Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Revina Berdebar
Dua jam kemudian Revina selesai melakukan perawatan. Ia langsung mengajak Felix pergi setelah membayar di meja kasir.
"Ayo, kita pergi." perintah Revina kepada Felix.
"Terima kasih, nona. Semoga anda puas dengan pelayanan kami." ucap Tama sebelum Revina keluar di ikuti Felix di belakangnya.
"Aku tidak percaya di mengacuhkan mu begitu saja." Tama sempat menggoda Felix.
"Kita mau ke mana sekarang ?" tanya Felix setelah mereka duduk dengan sempurna di dalam mobil.
"Pulang." jawab Revina singkat.
"Apa kau tidak mau mengajakku nanti malam ?" tanya Felix sambil mengemudikan mobil.
"Terserah." jawab Revina tanpa melihat ke arah Felix.
Tak lama kemudian Felix menghentikan mobil di sebuah mall.
"Ayo, kita makan siang dulu. Aku sudah lapar. Apa kau tidak ?" ucap Felix sambil keluar dari mobil.
Mau tidak mau Revina juga mengikuti Felix karena ia juga merasa lapar. Setelah selesai makan Felix membawa Revina ke sebuah toko pakaian.
"Aku ingin membeli pakaian untuk pesta nanti malam." perkataan Felix sukses membuat Revina menatap tajam ke arahnya.
"Biar aku yang pilihkan." kata Revina cepat. Ia kemudian langsung menuju deretan baju-baju pria. Sedangkan Felix melihat gaun-gaun dan berniat membelikan untuk Revina.
Beberapa saat kemudian Revina sudah mendapatkan satu stel pakaian pria lengkap dengan dasi kupu-kupu.
"Ini kau cobalah." Felix meletakkan kembali gaun yang di lihatnya ketika Revina menyerahkan pakaian untuk di coba.
"Bagaimana ?" tunjuk Felix setelah keluar dari ruang ganti.
"Bagus. Ambil yang itu saja." perintah Revina dan Felix dengan patuh kembali mengganti bajunya dengan pakaian semula.
"Kau tidak membeli pakaian untuk mu ?" tanya Felix.
"Tidak perlu." Revina mengambil pakaian di tangan Felix kemudian menuju ke kasir untuk membayarnya.
Felix mengambil sebuah gaun yang ia lihat tadi dan membawanya ke meja kasir. Felix ingin mengambil sesuatu dari sakunya.
"Yang ini juga mba." kata Revina menyuruh kasir menghitung juga gaun yang baru saja di bawa oleh Felix sambil menyodorkan sebuah kartu. Saat ini Revina sangat malas untuk berdebat dengan Felix.
Felix yang melihat itu pun langsung mengurungkan niatnya untuk membayar. Padahal ia sudah mau membayar dengan kartu kredit yang di pinjamkan oleh Tama.
Felix merasa Revina sedikit berbeda hari ini. Istrinya itu lebih banyak diam. Biasanya Revina akan selalu berkata dengan ketus kepadanya. Dan akan menyindirnya karena Felix sudah menghabiskan uangnya.
"Apa kau baik-baik saja ?" tanya Felix memecah keheningan diantara mereka.
"Aku ? memangnya aku kenapa ?" bukannya menjawab Revina malah balik bertanya dengan nada ketus.
Felix tersenyum saat Revina terlihat jutek ke arahnya. Ia sudah terbiasa melihat Revina begitu jadi aneh saja menurut Felix jika melihat Revina hanya diam begini.
Sesampainya di rumah, Revina langsung berlari menuju kamar saat Felix baru saja menghentikan mobil. Revina masuk ke kamar mandi dan segera mencuci mukanya. Revina bersandar di belakang pintu memegang dadanya yang sejak tadi berdebar.
Revina sangat tidak menyangka jika Felix akan terlihat jauh berbeda setelah memotong rambut dan membuang berewokan nya. Pria itu terlihat sangat tampan dan mempesona di matanya. Tidak hanya dia, tapi di mata semua orang juga. Saat tadi mereka sedang makan, Revina menyadari semua orang yang ada di sana melihat kearah Felix. Karena itulah Revina hanya diam dan tidak memandang ke arah Felix.
"Apa kau baik-baik saja ?" Felix mengetuk pintu kamar mandi. Ia takut terjadi apa-apa pada Revina karena wanita itu langsung berlari masuk ke dalam rumah.
"Revina, kau baik-baik saja ?" Felix kembali mengulangi pertanyaannya karena tidak mendapatkan jawaban dari Revina.
"Ia. Aku tidak apa-apa." sahut Revina dari dalam.
Felix merasa lega setelah mendengar jawaban Revina. Ia meletakkan paper bag di atas nakas kemudian merebahkan tubuhnya di sofa.
Beberapa saat kemudian Revina keluar dari kamar mandi. Ia merasa lega ketika mendapati Felix sudah tertidur pulas. Revina memandangi wajah Felix yang bersih tanpa rambut-rambut yang menggangu. Sangat tampan membuat jantung Revina kembali berdebar.