NovelToon NovelToon
Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

Season kedua dari Batas Kesabaran Seorang Istri.

Galen Haidar Bramantyo, anak pertama dari pasangan Elgar dan Aluna. Sudah tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Ia mewarisi semua ketampanan dari ayahnya.

Namun ketampanan juga kekayaan dari keluarganya tidak sanggup menaklukkan hati seorang gadis. Teman masa kecilnya, Safira. Cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Safira hanya menganggap dirinya hanya sebatas adik. Padahal umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Hal itu berhasil membuat Galen patah hati, hingga membuatnya tidak mau lagi mengenal kata cinta.

Adakan seorang gadis yang mampu menata hati si pangeran es itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putri Yang Terabaikan(2)

Lucyana dibawa ke kamar oleh bibi dibantu oleh salah satu penjaga di rumah itu. Keadaan begitu memperhatikan. Itu bukan pertama kali Lucyana mendapatkan hukuman. Kesalahan terkecil apapun yang Lucyana lakukan pasti hukumannya sangat berat. Lucyana tidak tahu kenapa ayahnya begitu membencinya. Jika dirinya tahu kalau kelahirannya akan membuat ibunya meninggal dirinya juga akan memilih untuk tidak dilahirkan.

Rasanya Lucyana sudah tidak kuat untuk berada lama di rumah itu. Rumah yang terasa seperti neraka, setiap detik menjalani kehidupan di rumah itu rasanya seperti siksaan. Akan tetapi Lucyana tidak bisa pergi ke mana pun. Pernah sekali dirinya mencoba untuk kabur, tetapi berakhir dengan ditemukan dan dihukum, juga dicap anak pembangkang.

"Bi, aku haus," ucap Lucyana lirih nyaris tidak terdengar.

"Sebentar, Non. Bibi ambilkan air."

Bibi mendudukan Lucyana di tepi tidur, tetapi karena lemas Lucyana memilih duduk bersandar di kepala ranjang, dengan kaki menyentuh lantai. Bibi membantu Lucyana, menata bantal di samping tubuh gadis itu agar merasa lebih nyaman, lantas mengambil segelas air yang ada di meja nakas, kemudian memberikannya kepada Lucyana. Kondisi Lucyana yang lemah membuatnya tidak bisa memegang gelas. Bibi pun membantu Lucyana minum hingga air itu habis dalam sekejab.

Lucyana merasa lega, rasa dahaga yang dirasakannya menghilang. Meskipun hanya segelas air tetapi mampu membuat tenaga Lucyana seolah kembali.

"Bibi obatin ya lukanya," ucap Bibi disambut anggukkan oleh Lucyana.

Lucyana mengubah posisi duduknya, membelakangi si bibi, melepaskan piyama tidur yang ia kenakan. lantas menurunkannya. Luka bekas cambukkan terpampang dengan jelas di kulit putih milik Lucyana. Lucyana lantas merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap diikuti ringisan kecil di bibirnya.

Bibi yang melihat itu tersenyum miris, tidak kuat menahan perasannya membuat bibi menangis. Luka yang sebelumnya masih belum kering, harus ditambah luka baru lagi. Tetapi Bibi salut, lantaran anak asuhnya masih bisa bertahan sampai detik ini.

Bibi mengusap air matanya sebelum mengambil salep yang ada di laci meja nakas, kemudian mengambil posisi duduk di belakang Lucyana, membuka salep yang biasa dipakai untuk mengobati luka gadis itu sambil menahan air matanya.

"Bi, tunggu." Perkataan Lucyana membuat bibi menghentikan kegiatannya.

"Ada apa,Non?" tanya Bibi.

"Obatinnya pakai salep gel yang ada di tas aku, Bi. Salepnya dingin," ucap Lucyana.

Bibi lantas mengambil tas milik Lucyana, mengambil salep yang Lucyana maksud. Setelah menemukannya, bibi menunjukkan pada anak asuhnya itu. Lucyana mengangguk. Salep gel yang Galen berikan untuknya. Bibi kembali duduk di belakang Lucyana, mulai mengoleskan salep gel ke setiap luka cambuk itu.

"Awww!" Lucyana merintih ketika sang bibi mengobati luka cambuk di tubuhnya. "Perih, Bi."

"Tahan ya, Non?" ucap Bibi ikut meringis, selain menahan sakit di tubuhnya, sang bibi juga merinding melihat luka cambuk di tubuh anak asuhnya.

