya memesan dua gelas kopi untuk mengusir kejenuhan. setelah menunggu sekitar lima belas menit, rekan bisnis yang di tunggupun tiba.

"Selamat siang tuan Admaja." Doni menyambut kedatangan rekan bisnisnya.

"Selamat siang." jawab seseorang dari arah belakang Tasya.

Mendengar nama Admaja sontak membuat Tasya membalikan badannya ke arah suara yang menjawab salam Doni barusan. betapa terkejutnya Tasya saat mengetahui, jika rekan bisnis yang di maksud pimpinannya adalah Reza setiawan Admaja, yang tak lain adalah suaminya. Sama halnya dengan Tasya, Reza pun terkejut saat istrinya ada bersama dengan rekan bisnisnya.

"Silahkan duduk tuan." seru Doni pada Reza, yang saat ini tengah melirik ke arah Tasya, sementara Tasya masih berdiri sopan di samping bosnya. Raka yang saat ini tengah menemani Reza untuk meeting pun tak kalah terkejutnya.

"Apa yang di lakukan Nona Tasya di sini??."Bathin Raka seraya menarik sebuah kursi lalu mendudukinya.

"Kenalkan tuan Admaja, ini Natasya Amira pegawai baru di perusahaan saya." Doni memperkenalkan Tasya pada Reza. Tasya pun tersenyum canggung ke arah Reza, sedangkan Reza menatap ke arah Tasya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Jadi Nona Tasya bekerja di perusahaan Wijaya group." lanjut bathin Raka setelah Doni memperkenalkan Tasya.

Setelah tiga puluh menit akhirnya rapat merekapun usai. Reza yang di temani oleh rangga kembali ke perusahaan, begitu juga dengan Doni dan Tasya.