NovelToon NovelToon
KAISAR IBLIS TAK TERKALAHKAN

KAISAR IBLIS TAK TERKALAHKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Iblis / Akademi Sihir / Light Novel
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: NAJIL

Menceritakan perjalanan raja iblis tak terkalahkan yang dulu pernah mengguncang kestabilan tiga alam serta membuat porak-poranda Kekaisaran Surgawi, namun setelah di segel oleh semesta dan mengetahui siapa dia sebenarnya perlahan sosoknya nya menjadi lebih baik. Setelah itu dia membuat Negara di mana semua ras dapat hidup berdampingan dan di cintai rakyat nya.

Selain raja iblis, cerita juga menceritakan perjuangan sosok Ethan Valkrey, pemuda 19 tahun sekaligus pangeran kerajaan Havana yang terlahir tanpa skill namun sangat bijaksana serta jenius, hidup dengan perlakukan berbeda dari ayahnya dan di anggap anak gagal. Meskipun begitu tekadnya untuk menjadi pahlawan terhebat sepanjang masa tak pernah hilang, hingga pada akhirnya dia berhasil membangkitkan skill nya, skill paling mengerikan yang pernah di miliki entitas langit dengan kultivasi tingkat tertinggi.

Keduanya lalu di pertemukan dan sejak saat itu hubungan antara bangsa iblis dan ras dunia semakin damai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NAJIL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Asap tebal menyelimuti Istana Langit, memancarkan hawa membara yang menyiksa. Panasnya bukan sekadar menyengat, melainkan membawa radiasi kosmik yang mampu merobek tubuh hingga hancur dari dalam. Suatu kekuatan mengerikan yang membuat seluruh tempat itu seperti neraka di puncak langit.

Kulit yang terkena udara panas itu seketika mengelupas, memancarkan aroma logam terbakar. Jika ada prajurit tingkat rendah di dekat sana, kematian mereka tak akan sekadar menyakitkan—melainkan kehancuran total yang bahkan tak menyisakan apa pun untuk dikenang.

Sumber kehancuran ini—meteorit kolosal yang beberapa menit sebelumnya menghantam Istana Langit. Ledakan itu meluluhlantakkan segalanya, menyeret simbol perdamaian surgawi ke jurang penghinaan. Istana yang megah kini tak lebih dari puing-puing tak berbentuk.

"Sungguh mengerikan," pikir siapa pun yang menyaksikannya. Namun, lebih dari itu, ini adalah perwujudan teror yang tak terbayangkan.

Di tengah kehancuran itu, Raja Iblis berdiri gagah, dikelilingi asap pekat yang belum sepenuhnya menghilang. Tatapannya tajam dan menyala merah, menembus kegelapan seperti bara api yang tidak pernah padam. Dia berada di atas puing tertinggi dari meteorit, seolah tak tersentuh oleh kehancuran yang baru saja ia lepaskan.

Alih-alih terluka, tubuhnya terlihat utuh, nyaris sempurna. Baju zirah hitam legam yang melindunginya telah musnah, digantikan oleh pakaian hitam bermotif bunga wisteria yang tampak kontras dengan auranya yang dingin dan mematikan.

"Dugaanku benar, ini belum berakhir," katanya dengan suara lembut namun penuh ironi. Tawa kecilnya memecah kesunyian, dingin dan tajam, menggema seolah-olah mengejek ketakutan lawannya.

Di sisi lain, meteorit besar itu telah hancur terbelah menjadi tiga, menghujani reruntuhan Kekaisaran Langit dengan puing-puing besar yang terus memancarkan radiasi. Beberapa saat kemudian, suara ledakan terdengar dari balik dua bongkahan raksasa.

Empat menteri surgawi muncul dengan tubuh yang penuh luka menyedihkan. Wajah mereka yang dulunya memancarkan wibawa kini redup, dipenuhi ekspresi kelelahan dan rasa sakit. Tubuh mereka menggigil, menanggung efek radiasi kosmik yang merusak mereka dari dalam, perlahan tapi pasti.

Tak lagi dalam wujud monster Nirwana, mereka sekarang berada dalam bentuk hybrid—separuh makhluk Nirwana, separuh wujud normal. Luka dan memar menghiasi tubuh mereka, tetapi yang paling mencolok adalah cahaya redup di mata mereka, seolah-olah keyakinan mereka mulai terkikis.

Raja Iblis tersenyum puas, matanya bersinar lebih terang saat melihat mereka dalam keadaan seperti itu. "Lihatlah kalian sekarang," ujarnya, penuh ejekan. "Apakah ini yang disebut keagungan bangsa langit? Menggelikan."

Keheningan di antara mereka adalah saksi bisu dari pertempuran yang belum selesai. Namun, jelas bahwa pihak mana yang memegang kendali penuh atas situasi ini.

“Ha-ha-ha! Bagaimana? Apa kalian menikmati pertunjukannya? Kuharap kalian terhibur!” Tawa Raja Iblis menggema, memecah keheningan dengan nada yang penuh hinaan dan kesombongan. Suara itu membawa beban kehancuran, seolah-olah ia tak hanya menertawakan para menteri, tetapi seluruh Kekaisaran Langit.

Di tengah kepungan rasa sakit dan kehancuran, para menteri yang berada dalam mode Hybrid kini berdiri. Mode ini memberikan kekuatan luar biasa, terutama dalam ketahanan tubuh. Namun, di balik itu, ada perasaan marah yang membara—kesadaran bahwa mereka dipaksa masuk ke dalam kondisi ini.

"Iblis sialan!" bentak salah satu menteri dengan suara geram, matanya menyala penuh amarah.

“Kau akan membayar ini, iblis,” sambung yang lainnya, tangannya mengepal hingga urat-uratnya terlihat jelas.

“Memaksa kami masuk dalam mode Hybrid, sepertinya itu memang tujuanmu, kan?”

“Iblis rendahan! Tidak tahu diri!”

Ekspresi kemarahan terpancar jelas dari wajah mereka. Mereka tahu betul, Raja Iblis telah mempersiapkan segalanya, mulai dari meteorit kosmik hingga radiasi yang memaksa mereka melepaskan wujud sejati mereka. Meskipun mereka abadi, kematian dalam pertempuran akan merampas 90% energi mereka dan membutuhkan waktu seminggu penuh untuk pulih sepenuhnya.

Namun, di antara mereka, Mikael adalah pengecualian. Tidak peduli berapa kali dia mati, dia akan bangkit kembali dengan kekuatan yang utuh—bahkan lebih kuat. Justice Adam, kemampuan uniknya, memberinya tambahan kekuatan sebesar 50% setiap kali ia bangkit. Hal ini membuatnya bukan hanya tak terkalahkan, tetapi juga menjadi senjata yang terus meneror musuh dalam pertempuran berkepanjangan.

