Novel ini Terdapat dua cerita yang berbeda, sengaja Author gabung, karna cerita nya pendek.
1.Rumah Kos Terkutuk
Perjalanan Tono yang mencari kosan, untuk tempat tinggal nya, yang sengaja ia di pinggiran kota supaya dapat yang tarif nya murah.
namun apes nya, Tono malah di tipu oleh pakde yang ternyata jelmaan jin.
2.Pendakian Terakhir
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4
Rombongan pendaki misterius itu semakin dekat dengan posisi rombongan nya Jono. Mereka heran, rombongan itu kesemuanya tidak membawa tas ransel camping. Hanya memakai ponco warna hitam dan wajah-wajah mereka tidak terlihat jelas, karena tertutup tudung ponco di tambah kabut yang masih tebal.
Langkah kaki mereka pun cepat dan dengan mudah mendaki ke atas.
Jono dan kawan-kawan nya yang melihat rombongan itu hanya terbengong.
"Itu tadi apa?" Celetuk Widya pelan dengan raut wajah masih setengah bengong. Ia berdiri di belakang Amir.
"Gak tau" jawab Utari yang ada di depan nya, yang sama-sama masih penasaran juga.
"Mereka pasti tim SAR yang sedang melakukan penyelamatan terhadap pendaki yang ada di keranda itu" Oceh Johan Yang berdiri bersebelahan dengan Jono.
"Masuk akal juga, karena di lihat dari cara mendaki mereka seperti nya sudah terlatih" Sambung Rudi yang berdiri di belakang Johan.
"Tapi kenapa mereka membawa nya ke atas, bukan turun ke bawah? Timpal Amir yang masih penasaran dengan rombongan itu.
"Mungkin dia mau di bawa pake helikopter atau mungkin tim medis nya ada di atas?" Jawab Ajeng berasumsi.
"Halah udah lah, ayo kita lanjut lagi. Kita susul mereka ke atas, ntar juga kita tau" Sambung Johan yang mencoba menghentikan perdebatan di antara mereka.
Sedangkan Jono sebenarnya ragu untuk melanjutkan pendakian, pasca melihat penampakan sosok wanita kurus yang duduk nangkring di atas carrier bag nya Amir. Tapi ia ingin mengatakan kepada teman-temannya bingung, karena melihat wajah teman-teman nya sangat bersemangat mendaki dan lagian hanya kurang setengah jalan saja untuk sampai di puncak gunung.
Dan di pikiran nya Jono, jika ia menceritakan apa yang dia lihat tadi kepada teman-teman nya dan membatalkan pendakian, pasti teman-teman nya menganggap dia udah gak kuat mendaki lagi dan cerita nya pasti di anggap nya cuma alasan saja.
Jadi demi menjaga harga dirinya yang sudah berpengalaman naik turun gunung, ia berkeputusan tidak akan menceritakan kejadian ghaib itu kepada teman-teman nya. Sebenarnya Jono merasa aneh dan janggal terhadap rombongan pendaki tadi yang melewati mereka, tapi ia memilih diam supaya tidak terjadi perdebatan di antara sahabat nya.
Mereka pun melanjutkan mendaki ke atas, gerimis mulai reda, kabut masih tersisa. Sekitar hampir satu jam mereka melangkah, sebentar lagi mereka sampai di puncak. Tim itu pun semakin bersemangat maju ke depan, hanya wajah nya Jono yang dari tadi kelihatan murung.
"Puncak nya sudah kelihatan kawan, ayo semangat semangat !!" Teriak Jono yang ada paling depan sendiri,
Dia pura-pura senang dan pura-pura menikmati pendakian nya supaya teman-teman nya tidak curiga. Teman-teman nya yang di belakang pun semakin bersemangat dengan raut wajah bahagia.
Ia pun sampai di atas duluan dan berdiri sejenak, sambil membalikan badan ke belakang melihat kawan-kawan nya yang masih di bawah.
"Semangat Widya ! Ayo !" Teriak Jono dari atas, saat melihat Widya berhenti sejenak kecapean.
"Uiiihhhh kereeen !!!" Teriak Johan begitu sampai di atas
Ia mengangkat tangan nya ke atas, di susul Utari sambil membentangkan kedua tangan nya secara horizontal.
"Uiihhh bagus bangeeet !!" Teriak Ajeng begitu sampai di atas dan sepasang matanya berpatroli melihat ke sekitar puncak sambil kedua tangan nya bertolak pinggang.