"Non, apa tidak sebaiknya kita keluar saja dari rumah ini?" ucap Bibi.

Lucyana menggeleng, "Bukankah dulu kita pernah melakukan ini? Hasilnya apa, Bi? Kita ditemukan dan Bibi dituduh mau menculik aku. Aku kabur sendiri, aku dituduh anak nakal. Lapor ke polisi juga percuma. Mereka akan tutup mata dengan uang papa."

"Iya, Non. Bibi ingat," ucap Bibi.

"Sebentar lagi, Bi. Setelah umur aku delapan belas tahun, dan lulus sekolah, aku akan keluar dari sini," ucap Lucyana.

"Tapi, Non—"

"Aku hanya butuh bertahan sebentar lagi." Lucyana menukas ujaran Bibi.

"Baiklah, Non. Bibi dulu sudah berjanji sama mendiang nyonya Ivy untuk jagain Non. Jadi Bibi pasti ikut kemanapun Non pergi," ucap Bibi.

"Makasih, Bi. Untung ada Bibi. Aku bisa kuat sampai sekarang," ucap Lucyana.

Bersamaan dengan itu, Bibi selesai mengoles salep gel ke luka Lucyana kemudian menaruh salep gel itu ke atas meja nakas.

Melihat salep itu Lucyana menjadi teringat akan Galen, entah bagaimana keadaannya. Ia ingin menghubungi Galen, tetapi tidak tahu nomor ponselnya. Ingin menghubungi Arabella, sahabatnya itu masih marah padanya.

"Non Ana," panggil Bibi membuat lamunan Lucyana buyar.

"Ada apa, Bi?" tanya Lucyana.

"Kenapa melamun?" tanya Bibi.

"Eh, gak, Bi. Aku cuma lagi mikirin temen aku yang ada di rumah sakit. Gak tahu sampai sekarang kabarnya gimana?" jelas Lucyana.

"Ya sudah, coba Non telepon," usul Bibi.

"Masalahnya aku gak punya nomornya, Bi. Aku baru kenal dia. Sudah gitu dia kaya kulkas 10 pintu. Dinginnya kebangetan," ucap Lucyana membuat bibi tersenyum tipis. "Sekarang yang aku pikirin hanya mendapatkan uang untuk biaya pengobatan temen aku, Bi." Lucyana mencoba untuk bangun, duduk dengan menutupi tubuh bagian depannya dengan selimut sampai batas dada.

"Memangnya berapa yang Non butuhkan?" tanya Bibi.

"Aku juga tidak tahu. Tapi kayaknya banyak. Mungkin 50 jutaan," jawab Lucyana.

"Wah banyak, Non." Bibi menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, bingung juga mencari uang sebanyak itu. "Tapi kayaknya teman Non itu bukan orang sembarangan. Buktinya papa Non sampai ketakutan."

"Mungkin, Bi. Tapi aku tetap harus tanggung jawab," ucap Lucyana. "Apa aku jual perhiasan yang nenek kasih dulu ya?" pikir Lucyana.

"Non masih simpan?" tanya Bibi.

"Semuanya masih aku simpan," jawab Lucyana.

"Untung saja waktu itu nenek memberikan perhiasan itu secara diam-diam tanpa papa, tante Kamila, dan Cintya tahu. Jika mereka tahu pasti semua perhiasan itu akan dirampas," ucap Lucyana.

"Itu sudah pasti," imbuh Bibi. "Ya sudah besok Bibi antar ke toko perhiasan ya. Sekarang Non istirahat," ucap Bibi seraya mengusap surai Lucyana.

Setelah Bibi pergi, Lucyana merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap, tidak bisa tidur dengan posisi terlentang karena luka yang ada di sekujur punggungnya.

Drttt…

Lucyana baru akan memejamkan mata, tetapi kembali terbuka lantaran ponselnya berdering. Tangannya terulur untuk mengambil benda pipih miliknya di atas meja nakas. Keing Lucyana mengerutkan melihat nomor tidak dikenal muncul di layar ponselnya.

"Nomor siapa ya?" batin Lucyana.

Awalnya Lucyana tidak ingin menerimanya, tetapi nomor itu terus memanggilnya. Merasa penasaran Lucyana memilih untuk menerima panggilan itu.

"Ha-lo, ini siapa?"

"Aku?"

"Si-siapa?"

