Akira yang selalu tersenyum ceria tiba-tiba berperilaku aneh, namun keanehan Akira tertutupi dengan sikap Akira yang usil, dan selalu menjadi biang kerok kerusuhan.
Padahal keanehan Akira semua berawal dari tragedi dua tahun silam, impian dan harapannya hancur dan ia mengubur lukanya dalam-dalam seorang diri.
Akan kah Akira bisa bangkit kembali? ataukah akan terus sembunyi dibalik topeng senyum cerianya?
Bagaimana Akira akan menghadapi sebuah kenyatan yang membuat hatinya dilema? Karena apa pun pilihannya akan berkibat buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cutnyak_fenty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf Ayah
Dirumah, ibu menyambut Akira keheranan karena Akira tidak pernah pulang siang ke rumah. ibu melirik Ayah, bertanya Dengan bahasa isyarat apa yang terjadi.
Ayah mengidikkan bahunya pertanda tidak tau, sedangkan Akira yang ditanya cuma cengengesan berkata
"Akira rindu Rumah" sambil berlalu masuk ke kamarnya.
"Ayah.... ibu penasaran sama Akira"
"Biarkan saja bu, Akira kan biasa seperti itu, kalau tidak aneh bukan Akira namanya"
"Tapi ini luar biasa Ayah, mana pernah Akira pulang siang. biasanya sore terus"
"coba ibu datangi Akira dikamarnya"
"Ayah aja ya, Akira ga akan jawab kalau ibu yang bertanya"
Ayah menghela nafasnya berat "Baiklah bu, akan Ayah coba" Ayah melangkahkan kakinya ke kamar Akira.
"Akira.... Ayah boleh masuk?" Ayah mengetuk kamar Akira pelan
"Masuklah Ayah, pintu tidak dikunci"
Ayah melangkahkan kakinya masuk dan membiarkan pintu kamar sedikit terbuka karena Ayah yakin ada sepasang telinga yang sangat ingin menguping pembicaraan mereka.
Ayah menghampiri Akira yang tidur dengan posisi telungkup, duduk di tepi ranjang Akira. Tangan Ayah yang mulai menua karena usia, membelai lembut rambut Akira.
"Kapan ya terakhir kali Ayah megang kepala anak Ayah ini?"
"hmmm... kapan ya?" Akira balik bertanya masih dengan posisi yang sama
"Akira boleh lupa akan hal itu tapi Akira tidak boleh lupa jika Akira masih punya Ayah, Ibu, dan kak Raisha" Ayah masih mengelus kepala Akira dengan penuh kasih. "kita terhubung satu sama lain, jika ada masalah ceritakanlah. jangan membuat kami khawatir"
Akira bangkit dari tidurnya dan duduk samping ayah ditepi ranjang. ingin rasanya Akira meluahkan segala uneg-uneg yang ada di hatinya, berat rasanya menyimpan semuanya.
Tak ada yang bisa Akira lakukan, Akira tak ingin melukai orang-orang di sekitarnya lagi. Orang-orang yg begitu dia kasihi dan sangat menyayanginya.
jika sebuah kenyataan akan menghancurkan hati orang-orang yang Akira kasihi maka Akira akan memilih diam dan menjauh tidak ingin menganggu.
Akira meraih sebelah tangan Ayah, meletakkan di pangkuannya dan menggenggam dengan kedua tangannya. Merasakan kasih sayang Ayah yang beritu besar dari genggamannya. Akira menarik kedua sudut bibirnya, menampakkan barisan giginya yang tersusun rapi.
"Apa yang Ayah khawatirkan? Akira baik-baik saja. Hanya sedikit lelah"
Ayah menatap Akira nanar, Ayah merasakan Akira semakin menjauh. Seperti ada benteng tinggi yang di bangun oleh Akira, sedikitpun tak ada celah untuk Ayah mengintip kedalam hatinya.
*Anakku....
Apa yang kau sembunyikan?
senyummu tak bisa menipu Ayahmu
matamu mengungkapkan segalanya, matamu bersedih*.
"Benarkah Akira baik-baik saja? Akira selalu pergi pagi-pagi sekali dan pulang sore saat matahari akan terbenam. dan itu hampir setahun ini terjadi" Ayah menatap Akira lekat. "Dan hari ini Akira pulang cepat dengan berkata baik-baik saja" Ayah menjeda perkataannya sejenak. "Kami khawatir Akira".
"Baiklah Ayah Akira akan jujur, sebenarnya Akira tidak baik-baik saja" Akira melirik Ayah sedikit. "Tadi di kampus Akira merasakn pusing kepala hebat, dan nyeri diulu hati. Teman Akira tidak ingin terjadi apa-apa dengan Akira dan memutuskan untuk mengantar Akira pulang, tapi dijalan tadi Akira sempat singgah di apotik untuk membeli obat maag dan langsung meminum obatnya. sekarang Akira baik-baik saja hanya sedikit pusing dan lemas" Akira melirik Ayah takut-takut.
Ayah membelai rambut Akira yang panjang dengan lembut. "Bukankah Ayah selalu mengingatkan Akira untuk menjaga kesehatan, sudah tau punya sakit maag kenapa Akira selalu melewatkan sarapan pagi?"
"Ayah kan tau, makanan buatan ibu selalu yang terenak, mana bisa Akira makan sedikit. Nanti kalau Akira gemuk,tidak akan ada yang mau sama Akira" Akira mencebik kan mulutnya.
Ayah mengacak-acak rambut Akira mendengar penuturan sang anak. "Anak ayah cantik walaupun gemuk atau kurus, tidak mungkin tidak ada yang suka"
"ish... Ayah tidak akan mengerti, lemak berlebih itu menakutkan bagi para gadis".
Ibu yang mendengar pembicaraan Ayah dan Akira secara diam-diam menitikkan air mata lega. bahagia karena ternyata Akira masih menyukai nasi goreng buatannya, Akira tidak mau sarapan karena takut gemuk.
"Dasar gadis bodoh!" ibu bergumam sendiri, dan berlalu pergi meninggalkan Ayah dan Akira yang masih bercanda dikamar.
*Maafkan Akira, Ayah....
tentang masakan ibu yang enak, itu benar adanya tapi...
tentang Akira sakit, Akira bohong Ayah. maaf*....
Berulang kali Akira mengucapkan kata maaf di dalam hatinya.
NB : Ternyata oh ternyata mengapresiasikan apa yang ada di pikiran ke dalam tulisan menghabiska semua ilmu kanuragan yang hamba miliki 😆🤭🤭
jangan lupa 👍👍 dan salam sayang selalu 😊🥰
semoga semakin banyak yg bacaa..
Salam sayang dan sehat selalu 🤗
sampe2 d ketawain ma misua.. hhh
semangat othor krya yg bagus semoga ssllu sukses
makanya dia g mau sarapan..Akira menghindari laki2 itu...atau jangan2 Akira suka dgn laki2 itu yg statusnya pacar kakaknya🤔🤔