Raja Iblis tersenyum sinis, matanya berkilat. “Sampah seperti kalian selalu berbicara tentang keadilan. Keadilan? Sungguh tidak pantas keluar dari mulut kalian!” Nada kesombongan mulai memudar, digantikan oleh keseriusan yang menusuk.

“Iblis rendahan seperti kalian mana paham arti sebuah keadilan! Kalian tak lebih dari makhluk yang gemar membuat kerusakan!” Menteri Zeus menimpali dengan suara lantang, penuh dengan keyakinan.

“Kami sudah hidup jutaan tahun! Jangan ajari kami apa itu keadilan!” potong menteri lainnya, nada suara yang dipenuhi rasa percaya diri mulai menggema.

Namun, jawaban mereka hanya membuat Raja Iblis tersenyum tipis. “Keadilan? Baiklah…” gumamnya pelan, suaranya penuh ironi. “Kalau begitu, mari kuberi tahu apa arti keadilan yang sebenarnya!”

Tanpa peringatan, tubuhnya melesat seperti bayangan hitam yang menerobos asap tebal. Udara di sekitarnya terasa menegang, membawa aura yang membuat siapapun di dekatnya merasa dicekik.

“Kalian membantai semua bayi bangsa Iblis hanya untuk menemukan diriku,” serunya saat melaju dengan kecepatan yang nyaris tak terlihat. “Lalu kalian mengeksekusi sosok keadilan sejati, hanya untuk pelampiasan amarah kalian. Apakah itu yang kalian sebut keadilan? Jangan bercanda!”

Kata-katanya seperti cambuk yang melukai, memaksa para menteri menghadapi dosa-dosa mereka sendiri.

Keempat menteri dengan cepat merespons. Mereka mengeluarkan senjata masing-masing—manifestasi kekuatan mereka yang baru dari mode Hybrid. Pisau suci, tombak bercahaya, pedang dengan ukiran simbol surgawi, dan cambuk berbentuk naga siap menyambut Raja Iblis.

Ledakan energi keduanya menggetarkan puing-puing yang tersisa, menciptakan gelombang kejut yang menyapu langit. Pertarungan babak baru akan dimulai kembali, dan intensitasnya lebih dari apa yang pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Empat tebasan energi hitam berputar melesat dengan kecepatan luar biasa, membelah ruang dan waktu di sekitarnya. Energi itu membawa aura kutukan yang mengerikan, seolah-olah kematian itu sendiri tengah menyerang. Radiusnya begitu besar, mustahil untuk dihindari.

Menteri Iskandar Agung, sang Hybrid Phoenix, melompat maju, mengangkat kedua tangannya dengan keyakinan teguh. Sebuah penghalang emas—barrier dengan cahaya kuning berkilau seperti matahari surgawi—muncul di hadapannya. Benturan hebat untuk yang kesekian kalinya kembali tak terelakkan.

Tekanan dari energi kutukan Raja Iblis berbenturan langsung dengan energi surgawi Nirwana, menciptakan ledakan angin yang mengguncang segalanya. Shockwave yang dihasilkan meluluhlantakkan puing-puing istana surgawi yang tersisa, sementara tornado besar efek tabrakan muncul menyapu medan perang dengan kekuatan yang mengguncang langit.

Namun, Raja Iblis itu tak berhenti begitu saja. Meskipun tebasannya berhasil dibelokkan, ia tiba-tiba menghilang, kecepatan gerakannya menembus batas penglihatan. Dalam sekejap, ia muncul tepat di depan Iskandar Agung, menarik jenggot putih panjangnya dengan kasar.

“Rasakan ini!”

Dengan kekuatan luar biasa, Raja Iblis membanting tubuh Iskandar ke reruntuhan. Suara hantaman terdengar seperti gemuruh gunung runtuh. Debu dan puing beterbangan, meninggalkan bekas kawah besar di lokasi itu.

Namun, para menteri lain tak tinggal diam. Hybrid Kera melesat dari kejauhan, gerakannya hampir mustahil dilihat oleh mata telanjang.

Dengan tinjunya yang bertenaga, ia menghantam wajah Raja Iblis. Pukulan itu membuat tubuh Raja Iblis terpental ke udara, sementara Iskandar Agung yang tersungkur perlahan mencoba bangkit dari kawah reruntuhan.

Belum selesai. Hybrid Babi menerobos masuk ke medan pertempuran dengan gemuruh langkahnya. Dengan senjata berbentuk pisau bercahaya menyerupai taring babi, ia menyusul Raja Iblis di udara dan meluncurkan tebasan ganas. Tubuh Raja Iblis kembali terhempas ke belakang, menembus bebatuan dan meninggalkan jejak kehancuran.

“Matilah, Iblis!” teriak Hybrid Babi.

Dari balik awan gelap yang menguasai langit, Hybrid Naga meluncurkan cambuk naga raksasa bercahaya merah. Cambuk itu turun dengan gemuruh petir, menghantam Raja Iblis yang masih terlempar. Dentuman besar terdengar saat energi cambuk itu menghancurkan area pertempuran, menciptakan kawah baru di tanah reruntuhan.

Namun, di tengah kekacauan itu, Raja Iblis muncul kembali dari kepulan asap reruntuhan. Tubuhnya penuh luka, napasnya terengah-engah, tapi ia tetap tersenyum—sebuah senyum yang memancarkan adrenalin sekaligus kesombongan. Ia menegakkan tubuhnya dengan perlahan, berdiri kembali di atas puing-puing.

“Kalian pikir itu cukup?” suaranya menggema, nadanya penuh ejekan. Raja Iblis menarik napas dalam-dalam, menyelaraskan lajur energinya dengan cepat. Matanya yang merah menyala mengunci pandangan pada keempat menteri, sorotannya seperti pisau yang menembus hati mereka.

Hybrid Kera, dengan pedang bercahaya yang bergetar di tangannya, menggeram. Energi surgawi yang mengelilingi pedangnya semakin intens, memancar hingga memenuhi udara di sekitar. Ia mengarahkan senjatanya ke Raja Iblis.

“Kau… harus segera diakhiri. Kau tidak pantas menginjakkan kakimu di tempat ini, Iblis!”

Aura di medan perang semakin menegang, seolah alam semesta berhenti sejenak untuk menyaksikan pertempuran yang akan kembali pecah. Siapakah yang keluar menjadi pemenangnya, tidak ada yang tau.

Hibrid Kera lalu melesat dengan kecepatan yang tak tertandingi, nyaris seperti kilat yang mengoyak langit. Sorot matanya menatap tajam Raja Iblis, tanpa sedetik pun berpaling.

