Kanzia Ayudia Renata, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang orang disekitarnya karna tubuh gendutnya, bahkan ayah kandungnya sendiri terlihat lebih menyayangi kakak tirinya. Sampai akhirnya ia menjalin hubungan dengan seorang laki laki yang ia pikir mencintainya dengan tulus ternyata hanya memanfaatkan dirinya dan pergi meninggalkannya bersama kakak tirinya tepat dihari pernikahnnya.
Saat semua orang mengucilkan dirinya tiba tiba pria tidak dikenal datang dan mengajukan diri untuk menikahinya dan membantunya untuk merubah dirinya.
Yuk simak kisah Kanzia bagaimana ia merubah takdirnya dan membalaskan rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafitri kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 : Telat
Kanzia bergegas menuruni tangga dengan menenteng sepatu dan tas nya, hari ini ia bangun terlambat karena semalam ia tidur kemalaman gara gara menunggu kabar dari Abian.
"Non sarapannya sudah siap," ucap bik Sofi yang melihat Kanzia turun tangga dengan terburu buru.
"Aku sarapannya nanti aja bik, soalnya aku udah telat," ucap Kanzia berlari ke luar rumah.
"Pak hari ini tolong anterin aku ke kantor ya pak," ucap Kanzia pada sopir yang sudah disiapkan Abian.
"Baik non," sopir tersebut merasa heran karena tidak biasanya Nona nya itu minta diantar ke kantor.
"Pak agak ngebut ya,,, soalnya aku udah telat." Ucap Kanzia.
"Baik Non," pak sopir hanya mengikuti saja perintah sang majikan.
Beberapa menit kemudian mobil yang membawa Kanzia sudah tiba depan kantor perusahaan.
"Makasih pak," ucap Kanzia berlari masuk ke dalam gedung kantor.
Ia semakin kesal ketika menunggu lift terbuka, apalagi setelah menerima pesan dari Tania jika CEO mereka hari ini datang ke kantor dan sekarang sedang berada di ruangan divisinya.
"Bagaimana bisa aku telat di waktu yang gak tepat kayak gini,,, kenapa liftnya lama banget sih,,,," gerutu Kanzia di dalam lift.
"Kalau sampai aku dipecat Abian harus tanggung jawab," ucapnya kembali.
Lift pun tiba di lantai 4 tempat dimana divisinya berada, ketika lift terbuka ia segera bergegas menuju ruang kerjanya.
Begitu ia sampai di sana, ia semakin dibuat gugup dengan kehadiran seseorang di ruang divisinya yang hanya terlihat punggungnya saja.
"Maaf saya terlambat," ucap Kanzia ketika masuk sambil menundukkan kepalanya.
"Apa kamu pegawai baru disini?"
"Iya,,," jawab Kanzia tetap menundukkan kepalanya.
"Baru beberapa hari bekerja kamu sudah berani datang terlambat,"
"Kenapa suaranya terdengar sangat familiar ya?" Ucap Kanzia dalam hati merasa mengenali suara itu.
"Angkat kepala mu Nona,"
Kanzia pun mengangkat kepalanya, ia sangat terkejut melihat wajah tampan penuh karisma yang ada dihadapannya itu.
"Astaga,,, bagaimana mungkin ada orang yang memiliki wajah setampan ini,,," batin Kanzia yang terpesona dengan ketampanan pria di depannya. "Astaga! Apa yang sedang aku pikirkan, Bagaimana mungkin aku mengagumi pria lain saat aku sudah memiliki seorang suami," batin Kanzia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya untuk membuang jauh jauh pikirannya tadi.
"Apa kamu mengingat ku Nona?" Tanya laki laki itu yang melihat Kanzia hanya diam saj.
"Hai,,, apa kau mendengar ku?" ucapnya kembali karna Kanzia yang masih terdiam tanpa menjawab ucapannya.
"Apa tuan,,,?"
"Astaga,,,, aku bertanya pada mu apa kau mengingat ku?" Abian mengulang kembali pertanyaannya.
"Tidak tuan," jawab Kanzia, yang benar benar lupa.
"Wah setelah menolak ku terang terangan kamu juga melupakan wajah tampan ku Nona, apa kamu ingat dengan laki laki yang semalam menolong mu di acara pernikahan kakak mu?"
"Oh laki laki mesum itu, apa anda mengenal orang mesum itu tuan?" Ucap Kanzia tanpa melihat ekspresi orang di hadapannya.
"Wah kau berani sekali mengatai ku laki laki mesum!"
"Saya tidak pernah mengatai anda tuan, saya mengatakannya untuk orang lain,"
"Aku adalah laki laki yang semalam, yang kamu Katai mesum,"
"Jadi anda laki laki mesum itu?" Tanya Kanzia yang tidak terlalu memperhatikan wajah laki laki semalam yang menurutnya sangat aneh.
"Kau lagi lagi mengatai ku mesum, apa kau ingin dipecat?"
"Memangnya anda siapa tuan? seenaknya saja ingin memecat ku," jawab Kanzia tanpa rasa takut, sementara teman teman divisinya sudah terlihat pucat mendengar semua ucapan Kanzia.
