Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Kesabaran Maryam
Malam hari seperti biasan Maryam Bergegas mengambil wudhu untuk menunaikan sholat Isya.
Dikarenakan kamar mandi di ruangan tersebut berada di sisi Kanan Sehingga membuat Maryam harus melewati Tempat tidur Reza.
Reza yang masih sibuk dengan beberapa berkas di tangannya. Mengabaikan Maryam yang mondar mandir di hadapannya.
Maryam melaksanakan sholat Isya dengan sangat Khusyuk , dan setelah itu Maryam membuka mushaf Al Qur'an miliknya, membaca beberapa surah didalamnya.
Sayup-sayup Reza mendengar Suara Maryam sedang mengaji , sedikit banyak membuatnya terganggu, namun Reza enggan Melarang Maryam untuk berhenti. Namun tetap membiarkan Maryam untuk mengaji.
Setelah beberapa surah dia baca, Maryam bergegas untuk tidur. Tanpa ada obrolan dan sapaan antara Maryam dan Reza.
Hal ini sudah berjalan Beberapa hari sejak Maryam Tinggal di rumah kakek Amar , Semua berjalan Seperti biasa.
***
Maryam terjaga dari tidurnya setelah mendengar alarm handphone miliknya berbunyi. Dimana saat itu menunjukan Pukul 02.55 yang mana waktu sepertiga malam biasa Maryam gunakan untuk melaksanakan sholat tahajud.
Maryam segera mengambil wudhu, dan saat melintas tepat di depan tempat tidur Reza , Maryam mendapati Reza yang sedang tertidur lelap diatas kasur berukuran king'size miliknya, namun dia tertidur masih dengan Laptop dan beberapa kertas yang berserakan di sana.
Maryam yang merasa kasihan melihat hal tersebut berusaha untuk membantu Reza membereskan dan merapikan berkas-berkas yang berserakan, Kemudian meletakkan di atas meja.
Setelahnya Maryam membantu untuk menyelimuti Reza agar tidurnya lebih nyenyak.
Setelah melakukan semuanya, Maryam bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, dan kembali ke ruangan kecil miliknya untuk melaksanakan sholat tahajud.
Kegiatan rutin yang selalu Maryam kerjakan di waktu sepertiga malam terahirnya. Setelah menyelesaikan sholatnya Maryam membaca beberapa amalan yang biasa dia amalkan dan setelahnya membuka mushaf Al-Qur'an miliknya untuk di bacanya, sembari menunggu datangnya waktu sholat subuh.
Beberapa saat kemudian terdengar suara adzan Subuh berkumandang, Maryam bergegas untuk segera melaksanakan sholat subuh.
Setelah selesai sholat subuh Maryam berencana untuk mandi terlebih dahulu sebelum Reza Terjaga dari tidurnya.
Karena Akan lebih merepotkan jika dia mandi saat Reza telah terjaga.
***
Maryam telah menyelesaikan ritual nya di pagi hari, Maryam yang merasa bosan hanya di kamar sedari dia datang, memutuskan untuk keluar dadi kamar tersebut.
Ceklek...
"Nona Maryam mau kemana Pagi-pagi seperti ini " Ucap Seorang pelayan yang kebetulan lewat di depan kamar Reza , dan Seketika membuat Maryam kaget.
"Ohh.. ini bi, Maryam bosan di kamar terus, apa boleh Maryam membantu pekerjaan di dapur ?? "Ucap Maryam kemudian
Namun pelayan tersebut merasa terkejut dengan permintaan Majikannya. Ingin rasanya menolak namun Maryam memaksa.
Meskipun merasa takut namun perlahan tersebut tetap menyetujui permintaan Maryam.
"Baiklah Nona Maryam, Mari kita sama-sama ke dapur " ucap pelayan tersebut
Setibanya di dapur Maryam merasa sangat kaget, ternyata disana sudah ada dua orang pelayan lain yang sedang bersiap-siap untuk memasak.
Maryam merupakan gadis yang cerdas , pandai, dan suka membantu ummi Maya di dapur ketika dirinya berada di rumah, merasa tidak kaget dengan Kegiatan yang harus di lakukan para wanita ketika di dapur.
"Mau masak apa bi hari ini " Tanya Maryam kepada salah satu. diantara mereka.
Melihat ekspresi bingung dari pelayan tersebut, kembali Maryam melontarkan pertanyaan. dan langsung di jawab oleh salah seorang pelayan.