Ada sesuatu yang berbeda—auranya memancar, bukan lagi seperti seorang petarung, melainkan ancaman yang murni dan absolut, melampaui kekuatannya yang sebelumnya.

Pedang di genggamannya bersinar benderang, pancarannya begitu menyilaukan hingga mampu menembus kabut gelap yang menyelimuti medan perang. Dalam tiap ayunan gerakan, energi surgawi terpancar, menyebar bagai gelombang yang mengguncang istana langit.

Raja Iblis mulai menyadari ada sesuatu yang aneh. Sebuah kekuatan yang asing terasa mengusik tekanan aura kutukannya. Realita di sekitarnya tampak berubah, seolah-olah terdistorsi oleh keberadaan energi surgawi yang bahkan tidak ia pahami. Aura itu tidak hanya mengusik, tetapi juga memancarkan intimidasi balik yang menusuk hingga ke kedalaman jiwanya.

Tanpa berpikir panjang, Raja Iblis melesat setinggi mungkin, menembus udara dengan kecepatan yang sulit diikuti mata. Wajah yang biasanya memancarkan kesombongan kini terlihat penuh kecanggungan. Ada keresahan dalam gerakannya, seolah-olah ia mulai meragukan dominasi yang selama ini ia pegang erat.

Namun, Hybrid Naga dan Hybrid Phoenix tidak membiarkannya begitu saja. Dengan kecepatan luar biasa, mereka mengejar sang Raja Iblis, menciptakan gelombang udara yang menghancurkan apapun di jalurnya.

Di udara yang tinggi, pertempuran sengit pun dimulai. Serangan demi serangan saling menghujam tanpa henti. Tebasan hitam Raja Iblis melesat, membelah langit dengan kekuatan kegelapan yang mengerikan.

Namun, baik Hybrid Naga maupun Hybrid Phoenix berhasil menghindar dengan kelincahan udara yang luar biasa, membuat serangan itu hanya menyentuh kekosongan.

Hybrid Naga balik menyerang dengan brutal. Cakarnya mencengkeram tubuh Raja Iblis dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan apapun. Dengan satu gerakan penuh tenaga, ia melemparkan tubuh Raja Iblis ke arah bawah, seperti meteor yang siap menghantam tanah.

Namun, di tengah kejatuhannya, Raja Iblis tidak tinggal diam. Dengan satu tarikan mendadak, ia menjangkau ekor panjang Hybrid Naga, menghentikan gerakan lemparan itu. Tarikan keras tersebut membuat tubuh Hybrid Naga terputar, sebelum akhirnya dilemparkan balik dengan kecepatan yang luar biasa.

Tubuh Hybrid Naga meluncur tepat ke arah Hybrid Phoenix yang sedang bersiap melancarkan serangan berputar mengerikan. Keduanya bertabrakan di udara dengan kekuatan yang begitu dahsyat, menciptakan gelombang energi besar yang menggetarkan udara di sekitarnya. Suara dentuman keras menggema, seperti ledakan yang memecah keheningan langit.

Di sisi lain, tebasan penghancur Hybrid Kera akhirnya di lepaskan. Tebasan itu tidak hanya memotong, tapi mengoyak dimensi, menciptakan gempa maha dahsyat yang meruntuhkan sisa-sisa megah istana langit.

Mengunci tubuh raja iblis, suara retakan dan ledakan udara menggema, menyapu bersih puing-puing yang berserakan dan melesat menargetkan raja iblis dengan akurasi yang sangat amat presisi.

Kekuatannya seolah menantang batas-batas eksistensi. Getaran dari serangan itu menciptakan tekanan yang menyelimuti seluruh medan pertempuran, membuat udara terasa sesak dan berat.

Dinding-dinding ruang seperti hendak runtuh, dan istana langit yang perkasa tampak bergetar hebat, seakan menyerah di hadapan kedahsyatan tebasan tersebut.

Namun, ini baru permulaan.

Ketiga menteri lainnya tidak tinggal diam. Mereka bangkit dan bergerak cepat dalam harmoni yang jarang terlihat—sebuah paduan kekuatan yang langka namun dahsyat.

Dengan manifestasi senjata Hybrid masing-masing, mereka menyatukan tekad, melancarkan serangan mematikan yang langsung diarahkan ke Raja Iblis, tanpa ragu ataupun ampun.

Ledakan energi dari keempat makhluk Hybrid itu menciptakan gelombang cahaya yang menyala terang, menerangi langit dengan pancaran suci. Aura itu membakar dan melahap energi gelap yang berkerumun di sekitar medan pertempuran, bagaikan bayangan keadilan yang menyapu bersih dosa-dosa keji.

“Serangan ini benar-benar akan menghancurkan mu!” raung Hybrid Naga dengan suara yang mengguncang atmosfer. Cambuk naga di tangannya melesat liar, berputar di udara dengan nyala merah menyala, dikelilingi petir surgawi yang menggelegar, seolah-olah langit itu sendiri ikut menjerit.

Hybrid Babi menerjang dengan langkah-langkah yang menggema seperti guntur, setiap gerakannya mengguncang tanah di bawahnya. Pisau taring di tangannya bersinar semakin terang, memantulkan kilauan matahari yang dipenuhi energi penghancur, seperti cahaya terakhir yang dipancarkan sebelum kehancuran total.

Di sisi lain, Hybrid Phoenix berdiri dengan tubuh yang masi gemetar, jelas terkuras oleh pertarungan sengit sebelumnya. Namun, sorot matanya tetap tak gentar. Ia mengangkat tombaknya tinggi-tinggi, tombak itu bersinar dengan cahaya kuning keemasan, membentuk pilar energi yang menusuk ke langit, seakan hendak menembus cakrawala itu sendiri.

Raja Iblis hanya tertawa tipis saat serangan mematikan itu melesat cepat ke arahnya. Namun, di balik senyuman itu, tampak guratan keringat yang mengalir di pelipisnya—entah karena panik atau sesuatu yang lebih mendalam. Tak ada celah untuk menghindar.

Ruang sekitarnya telah terkunci oleh rentetan bayangan serangan, seolah penglihatan masa depan telah membungkam setiap jalan keluar tanpa adanya celah menghindar.

"Sial... Ada apa dengan tubuh ku!"

Ia mencoba bergerak, tapi tubuh dan pikirannya tampak tak sinkron. Kaki yang ingin melangkah mundur, tangan yang hendak mengangkat pedang, semuanya seperti terhenti oleh sesuatu yang tak kasat mata.

Sebuah kengerian tak berwujud tampaknya telah mencengkeram jiwa Raja Iblis, membekukan kesadarannya di tengah badai maut yang semakin mendekat tak terkendali.

Mata merahnya terbelalak, menatap keempat serangan maha dahsyat itu semakin mendekat dan dekat, masing-masing membawa kehancuran absolut.

