Idzam Maliq Barzakh seorang pengusaha muda yang sukses dalam karir nya namun tidak dalam urusan asmara. Karena jenuh dengan kisah asmaranya yang selalu bertemu wanita yang salah, ia berganti profesi menjadi penjual kebab di sebuah mini market atas saran sahabatnya Davin. Ia ingin mencari Bidadari yang tulus mencintainya tanpa memandang harta. Namun perjalanan kisah cintanya ketika menjadi penjual kebab selalu mengalami kegagalan. Karena rata-rata orang tua sang wanita langsung tidak setuju ketika tahu apa profesi Izam sebenarnya. Mereka beralasan jika anak mereka menikah dengan Izam akan menderita dan melarat karena tidak punya harta dari menjual kebab tersebut. Karena hampir putus asa, ia di sarankan sahabatnya fahri untuk tinggal di sebuah pesantren sederhana untuk memperdalam ilmu agama dan di sana lah ia bertemu bidadari yang sesungguhnya yang mau menerimanya apa adanya bukan ada apanya.
Mohon untuk tidak Boomlike teman-teman, untuk menghargai karya para author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penolong Mama yang misterius
Izam kaget ketika Davin menelpon nya memberitahu jika Mamanya ada di rumah sakit karena di serempet sepeda motor hingga segera di larikan ke rumah sakit.
*Flashback on
"Pa, nanti Mama boleh gak ikut Bik Jum belanja ke pasar tradisional? " tanya Mama Lia di sela-sela sarapan mereka.
"Kenapa Mama mesti ikut? " tanya Papa Idris balik.
"Soalnya belanja kali ini lebih banyak dari biasanya Pa, Mama mau belanja juga untuk pembuatan nasi kotak untuk sedekah kita minggu ini ke panti asuhan dan panti jompo. " jawab Mama Lia jujur.
"Oh gitu! Ya sudah pergi aja! Jangan lupa hati-hati Ma! " ucap Papa Idris memberikan izin.
Setelah selesai sarapan, Mama Lia bersiap-siap untuk belanja ke pasar tradisional bersama Bik Jum, dengan di antar sopir yaitu Pak Somat.
Pak Somat juga ikutan masuk ke dalam pasar untuk membantu membawa barang-barang belanjaan yang lumayan banyak itu. Pak Somat bolak balik membawa barang belanjaan tersebut karena tidak bisa di bawa dengan sekali angkut. Bik Jum juga ikutan membawa nya biar cepat selesai.
"Bik Jum, Pak Somat, bawa semuanya yah ke mobil! Saya mau belanja buah dulu ke sebelah sana! Nanti Pak Somat jangan lupa balik ya ambil buah-buahan yang saya beli! " ucap Mama Lia sambil menunjuk ke arah penjual buah.
"Baik Nyah " jawab mereka berdua barengan.
Bik Jum dan Pak Somat pun segera menenteng barang belanjaan yang terakhir dan membawanya ke tempat mobil parkir. Bik Jum menunggu di depan mobil, sedangkan Pak Somat kembali menyusul Mama Lia ke tempat penjual buah.
Pak Somat kembali menenteng belanjaan buah ke tempat parkir mobil, dengan Mama Lia berjalan di belakang nya. Namun baru separuh berjalan, sandal Mama Lia ke injak sesuatu yang membuatnya membungkukkan badannya melihat apa yang menyebabkan sandalnya seperti itu.
Tiba-tiba saja dari arah belakang, sebuah sepeda motor melaju dengan kencang ke arah Mama Lia. Mama Lia yang hendak kembali berdiri tidak bisa mengelak maju ataupun mundur, dan tanpa di sadari sepeda motor tersebut menyenggol tubuh Mama Lia dengan begitu keras dan kencang sehingga Mama Lia tidak bisa mempertahankan keseimbangan nya dan akhirnya jatuh ke bagian trotoar jalan dengan kuat yang membuat Mama Lia pingsan seketika dengan pelipis mengeluarkan banyak darah terhantam trotoar jalan tersebut.
Bik Jum menjerit histeris begitu melihat kejadian naas tersebut yang terjadi sangat cepat di depan matanya. Ia berlari ke arah Mama Lia yang sudah di kerumunin banyak orang. Ia memangku kepala Mama Lia yang banyak mengeluarkan darah dengan menangis pilu.
Beberapa orang langsung menelpon mobil ambulan dan Pak Somat juga langsung menelpon Papa Idris memberitahu kejadian naas tersebut tanpa ada yang di tutupi.
Tidak berapa lama kemudian, mobil ambulan pun datang. Para petugas medis pun bergerak cepat memberikan pertolongan pertama sebelum sampai di rumah sakit. Bik Jum ikut masuk ke dalam mobil ambulan sambil memegang erat genggaman tangan Mama Lia. Sedangkan Pak Somat mengikuti dari belakang menggunakan mobil.
