NovelToon NovelToon
The Villainess Wants To Retired

The Villainess Wants To Retired

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Venus Earthly Rose

Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati

"Jadi namanya Dimitry, apa dia temanmu?" Tanyaku dengan penuh antusias.

"Thatcher."

"Hah?"

"Dimitry Thatcher, Putera Tertua Keluarga Thatcher."

Aku menganga tak percaya, pria tampan itu dari Keluarga Thatcher? Bagaimana bisa? Tunggu. Jika ku ingat-ingat lagi saat itu dia juga langsung memeluk Margareth dan marah kepadaku.

"Dia kakaknya Margareth?" Tanyaku dengan penuh penekanan dan kehati-hatian.

"Tentu. Bukankah mereka mirip?"

Sial! Mata biru dan rambut keemasan, bagaimana bisa aku tak sadar akan hal itu? Selain itu bentuk mata mereka memang mirip. Aku sungguh tak percaya.

"Dia juga membenciku?"

"Iya. Setelah semua yang terjadi, tentu saja dia membencimu. Apalagi setelah kejadian di pesta minum teh itu. Dia bahkan enggan bertatap muka denganku."

Aku langsung merasa menyesal, karena ulahku maka Galliard juga harus menanggungnya.

"Aku minta maaf, kakak. Aku tak tahu hal ini akan merepotkanmu juga."

"Kau tak perlu khawatir, bukankah kau bilang jika kau akan memperbaiki semuanya?" Katanya sambil tersenyum. "Atau yang kau ucapkan saat itu hanya omong kosong semata?" Sambung Galliard.

Aku bisa merasakan nada menantang dari ucapannya. Aku juga ikut tersenyum, "Kau tak bisa meremehkanku! Aku sudah berjanji dan tanpa janji itu pun aku akan memperbaiki semuanya. Kau hanya perlu menonton dan menikmati hasilnya, hehehe." Aku tertawa.

Senyuman Galliard semakin lebar dan ia membelai pucuk kepalaku. "Aku masih tak mengizinkanmu mendekati Dimitry!" Katanya dengan senyuman yang hilang dari wajahnya.

Aku tertawa lagi. Kami menghabiskan waktu bercakap-cakap dan bercanda malam itu. Sungguh maaf, Galliard. Semakin dilarang maka aku akan semakin mendekatinya. Dimitry benar-benar menarik.

Keesokan harinya, setelah sarapan aku meminta Catherine mengajakku berkeliling di sekitar penginapan. Aku ingin melihat-lihat apa saja yang ada di sana. Kami duduk-duduk di taman dan membeli makanan manis meskipun aku tak suka. Aku hanya memakannya sepotong dan memberikan yang lain kepada Catherine. Aku sudah mulai terbiasa dengan tatapan sinis orang-orang terhadapku. Aku tak tahu jika Yrina sepopuler itu. Namun, dibandingkan dengan neraka yang ku alami di duniaku yang sebelumnya. Ini tak semenyakitkan itu. Setidaknya aku di sini memiliki cinta dari keluarga. Aku akan hidup bahagia sekarang dan memperbaiki semua kesalahan Yrina yang asli perlahan-lahan. Tak peduli betapa sulitnya hal itu. Setelah puas menikmati sinar matahari pagi di taman, aku mengajak Catherine ke pasar. Mama sudah memperingatkanku agar tak pergi terlalu jauh dan setelah dari pasar, aku akan kembali ke penginapan.

Aku menikmati waktuku. Melihat-lihat benda-benda unik dan tak biasa yang dijual di sana. Di dunia ini tongkat sihir dan bola sihir diperjualbelikan seperti barang umum, seperti saat membeli alat mandi di duniaku dulu. Aku takjub. Di sini juga ada hewan-hewan "peliharaan" yang diperjualbelikan. Aku tak tahu jika kelinci di dunia ini bisa mengeluarkan api. Ada juga kucing yang bersayap. Aku melongo saat melihat hewan-hewan lucu yang tak biasa itu. Di jalanan pasar juga ada pemain musik jalanan yang memainkan musik klasik dengan harpa dan biola. Aku benar-benar masuk ke dalam dongeng. Aku memejamkan mata dan meresapi alunan biola yang dimainkan. Hatiku ringan. Aku merasakan kedamaian untuk pertama kali dalam tarikan napasku. Persetan dengan tatapan orang-orang kepadaku. Aku sedang menikmati hariku. Sangat. Aku akan memperbaiki semua kesalahan Yrina dengan perlahan. Aku tadi juga membelikan pita rambut merah muda untuk Catherine. Dia sangat senang dan langsung memakainya. Dia gadis yang manis.