"Hari ini Nyonya besar tidak menginstruksikan apa pun Nona, jadi kami merasa sedikit bingung mau membuat apa"
Maryam yang mengetahui hal tersebut hanya mengangguk angguk kan kepala. tanda telah memahami
Setelahnya Maryam menanyakan apa saja makanan kesukaan Kakek Amar , nenek Fatimah dan Tuan Reza. kepada para pelayan tersebut
Kemudian beberapa pelayan memberi arahan makanan apa saja yang di sukai oleh penghuni rumah itu. Dan setelah mengetahui nya , seketika muncul ide dalam otak Maryam untuk membuat beberapa menu masakan.
"Bi Siti..., Boleh Hari ini Maryam yang menyiapkan Sarapan ? " Ucap Maryam dengan lembut kepada salah satu pelayan disana
Bi Siti merupakan pelayan yang paling senior dan paling lama bekerja disan, oleh karena itu kakek Amar mempercayakannya sebagai kepala pelayan, dan bahkan sampai mengurus gaji para Pelayan lain disana .
"Tapi nona!!" Sanggah Bi siti kemudian
"Kenapa bi?, InshaAllah Maryam bisa kok bi. " Ucap Maryam dengan lembut berusaha meyakinkan wanita paruh baya di hadapannya itu.
"Bukan tidak boleh nona Maryam, hanya saja bibi merasa takut, kalau Tuan Besar ataupun Tuan muda tau nyonya di sini pasti kami semua akan dapat masalah"
"Bibi tenang saja yaa,kalau hal itu terjadi, Maryam pastikan, Maryam lah yang akan bertanggung jawab" ucap Maryam dengan suara lembut meyakinkan semuanya, Suara yang nyaring terdengar , hingga ketika orang mendengarnya akan merasa senang.
"Baiklah, nona Maryam, tapi kami akan tetap berada di sini untuk membantu nona " Ucap bi siti kemudian. dan di jawab dengan anggukan kepala oleh Maryam
Maryam memulai aksinya dengan menyiapkan bahan-bahan yang di butuhkan, dengan tetap di bantu oleh para pelayan lainya. Mereka sangat menikmati kegiatan pagi itu. Memasak bersama dengan Nyonya Rumah merupakan kegiatan baru yang mereka lakukan , Pasalnya setelah Sepeninggalan Ibunda dari Reza tidak ada lagi Nyonya rumah yang masuk kedalam dapur.
Memasak dengan saling bercerita dan Bertanya banyak hal. Maryam merasa sangat bahagia Saat itu.
Maryam menyiapkan segala sesuatunya dengan sangat detai dan sangat teliti, termasuk Kandungan gizi dari masakan yang dia buat, Hal ini berkaitan dengan Kesehatan Nenek Halimah tentunya.
Setelah berkutat kurang lebih selama satu setengah jam, akhirnya seluruh masakan telah siap untuk di hidangkan.
***
Dari Arah lain kakek Amar yang merasa ada suara riuh dari arah dapur, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Mendapati kakek Amar yang berdiri tegap di depan pintu Dapur , membuat Pelayan yang ada di sana merasa sangat takut, tidak terkecuali BI Siti, yang hanya menundukkan pandangan .
"Siti!!! Jelaskan Ada apa ini !!" Ucap kakek Amar tegas.
"Emm... ann..annu tuan , ... " Jawab Bi Siti dengan gagap.
Melihat situasi para pelayan yang ketakutan Maryam mencoba menenangkan
Seketika Maryam melangkah maju mendekat ke arah Diaman kakek Amar berdiri, Maryam Berdiri tepat di samping kakek Amar dan menjelaskan semuanya
"Kakek, Sebelumnya Maryam minta maaf, Mereka tidak salah kek, Maryam yang memaksa mereka untuk mengizinkan Maryam memasak di sini, karena Maryam merasa sangat bosan kalau harus di kamar" Ucap Maryam dengan sopan kepada kakek Amar . dan seketika kakek Amar memahami keinginan cucu menantunya tersebut. .
"Baiklah..., Jika memang begitu " Ucap kakek Amar kemudian. Maryam tersenyum lega mendengar jawaban kakek Amar.
Begitu juga dengan para pelayan yang merasa senang, mengetahui mereka tidak jadi di marahi oleh kakek Amar.
"Maryam...!" ucap kakek Amar
"Iya kek?" Jawab Maryam kemudian
"Jika sudah selesai dengan menu yang kamu buat, kakek rasa sebaiknya kamu segera kembali ke kamarmu, untuk melayani kebutuhan suamimu" ucap kakek Amar dengan lembut
"Baik kek" jawab Maryam dengan anggukan kepala.
Tanpa di sadari oleh beberapa orang yang sedang berada di dapur, ternyata sedari tadi telah ada seseorang yang Melihat dan memperhatikan Maryam , oleh pasang mata dari kejauhan , , Siapa lagi jika bukan Reza, yang telah sedari tadi berdiri tepat di samping pintu lift.