Cerita ini mengkisahkan tentang seorang wanita hebat bernama Qiaraa yang ingin menjalani kehidupan dengan lebih baik,dalam hidupnya ia selalu disalahkan sebagai penyebab ibu nya meninggal,suatu hari ia bertemu dengan seorang pria dingin yang tak di kenalnya,akan kah dia mendapatkan kehidupan yang ia ingin kan atau malah sebaliknya??,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neng Ikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Melamar
MELAMAR
Pintu rumah terbuka saat pria tampan itu memencet bel beberapa kali, seseorang wanita dengan penampilan yang glamor membulatkan matanya ketika melihat siapa yang datang.
"Apa saya tidak salah lihat,tuan Angga mengunjungi rumah saya"
Senyum merekah itu seketika pudar Setelah mengetahui wanita yang sedang berada di samping nya.
Wanita itu heran kenapa Qiaraa bisa datang bersama pria tampan dan seorang CEO muda yang sangat terkenal di kota Jakarta yang sedang digandrungi oleh gadis gadis saat ini.
"Apa papa ada di rumah,?? "
Pertanyaan itu membuyarkan lamunan Ine,ibu Sambung Qiaraa.
"Papa lagi di kantor" ucapnya ketus "Silahkan masuk tuan,!!" tersenyum ramah
Pria itu tampak heran dengan perbedaan ekspresi nya itu,namun ia tak mau ambil pusing,ia mengikuti nya dari belakang sambil terus memegang tangan wanitanya.
Setelah di persilahkan duduk,Ine meminta izin untuk menelpon suaminya di kamar nya karena tahu kedatangan mereka untuk bertemu Hendra suaminya.
Tut tut tut
"Angkat dong pah telpon nya "
Ine berjalan maju mundur seperti setrikaan
"Halo pah,papa cepat pulang sekarang!!" Berbicara tanpa basa-basi
"Ada apa mah,papa masih ada urusan di kantor??"
Hendra yang sedang pusing dengan keadaan kantor nya,malah disuruh pulang oleh sang istri, membuat nya semakin pusing.
"Di rumah kita ada tamu mulia, pasti papa seneng kalau lihat tamu yang satu ini,tapi mama bingung kenapa dia datang sama Qiaraa"
"Sama Qiaraa, siapa tamu yang mama maksud??"
"Itu loh pah,CEO muda yang memimpin PT.ADITYA WIJAYA, perusahaan yang sekarang makin sukses itu pah"
"Apa mama gak salah??,mana mungkin dia ke rumah kita??" Hendra tidak percaya
"Makanya papa pulang sekarang!!,ini kesempatan buat papa, siapa tau dia mau investasi di perusahaan kita pah "
Ine langsung mematikan telponnya,ia tak sabar ingin menemui pria yang akan memberikan keuntungan untuk nya itu.
Tidak seperti biasanya yang selalu menyuruh pembantunya untuk menghidangkan minuman kepada tamu nya,tapi kali ini Ine membawa nya sendiri.
"Silahkan tuan di minum dulu,papa lagi di jalan!!, " I
Ine meletakkan minuman di atas meja,ia sengaja mengatakan Hendra sedang di jalan supaya Angga menunggu.
"Terimakasih" Jawab nya santai
Ine mendelik ke tangan Qiaraa yang dari tadi tidak lepas dari genggaman Sang CEO tampan tersebut.
"Tasya kemana mah?" Gadis itu melihat kanan kiri mencari sosok yang di cari nya.
"Dia lagi kuliah, biasalah anak Tante yang satu itu sangat rajin,cantik dan juga sangat cerdas,tidak seperti dia" Melihat ke arah Qiaraa dengan jengah
Qiaraa hanya terdiam mendengar celotehan ibu Sambung nya,sudah menjadi makanan sehari-hari bagi nya diperlakukan seperti itu olehnya.
Sebenarnya ia sudah geram ingin menimpali perkataan ibu Sambung nya dengan perkataan yang pedas,tapi ia urungkan niatnya ketika melihat Angga di samping nya,ini bukan waktu yang pas untuk berdebat dengan ibu sambung nya itu.
Tapi dari sini Angga berpendapat bahwa seperti nya hubungan Qiaraa dengan keluarga nya ini tidak terlalu baik,entah kenapa ia jadi penasaran bagaimana sebenarnya kehidupan gadis yang akan menjadi istri nya ini,namun ia menahan rasa penasaran nya itu,ia akan menanyakan nya nanti saat sedang berdua dengan nya.