"Gadis beracun." Bisikan orang-orang mulai tertangkap telingaku saat aku mulai menjauh dari tempat musisi jalanan tadi.

Aku tahu benar jika mereka membicarakanku. Ingin rasanya aku mengatakan kepada mereka untuk bersabar, aku akan berubah secepatnya. Sang gadis beracun akan berubah. Aku bersumpah. Aku akan membuat kalian semua menyukai si gadis beracun ini. Aku juga mendengar bisikan mereka tentang pertunanganku yang berakhir. Pastinya Yrina dulu terlihat sangat kejam di mata mereka semua. Mereka seharusnya tak perlu khawatir, Margareth bisa memiliki kekasihnya sekarang. Si gadis beracun sudah tak menginginkan Si Putra Mahkota.

Lalu kami pergi ke kawasan toko peralatan sihir. Aku ingin melihat-lihat alat sihir yang mungkin akan kugunakan suatu hari nanti. Padahal aku sama sekali tak punya pengetahuan apapun tentang sihir di dunia ini. Kami memilih salah satu toko di ujung jalan dekat pasar. Catherine bilang aku jarang ke toko itu sebelumnya karena biasanya aku memakai peralatan sihir langsung dari menara sihir. Aku hanya penasaran dengan isinya. Tokonya seperti toko barang antik. Dari luaran toko, ada ornamen kayu coklat sebagai papan nama toko. Pintunya terbuat dari kayu jati yang dicat coklat tua. Tinggi pintu lebih dari dua meter. Saat aku hendak membuka pintu tersebut, tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu itu dari dalam toko. Jadi aku sedikit terhuyung dan mundur ke belakang karena tak ingin menabrak orang yang baru saja keluar dari toko, dan saat aku mendongak ke arah orang itu, dia adalah Dimitry. Aku langsung tersenyum saat melihatnya sementara dia langsung menatapku dengan pandangan tak suka. Belum sempat aku mengatakan selamat pagi dan dia langsung menghindariku lalu bergegas menjauh dari toko. Tak tinggal diam, aku lalu mengikutinya, dengan Catherine yang berulangkali menghentikanku. Maaf, tetapi aku sungguh tertarik kepadanya. Matanya sungguh indah. Bertemu dengannya sungguh membuatku gembira. Dia semakin mempercepat langkahnya dan menghiraukan suaraku yang terus memanggilnya. Aku senang bisa berpapasan dengan Dimitry di sini. Aku ingin melihatnya lebih lama.

"Tuan Thatcher, bisakah kita berbicara sebentar?" Kataku berulang kali, sambil sedikit berlari kecil di belakangnya dan mengikuti langkahnya.

Tiba-tiba dia mendadak menghentikan langkahnya dan aku menabrak punggungnya dengan keras. Dia lalu menoleh ke belakang.

"Apa maumu, Yrina Lavien?" Kata Dimitry. Wajahnya menahan emosi.

Aku tersenyum manis. "Bagaimana kabarmu?" Tanyaku.

Dimitry terdiam sebentar. Matanya menelisik. Rambut keemasan yang disirami cahaya matahari dan mata biru sedalam lautan nampak sungguh indah. Bagaimana bisa ada pria setampan dia? Mengapa Yrina malah menyukai Anthony dan bukannya Dimitry?

"Langsung katakan ada perlu apa denganku."

"Bagaimana kabarmu?"

Dia memandangku tanpa berkata apapun. "Apa maumu?" Tanyanya pada akhirnya.

Aku menghilangkan senyumku agar dia tahu aku bersungguh-sungguh lalu berkata, "Aku tahu banyak hal buruk yang kulakukan kepada adikmu, aku minta maaf atas semua itu. Kupastikan aku tidak akan pernah mendekatinya lagi."

