Kepergian wanitanya menyisakan luka yang teramat dalam bagi Agra. Dari sekian banyaknya waktu yang ia tunggu, hanya pertemuan yang ia harapkan,
Setelah pengingkaran janji yang sempat ia terima, pertemuan masih menjadi keinginannya dalam setiap tarikan nafasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Misshunter_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasutri Baru
Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan, dari sekian juta manusia yang ditemui jika bukan pada mereka berlabuh akan terasa sulit,
mengenang sesuatu yang telah lalu hanya akan menyisakan ruang sendu,
namun, Tuhan baik atas segala perencanaannya
"bagaiman saksi sah?"
"sah..." sahut semua orang diruangan itu,
tak ada pesta mewah yang digelar, tak ada tamu undangan yang hadir hanya para sahabat dan keluarga inti saja,
semua atas permintaan Kiara, begitu pun Agra dan keluarganya tak keberatan atas permintaan sederhana itu, meskipun Agra mampu untuk menyuguhkan pesta mewah dan meriah
Kiara bawa punggung tangan Agra ke bibirnya, menciumnya takzim
Mulai saat ini ia baktikan dirinya untuk sang suami, baik buruknya ia akan berimbas pada sang suami,
tidak hanya dihadapan orang tua dan keluarga tapi juga dihadapan Tuhan Kiara berjanji untuk mengabdikan dirinya sepenuhnya pada cinta terakhirnya
Agra mengecup kening Kiara dalam, menyalurkan rasa harunya yang tak terbendung, suasana khidmat kian terasa saat lantunan do'a dimunajatkan
berharap keselamatan dan keberkahan atas mahligai pernikahan yang akan mereka arungi,
bunda dan ayah tak bisa untuk tidak menangis, saat kedua putra putrinya bersimpuh memohon do'a yang paling baik untuk kehidupan mereka,
meskipun Ikram bukan ayah kandung Agra, namun kebahagiaan dan haru yang ia rasakan tak dapat terkalahkan oleh apapun,
ikram yang membersamai masa kehamilan Kinanti hingga Agra lahir Ikram lah orang pertama yang menggendong dan mengadzankan Agra, berharap kehidupannya selalu dalam kemudahan
sementara Kiara ia meringsek tersedu sedu dalam dekapan Kinanti, mencurahkan rasa terimakasih teramat dalam, karna sudah mau menerimanya dengan tangan terbuka
"makasih bun" ungkap Kiara dengan lelehan air mata
Kinanti menepuk punggung Kiara penuh sayang, "sama sama putri ku"
mendengar kalimat itu sungguh sangat asing ditelingan Kiara, kalimat yang selalu ingin ia dengar dari mulut seorang ibu, memanggilnya dengan sebutan putriku,
kini Kiara dapatkan kembali bahagia itu, akan ia jaga kasih sayang bunda supaya ia bisa terus merasakan kalau orang tua sangat menyayangi putra putrinya itu nyata.
Setelah akad selesai ketiga mobil berjalan beriringan menuju sebuah restoran yang letaknya tak jauh dari tempat dimana Agra dan Kiara melangsungkan akad
duduk melingkar dimeja bundar, sesuai yang sudah Agra reservasi sebelumnya,
acara makan makan sederhana sebagai ungkapan rasa syukur atas kelancaran acara yang digelar, berbagai macam hidangan mewah menggugah selera terhidang diatas meja
Agra sama sekali tak melepaskan tautan tangannya, menggenggam Kiara tanpa ingin melepaskan
"kamu mau coba ini?"
"aku bisa ambil sendiri" cegah Kiara
"aku ambilkan!"
sementara tak jauh dari kursi Agra dan Kiara, Reino tengah menatap kemesraan pengantin baru itu
Reino simpan sikutnya dipundak Asep "Lo liat deh Sep, orang orang disini" ia menunjuk sekeliling, tampak aura bahagia terpancar
"kita disini cuma toping dunia Sep!"
Asep terkekeh, "benar kamu Rein"
"Mas Rehan.." panggil Reino, "mau gabung gak sama kita?"
"gabung kemana mas Rein?" seru Rehan penasaran
"jadi toping dunia. cuma kebagian nyengirnya doang" ujarnya diikuti tawa mengudara
Rehan bertugas sebagai sopir pribadi pengantin baru khusus hari ini,
ia hantarkan pengantin baru itu ke sebuah hotel mewah yang sudah Agra siapkan untuk keduanya bisa beristirahat, ya meskipun dirumah juga bisa. Tapi untuk hari ini Agar ingin suasana baru
"kamu mau mandi sekarang mas?" ujar Kiara
Agra tegak kan punggung nya seketika "kamu panggil aku apa? coba sekali lagi aku ingin dengar"
Kiara terkekeh "gak ada siaran ulang" ejeknya
"begitukah?"
