Irene, Sebuah nama yang entah sejak kapan menjadi pemuas Presdir nya sendiri, Hidup hanya dengan ayah nya, Dan ibu nya adalah mantan Pelacur, Hingga akhir hayat nya terus di kucilkan dan di rendahkan.
Bahkan sampai pada kehidupan Irene sendiri, Dia sekolah dan kuliah dengan biaya nya sendiri, Sampai bisa menjadi sekertaris pribadi seorang pemilik perusahaan Terbesar di kota yang baru di datangi nya.
Namun nasib tidak adil pada nya, Dia terpaksa menjadi pemuas bagi dahaga birahi nya sang Presdir.
Dario Max Anderson.
Presdir sekaligus pemilik perusahaan besar, Yang sangat membenci yang nama nya wanita. Namun tetap menjerat wanita dengan berbagai pesona nya, Hingga dia memilih wanita bernama Irene untuk menjadi pemuas hasrat nya, Dan setiap kali dia menginginkan nya, Irene harus datang dan siap melayani diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit
Irene terbangun dalam keadaan badan nya yang sakit semua.
Dia sudah melewatkan banyak jam hari ini, Dia datang pagi pagi sekali kesini berharap tidak berjumpa pria itu.
Malah harus berakhir seperti ini, Tubuh nya remuk redam akibat ulah dari pria bertubuh besar itu.
Dia hancur, Bukan sekali dia seperti ini, Tapi untuk yang kedua kali nya, Dan yang membuat nya kaget adalah, Kenapa sesakit ini ?
Apakah ini yang di namakan pecah Perrawan ? Tapi mana mungkin !
Karena dia pernah melakukan nya bukan ? Ornag orang menyebut nya seperti itu dulu.
" Ssshh...." Irene mendesis saat dia bergerak seluruh tubuh nya merasa sakit saat dia bergerak.
Apalagi daerah terlarang nya, Bolu kukus nya juga terasa sangat perih,pedih dan sakit.
Tapi tunggu, Kenapa ada darah di Sprei nya saat ini ?
Apa itu darah Keperawanan nya ? Jika iya berarti itu arti nya ??
Tes !
Irene menutup mulut nya dengan kedua tangan. ya, Air mata nya mengalir deras saat ini, Berarti dulu itu hanya penjebakan saja ? Dan saat ini lah kehancuran nya yang sebenar benar nya bukan ?
Iya kah ??
Irene menangis untuk itu, Menangisi takdir yang seolah mempermainkan nya saat ini.
" Kenapa Tuhan ? Kenapa kau melakukan ini pada ku ? Apa salah ku pada mu Tuhan ?? Bahkan aku tidak pernah melakukan dosa pada mu, Aku tidak pernah melupakan mu, Tapi kenapa aku selalu kau uji dengan semua ini ?" Tangis Irene pecah, Air mata. ya tak tertahan lagi untuk semua itu.
Semua kejadian kejadian yang telah di lewati nya bersama sang ayah kini terlintas begitu saja di ingatan nya.
Tapi satu hal yang membuat nya semakin menangis, Bagaimana dia melihat wajah bringas itu begitu bergairah memangsa nya pagi tadi, Dan dimana pria kejam itu sekarang ?
Kenapa harus mencari nya jika tanpa nya bisa lebih baik ? Pikir Irene.
Dengan langkah tertatih nya sambil menahan sakit di seluruh tubuh nya yang remuk redam, Akhir nya Irene berhasil sampai di kamar mandi dan saat sampai kamar mandi dia melihat begitu banyak jejak percintaan yang di tinggal kan Max di seluruh tubuh nya.
Ini benar benar gila ! Tubuh nya yang putih mulus seputih susu dan selembut salju membuat nya terlihat sangat mengerikan dengan warna merah merah keunguan seperti lebam.
Tapi di tekan nya tidak sakit sama sekali.
Lagi lagi Irene menangis dalam diam nya, Dia menangisi keadaan nya yang seperti ini.
Setelah membersihkan diri nya, Bingung memakai apa, Irene kembali memakai pakaian nya yang tadi, Hanya saja kemeja nya milik Max yang di gunakan nya saat itu.
Irene berjalan tertatih sambil menahan rasa sakit nya, Dia keluar dari ruangan terkutuk itu dengan sangat hati hati, Bahkan dia melewati bos nya begitu saja yang tengah melahap makan sore nya mungkin.
Karena memang ini sudah jam 6 sore, Jam kantor sudah berakhir bukan ? Maka itu adalah sebuah keberuntungan bagi nya di tengah belenggu kesialan yang menimpa nya hari ini.
Melihat Irene yang berjalan tertatih membuat Max menghentikan gerakan tangan nya yang tengah menikmati sebuah hidangan di meja kerja nya.
Tak !..