Dan di detik itu, kesadaran menyambar seakan menampar dirinya. Tekanan kekuatan surgawi dari keempat menteri itu bukan hanya menyerang tubuhnya, tetapi juga menghancurkan indra-indra vitalnya.

Pikiran yang dulu tajam kini berkabut, tak mampu membedakan kenyataan dari ilusi. Kekacauan pikiran yang tak terhingga membanjiri dirinya, membuat setiap gerakannya menjadi sia-sia.

Akhirnya, tak ada pilihan lain. Raja Iblis harus menerima serangan itu secara mentah-mentah—tanpa perlindungan, tanpa strategi, hanya dengan tubuh yang telah kehilangan kendali.

"Sialaaaaaaaan!"

Ledakan maha dahsyat pun terjadi, menghancurkan segala di sekitarnya. Istana Langit bergetar hebat, miring ke kanan dengan suara gemeretak yang menakutkan, hampir terjun bebas ke benua bawah.

Cahaya kehancuran menyapu medan perang, menyisakan pemandangan yang sangat mengerikan.

Tubuh Raja Iblis terhempas keras ke tanah reruntuhan surgawi, matanya melotot dengan tatapan putih kosong, seperti telah kehilangan kesadaran.

Seluruh tubuhnya berlumuran darah hitam yang terus menetes. Giginya berjatuhan, satu per satu, sementara kedua pedang yang menjadi kebanggaannya terpental ke arah berlawanan, seperti takdir yang sengaja mempermalukannya.

Asap tebal menyelimuti medan pertempuran, perlahan menyebar bersamaan dengan tumbangnya tubuh Raja Iblis yang tampak tak sadarkan diri.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Raja Iblis harus merasakan kekuatan luar biasa dari kombo serangan yang begitu mematikan.

Keempat menteri telah menunjukkan kekuatan yang hampir tak terbayangkan, bahkan oleh makhluk sekaliber dirinya.

Mengejutkan. Benar-benar mengejutkan. Sosok yang sejak awal tampak mendominasi pertempuran dengan kutukan kehancurannya kini terkapar tak berdaya. Dominasi yang tampaknya tak tergoyahkan itu hancur dalam sekejap, dihantam serangan kombo surgawi ranah tidak di ketahui yang mengguncang langit, neraka dan bumi.

"Sudah berakhir..." suara pelan itu terdengar, menggema seiring keheningan yang makin mencekam.

Tubuh Raja Iblis tergeletak tak bergerak, seperti telah kehilangan segala kekuatan dan kemegahannya. Namun, medan pertempuran masih dipenuhi aura kutukan yang kental, menyelimuti Istana Langit dengan bayangan gelap yang mengerikan.

Kematian tampaknya hanya selangkah lagi, tetapi tekanan energi kutukan itu memberi peringatan bahwa ancaman belum sepenuhnya usai.

Keempat menteri berdiri berjejer, tatapan mereka penuh kewaspadaan. Tidak ada yang berani lengah sedikit pun. Tangan mereka tetap menggenggam erat senjata masing-masing, siap melancarkan serangan berikutnya untuk memastikan kematian sang raja iblis.

“Kita sampai dipaksa menggunakan energi surgawi Count 4. Dasar Iblis bajingan,” gumam Hybrid Babi dengan nada penuh kelelahan dan kemarahan terpendam.

“Sudah ratusan ribu tahun sejak terakhir kali kita menggunakan energi surgawi Count 4,” lanjut Hybrid Kera sambil mengamati tubuh Raja Iblis yang tak bergerak. “Dan sekarang… makhluk itu memaksa kita melakukannya. Dia benar-benar Iblis yang gila.”

Hybrid Phoenix mengangkat tombaknya yang masih bersinar redup, matanya menyipit penuh kewaspadaan. “Kekuatannya sangat mengerikan. Entah dari mana makhluk seperti itu mendapatkan kekuatan sebesar itu... Tapi sekarang, itu tidak penting.” Ia menarik napas panjang sebelum melanjutkan, “Karena sebentar lagi, dia akan menemui ajalnya.”

Usut punya usut, keempat menteri saat ini telah memasuki ranah energi surgawi Count 4, sebuah kekuatan misterius yang mereka sebut sebagai Tekanan Energi Semesta..

Energi surgawi Count 4 adalah tingkatan tertinggi yang diyakini mampu mengubah realitas menjadi kenyataan—sebuah konsep yang terdengar mustahil bagi kebanyakan makhluk, bahkan di Alam Langit. Keberadaan energi ini begitu rahasia, hingga hanya keempat menteri Kekaisaran Langit yang mengetahuinya.

Pada umumnya, energi surgawi terbagi ke dalam tiga golongan yang telah lama dikenal oleh penghuni Alam Langit dengan sebutan Count 1, Count 2, dan Count 3 (Nirwana).

Tingkatan ini bukan lagi rahasia, bahkan menjadi tolok ukur kekuatan bagi banyak makhluk di alam tersebut. Para Jenderal Langit Agung umumnya menguasai energi Surgawi Count 2, sementara hanya segelintir dari mereka yang mampu mencapai tingkatan Count 3 Nirwana.

Di antara para Jenderal Langit Agung, hanya empat nama yang dikenal mampu mencapai puncak Count 3 yakni Gabriel, Mikael, Azazel, dan Julius. Mereka adalah simbol kekuatan tertinggi di Alam Langit, sosok yang membawa harapan sekaligus ketakutan bagi musuh-musuh Kekaisaran.

Namun, untuk para prajurit alam langit lainnya, kebanyakan bahkan tidak dapat menyentuh energi surgawi. Hanya makhluk-makhluk terpilih dari Alam Langit yang diberkati kemampuan untuk memanfaatkan tekanan energi surgawi. Sisanya, hanyalah pengamat yang tak mampu melampaui batas alamiah mereka.

Namun, ada satu hal yang tidak diketahui oleh siapa pun, bahkan para Jenderal Langit Agung sekalipun—keberadaan tentang energi surgawi Count 4.

Energi ini adalah misteri yang begitu mendalam, hingga mempelajarinya saja hampir tidak mungkin. Bahkan konsep dasarnya masih menjadi tanda tanya besar yang membingungkan para cendekiawan dan para petinggi Alam Langit.

Energi Count 4 bukan sekadar kekuatan. Ia adalah anomali, sebuah kekuatan yang mampu menciptakan realitas dari kehampaan. Kekuatan ini terlalu berbahaya, terlalu destruktif, hingga keberadaannya sengaja disembunyikan oleh para Menteri Kekaisaran.