Begitu sampai di rumah sakit, Mama Lia langsung di taruh di brankar yang sudah di siapkan petugas rumah sakit. Ia langsung di larikan keruangan UGD untuk di tangani.
Beberapa menit kemudian Papa Idris datang dengan wajah cemas dan langsung menunggu di kursi depan ruangan UGD untuk mengetahui keadaan istrinya saat ini.
Bik Jum di suruh pulang oleh Papa Idris untuk membersihkan diri karena pakaian nya penuh dengan darah dari kepala Mama Lia.
Dokter keluar dari ruangan UGD memberitahu jika Mama Lia membutuhkan donor darah karena persediaan golongan darah Mama Lia kebetulan sudah habis. Sedangkan stok darah dari PMI belum tahu kapan datangnya.
Papa Idris bingung dan cemas karena golongan darah istrinya adalah golongan darah yang langka dan tidak ada satupun dari ke empat anaknya yang mempunyai golongan darah yang sama. Hanya adik kandung Mama Lia lah yang mempunyai golongan darah yang sama dengan nya. Yang jadi masalahnya sekarang ini, adik kandung Mama Lia itu lagi berada di luar negeri bersama suaminya. Sedangkan Mama Lia harus segera mendapatkan donor sebelum 12 jam agar bisa di tindak lanjuti. Jika lewat dari 12 jam, dokter angkat tangan dan semuanya berserah diri kepada Allah sebagai yang menentukan hidup dan mati seseorang.
Di tengah kegundahan Papa Idris, perawat memberitahu kan bahwa ada seorang perempuan yang mau mendonorkan darahnya kepada Mama Lia. Perempuan itu sedang berada di ruang pengambilan darah. Papa Idris bersujud syukur mendengar kabar tersebut. Ia langsung menuju ruangan tersebut untuk bertemu perempuan yang sudah mendonorkan darahnya untuk keselamatan istrinya.
"Ya Allah... Terimakasih atas pertolongan-Mu! Engkau kirimkan perempuan itu sebagai penolong istri hamba.. Alhamdulillah wasyukurillah... " ucap Papa Idris penuh haru.
Ia menunggu di kursi tunggu yang ada di luar ruangan pengambilan darah, karena perawat mengatakan jika perempuan itu sedang mengistirahatkan dirinya setelah darahnya di ambil sebanyak dua kantong.
Papa Idris langsung berdiri ketika pintu ruangan tersebut terbuka dari dalam setelah menunggu selama hampir satu jam.
"Apakah engkau yang sudah mendonorkan darahnya untuk istri ku? " tanya Papa Idris dengan menangis haru.
"Jadi Bapak suami pasien? " tanya perempuan itu balik bertanya.
Papa Idris mengangguk kan kepala nya, dan perempuan itu juga membenarkan pertanyaan Papa Idris.
"Terimakasih banyak Nak, berkat pertolongan mu istriku akhirnya bisa di selamatkan! Aku tidak tahu harus membalas kebaikan mu dengan apa? Aku rasa uang saja tidak cukup untuk hal yang sebesar ini! " ucap Papa Idris dengan penuh syukur.
"Ya Allah Pak! Itu semua karena Allah, saya hanya perantara saja. Dan saya ikhlas melakukan semua itu tanpa mengharapkan balasan dan imbalan. Saya hanya membantu jika itu bisa saya bantu, dan kebetulan sekali darah saya sesuai dengan darah istri bapak. " jawab perempuan itu dengan lemah lembut.
"MasyaAllah... Mulia sekali hatimu Nak! Beruntung orang tua yang mempunyai anak seperti mu! " ucap Papa Idris dengan kagum.
Ketika ingin bertanya tentang namanya, perawat memanggil Papa Idris karena dokter ingin bertemu. Mau tidak mau akhirnya Papa Idris hanya memberikan kartu nama kepada perempuan tersebut agar suatu saat nanti bisa menghubungi nya jika membutuhkan bantuan dalam hal apa pun.
Flashback off*.
Izam sampai di rumah sakit bersama Davin, karena Davin yang menjemput nya dan pergi ke rumah sakit bersama-sama.
" Assalamualaikum Pa? Gimana keadaan Mama, Pa? " tanya Izam dengan khawatir ketika memasuki ruang rawat Mama nya.
Bersambung..
Selamat membaca dan selamat beraktivitas readers semuanya...
Semoga hari kalian menyenangkan...
tulisannya juga nggak banyak yang salah.
sampai di sini belum kelihatan tanda-tanda mau tamat.
sebetulnya akan bagus kalau dibuat season 1,2,3 dst
begitu kak..
maaf ya 🙏🙏