NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Billionaire

Jerat Cinta Sang Billionaire

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: DENAMZKIN

Sekar Arum (27) ikut andil dalam perjanjian kontrak yang melibatkan ibunya dengan seorang pengusaha muda yang arogan dan penuh daya tarik bernama Panji Raksa Pradipta (30). Demi menyelamatkan restoran peninggalan mendiang suaminya, Ratna, ibu Sekar, terpaksa meminta bantuan Panji. Pemuda itu setuju memberikan bantuan finansial, tetapi dengan beberapa syarat salah satunya adalah Sekar harus menikah dengannya dalam sebuah pernikahan kontrak selama dua tahun.
Sekar awalnya menganggap pernikahan ini sebagai formalitas, tetapi ia mulai merasakan sesuatu yang membingungkan terhadap Panji. Di sisi lain, ia masih dihantui kenangan masa lalunya bersama Damar, mantan kekasih yang meninggalkan perasaan sedih yang mendalam.
Keadaan semakin rumit saat rahasia besar yang disembunyikan Panji dan adik Sekar muncul kepermukaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DENAMZKIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

REALITA

Sekar sedang membuat adonan sambil memikirkan berbagai hal dalam diam. Dia tidak sengaja mendengar sesuatu saat pertemuan dengan para investor kemarin, yang membuatnya gelisah. Salah satu pria itu bertanya kepada Panji tentang kemungkinan menawarkan restoran untuk dijual setelah proses merger selesai. Sekar mendengar sendiri dengan jelas bagaimana Panji mengatakan bahwa harga jual properti itu akan diumumkan setelah pembukaan awal restaurant jika semuanya berjalan sesuai rencana.

Dia sulit mempercayainya. Panji telah berbohong pada keluarganya. Selama ini, dia yakin bahwa Panji benar-benar membantu mereka mengelola restoran. Sekar merasa bodoh karena mempercayai ibunya, yang pernah berkata bahwa Panji memiliki sisi baik. Pernikahan dengan pria asing itu ternyata hanya demi bisnis, bukan atas dasar cinta. Pria itu membutuhkan istri demi citra, sementara keluarga mereka membutuhkan bantuan finansial yang hanya bisa diberikan oleh orang luar. Semua ini terasa seperti jebakan, dan Sekar merasa marah pada dirinya sendiri karena tidak menyadari kenyataanya lebih awal.

Ketika timer berbunyi di belakangnya, Sekar meninggalkan posisinya. Dia membuka tutup panci dan mulai memeriksa tingkat kematangan daging dirawon yang dia buat.

"Bu Sekar?"

Sekar tidak benar-benar mendengar namanya dipanggil. Dia berjalan lebih jauh ke dapur, memeriksa hidangan lain untuk tamu siang itu. Baru ketika dia berbalik, dia melihat seorang pria asing di dapurnya. Dengan cepat, dia meraih sendok dan mengangkatnya ke arah pria itu.

"Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanyanya tajam. Pria itu mengenakan seragam koki.

Pria itu mengangkat tangannya tanda menyerah. "Maaf, saya tidak bermaksud menakut-nakuti Anda. Saya sudah mencoba memanggil Anda beberapa kali, saya pikir mungkin Anda memakai earphone atau semacamnya."

Masih memegang sendok, Sekar mendesah sambil menyibakkan poninya untuk kesekian kalinya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan nada sepolos mungkin.

"Saya dikirim oleh Pak Panji," jawab pria itu dengan raut cemas sambil melirik ke arah sendok di tangannya. "Katanya Anda membutuhkan tukang masak, dan saya diminta untuk berbicara langsung dengan Anda."

Sekar mengernyit. Suaminya memang pernah menyebutkan bahwa mereka membutuhkan tukang masak baru, dan dia setuju sepenuhnya. Tapi dia tidak menyangka suaminya akan menemukan seseorang secepat ini.

"Saya jelas tidak mampu membayar kamu," katanya, sambil meletakkan sendok di meja, saat merasa pria itu bukan ancaman.