Tak ada yang tahu pasti mengapa energi ini begitu dirahasiakan, tetapi satu hal yang jelas—Count 4 adalah kekuatan yang tidak hanya mampu menghancurkan, tetapi juga mengubah segalanya menjadi kehendak pemiliknya. Sebuah kekuatan yang, jika disalahgunakan, bisa menghapus keseimbangan alam semesta itu sendiri.

Sebuah simbol merah raksasa berbentuk lingkaran muncul dengan cepat, melesat ke arah Raja Iblis dan menempatkannya di posisi tengah. Cahaya dari simbol itu memancar dengan kekuatan mengerikan, menggetarkan seluruh area pertempuran.

Teknik penyegelan ini terlihat serupa dengan yang tadi digunakan oleh para prajurit elit, namun kali ini kekuatannya seratus kali lebih dahsyat, seperti penyempurnaan mutlak dari seni penyegelan surgawi tak terbatas. Mengalir deras penuh akan energi surgawi Count empat.

Tubuh Raja Iblis yang masi belum tersadar mulai menunjukkan tanda-tanda kehancuran. Enam puluh persen dari tubuhnya perlahan terurai menjadi butiran debu, terhisap oleh kekuatan simbol tersebut.

Namun penderitaannya tidak berhenti di situ, rentetan bulu-bulu tajam kembali muncul dari setiap sudut langit dan terus menyerangnya tanpa jeda, mencabik-cabik sisa tubuh raja iblis yang tersisa.

“Bersiaplah untuk mati, Iblis!” raung kempat mentri bersamaan, suara beratnya menggema dengan amarah yang meledak-ledak. Dengan penuh keyakinan dan kebencian, mereka lantas menyebut skill gabungan penghancur semesta itu dengan sebutan. “The Object Skill: Adam Tour!”

Simbol merah semakin menyala terang, seakan-akan menyerap energi dari semua yang ada di sekitarnya. Aura kematian melingkupi Raja Iblis, sementara tekanan dari energi itu membuat Istana langit semakin miring dan langit terlihat retak seperti cermin yang akan pecah.

"Tidak mungkin... Apa yang terjadi dengan tubuhku?!" teriak Raja Iblis penuh kepanikan, matanya terbelalak saat ia menatap tubuhnya sendiri.

Pecahan-pecahan kecil seperti debu mulai melayang di udara. Tubuhnya perlahan hancur menjadi abu, efek mematikan dari serangan gabungan tingkat semesta para menteri agung. Kehancuran ini bukan sekadar fisik, tetapi juga menyentuh esensi keberadaannya.

"Bulu-bulu keparat itu datang lagi... Sial!" geramnya, penuh kebencian dan frustrasi. Ia mencoba untuk berdiri, tetapi tubuhnya yang hampir sepenuhnya rapuh tak lagi mampu menopang beban amarahnya.

Hancurnya tubuh Raja Iblis telah mencapai 90%, dan ia tahu jika ini terus berlanjut, keberadaannya benar-benar akan musnah—bukan hanya dari dunia ini, tetapi dari seluruh dimensi yang pernah ia jejak.

Dengan suara yang penuh putus asa namun tetap dipenuhi dendam, ia kembali berteriak keras, menggema di seluruh penjuru medan perang. Segala teknik pembangkit, segala mantra penyelamatan yang ia kuasai, dikerahkan dalam upaya terakhirnya untuk menghentikan kehancuran ini.

Namun, tidak ada yang berhasil. Efek gabungan serangan para menteri yang di poles dengan energi surgawi Count 4 benar-benar tidak normal, penuh anomali.

Menyerang inti keberadaannya seperti badai yang menghancurkan pasir rapuh. Setiap kali ia mencoba membalikkan keadaan, tubuhnya semakin hancur, serpihan-serpihan abu bertebaran di udara, menghilang selamanya.

"Kalian semua... Keparat!" teriaknya, suara parau yang bercampur dengan amarah dan rasa tidak percaya.

Raja Iblis mencoba kembali mengerahkan kekuatan terakhirnya, mengumpulkan semua sisa energinya. Matanya menyala dengan cahaya merah pekat, penuh dendam. "Aku tidak akan berakhir di tempat ini. Kalian semua... akan membayarnya!"

Namun, ancamannya tidak lagi terdengar mengintimidasi. Tubuhnya hampir sepenuhnya hilang, hanya menyisakan pecahan kecil dari apa yang dulu merupakan entitas paling menakutkan di seluruh semesta. Meski ia masih mencoba melawan, kebenaran mulai menghantamnya—akhirnya telah tiba.

Tidak ada celah untuk melarikan diri, tidak ada kesempatan untuk melawan. Raja Iblis kini berada di ambang kehancuran total, di kekang oleh kekuatan surgawi yang tak terbayangkan.

Seakan belum menyerah, Raja Iblis kembali berteriak, kali ini dengan kekuatan penuh yang tersisa di dirinya. Esensi kehancurannya telah mencapai 95%, meninggalkan hanya kepalanya sebagai bagian terakhir dari keberadaan fisiknya.

Kepala itu mengambang di reruntuhan Kekaisaran, tampak seperti sisa-sisa kekuatan besar yang perlahan memudar. Namun, mulutnya tidak berhenti mengoceh, seolah-olah mencoba melawan kenyataan pahit yang terus menghantamnya.

"Ini tidak mungkin! Tidak mungkin!" serunya, suaranya menggema di udara yang penuh dengan aroma abu dan kehancuran. Matanya yang menyala merah pekat kini redup, tetapi sorot kebenciannya tidak pernah pudar.

Di tengah ocehannya, sebuah pikiran terlintas di benaknya, sebuah kesadaran yang membuatnya menggigil dalam kemarahan.

"Energi surgawi dari ranah yang tidak diketahui itu... Tidak salah lagi, itu sumber kekuatan mereka! Itu penyebab mereka menjadi lebih kuat daripada yang bisa aku hadapi!" batinnya dipenuhi dengan rasa frustasi yang mendalam.

Namun, meski ia sadar bahwa dirinya telah kalah, ia tidak berhenti. Teriakannya kembali menggema, sama seperti sebelumnya—panjang, penuh kebencian, dan tanpa akhir. Seolah ia masih menolak untuk menerima kenyataan, meskipun ajal sudah jelas di depan mata.

Teriakan itu mendadak terhenti ketika ribuan bulu emas kembali melesat dari langit, kali ini dengan jumlah dan intensitas yang jauh lebih besar. Cahaya emas menyilaukan membanjiri medan perang, menghantam Raja Iblis dengan kekuatan terakhir yang tidak bisa ia hindari.

Ledakan dahsyat untuk yang kesekian kalinya mengguncang Kekaisaran surgawi/istana langit , suaranya memekakkan telinga. Gelombang kehancuran meruntuhkan Istana Langit, membuatnya jatuh lebih dari 200 meter dari titik awalnya.

