Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story94
Disini Aku akan bahas Versi Dewasanya Sean dan Nayya ..
Please jangan lupa Follow, Like, Vote, dan Coment nya ya readers ...
Yang suka Mellow Romance dan keromantisan yok ngumpul baca cerita ini ..
"Aku memang mencintaimu Nayy, tapi Aku juga punya batas kesabaran seorang pria".
"Cukup 10 tahun kita terpisah, Aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Apa kau tidak merasa kehilangan selama 3 bulan terakhir ini"? tanya Sean dengan serius.
Kedua insan yang akhirnya bertemu setelah 10 tahun dalam versi Dewasa dan Mapan.
Nayya semasa SMA pernah menjalin kasih dengan Excel, namun harus kandas.
Sebab Excel kembali pada cinta pertamanya yang tak lain sahabatnya Nayya sendiri.
Sean sendiri adalah kakak dari Excel.
Dia lebih mencintai Nayya dan memendam perasaan nya selama 13 tahun lamanya.
Akankah cinta dan perjuangan nya Sean terbalaskan di Season 2 ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 Clear
Akhirnya Sean dan Arga sampai di Apartemennya Nayya, mereka langsung membobol kunci sandi pintu Apartemen tersebut. Karena akan hanya membuang waktu saja kalau teriak-teriak minta dibukakan pintu oleh sang tuan rumah.
"Nayya .. Nayy .. Nayya"! teriak Sean menggema didalam ruangan itu.
Apartemen Nayya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, semuanya pas pada porsinya sebab dirinya hanya tinggal sendirian atau terkadang ditemani oleh Victor sepupunya.
Semua ruangan sudah dibuka Sean, termasuk kamar mandi tempat biasa Nayya menenangkan diri kalau sedang kacau seperti ini. Namun Nayya tetap tidak terlihat dimanapun. Sesaat kemudian Arga menatap kearah pintu balkon yang sedikit terbuka.
"Dokter"! teriak Arga.
"Ada apa Arga"? sahut Sean, namun pandangan nya mengikuti arah tatapan dari Arga. Sontak membuat Sean langsung berlari keluar menuju balkon kamar.
"Nayya"! teriak Sean saat melihat Nayya telah duduk diatas pembatas balkon tersebut dengan kaki yang bersimpuh pada kedua tangan dan lututnya.
Nayya perlahan mendongak, saat melihat sosok pria yang selalu ada disisinya disaat kacau seperti ini.
Sean terlihat perlahan melangkah mendekatinya, namun Nayya lebih dulu melihat pergerakannya.
"Stop! Jangan kemari, atau Aku akan lompat
ancam Nayya dengan sorot mata yang kosong.
"Please Nayy, Please come on ini semua bisa kita bicarakan baik-baik, hmm". ucap Sean lembut.
"No, I don't trust anyone anymore". pekik Nayya mulai kembali frustasi.
Terkadang hal seperti inilah yang membuat Nayya, menjadi pribadi yang tidak dapat mempercayai orang lain, siapapun itu sulit untuk ia percayai.
"Nayy Please jangan bertindak bodoh"! teriak Sean dengan keras, saat melihat kaki Nayya yang mulai ia turunkan ke arah bawah balkon.
"Aku memang gadis bodoh, Andai kita tidak pernah bertemu kembali. Semua kejadian hari ini tidak akan pernah terjadi padaku. Tiap kali Aku mulai percaya akan arti sebuah kasih sayang dari seseorang, semesta tidak pernah merestuinya". lirih Nayya.
"Andai Mr.Rayen bukanlah Ayah kandungmu, mungkin Aku akan tetap menganggap Kamu adalah kakaknya Excel yang tidak pantas Aku miliki".
"Dan Andai waktu bisa diputar kembali, lebih baik Aku menghilang selamanya dari kalian semua"!sambungnya lagi dengan tertawa hambar.
"Please Nayy .. turun dulu, semuanya bisa kita bicarakan didalam. Please jangan seperti ini Nayy". gumam Sean dengan nada serendah mungkin.
"Kalau Aku sudah tiada, mungkin semua orang akan merasa puas dan tidak akan menggangguku lagi".
"Aku ingin menemui papa dan mamaku disurga". ucapnya sembari ingin menjatuhkan tubuhnya.
"Kata siapa Kamu akan masuk surga kalau Kamu bunuh diri! Dasar gadis bodoh"! ucap Victor yang langsung dengan cepat menarik Nayya saat lengah, dan mereka terjatuh berdua keteras balkon tersebut.
"Lepasin .. lepasin Aku .. Aku mau nyusul mama papa Victor .. lepasin". teriak Nayya histeris.
"CUKUP NARRA .. KU BILANG CUKUP .. CUKUP"! bentak Victor menggelegar.
Hiks .. hiks .. hiks .. Nayya menangis sesegukan dipelukan kakak sepupunya itu.
"KALAU KAU MATI SEKARANG, SEMUA YANG MEMBENCIMU AKAN BERTEPUK TANGAN DENGAN MERIAH DAN SUKA CITA MERAYAKAN HARI KEMATIANMU, KAU MAU ITU TERJADI HAH"!
"SADAR .. KAMU HARUS SADAR .. INGAT SEMUA ORANG YANG IRI PADAMU SEDANG TERTAWA BAHAGIA SAAT INI, APA DENGAN KAU MATI SEMUA MASALAH AKAN SELESAI? TIDAK, SEMUA AKAN BERTAMBAH MENJADI RUMIT. DAN BERITA AKAN MEMBENARKAN BAHWA SELAMA INI KAU SEDANG MENGIDAP KELAINAN MENTAL"! bentak Victor lagi.
"Tapi itu yang mereka mau Victor". ucapnya pelan.