"Tidak mengenali suaraku?"

Kening Lucyana mengernyit, memikirkan siapa kiranya laki-laki yang menelponnya. Sampai ia teringat pemilik suara berat itu, meskipun kasih ragu.

"Masih tidak mengenali suaraku?"

"Emmm … Kak Galen?" Lucyana menjawab dengan ragu takut tebakannya salah.

"Hmm."

"Kamu benaran Kak Galen? Kakak baik-baik saja?"

"Hmm."

"Syukurlah! Kak, aku minta maaf ya. Aku tidak tahu jika kakak alergi kacang. Dan —"

"Tidak apa. Aku juga minta maaf atas sikap Ara padamu."

"Tidak apa-apa. Aku juga salah." Lucyana merasa lega mendengar jika Galen baik-baik saja, meskipun tubuhnya terasa sakit.

Namun Lucyana tidak tahu jika Galen sebenarnya sedang memperhatikan dirinya lewat CCTV di kamarnya. Laki-laki itu merasa iba dengan apa yang terjadi pada dirinya.

"Kamu baik-baik saja?"

"I-ya, aku baik-baik saja."

"Tapi suaramu seperti sedang kesakitan?"

"Tidak. Itu mungkin cuma perasaan Kakak saja. Lebih baik sekarang Kakak istirahat. Aku tutup teleponnya. Daah, Kakak."

Dan sambungan telepon pun berakhir secara sepihak. Galen tentunya masih memperhatikan Lucyana lewat iPadnya. Bibirnya mengukir senyum tipis sangat tipis sampai tidak ada yang tahu jika dirinya sedang tersenyum. Namun senyuman itu tidak berangsur lama, ekspresi Galen kembali dingin mengingat apa yang terjadi dengan Lucyana.

Ia tidak pernah menduga sebelumnya, bagaimana bisa ada pria seperti Joni Erlangga.

1
4U2C
kenapa up nya cuma satu thor?? double up atau treeple up pun ok..alur ceritanya sangat bagus setakat ini,,moga kedepan pastikan lebih bagus lagi..semoga LUCYANA menemukan kebahagiaan..
Maricha: 😁😁😁 Penginnya gitu, kak. lagi ada kerjaan di RL Kak. insya Alloh tak kejar kalau kerjaan di RL selesai 🥰🥰🥰
total 1 replies
Mohamad Irvan
lanjut thor suka jalan ceritanya
Maricha: terima kasih kakak,untuk dukungannya
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut
4U2C
🤣🤣🤣🤣🤣 pasti aku ngakak thor,,kerana terasa lucu,,"eh cil..suka aku dengan panggilan SAM sama ANA..
Maricha: 😁😁😁😁😁😁 panggilan sayang Sam ke ana
total 1 replies
Upi Raswan
ya ampuuuun sukaaa bgt sama part iniii...nambaaah thor hihi
Upi Raswan: kembali kasiiih /Kiss/
Maricha: Terima kasih kakak 😍😍😍🥰🥰🥰
total 2 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut dn 💪💪💪💪💪
Maricha: siap 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up thor
Maricha: siap Kakak
total 1 replies
Riskazputri
bagus dan lebih sering aplod lebih banyak
Maricha: Terima kasih sudah mampir Kakak
total 1 replies
4U2C
kasihan sekali kamu LUCYANA,,sudahlah kena tampar ARABELLA,,ditampar dan dicambok lagi sama si JONI,,bertahanlah selagi kamu mampu bertahan ya LUCYANA nanti aku bawa kamu kaburrr..
Siti Aisyah Aisyah
lanjut
Maricha: siap Kak
total 1 replies
4U2C
terus ngakak aku baca "sini cil" kata SAM..lucu ya kamu cil..
4U2C
lihat saja kamu nanti KANIA,,kamu akan dikeroyok sama ARA dan LUCYANA🤣🤣🤣
4U2C
ayoooo ARA ajari LUCYANA beladiri biar gak gampang ditindas lagi,,dan ajari juga biar LUCYANA bisa licik 🤣🤣🤣🤣🤣
Maricha: asiaaap
total 1 replies
4U2C
LUCYANA,,baik kamu berteman sama ARA setidaknya KANIA enggak akan bisa bully kamu LUCYANA,,kalau GALEN susah kerana GALEN kukas 10 pintu🤣🤣🤣🤣🤣 nanti kamu beku..
Maricha: 😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!