Ketika cahaya mereda, tidak ada yang tersisa dari Raja Iblis. Serangan terakhir itu tidak hanya menghancurkan tubuhnya tetapi juga mengakhiri jejak keberadaannya sepenuhnya dari seluruh dimensi.

"Sudah selesai."

"Kau benar, iblis itu sudah hilang sepenuhnya dari semesta ini!"

"Malapetaka telah berhasil dikalahkan!"

"Siapapun yang menentang keadilan, pada akhirnya akan tumbang pada waktunya!"

Empat menteri agung berdiri di atas medan pertempuran yang kini sunyi, tubuh mereka bergetar kelelahan, napas mereka berat. Dalam sekejap, cahaya lembut menyelimuti tubuh mereka, menghapus aura dewa perang yang membungkus mereka sepanjang pertarungan.

Perlahan, mereka kembali ke wujud manusia

langit—tanda bahwa tugas mereka telah selesai. Sosok Raja Iblis, sumber dari segala malapetaka, telah benar-benar dibasmi.

Namun, kemenangan itu datang dengan harga yang mahal. Tubuh mereka terlihat babak belur, luka memar dan sayatan memenuhi kulit mereka, menunjukkan seberapa kerasnya pertarungan yang baru saja mereka lalui. Pakaian mereka robek di berbagai sisi, compang-camping penuh noda darah dan debu medan perang.

Salah satu dari mereka, dengan sisa tenaga yang ia miliki, menjatuhkan diri ke tanah. "Kita berhasil... Tapi ini sungguh di luar batas. Jika aku bertarung sendirian, nyawaku mungkin sudah hilang sejak awal."

Yang lainnya mengangguk setuju. "Benar... Hanya kekuatan gabungan kita yang bisa menghancurkan Raja Iblis. Dia bukan lawan biasa."

Energi surgawi Count 4 ternyata kekuatannya bukan sekedar rumor belaka. Sangat amat mengerikan dan pantas saja para menteri harus merahasiakan teknik itu. Karena jika tidak mereka lakukan tak terbayang bencana seperti apa yang akan terjadi.

Efesiensi keberadaan raja iblis yang sedari tadi menguasai lajur jalannya pertarungan dengan kekuatan energi kebenciannya, seketika di bungkam langsung tanpa ampun oleh kekuatan surgawi Count 4. Energi yang konon katanya di miliki oleh semesta itu sendiri.

Mereka berempat lalu memutuskan untuk duduk sejenak, membiarkan energi ilahi mereka pulih. Namun, meskipun tubuh mereka lelah, pikiran mereka tetap fokus pada tugas berikutnya. Perang belum sepenuhnya berakhir.

Setelah energi mereka sedikit pulih, salah satu menteri berbicara dengan suara penuh tekad. "Setelah ini, kita harus memastikan iblis-iblis yang tersisa tidak memiliki celah untuk bangkit kembali. Kita harus membasmi mereka semua agar perang besar ini benar-benar berakhir."

"Setelah itu, kita akan mengadakan sidang agung untuk menentukan hukuman yang pantas bagi bangsa iblis atas pemberontakan mereka. Dunia harus tahu bahwa keadilan tidak akan pernah dikalahkan," ujar menteri lainnya, sorot matanya penuh kebencian yang dingin terhadap bangsa iblis.

Namun, suasana berubah ketika salah satu dari mereka menatap jauh ke cakrawala, ekspresi wajahnya tegang. "Aku tidak bisa merasakan apa yang terjadi di alam dunia saat ini. Ada sesuatu yang menghalangi penglihatanku. Kemungkinan besar Azazel, si pengkhianat, sedang memporak-porandakan pasukan dunia!"

Menteri lainnya, Iskandar Agung, bangkit dengan langkah tegap meskipun tubuhnya masih terasa berat. Matanya menyala dengan determinasi. "Biarkan aku yang mengurus bocah pengkhianat itu. Kalian bertiga kembalilah ke hadapan Kaisar Langit. Sampaikan kepadanya bahwa Raja Iblis telah dikalahkan."

"Kita serahkan sisanya kepada Anda, Iskandar Agung," salah satu menteri berkata sembari bangkit dari duduknya juga. "Kami akan segera menemui Kaisar Langit dan melaporkan keberhasilan ini."

Tanpa mereka sadari, di tempat lain, Azazel dan seluruh pasukan iblisnya telah dihancurkan oleh sosok kakek tua misterius yang keberadaannya sulit dijelaskan. Kakek tua itu, dengan kekuatan tak terukur, telah memblokir segala bentuk kemampuan penglihatan para menteri, menjaga tindakannya tetap tersembunyi dari siapa pun.

Entah siapa kakek tua misterius itu, sosok yang kedudukannya dikatakan jauh di atas Kaisar Langit, pemimpin tertinggi dari tiga alam. Namun, setidaknya untuk saat ini, alam dunia telah kembali aman dan sejahtera setelah pertempuran panjang melawan pasukan Raja Iblis.

"Baru kali ini... skill sonar kita berhasil diblokir. Ini benar-benar mencurigakan," ucap Menteri Zeus dengan nada penuh curiga, tatapannya menyiratkan rasa penasaran yang mendalam.

"Tidak mungkin Azazel yang melakukannya," potong menteri lain, ekspresinya penuh keyakinan. "Saat ini kita berempat menggunakan energi surgawi tingkat tertinggi. Bahkan dia tak punya kapasitas untuk melawan kekuatan ini."

"Namun, ini bukan waktu yang tepat untuk membahas hal itu," ujar Menteri lain, mencoba mengalihkan fokus mereka dari misteri tersebut.

Energi iblis yang tersisa di tempat pertarungan istana langit perlahan memudar, seakan menegaskan bahwa pertempuran telah benar-benar berakhir. Salah satu menteri mendesah, suara kelegaan bercampur penyesalan terdengar jelas.

"Seharusnya kita tidak membunuhnya langsung. Tapi sudahlah... Semesta telah memutuskan untuk menghapus keberadaannya."

"Anda benar," jawab Menteri Zeus, sambil meluruskan punggungnya yang tampak sedikit lelah. "Fokus kita sekarang adalah menghancurkan sisa-sisa pasukan iblis. Lalu sidang hukuman langit terhadap bangsa iblis harus segera kita gelar."

Salah satu menteri lain tersenyum sinis, suara tawa kecilnya terdengar pahit. "Para iblis bodoh itu... Berani-beraninya mereka memberontak melawan Kekaisaran Surgawi. Apa mereka tidak tahu konsekuensi yang akan mereka terima?"