Tak lama kemudian, suara mobil Hendra terdengar berhenti di depan rumah,Ine yang mendengar nya segera menyambut nya ke depan dengan langkah sedikit berlari.
Melihat kedatangan sang calon mertua,Angga berdiri dan berjabat tangan dengan nya, sementara Qiaraa mencium tangan pria setengah baya yang masih terlihat muda itu yang seperti nya sedang kebingungan.
"Silahkan duduk !!"
Hendra menatap bingung kedua anak muda di depannya, entah apa yang membuat mereka ingin menemui nya.
"Kalau tidak salah,anda ini anak dari pak Aditya,apa saya benar?? "Berkata dengan Angga dengan hormat
Qiaraa heran,kenapa papa nya bisa mengenal pria di sampingnya ini ,apa segitu terkenal nya dia sehingga semua orang seperti mengenalnya.
"benar sekali tuan,saya tidak menyangka bapak bisa mengenali ayah saya" Angga menjawab dengan penuh wibawa
"Siapa yang tak kenal dengan beliau, orang yang sangat sukses di kalangan pebisnis saat ini,"
"Tuan terlalu berlebihan"
Hendra sangat menyukai sifat pria ini, karena tidak sombong seperti yang para pengusaha muda lainnya.
"Jadi,apa yang membuat tuan muda ini berkunjung ke rumah sederhana saya ini??"
"Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk melamar Qiaraa untuk menjadi istri saya"
Hendra membulatkan matanya tak percaya, apalagi Ine yang mematung mendengar perkataan Pria tampan berdarah biru itu.
"Apa saya tidak salah dengar??"
"Tidak sama sekali tuan,saya meminta izin untuk menikahi anak anda,dan semua persiapan pernikahan sudah di persiapkan oleh orang tua saya,anda tinggal datang untuk menjadi wali kami"
"Ja jadi semua ini benar,mah tolong cubit pipi papah ??"
Dengan polosnya Ine langsung mencubit pipi Hendra karena ia pun sama terkejutnya dengan perkataan tuan muda ini.
Hendra seperti sedang bermimpi,tak ada angin tak ada hujan, putri yang selalu ini tak pernah ia hargai itu kini akan menikah dengan orang terpandang di Jakarta.
"Jadi bagaimana,apa tuan merestui kami??"
Angga memeluk bahu wanita berkulit putih itu membuat wanita itu tak karuan, sehingga wajah nya berubah kemerahan.
Sedangkan Hendra dan ini saling bertatapan saat melihat keduanya yang begitu romantis.
"I i Iyah saya merestui kalian" menjawab dengan gugup
"Kalau begitu,saya pamit karena maksud kedatangan kami telah saya sampaikan dan di terima oleh tuan dengan baik"
Angga maupun Qiaraa berdiri,berlalu meninggalkan kediaman Mahendra, sementara Hendra dan Ine masih mematung melihat kepergian mereka sampai mobil yang di tumpangi nya mulai menjauh.
Hendra memasuki rumah di ikuti oleh Ine di belakangnya, memijat pelipisnya sambil terus memikirkan kejadian barusan.
"Pah,darimana anak papa itu bisa mengenal pria limited edition itu, jangan jangan dia pake pelet lagi "
Ine mendengus kesal membayangkan kemesraan Qiaraa dan pengusaha muda itu,ia tak rela Qiaraa mendapatkan suami seperti nya, menurut nya anaknya lah yang lebih pantas bersanding dengan pria tersebut.
"Cukup mah, jangan pernah mama berpikiran seperti itu!!"
Pertanyaan Ine membuat Hendra geram, karena walaupun Hendra sering menyalahkan putri nya atas istri nya yang meninggal,tapi Hendra tak terima bila anak kandungnya di Katai seperti itu.
"Maksud mama bukan seperti itu pah, lebih baik pria tadi kita jodohkan sama Tasya,pasti kalau pria itu ketemu nya sama Tasya dulu dia bakalan suka sama anak kita,bukan sama si Qiaraa,iyah kan pah?? "
Ine membayangkan anaknya bersanding dengan pria tadi,namun perkataan itu malah membuat Hendra semakin emosi di buatnya.