" Ambil itu ! Beli apapun yang kau ingin kan dengan kartu itu ! Termasuk jika kau ingin membeli kendaraan. Itu terserah mu !" Max melemparkan sebuah kartu gold yang di lemparkan nya begitu saja di meja kerja nya.
Irene berhenti sejenak, Melihat itu Max menarik salah satu sudut bibir nya, Dia tersenyum puas untuk itu.
Karena pikir nya dia memang bisa membeli apapun di dunia ini, Termasuk harga diri seorang wanita, Dan itu di lakukan nya saat ini pada diri seorang sekertaris cantik nya.
Yang telah habis di mangsa nya pagi tadi dengan sangat ganas.
Oh tidak ! Itu tidak ganas sama sekali, Ganas bagi Irene tidak ganas bagi nya kawan !
" Simpan saja apa yang anda miliki Tuan, Saya tidak membutuhkan nya, Permisi " Max mengepalkan kedua tangan nya yang saat ini tengah memegang alat makan.
Sendok dan garpu yang tengah di pegang nya menjadi media pelampiasan amarah nya, Apalagi melihat Irene yang menolak pemberian nya.
Bahkan wanita itu tidak melihat ke arah nya sedikit pun, Padahal Max tau apa yang di rasakan wanita itu saat ini, Pasti sakit sekali rasa nya.
Mengingat bagaimana kecil nya lubang salju itu saat di masuki oleh belalai gajah nya.
Itu pasti sangat sakit, Tapi wanita itu tidak meminta tolong apapun pada nya, Malah menolak apa yang di berikan nya ?
Max merasa di hina oleh Irene saat ini, Harga diri nya sebagai pria paling di kagumi di negara ini benar benar diinjak injak oleh penolakan yang di lakukan Irene lagi.
Prang !
Max menghempaskan Peralatan makan nya, Bahkan semua nya berserakan di lantai saat itu juga.
Dia emosi, Dia marah karena lagi dan lagi Irene berhasil mencoreng harga diri nya Dnegan sebuah penolakan dan Max tidak terima itu semua.
" Aku benar benar akan memastikan bahwa kau akan bertekuk lutut di bawah ku ! Kau akan memohon pada ku nanti nya ! Akan ku pastikan itu semua Irene !" Setelah puas mengutarakan isi hati nya, Max langsung meninggalkan ruangan nya begitu saja.
Entah kemana pergi nya pria itu, Tapi yang pasti dia bukan mencari Irene atau menolong nya.
Sementara Irene ? Dia sudah berada di dalam taksi untuk pulang apartemen yang di sewa nya.
Biarlah kali ini dia menaiki taksi walau itu mahal, Karena biasa nya dia akan menaiki bis untuk bisa sampai ke kantor tempat nya bekerja demi menghemat, Dan kali ini dia pulang dengan sebuah taksi yang membawa tubuh tak berdaya nya.
Saat sampai di Loby apartemen nya, Irene menarik nafas nya dalam dan melanjutkan langkah tertatih nya.
Tapi dia harus kuat bukan ? Bagaimana jika ayah nya sampai tau ? Tidak Irene tidak ingin ayah nya mengetahui hal ini dan membuat nya kembali terkena serangan jantung.
Irene hanya memiliki ayah nya saja saat ini, Dia tidak memiliki siapa pun lagi kecuali ayah nya, ,maka dari itu dia harus merahasiakan semua ini dari ayah nya.
Dan betapa beruntung nya Irene saat ini, Dia tidak mendapati ayah nya di ruangan tv, Karena biasa nya ayah nya akan di sana saat dia pulang kerja atau lembur.
" Irene kamu di dalam nak ?" Ayah Gery mengetuk pintu kamar anak nya karena saat dia keluar pintu kamar Irene baru saja tertutup.
Betapa kaget nya Irene saat mendengar suara ayah nya yang mengetuk pintu kamar nya, Dan Tuhan masih menyayangi nya dengan semua ini.
Semua keberuntungan yang memihak nya walau sedikit.
" Iya ayah, Ini Irene, Maaf baru pulang, Irene lembur, " Irene berkata bohong pada ayah nya, Dan itu lebih baik untuk saat ini mungkin.
Karena hanya berbohong lah yang bisa menolong nya saat ini.
" Oh, Kalah gitu segera makan ya Nak, Ayah masak Sup ayam kesukaan kamu tadi, Ayah sudah makan, Jadi maaf tidak menunggu kamu nak. "
" Iya Yah, Nanti Irene makan, Irene mau mandi dulu, Irene capek,"
" Iya sayang...Jangan lupa makan Nak, Ayah di kamar ya. " Ucap ayah Gery lagi karena telah merasa lega karena putri nya sudah pulang saat ini.
" Iya ayah, " Sahut Irene lagi dan berkahir lah perbincangan ayah dan anak itu.
...🔥🔥🔥...