queeny Nadine prasepto seorang gadis cantik berwajah belasteran,bertubuh tinggi semampai dengan body bak gitar spanyol dan berkulit putih itu di kenal dgn sifat antagonisnya dalam membully org yang mendekati kakak nuelnya, seorang cowok pupuler dan sangat tampan di sekolahnya
Nadine menggalami kejadian yang sangat menyakitkan yang akan menghadirkan trauma dalam dirinya kepada pria yg di cintainya dan temannya.
gadis yang di benci keluarganya itu hidup dalam ke sepian yg mendalam, menjadikan dia anak yg bar-bar dan penuh pemberontakan untuk menarik perhatian org tuanya.
tapi setelah mengalami kejadian dan di beri kehidupan lagi iya bertekad akan hidup lebih baik tanpa mengemis kasih sayang orang tua dan org dia cintai.
yok cek kelanjutan dari cerita Nadine
___Langsung baca aja....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simnuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertengkaran
Sore hari Nadine baru tiba di rumah karna keasikan di rumah raya.
"dari mana saja kamu?"
_____________________________
"dari mana saja kamu" ucap papa raya yang baru pulang dari kantor.
Raya hanya diam tidak menanggapi.
"Nadine papa bicara pada mu"teriak papa Nadine yang melihat Nadine berlalu tanpa menghiraukan nya.
.
.
.
"huh capek banget" ucap Nadine sambil berbaring tanpa Menganti baju seragamnya.
"mau kerja apa yang gue biar menghasilkan uang,,gue muak di keluarga ini terus"ucap Nadine seraya mendekat pada laptopnya.
"apa gue liat di media sosial aja ya siapa tau dapat kerjaan" ucapan Nadine mulai menelusuri medsos.
Nadine melihat ada lowongan kerja tapi sebagai penyanyi di sebuah cafe yang ada di kotanya.
"apa gue nyanyi aja ya,,suara gue ga jelek-jelek amat" monolog Nadine pada dirinya.
Nadine sebenarnya memiliki bakat menyanyi dengan suara yang merdu tapi dia memendamnya,,di hanya bernyanyi disaat dia merasa sedih dan kesepian.
tiada satu pun yang tau bakatnya bahkan raya sahabatnya, karna dia selalu Happy saat bersama raya dan keluarganya, dia hanya bernyanyi di saat menyendiri.
"baiklah akan gue coba" ucap Nadine mulai menghubungi nomor kontak yang tersedia di halaman poster.
.
.
.
Malam hari Nadine turun menuju ruang makan dan melihat pemandangan seperti biasa yang sering di lihatnya.
Nadine duduk diam memakan makanannya tanpa memperdulikan orang sekitarnya.
"apakah begitu cara mu bersikap kepada orang tua Nadine,,kenapa kamu tadi tidak mendengar ucapan papa" ucap papa Nadine yang sudah membuka sesi perdebatan.
"males" ucap Nadine datar.
" Nadine! dasar anak yang tidak tau diri..sudah baik papa mau bicara pada mu" ucap ayah Nadine geram.
" itu anda tau saya tidak tau diri kenapa anda masih berbicara pada saya tuan" ucap Nadine dingin.
" dasar kurang ajar, apakah begitu cara mu berbicara pada papamu Nadine" ucap mama Nadine marah.
"tuan itu saja tidak pernah berbicara baik kepada saya,,lantas apakah saya harus berbicara baik padanya?" tanya Nadine tidak peduli dan melanjutkan makannya.
"aku papa mu nadine!..sudah baik kami mau merawat mu tapi ini balasan mu pada kami..kenapa aku tidak menelantarkan kamu saja dulu" teriak papa nadine.
"aku tidak meminta untuk di rawat oleh kalian" ucap Nadine dingin.
"dasar anak sialan" teriak papa Nadine mengebrak meja makan.
"aku selesai" ucap Nadine bangkit dari meja makan yang sudah tidak berbentuk akibat gebrakan papa Nadine.
PRANGGGGG....
Nadine terdiam di tempat merasakan kepalanya yang pusing akibat terhantam sesuatu yang keras.
Ya baru saja kepala Nadine di lempar dengan gelas kaca oleh papanya sendiri yang saat ini sedang sangat murka kepadanya.
Dion dan mamanya syok melihat kejadian yang baru saja terjadi,,Meraka merasa geram akan tingkah Nadine tapi Meraka tidak menduga akan kejadian ini.
"terima kasih tuan" ucap Nadine berbalik menatap papanya dengan tatapan kebencian dan kesedihan di matanya.
Nadine berlalu dari sana dengan tangan yang memegang kepala agar darah di kepalanya tidak merembes ke luar.
papa Nadine sedikit terkejut dengan apa yang di lakukannya tapi perasaan emosi lebih mendominan
Sedikit ya yeorobun, selebihnya tidak kasihan karna itu sudah biasa dilakukan nya kepada Nadine.
.
.
.
Nadine sampai di kamar langsung mengobati kepalanya dengan perasaan benci,, dia tidak menangis karna hal seperti ini sudah biasa baginya.
"sedikit lagi Nadine... bertahanlah sedikit lagi"ucap Nadine pada dirinya sendiri.
Ting.
Terdengar notifikasi di hpnya yang memberitahukan bahwa dia di terima menjadi penyanyi di kafe tempat kemarin dia melamar..dan dia akan mulai bernyanyi pada hari Minggu.
Ada sedikit rasa senang di hatinya,,dia akan mengakhiri penderitaan ini secepatnya,,entah itu masih berada di atas bumi ini atau kembali kepada tuhan,,dia akan membuat hari" nya indah dengan cepat keluar dari rumah ini.
.
.
.
Keesokan harinya dia berangkat sekolah sangat pagi supaya tidak bertemu keluarga,,dia sangat muak.
Untung lah bibi di rumahnya semalam mengobati kepalanya dengan baik bukan seperti dia yg asal obat saja...jadi sekarang dia berangkat sekolah dengan perban di kepala nya.
.
.
.
Sesampainya di sekolah dia terlebih dahulu sarapan di kantin dan lanjut ke kelas disaat bel telah berbunyi.
.
.
"kepala Lo kenapa queen" tanya raya yang melihat Nadine masuk menggunakan perban.
"biasa....olah raga otot sama bokap" ucap Nadine seraya duduk di bangkunya.
"anjing ya tu bokap Lo..bisa-bisanya dia main kasar kek gini sama Lo" ucap raya geram.
"dah biasa....Lo kek gatau bokap gue aja" jawab Nadine.
"tapi ini kepala ege..bahaya.. biasanya pukulan dia tu selalu bisa Lo tutupin..tapi ini" ucap raya tak habis pikir kenapa ada seorang ayah yang begitu membenci anaknya sendiri.
Nadine hanya terdiam menanggapi
"kamu gapapa kn queen...Masih sakit gak..klo sakit ke UKS aja" ucap Rina khawatir.
"gapapa udah mendingan kok...cuma pusing dong semalam" ucap Nadine menenangkan Rina.
obrolan mereka terhenti karna kedatang guru yang akan mengajar.
.
.
.
TI BE CONTINUE.......