NovelToon NovelToon
Sepupuku Maduku

Sepupuku Maduku

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh
Popularitas:857k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim Yuna

Memiliki Suami tampan,baik, penyanyang, pengertian, bahkan mertua yang baik adalah sebuah keberuntungan. Tapi bagaimana jika semua itu adalah hanya kamuflase?

Riska Sri Rahayu istri dari Danang Hermansyah. Mereka sudah menikah selama 4 tahun lebih namun mereka belum memiliki buah hati. Riska sempat hamil namun keguguran. Saking baiknya suami dan mertua nya tidak pernah mengungkit soal anak. Dan terlihat sangat menyanyangi Riska, Riska tidak pernah menaruh curiga pada suaminya itu.

Namun suatu hari Riska terkejut ketika mendengar langsung dari sang mertua jika suami nya sudah menikah lagi. Bahkan saat ini adik madu nya itu tengah berbadan dua.

Riska harus menerima kenyataan pahit manakala yang menjadi adik madu nya adalah sepupu nya sendiri.

Sanggupkah Riska bertahan dan bagaimana Riska membalaskan sakit hati nya kepada para pengkhianat yang tega menusuk nya dari belakang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Pov Riska

Pov Riska

Karena orang-orang pada bubar duluan. Akhirnya, aku dan orang-orang yang masih tertinggal harus membantu beberapa rumah Bi Narti hingga larut malam. Tentu, di sini aku di bantu oleh Mas Danang.

Sebagai suami dan menantu yang baik, pria bertubuh besar itu rela melakukan apapun termasuk membantu mencuci piring. Sudah barang tentu dia semangat 45. Kan ini acara untuk anaknya. Kalau aku terpaksa dan ini konsekuensinya. Tapi tidak apalah sebab aku sudah sedikit lega berhasil mempermalukan 3 orang tersebut.

Aku tahu tindakan ini salah. Tapi emosi ini mengalahkannya . Salah satu kelemahanku kalau sudah tidak menyukai seseorang aku akan membalasnya dengan cara apapun. Salah satu nya seperti ini. Aku marah dengan pengkhianatan mereka, itu sebabnya membongkar rahasianya besar mereka pun aku lakukan agar semua orang tahu kebusukan nya.

Tepat setengah dua belas malam kami pamit pulang pada tuan rumah.

"Bi, kami pulang ya, Siska kami pulang," Siska yang sudah terbangun pun ikut nimbrung di dapur. Perempuan itu mengangguk patah-patah sembari mencuri pandang ke arah suaminya. Aku yakin di dalam hatinya, Siska memohon agar Mas Danang menginap di rumah ini agar bisa menenangkan hatinya yang sedang kacau balau. Sayangnya, dia tidak bisa mengatakan itu sebab sedang menjaga rahasia besar yang telah aku ketahui.

Rasakan Siska, malam ini kamu galau tingkat maksimal. Besok pagi ku buat kamu menangis karena menahan rasa sakit yang teramat sangat. Selamat menikmati besok pagi, sepupu plus madu beracunku!.

***

Jam 4 pagi aku bangun terlebih dahulu. Entah mengapa aku selalu terjaga jam segini. Setelah membersihkan diri ku bawa langkah kaki menuju dapur, sembari menunggu waktu subuh. Ketemu Mama yang sedang menghangatkan lauk pauk yang semalam di bawa dari rumah Siska.

"Ris, sebenarnya apa yang terjadi semalam itu?." Mama bertanya saat menoleh ke arahku yang sedang menuangkan air dari teko ke dalam gelas. Seteguk air putih telah membasahi kerongkongan ini.

"Sebenarnya siapa yang mengirimkan rekaman suara itu?." Mama kembali bertanya. Namun aku masih bergeming saat mata kami bersirobok.

Kutatap mama dengan seksama. Mungkin ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan semuanya ke orang tua tunggalku itu. Aku yakin kejadian semalam sedikit banyak akan bisa membuka pikiran Mama tentang keponakan nya selama ini.

"Mama, Riska mau ngomong. Tapi mama tunggu dulu di sini ya."

Mama menyahut dengan anggukan.

Segera kutinggalkan Mama di dapur. Kubawa langkah kaki menuju kamar. Mas Danang masih tertidur dengan pulas nya. Handphone di atas meja toilet pun segera ku ambil. Lalu, kukunci kamar dari luar agar Mas Danang tidak bisa mendengar apa yang akan kubicarakan dengan Mama.

Jantungku berdetak kencang dari biasanya. Entah mengapa mengatakan semua ini kepada Mama membutuhkan keberanian lebih besar. Ya, itu bukan soal sekedar bicara. Tapi ini menyangkut kesehatan mama. Aku takut mama tidak bisa menerima ini. Lalu, kepikiran sehingga darahnya kembali naik. Semoga Mama tidak kenapa-napa setelah mendengar apa yang akan ku sampaikan ini. Sebab, setelah ini aku akan mengambil keputusan besar. Dan aku berharap semoga Mama memahami dan memaklumi keputusan ku nanti.

Handphone kuletakkan di atas meja makan. Lalu, ku huat dua gelas teh manis untuk menghangatkan tubuh kami nanti.

"Mama, sudah selesai? Riska mau menunjukkan sesuatu ke mama."

Ku tarik kursi meja makan yang terbuat dari kayu jati asli setelah meletakkan dua gelas teh hangat.

"Kamu mau ngomong apa sih Nak? kok kayaknya penting banget. Sebentar, mama matikan dulu kompor nya." Tanpa menoleh mama menjawab ucapanku. Matanya terus berfokus pada wajah di atas tungku. Detik berikutnya bunyi kompor di matikan terdengar di telinga ini.