"Ternyata kamu belum tau siapa aku, aku adalah CEO perusahaan ini, dan aku bisa memecat mu kapan pun aku mau Nona,,,"
Kanzia lagi lagi dibuat terkejut dengan ucapan laki laki di depannya itu. Kanzia melirik satu persatu teman temannya, yang hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan sebagai jawaban.
"Apakah anda pak Jonathan Pramudya?" Tanya Kanzia.
"Iya saya adalah pemilik perusahaan tempat kamu bekerja ini Nona," ucapnya dengan tersenyum mengejek lalu beranjak dari ruang divisi itu.
"Matilah aku,,,," batin Kanzia.
Jonathan kembali berucap sebelum benar benar keluar dari ruangan itu. "Ingat urusan kita belum selesai Nona," ucapnya dan kembali melangkahkan kakinya keluar meninggalkan ruangan tersebut.
"Wah Kanzia hukuman apakah yang akan diberikan CEO dingin kita untuk mu,,,," ucap salah satu teman divisinya bergidik ngeri membayangkan hukuman yang akan diberikan Jonathan.
"Zia apa kau akan dipecat setelah ini? Tapi kamu tidak perlu khawatir jika pun dipecat, karena kamu memiliki suami yang kaya," ucap Tania menepuk bahunya.
Kanzia tidak menanggapi gurauan teman temannya, ia segera duduk di depan komputernya dan mulai mengerjakan pekerjaannya.
*
*
"Sialan!
siapa yang berani membuat berita sampah seperti ini?" Umpat Clara, yang baru saja membuka hp dan melihat berita tentangnya
Model yang sedang naik daun Clara Laurensia ternyata seorang perebut tunangan adiknya. (Sebuah artikel dengan foto Clara yang hendak menampar Kanzia).
Clara Laurensia model yang sedang naik daun ternyata hanyalah anak tiri dari pengusaha Rudi Mahendra.
Pewaris tunggal Ayu Beauty telah kembali dengan menampilkan foto Kanzia yang dibelur.
Clara yang melihat berita berita itu dengan penuh emosi membanting hp mahalnya ke lantai.
"Ini semua gara gara gadis sialan itu, Arghh! Gadis sialan aku pasti akan membalas mu," Clara meremas rambutnya prustasi.
"Ada apa, kenapa kamu terlihat sangat marah?" Tanya Noah yang baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat ekspresi Clara yang terlihat menahan amarah.
Clara mengambil hp yang tadi ia buang dan memberikannya ke Noah.
"Bagaimana bisa?" Ucap Noah saat melihat berita berita itu dari hp Clara.
"Ini semua ulah Kanzia, pasti ia ingin membalas dendam padaku karena kamu lebih memilih aku sayang,,," ucap Clara.
"Bukankah aku sudah bilang agar kamu menahan diri waktu itu, tapi kamu malah berulah dan menamparnya dihadapan media, seandainya kamu juga tidak mengundang media di acara pernikahan kita semua ini pasti tidak akan terjadi," ucap Noah.
"Apa sekarang kamu sedang menyalahkan ku? Apa karena sekarang Kanzia yang berubah cantik, apa kamu menyesal meninggalkannya?"
"Aku tidak menyalahkan mu Ini tidak ada kaitannya dengan Kanzia, apa kamu masih meragukan ku setelah apa yang aku lakukan untuk mu selama ini?"
"Tapi itu kenyataannya, kamu pasti jatuh cinta setelah melihat dia yang sekarang telah cantik, apa kamu tergoda dengan ****** itu dan ingin meninggalkan ku?"
"Clara! berhenti mengangap ku seakan akan aku yang selalu salah dalam hal apa pun, kamu tidak menghargai apa yang telah ku lakukan untuk mu, jika kamu terus bersikap seperti ini aku akan mewujudkan perkataan mu itu," ucap Noah lalu ia pun pergi meninggalkan Clara di kamar hotel.
"Arghh,,,, sialan kamu Kanzia!"
*****
Di kantor
"Zia apa kau tau model cantik bernama Clara?" Tanya Tania saat mereka sedang makan siang di kantin.
"Entahlah, memangnya kenapa?"
"Coba lihat berita yang sedang rame di media sosial," Tania menunjukkan pada Kanzia beberapa artikel yang memberitakan tentang Clara.
"Oh,,,," ucapnya santai.
"Bagaimana bisa dia begitu tega merebut tunangan adiknya sendiri tepat dihari pernikahannya, ternyata wajah lembut yang selama ini ia tunjukkan ke media hanyalah sebuah topeng," gumam Tania yang kesal setelah membaca artikel gosip dengan foto Clara yang hendak menampar seorang wanita yang hanya terlihat punggungnya saja.
Sementara Kanzia hanya menanggapinya dengan santai dan tetap melanjutkan makan siangnya tanpa memperdulikan berita itu, karna itu adalah bagian dari rencananya untuk menjatuhkan Clara secara perlahan.
.
.
.
.
Bersambung . . . . . . .
Jangan lupa di like👍🏻
Komen dan Favorit juga ya😉