"LALU, JIKA ITU YANG MEREKA INGINKAN".
"KAMU MAU MENGABULKAN SEMUA ITU DENGAN SUKARELA IYA? DASAR BODOH! PERCUMA KAU BELAJAR BERTAHUN-TAHUN JIKA MENTALMU MASIH SELEMAH INI NARRA"! tukas Victor.
"KAU HARUS BANGKIT, MANA NARRA YANG SEJAK KECIL KUKENAL BERANI, TANGGUH DAN PANTANG MENYERAH! HANYA KAU SATU-SATUNYA SAUDARA YANG KUPUNYA SAAT INI, APA KAU MASIH TIDAK PAHAM JUGA HAH"? ucap Victor dengan sarkas.
"Cukup! Cukup membentak dan meneriaki Nayya seperti itu, Kau tahu dia sedang terguncang"! sela Sean dengan tatapan tajamnya.
Victor yang sejak tadi belum memperhatikan Sean betul-betul, sontak membuatnya menoleh kearah pria yang menjadi penyebab kekacauan hari ini.
Bugghhhh ... satu pukulan menghantam rahang pipi Dokter tampan itu. Victor benar-benar naik pitam saat melihat keberadaan Sean disana.
"Lo gila hah"! teriak Sean yang tidak terima saat dipukul oleh Victor. Namun Victor kembali meninju wajah Sean dengan keras.
Buggghh ... "Sial .. Kau"! Saat melihat Sean jatuh tersungkur, Arga langsung menyerang Victor dan terjadilah saling baku hantam.
Nayya yang melihat pertarungan itu terjadi langsung berdiri dan melerai mereka. "Stop! gue bilang stop"!
Seketika Victor dan Arga langsung diam ditempat.
"Kalian pikir rumah gue tempat ring tinju hah"?
"Lebih baik kalian semua keluar dari sini sekarang"!
"Tapi Nayy". potong Sean cepat.
"Gue bilang keluar .. keluar"! teriak Nayya kencang.
"Mereka aja yang keluar"! bantah Victor.
"Semuanya keluar"! teriak Nayya kembali.
Dengan terpaksa Victor, Arga, dan Sean keluar dari Apartemen Nayya. Sedangkan Nayla masih diam ditempat, tidak berani ikut campur. Sebab baru ini dia melihat sisi lain dari diri seorang Nayya.
"Tutup pintunya Nay, jangan biarkan mereka masuk"! titah Nayya lalu pergi masuk kedalam kamarnya.
Nayla menghela nafasnya, lalu ikut menyusul Sean, Victor, dan Arga keluar dari dalam Apartemen.
Mereka bertiga saling menatap tajam tidak suka.
Nayla pun akhirnya, mencoba menjadi penengah untuk mereka sekarang ini.
"Lebih baik kita cari tempat untuk bicara"! ujar Nayla.
"Kak"! sentak Nayla saat melihat Victor masih tidak bergerak dari tempatnya.
Victor menghela nafasnya, lalu mengekor calon istrinya itu. Kemudian disusul oleh Arga dan Sean.
Disinilah mereka berempat berada, disebuah cafe yang tidak jauh dari Apartemennya Nayya.
"Baiklah, disini Aku bukan hanya sebagai Asisstan Dokter Narra. Tapi juga sekaligus sahabat baiknya. Sebelumya apa yang terjadi dengan Dokter Roland dan juga Dokter Narra hanya sebatas salah paham, Jadi please turunin ego kalian dulu"! sentak Nayla.
Sean dan Victor melirik satu sama lain namun tidak ada satupun yang berani mengeluarkan suaranya.
"Dokter Roland perkenalkan, ini Kak Victor kakak sepupunya Dokter Narra, dan ini Dokter Roland atau biasa dipanggil Dokter Narra dengan nama Sean".
Lagi dan lagi Sean menatap Victor dengan tatapan penuh arti, seolah mereka berdua pernah bertemu sebelumnya. Sean mulai mengingat nama Victor, sesaat kemudian ia ingat salah satu sepupuku Nayya yang tinggal di Zurich, Swiss.
"Kau". ucap Sean yang sudah mengingat Victor.
Ccckkkk ... Victor berdecak sebal melihat ekspresi Sean yang berubah menjadi lebih ramah padanya.
"Kau Victor sepupunya Nayya yang di Zurich kan"? tanya Sean untuk memastikan.
Victor memutar bola matanya malas.
"Cih .. Akhirnya sadar juga". desis Victor.
"Sorry, Aku gak ngenalin Kamu sebelumnya". ucap Sean yang merasa bersalah menuduh Nayya ada gebetan lain, dia benar-benar terbakar api cemburu.
"Aku mau langsung ke intinya aja sekarang".
"Perkenalan kita bisa di lanjut di lain kesempatan, yang terpenting saat ini adalah Aku mau Kamu mengadakan Konfrensi pers segera".
"Ya Aku setuju Kak". sahut Nayla menimpali.
"Undang seluruh wartawan dan media berapa negara yang sempat membaca berita viralnya Narra. Aku mau Kamu membuktikan bagaimana cara Kamu mengatasi semua kekacauan ini".
"Aku mau semuanya harus clear tanpa bekas sedikitpun, Kau tahu Aku bisa berlaku kejam pada siapapun yang berani menyakiti adik kesayanganku".
"Sudah cukup Narra menderita oleh adikmu yang berengsek itu. Jika kau memperlakukan hal yang serupa dengan Narra, Aku pastikan kau tidak akan bertemu dengannya lagi"! ucapnya dengan sarkas.
Sean hanya bisa mengangguk, lalu menundukan wajahnya dengan perasaan bersalah yang sedang menyelimuti hati dan juga pikirannya.