Jantungku kian bertalu-talu. Aku sangat takut setelah ini Mama akan jatuh sakit. Namun, memendam nya sendiri pun bukan solusi. Orang tuaku harus tahu permasalahan yang ku hadapi.

"Ada apa?." Mama sudah mengambil tempat duduk di sebelahku. Lalu, ku sodorkan segelas pada beliau.

Aku terdiam sesaat. Mengatur napas serta keberanian sejenak sebelum akhirnya mengatakan sebuah rahasia besar.

"Mama, seandainya Riska bercerai bagaimana?." Pertanyaan itu meluncur begitu saja di bibir ini. Mama memicingkan mata, keningnya berkerut dengan banyak lipatan. Tatapan tajam Mama menghunus mataku.

Mama menarik napas dalam-dalam. Detik berikutnya Mama melunakkan tatapan nya.

"Setan akan berpesta merayakan kemenangan nya karena berhasil membuat kalian bercerai. Arsy atau singgasana Allah akan bergetar sebab perceraian mu. Apa tidak ada jalan lain selain berpisah? Mengapa tiba-tiba ingin bercerai? Ada masalah apa?." Mama lebih santai dari sebelumnya.

Sedikit tenang. Aku pun segera mengambil handphone yang sejak tadi teronggok di atas meja. Lalu detik berikutnya aku pun memutar rekaman suara Siska dan Mas Danang.

Di mulai dari Siska yang mengucapkan terima kasih karena sudah menemaninya. Di lanjutkan dengan suara Mas Danang yang berjanji akan selalu membuat Siska bahagia.

Mama tersentak kaget saat mendengar pertanyaan Siska pada Mas Danang seandainya tidak ada anak di antara mereka terlebih dahulu.

"Astaghfirulloh... jadi Siska telah hamil duluan?." Mama menatapku tak percaya. Aku mengangguk. Mama kembali mengucapkan istighfar berulang kali.

"Mereka sudah selingkuh di belakangku sejauh ini, Mah." sesak dadaku mengingat semua itu.

Aku memejamkan mata sesaat. Dada ini kembali sesak. Pengkhianatan itu sungguh menyisakkan sakit yang luar biasa. Mungkin, kalau orang ketiga nya adalah wanita lain tidak akan sesakit ini. Sayangnya, pelakor itu sepupuku sendiri. Orang yang begitu Mama sayangi. Sekolahnya di bantu oleh mama. Tapi, tanpa perasaan dia tega menghancurkan pernikahan sepupunya sendiri.

Handphone itu kembali memutar suara Siska yang menginginkan perceraian antara aku dan Mas Danang.

"Astaghfirulloh..." Mama mengurut dada berulang kali setelah mendengar suara Siska tersebut.

Segera ku elus lengan Mama dengan lembut, agar beliau bisa sedikit tenang. Meskipun, aku sendiri butuh di tenangkan. Air mata ini tidak dapat lagi ku sembunyikan. Di depan Mama aku merasakan sakit yang luar biasa.

"Sejak kapan kamu mengetahui semuanya, Nak?." suara Mama bergetar saat bertanya itu.

"Sebelum mama jatuh sakit."

"Innalillahi..." Mama kembali menarik napas panjang. Beliau menggelengkan kepalanya kuat-kuat seraya mengucapkan istighfar berulang.

"Itu kamu dapatkan dari mana, Nak?." Mama menatap nanar. Mata beliau mulai berkabut.

"Riska rekam sendiri, Mah. Waktu itu Riska mengikuti Mas Danang dan juga Siska. Riska masih memiliki banyak bukti, Mah." kuusap air mata yang membasahi pipi ini.

Mama memejamkan mata, membiarkan air mata itu berderai.

"Mama... tidak pernah tahu apa yang membuat Narti tega melakukan semua ini pada mama? padahal mama adalah orang yang selalu ada untuknya di saat ia kesusahan. Dia adik kandung mama. Tapi dia tega dan sampai hati menusuk Mama dengan cara semua ini padamu. Mama sakit hati, sangat sakit. Di perlakukan seperti ini oleh mereka." Mama terisak setelahnya.

.

.

.

Bersambung...

1
Ros Yusmiasih
teganya seorang ibu bisa bgtu .....
tinggalkan aja suamimu riska......
Strobeŕry
Luar biasa
Balqis Rukmana
yg bunuh Siska gimana?
Naomy
bego banget sih riska..malah di kasi uang ..manusia ky bibi nya itu bakal makin jadi bukan sadar
Balqis Rukmana
oh si bibik hasadan nya meninggal smp juga di akhir hidupnya
Naomy
lagian ngapain sih si riska cr kontrakan di rukam..mending cari di perumahan atw di ruko sekalian tdk ada bakalan org yg usil
Anonymous
Luar biasa
Jariyah Hilal
cerita sama seperti di novel lain
Choirun Nisa
bagus
Maria Magdalena Indarti
yg jahat sdh terima hukumannta
Maria Magdalena Indarti
vinokah???
Maria Magdalena Indarti
Vino mau ngapain???
Maria Magdalena Indarti
karma
Maria Magdalena Indarti
baiknya CLBK sm abian aja Risks
Maria Magdalena Indarti
karma untukmu Siska, hidup penuh dosa
Maria Magdalena Indarti
Riska cerdik
Maria Magdalena Indarti
ngapain juga Nanti di kasih uang.
Maria Magdalena Indarti
Nartii..... Nartiii..... tetap berulah
Maria Magdalena Indarti
waduh.... sejahat itu Siska. membunuh janin Riska. laporkan ke polisi saja spy msk penjara
Maria Magdalena Indarti
yg mana nih jodoh Riska
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!