"Ini semua akibat Raja Iblis," ujar seorang menteri lagi dengan nada dingin. "Kemungkinan besar dia telah mencuci otak mereka semua. Kebodohan itu menular dari pemimpin ke pasukannya."

Setelah beberapa saat, mereka merasakan energi mereka perlahan kembali pulih. Tubuh mereka yang sebelumnya penuh luka kini terlihat lebih baik, meskipun kelelahan masih tersisa dan terlihat jelas.

Dengan tekad yang bulat, mereka berempat bersiap meninggalkan medan pertempuran yang kini sunyi. Meski pertempuran melawan Raja Iblis telah usai, bayang-bayang misteri tentang sosok kakek tua itu masih menghantui pikiran mereka.

Baru saja keempat menteri itu bersiap meninggalkan medan pertempuran, sebuah kehadiran gelap tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Udara mendadak terasa sangat busuk, seakan seluruh Istana langit berhenti sejenak untuk menyaksikan momen itu. Mereka terpaku, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Raja Iblis berdiri di sana, tubuhnya tegak dengan aura kutukan yang menyelimutinya—tetapi kali ini, auranya terasa berbeda. Tidak lagi liar, mengamuk, atau mencabik-cabik ruang, melainkan tenang, dingin, dan sangat terkendali. Aura itu seperti badai yang telah berubah menjadi pusaran kecil namun berbahaya, siap meledak kapan saja.

Yang paling mencengangkan adalah pemandangan di punggungnya, enam sayap keadilan hitam yang megah. Sayap itu terlihat seperti manifestasi paradoks—simbol keadilan surgawi yang kini menjadi bagian dari seorang iblis.

Cahaya hitam yang terpancar darinya kali ini bukan hanya gelap, melainkan terasa seperti tirai yang menutupi kebenaran dan membawa kebencian mendalam dari semesta itu sendiri.

"Mustahil!" seru Menteri Zeus, ekspresinya penuh keterkejutan dan ketidakpercayaan. "Sayap itu... itu adalah simbol keadilan surgawi! Bagaimana bisa seorang iblis memilikinya?"

"Dia telah... berevolusi?" gumam tanya salah satu menteri lainnya, suaranya nyaris berbisik, seolah masih mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini semua nyata.

Keempat menteri saling pandang, rasa ngeri mulai menyelimuti hati mereka. Mereka tahu bahwa Raja Iblis, yang seharusnya telah dimusnahkan sepenuhnya oleh serangan kombinasi surgawi tingkat tertinggi mereka, kini berdiri dengan kekuatan yang tampak lebih besar dari sebelumnya.

Raja Iblis menatap mereka dengan senyum tipis di wajahnya, namun kali ini senyum itu tidak dipenuhi dendam atau kemarahan. Ada sesuatu yang lain—ketenangan yang mengintimidasi, seakan dia tahu bahwa keberadaannya kini berada di atas segala sesuatu.

"Terima kasih," ucapnya dengan suara berat, namun mengandung ketulusan aneh yang membuat keempat menteri terdiam.

"Terima kasih?" ulang Menteri Zeus, bingung dan tidak percaya.

"Ya, terima kasih," ulang Raja Iblis, tatapannya penuh keyakinan. "Karena serangan kombinasi kalian, aku akhirnya menemukan cara untuk mengendalikan energi kutukan dalam diriku."

Menteri yang lain mencoba memahami maksudnya, tetapi rasa ngeri mulai merayapi mereka. Mereka tahu betapa besar energi kutukan Raja Iblis sebelumnya. Energi itu begitu besar hingga dia sendiri kesulitan mengendalikannya, menyebar liar tanpa arah yang jelas, mencemari alam langit dan alam neraka seperti wabah yang tak terkendali. Tapi sekarang... dia telah menaklukkan kekuatan itu.

Raja Iblis mengangkat salah satu tangannya dengan perlahan. Seiring gerakan itu, aura hitam berkumpul di telapak tangannya, membentuk pusaran kecil yang berputar halus. Meski kecil, pusaran itu memancarkan kekuatan yang membuat jantung keempat menteri berdetak lebih cepat.

"Kalian tahu, sebelumnya aku adalah mesin kehancuran yang tidak bisa diarahkan. Aku adalah kutukan yang mengamuk, liar, dan tidak terkontrol. Tapi sekarang..." dia berhenti sejenak, menatap keempat menteri dengan mata yang penuh kemenangan, "aku telah menjadi sifat kebencian semesta yang sempurna."

Kemungkinan energi surgawi Count 4 dari para menteri tadi yang telah merespon kebangkitan evolusi pancaran semesta raja iblis, kita semua tahu jika di dalam tubuh raja iblis terdapat elemen surgawi yang berasal dari semesta itu sendiri yakni kebencian.

Dia melangkah maju, perlahan tapi pasti. Setiap langkahnya membuat tanah di bawahnya bergetar seperti sebelumnya, seakan-akan alam pun menggigil ketakutan.

"Dan aku ingat pelajaran dari Maha Dewi," lanjutnya, suaranya sedikit melunak namun tetap penuh dengan ancaman tersirat. "Dia selalu mengatakan, ‘ucapkan terima kasih pada siapa pun yang telah membantumu.’ Maka, kepada kalian, para menteri langit... aku ucapkan terima kasih."

Namun, cara dia mengucapkan kata-kata itu bukanlah bentuk rasa syukur. Ada sesuatu yang mengintimidasi dalam nada suaranya—campuran antara ejekan dan peringatan. Keempat menteri, yang biasanya penuh percaya diri, kini menggenggam senjata mereka lebih erat, mencoba menenangkan hati yang dilanda kegelisahan.

"Jangan terkecoh oleh kata-katanya!" seru Menteri Zeus, mencoba mengembalikan keberanian mereka. "Dia mungkin tampak tenang, tetapi dia tetap ancaman terbesar bagi tiga alam ini. Kita tidak bisa membiarkan dia melangkah lebih jauh!"

Raja Iblis tertawa kecil, suara tawanya menggema di sekitar mereka. "Kalian masih berpikir bahwa kalian memiliki kesempatan? Serangan kalian sebelumnya hampir membuatku musnah, tetapi justru itu yang membangkitkan kekuatan sejati dalam diriku. Kini, aku bukan lagi hanya Raja Iblis. Aku adalah keadilan dan kebencian yang terwujud menjadi satu."

Dengan kata-kata itu, bulu-bulu hitam dari sayapnya mulai berkibar, memancarkan kilauan gelap yang menyelimuti medan pertempuran bersanding sejajar dengan energi surgawi Count 4 para menteri.

Keempat menteri kini menghadapi dilema besar. Mereka tahu, melawan Raja Iblis yang baru ini bukanlah hal yang bisa mereka lakukan tanpa konsekuensi besar. Tapi mereka juga tahu bahwa membiarkannya hidup akan menjadi ancaman bagi seluruh semesta.