"Suami Anda sudah mengurus gaji saya," kata pria itu.

Sekar merasa sedikit lebih sedih daripada lega. "Yah," ujarnya dengan nada lesu, "Saya tidak siap melatih seseorang hari ini. Bahkan, saya sama sekali tidak mengira akan ada bantuan."

"Saya mengerti," balas pria itu dengan ekspresi prihatin.

"Baiklah," Sekar mendesah sambil memandang dapur sekelilingnya. "Apa kamu pernah bekerja di dapur seperti ini sebelumnya?" tanyanya, sambil meraih salah satu pisau dari tempat penyimpanan di meja. Dia mengambil bawang merah dari keranjang dan mulai mencincangnya halus.

"Ya."

Sekar mengangguk perlahan sambil kembali mengamati dapur, mencoba memutuskan tugas apa yang bisa diberikan pada pria itu. Dia menghela nafas dan berbalik, melangkah lima langkah sebelum kembali menatap pria tersebut.

"Apa kamu tahu cara membuat kulit lumpia?" tanyanya.

"Ya, saya bisa membuatnya," jawab pria itu.

Sekar mengangguk lagi, meletakkan kedua tangannya di pinggul, lalu meniup ke atas hingga poninya terangkat dari wajahnya.

"Baik, buatlah kulit lumpia, tapi jangan terlalu nyaman. Aku belum tahu apa yang bisa kamu lakukan, tapi kita akan mengetahuinya bersama."

"Kak, ada pesanan masuk," seru Laras, adiknya, sambil menyandarkan tubuh di jendela dapur untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Siapa dia?" tanyanya sambil melirik pria asing itu.

"Aku juga tidak tahu," jawab Sekar, sambil memandang pria itu. "Siapa namamu?"

"Dika," jawabnya sambil menggulung lengan baju dan bersiap mencuci tangan.

"Ini tukang masak baru kita, namanya Dika," kata Sekar, lalu menatap Laras dengan senyum kaku.

"Hebat, kita tidak bisa membayar Tomi, tapi bisa menggaji tukang masak baru?" sindir Laras sambil memutar mata dan menempelkan kertas pesanan di rak.

Sekar memutar mata sambil meraih kertas pesanan dari tangan Laras. Adiknya sudah terus-menerus mengeluh karena Sekar menolak mempekerjakan salah satu temannya dari sekolah. Sayangnya, meskipun pelayan tambahan akan sangat membantu, Sekar tidak memiliki anggaran untuk membayarnya.

Setelah melirik sekilas ke arah Dika, yang sedang mengaduk adonan yang sebelumnya dikerjakannya, dia menghela nafas dan kembali bekerja. Dia berjalan ke kompor untuk mengaduk rawonnya, lalu mulai mempersiapkan pesanan dari kertas itu.

Saat jam makan malam semakin sibuk, dia melihat ibunya datang dan langsung masuk ke ruang belakang sambil berbicara di telepon, kemungkinan besar membahas masalah pipa di sana. Dengan nafas berat, Sekar terus memasak. Kemarin, selama satu jam penuh, dia harus mendengarkan ibunya mengulang-ulang nasihat bahwa Sekar harus berusaha lebih keras untuk membuat pernikahannya dengan suaminya berhasil.

"Kak, meja tujuh mau tambah pesanan pisang goreng," kata Laras dari jendela dapur.

"Aku sedang masak, Laras," jawab Sekar kesal sambil memindahkan panci ke kompor lain. Dia mengangkat panci berisi makanan dan membawanya ke piring yang menunggu di rak. "Meja lima siap disajikan," katanya.

"Cuma ada lima meja malam ini," balas Laras. "kalau tidak ada yang datang setelah jam enam, boleh aku pulang lebih awal?"

"Laras, jangan sekarang," jawab Sekar sambil mengelap pinggiran piring dan meletakkan makanan di jendela untuk diambil.

"Lagipula tidak ada yang datang," gumam Laras sambil memutar mata, lalu mengambil piring-piring itu. Saat berjalan menjauh, dia bergumam pelan, "Ini sebabnya Damar pergi."