Dia diam tak menjawab. Pandangan matanya masih tak suka dan dia terlihat menahan marah.

"Aku bersungguh-sungguh, Tuan Thatcher. Aku takkan pernah mendekatinya lagi." Kataku.

"Apa pikirmu semua ini lelucon?" Tanya Dimitry.

"Bukan, sama sekali bukan. Aku tak menganggap begitu. Aku hanya ingin meminta maaf dan aku ingin memperbaiki hubungan denganmu."

"Aku tak punya waktu untuk omong kosongmu. Menjauhlah dariku!" Katanya kemudian berbalik dan pergi meninggalkanku.

"Tunggu dulu, Tuan Thatcher."

Aku mengejarnya dan menahan lengannya yang langsung ia tepis. Ia lalu berbalik lagi ke arahku.

"Tolong berhentilah, Yrina Lavien!" Kata Dimitry. Ia lalu menatap sekeliling dan aku mengikuti arah pandangannya.

Semua orang yang ada di sekitar kami sedang menonton kami seakan kami adalah tayangan televisi.

"Apapun yang sedang kau rencanakan dan jika itu menyangkut adikku, maka akan kupastikan kau akan menanggung akibatnya." Katanya. Aku bisa melihat dia menekan giginya kuat-kuat.

"Tak ada yang ku rencanakan dan aku takkan menyakiti adikmu lagi. Aku juga akan menanggung semua perbuatan yang sudah kulakukan. Semuanya. Aku akan menebus semuanya. Semuanya. Kau tak perlu khawatir." Kataku dengan mantap. Aku bersungguh-sungguh. Aku tertarik kepadanya dan aku tak ingin bermusuhan dengannya.

Dimitry terlihat gusar dan kembali melihat sekeliling lalu menarik lenganku membawaku mendekat ke kereta kuda yang letaknya tak jauh dari jalanan tempat kami berdiri. Dia lalu membuka  pintu kereta dan mengarahkanku untuk masuk ke dalam. Bahkan caranya membantu seorang wanita masuk ke dalam kereta seperti pria sejati yang penuh kelembutan meskipun dia setengah mati membenciku. Aku hanya menurut saja karena aku yakin dia takkan melukaiku. Aku sedikit tersipu dan kemudian kehilangan senyumku lagi. Kenapa aku jadi bersikap bodoh begini? Dia takkan melukaiku, kan? Aku menelan ludah karena ketakutan. Sial! Kenapa aku membiarkan orang asing menarikku masuk ke kereta kuda? Aku bodoh sekali! Tak peduli betapa tampannya orang itu seharusnya aku memberontak.

"Nona Yrina!" Panggil Catherine sembari sedikit berlari. "Lepaskan nonaku sekarang juga, Tuan Thatcher!" Teriak Catherine sambil berusaha menarik lenganku yang lain agar menjauh dari Dimitry. "Anda akan dihukum karena memperlakukan Nona Yrina seperti ini!" Sambung Catherine.

Dimitry terlihat terganggu, dan segera meminta salah satu pengawalnya untuk memegangi Catherine sebelum akhirnya ia juga ikut masuk ke dalam kereta.

"Sampaikan kepada Galliard jika aku mengajak adiknya berjalan-jalan sebentar, aku akan mengembalikannya dalam waktu dekat." Pungkas Dimitry.

Kami duduk berhadapan, saling pandang, dan dia menatapku dengan tajam sambil melipat kedua tangan di depan dadanya. Kereta kuda lalu mulai berjalan.

1
Retno Isma
🌹🌹🌹
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
☕☕☕
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
jangan Hiatus ya please... selesaikan sampe tamat.. 🌹🌹🌹🌹🌹
Venus Earthly Rose: siap kakak cantik 🥰
total 1 replies
Anonymous
lanjuddd semangat/Rose/
Venus Earthly Rose: makasih kakak ganteng 🫶🏻
total 1 replies
MiseryInducing
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Venus Earthly Rose: makasih kakak keren🫶🏻
total 1 replies
Celeste Banegas
Aku tidak bisa tidur sebelum membaca kelanjutannya, jadi cepat update ya thor! 😴
Venus Earthly Rose: makasih kakak imut 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!