Kiara bergerak menghampiri Agra yang saat ini duduk ditepi tempat tidur, ia mengalungkan kedua tangannya dileher Agra "Mas Agra" ulangnya
"Oh shit!" umpat Agra "kenapa terdengar manis begitu saat keluar dari bibir kamu" Agra lingkarkan kedua tangannya pada pinggang istrinya
"sama aja. Alea juga manggil kamu Mas Agra!"
"tapi kali ini berbeda sayang, karna kamu yang panggil"
"sudah ah, aku mau mandi dulu. Badan ku lengket semua" ujar Kiara, seraya bergerak dari hadapan Agra
"aku ikut.." seru Agra
"gak boleh!!"
"Pokoknya ikut sayang" ujar Agra,
Kiara malah berlari menjauhi kejaran suaminya, hingga saat tubuhnya tertangkap suaminya Kiara memekik seraya tawa yang mengudara penuh bahagia.
**
"sampai kapan kita harus rebahan seperti ini mas? Sudah berapa serial yang kita tonton"
"kamu benar sayang. Tapi kali ini mas ingin makan, perut mas lapar sekali"
saat ini pasutri baru itu tengah menikmati berbagai makanan ringan dengan serial drama yang terus berganti, tiduran bersama
Kiara tidur diatas dada bidang Agra mendengarkan bunyi detak jantung suaminya yang akan ia gemari mulai saat ini,
Kiara mendongak "seingatku bekas makanan disana lebih banyak bekas kamu ketimbang aku"
"benarkah?" Agra terkekeh "kalau gitu apa yang bisa mas makan tapi tidak membuat perut mas sakit karena terlalu kenyang"
"semangkuk mie?" cetus Kiara
Agra menggeleng "gak mulai sekarang is't not my passion. Mas mau hidup lebih sehat supaya bisa hidup lebih lama sama kamu"
Agra mengecup puncak kepala Kiara seraya berbisik "apa kamu cukup manis untuk mas jadikan hidangan penutup malam ini?"
Kiara terkekeh "aku belum pernah mencoba mencicipi diriku sendiri, mungkin kamu mau mencicipiku?"
Agra tertawa "dengan senang hati"
Agra berguling keatas tubuh Kiara, ia tarik selimut tebal itu hingga menutupi seluruh tubuh mereka,
"tunggu.." perintah Kiara
"kenapa?"
"kamu belum mematikan lampu nya mas!"
"Harus?"
Kiara mengangguk dengan mata menyipit lucu. Agra mana bisa menolak ia kembali turun dari atas tubuh istrinya,
mematikan lampu utama terlebih dahulu, hanya menyisakan lampu tidur diatas nakas, menciptakan suasana yang syahdu berteman cahaya temaram
"seperti ini yang kamu suka sayang?" cetus Agra
"seperti ini lebih baik"
Agra hampiri sang istri, ia ulurkan tangannya kehadapan Kiara, yang langsung mendapat sambutan
Kiara bangkit, mengikuti alur main sang suami. "Kita akan menari?"
"kamu tidak suka?"
"bukan, aku hanya tidak pandai menari"
Agra tersenyum kecil "kamu hanya perlu mengikuti gerakan mas" Agra simpan kedua tangan Kiara pada pundak kokohnya, sementara kedua tangan besarnya ia simpan pada panggul Kiara
supaya suasana lebih hidup, ia tambahkan alunan musik yang mengalun mengiringi gerakan keduanya, perlahan tapi pasti
"anggap saja ini pesta kita berdua, hanya kita" ungkap Agra
Kiara tersenyum dengan cairan bening yang membayang dipelupuk mata
Agra menyadari itu "kamu terlalu banyak menangis hari ini. Jangan katakan kalau kamu menyesal menikah sama mas" goda Agra
Kiara pukul dada Agra pelan, "ish, aku tuh terharu bahagia. Ternyata masih ada pria yang mau menerima aku bahkan setelah tahu kalau aku wanita..."
Agra kecup bibir Kiara singkat, dan hal itu berhasil membuat Kiara tak melanjutkan ocehannya "jangan bicarakan itu lagi. Lebih baik kita bicarakan tentang kita dan anak anak kita nanti"
"anak anak?"
"ya.. 3 atau 4. atau mungkin 7"
Kiara menggeleng "itu terlalu banyak. 1 saja cukup!"
"kasihan dia tidak punya teman bermain"
"kalau begitu cukup 2 saja"
"2 terlalu sedikit sayang. Tidak seru!" protes Agra
"3. Tidak ada penawaran lagi."
"baiklah kalau begitu. Bisakah mas makan hidangan penutup itu sekarang? adik mas sudah meronta ingin masuk kedalam sarangnya"
Agra dorong tubuh Kiara pelan hingga terjatuh diatas tempat tidur, saat Kiara berikan anggukan sebagai jawaban.