Komentar itu membuat Sekar tersentak. Damar adalah mantan pacarnya dari masa kuliah—satu-satunya pacarnya sampai saat itu. Semua berubah ketika ayahnya meninggal, dan dia kembali ke rumah untuk bekerja di dapur restoran keluarga. Saat itulah masalah mulai muncul, hidupnya perlahan-lahan memburuk, sampai suatu hari dia terbangun dan sudah menikah dengan Panji Raksa Pradipta. Sekar menghela nafas panjang sambil meniup poninya lagi agar tidak menghalangi wajahnya. Saat berbalik, dia melihat Dika berdiri di meja kerjanya, merapikan kulit lumpia yang akan disajikan.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Sekar.

"Aku baik-baik saja. Tapi anda yakin tidak butuh bantuan lain?" jawab Dika sambil mengangkat alis, melirik keadaan dapur.

"Belum perlu untuk sekarang."

ibunya masuk ke dapur dengan dramatis, kacamata terletak di atas kepalanya, berbicara di telepon dengan nada tegas.

"Jadi, kamu ingin meninggalkan kami tanpa air di ruang belakang? Kamu sadar tidak kalau aku sedang menjalankan bisnis di sini?" Setelah jeda, dia memberi isyarat pada Sekar dan melirik Dika dengan tatapan aneh. "Dengar, aku memintamu untuk datang sekarang dan memperbaikinya, atau menantuku akan membeli perusahaanmu dan memecatmu!!" Setelah berbicara, dia menutup telepon dengan geram.

"Siapa dia?" tanya Ratna sambil menatap Dika.

"Menantu kesayangan ibu yang mempekerjakannya," jawab Sekar sambil memutar mata dan kembali bekerja.

Damar lebih lama berada di hidup mereka dan jauh lebih baik, tapi ibunya tetap menyebutnya bodoh. Panji orang yang baru masuk ke hidup mereka kurang dari enam bulan, tapi sudah dianggap sempurna. Enak sekali berada di posisi itu.

"Untuk apa?" gumam Ratna dengan nada mengejek sambil melirik Dika. "Dia bisa masak makanan Jawa?"

"Aku tidak tahu, aku tidak mewawancarainya," jawab Sekar tanpa menoleh.

Ratna menghela nafas panjang dan memandang Sekar.

"Rambutmu kusut sekali, Sudah ibu bilang lakukan perawatan rambut."

Sekar mendesah. "Aku sedang masak, Bu. Aku bahkan tidak bisa mengecilkan apinya hanya karena rambutku kusut."

Ratna memutar mata dan mulai bergumam dalam bahasa Jawa, sebelum tiba-tiba meraih tangan Sekar. "Delok,en kukumu!" serunya. "Kamu sudah ke salon untuk perawatan?"

"Belum," jawab Sekar sambil menarik tangannya.

"Kamu harus bisa menjaga penampilanmu Sekar!" tegur Ratna. "Suamimu orang penting. Kamu pikir bagaimana jadinya kalau istrinya terlihat berantakan seperti ini? Jujur saja, kamu sengaja mencoba menghancurkan restoran ini kan? Ayahmu pasti gelisah di kuburnya kalau melihat betapa egoisnya kamu. Panji sudah memberimu segalanya, tapi kamu masih tidak bisa bersyukur"

"Bu," ujar Sekar, menoleh dan menatap ibunya, "Tolong, urus saja sesuatu di ruang belakang dan biarkan aku bekerja."

Ratna mengerutkan kening, menatap putrinya dengan tajam. "Baiklah," katanya dengan nada dingin. "Jika butuh bantuan di dapur, bilang saja."

Sekar mengangguk, berbalik ke wajan di atas kompor.

"Aku tidak akan butuh bantuan ibu," gumamnya pelan sambil kembali memasak.

1
sSabila
ceritanya keren, semangat kak
jangan lupa mampir di novel baru aku
'bertahan luka'
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!