"Persiapkan dirimu," ujar Menteri Zeus, suaranya mantap meskipun ada ketegangan di dalamnya. "Kita mungkin telah menghapus Raja Iblis sebelumnya, tapi ini adalah pertempuran melawan sesuatu yang jauh lebih besar."

Raja Iblis tersenyum sekali lagi, enam keadilan sayapnya mengepak perlahan. "Mari kita lihat... apakah kalian bisa bertahan menghadapi kebenaran semesta ini."

"Sebelum itu... Aku ingin menunjukkan kepada kalian sesuatu yang baru kudapatkan, hasil dari evolusi luar biasa ini. Aku yakin kalian akan terkejut," suara Raja Iblis terdengar pelan, namun penuh keyakinan. Nada bicaranya dingin, nyaris seperti bisikan maut yang menyusup ke dalam pikiran para menteri.

Keempat menteri menegang. Suasana yang tadinya mulai mereda kini kembali dipenuhi hawa intimidasi yang begitu kuat, seakan-akan udara di sekitar mereka menjadi lebih berat seperti sebelumnya.

"Bagaimana kau bisa selamat dari kombo serangan surgawi tingkat tertinggi?" salah satu menteri, Menteri Zeus, bertanya dengan nada setengah panik tak bisa di gambarkan.

"Kami telah memastikan kehancuranmu. Semesta pun telah menghapus keberadaan mu!" seru Menteri Ekonomi, matanya terbelalak tidak percaya."Tapi bagaimana kau bisa bertahan sampai sejauh ini? Dan yang lebih aneh, bagaimana kau mendapatkan sayap keadilan? Ini bukan sekadar evolusi... Apa yang sebenarnya terjadi padamu?"

Raja Iblis hanya berdiri di tempatnya, ekspresi wajahnya datar, tetapi auranya semakin menyesakkan. Dia tidak segera menjawab, membiarkan keempat menteri terperangkap dalam kebingungan dan kecemasan mereka.

"Kau memang benar-benar merepotkan, iblis!" lanjut Menteri Ekonomi, giginya mengatup rapat.

"Bukan hanya merepotkan," gumam Menteri Militer, suaranya nyaris bergetar. "Kekuatanmu... kekuatanmu terus bertambah. Bahkan sekarang, aura yang kau pancarkan jauh lebih kuat dari sebelumnya. Ini tidak masuk akal."

Menteri Zeus melirik rekan-rekannya. Keringat dingin mengalir di dahinya, meski dia berusaha keras mempertahankan ketenangannya. Dalam hatinya, dia merasakan kekhawatiran yang semakin besar. Raja Iblis bukan hanya bertahan—dia telah menjadi ancaman yang bahkan lebih besar dari sebelumnya.

Raja Iblis mengangkat tangan kirinya perlahan. Sebuah senyuman kecil muncul di wajahnya. " Bisakah kalian menikmati pemandangan luar biasa ini?"

Tiba-tiba, hawa intimidasi yang dia pancarkan meledak dengan kekuatan dahsyat, memenuhi wilayah pertarungan di Istana Kekaisaran Surgawi. Para menteri terpaksa mundur beberapa langkah untuk menahan tekanan itu, sementara tanah di sekitar mereka mulai retak.

Dalam sekejap, dua pedang milik Raja Iblis yang sebelumnya terjatuh di kejauhan bergetar hebat. Pedang-pedang itu melesat ke arahnya, melawan gravitasi, dan langsung berada di tangannya.

Raja Iblis memegang kedua pedang itu dengan mantap. Cahaya hitam mulai kembali memancar dari bilahnya, tetapi cahaya itu tidak biasa. Aura hitam pekat itu terasa aneh, seperti gabungan antara energi kutukan dan... energi surgawi tingkat tertinggi.

"Ini... ini tidak mungkin!" seru Menteri Zeus, matanya membelalak. "Energi itu... Itu adalah energi surgawi Count 4! Tapi mengapa warnanya hitam? Bagaimana bisa seorang iblis menggunakan kekuatan seperti itu?!"

"Kekuatan itu seharusnya hanya bisa dikuasai oleh kami, para menteri surgawi. Bagaimana mungkin dia..." Menteri Ekonomi tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, terlalu terkejut untuk berkata-kata.

Raja Iblis hanya tersenyum tipis, menikmati kepanikan yang tergambar jelas di wajah lawan-lawannya. Dia mengayunkan salah satu pedangnya perlahan, dan dengan gerakan sederhana itu, energi hitam melesat seperti badai kecil, menghancurkan batu besar yang ada di belakang para menteri.

"Ku akui... kalian memang hebat," ucap Raja Iblis, tatapannya menusuk langsung ke mata keempat menteri. "Tadi aku benar-benar seperti akan mati. Aku bahkan sempat berpikir, mungkin ini adalah akhir dari segalanya. Tapi sekarang..."

Dia menghentikan ucapannya sejenak, memberi tekanan pada momen itu. "Sekarang, kalianlah yang akan berakhir di tanganku."

Keempat menteri saling pandang, wajah mereka penuh kecemasan. Untuk pertama kalinya, mereka merasa ragu apakah mereka bisa mengalahkan musuh di hadapan mereka.

"Kita tidak punya pilihan lain," ujar Menteri Iskandar, mencoba menguatkan dirinya. "Kita harus menyerangnya dengan kekuatan penuh, tanpa ragu."

"Benar," Menteri Ekonomi menambahkan, meski suaranya terdengar goyah. "Jika kita membiarkan dia bertahan lebih lama, kekuatannya akan terus berkembang. Kita tidak bisa memberinya waktu lagi."

Tiba-tiba, energi hitam yang memancar dari tubuhnya semakin kuat persis seperti apa yang di katakan Iskandar agung, menciptakan pusaran energi yang mengangkat batu-batu besar dari tanah. Sayapnya yang hitam berkilau itu mengepak kembali, memancarkan aura surgawi kegelapan Count 4 yang membuat keempat menteri merasa semakin terpojok.

"Kalian pikir aku hanya berevolusi secara fisik?" tanya Raja Iblis, nadanya mengejek. "Tidak... ini adalah evolusi total. Tubuhku, pikiranku, bahkan jiwaku telah mencapai bentuk yang lebih sempurna. Sekarang, aku bukan hanya Raja Iblis. Aku adalah... keseimbangan baru semesta."

"Keseimbangan baru? Apa maksudmu?" teriak Menteri Zeus, mencoba memahami maksudnya.

Raja Iblis hanya tersenyum, matanya bersinar dengan cahaya hitam yang mengerikan. "Kalian akan mengetahuinya... dalam waktu dekat."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!