Sela sudah jadi janda di usia nya yang baru enam belas tahun karena masalah tentang pesugihan sang Ibu, setelah berusia dua puluh tiga tahun dia malah jatuh cinta pada seorang pria bernama Bara.
Tak lama mereka menikah, namun ada yang aneh saat menikah dan menjalani rumah tangga, sebab Bara selalu pulang menjelang maghrib dan pergi nya shubuh. apa lagi bila malam purnama, maka Bara tak akan pernah ada di rumah.
siapa kah Bara sebenar nya?
apa kah Sela akan mencari tau siapa sosok Bara ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Duda keren
Pria yang sangat tampan sedang menangis di kuburan istri nya yang sudah lama meninggal, kurang lebih delapan tahun lama nya Fatma meninggal akibat sebuah tragedi yang sangat pilu. tragedi yang bisa membuat mereka semua trauma mendalam, tak ketinggalan juga Purnama yang sangat tangguh dan juga berani itu mengalami duka besar.
Sampai sekarang Purnama masih belum mau punya anak lagi karena rasa takut nya bila nanti anak yang ia lahirkan berdarah iblis, sang suami juga setuju agar tidak punya anak untuk sementara ini. Zidan bukan karena takut seperti Purnama, tapi dia malah takut bila anak nya yang berdarah iblis akan mengusik anak yang baru lahir.
Apa lagi Arya yang memang sudah tidak punya tempat untuk produksi lagi karena sang istri sudah meninggal akibat di bunuh oleh sang anak, walau saat itu Arka membunuh nya tanpa sengaja, namun yang nama nya nyawa akan tetap saja melayang walau ketika membunuh tanpa sengaja sekali pun.
Sudah dua kali ini Arya jadi duda yang sangat di kagumi oleh para janda atau pun gadis, seolah para gadis tidak keberatan meski Arya adalah seorang duda. mereka tetap saja antri ingin mendekati Arya apa bila duda keren satu ini mau menikah lagi, walau itu sangat tidak mungkin untuk Arya lakukan.
Kedua anak nya melarang ia untuk menikah lagi, maka Arya pun menurut karena dia juga sudah tidak ada minat lagi untuk bersama dengan seorang wanita, lebih baik hidup dengan anak anak saja dan mencari bahagia nya yang hampir hilang. tentu saja separuh sudah hilang, karena di bawa Fatma terkubur dalam tanah.
"Sudah delapan tahun dia di tinggal, tapi setiap datang kekuburan masih saja menangis." Purnama memperhatikan adik nya dari jauh.
"Nama nya juga cinta, Pur! coba lah kau bayangkan bila kau yang ada di posisi dia." sahut Maharani.
"Mungkin saja tidak akan sesakit itu apa bila Fatma meninggal nya karena sakit." timpal Nilam.
"Ini meninggal nya saja mendadak dan di bunuh anak pula, aku sampai sekarang tidak pernah berani lagi membaca pikiran Arya." lirih Purnama juga iba pada Arya.
"Kenapa?" Maharani menatap adik nya.
"Sudah pasti aku akan menangis apa bila tau apa yang sedang dia pikirkan, sejak kejadian itu aku tidak pernah membaca pikiran Arya." jelas Purnama.
"Kasihan sekali dia, aku rasa nya kalau membayangkan serasa mau menangis juga." lirih Nilam.
"Semoga saja setelah masa masa sulit itu kita tidak punya beban seberat yang sudah terjadi, aku sungguh tidak sanggup lagi." ujar Purnama begitu nelangsa mengingat semua nya.
"Amin." semua member juga berharap hal yang sama.
"Eh kau tidak ada niat mau mendatangi anak nya Rosana dulu?" tanya Nana yang kepikiran Sela pula.
"Apa juga yang bisa ku lakukan pada nya, trauma itu harus dari diri kita sendiri agar sembuh." jawab Purnama.
"Iya, Na! sekarang sudah tidak usah mengurus hal begitu lah, kan Sela juga tidak berurusan dengan setan." jawab Nilam yang setuju pula.
"Benar, dia sekarang juga bermasalah denhan trauma nya yang sangat besar! mana bisa juga mau di sembuhkan dengan Purnama." sahut Maharani.
"Oh ya sudah, kalau begitu aku juga tidak akan mengurus dia." angguk Nana.
"Ya sudah lah tidak usah di urus, kan tidak ada sangkutan ghaib juga." sahut Nilam yang memang benar.
Maka semua nya diam sambil memperhatikan Arya yang masih sibuk menangisi kematian Fatma, rasa cinta nya amat besar kepada sang istri sehingga sudah bertahun tahun pun masih tetap tidak bisa mau melupakan istri nya.
Jarang ada pria begini apa bila di tinggal istri mati, dulu Arya saat jadi duda untuk pertama kali nya pun tidak selama ini dan kemudian menikah dengan Fatma. karena cinta nya pada Sari tidak sebesar kepada Fatma, bahkan sampai sekarang mantan istri pertama Arya masih tetap jadi janda.
"Ayo pulang, Kak." Arya berdiri mengajak Purnama pulang.
"Sudah selesai ya?" Purnama mendekat dan melihat kuburan Fatma sebentar.
"Sudah, aku mau mengajak Kiara jalan jalan hari ini." angguk Arya.
"Dia kemarin sibuk meminta rok jeans yang warna hitam, kata nya ada teman yang pakai bagus sekali." ujar Purnama berjalan di sebelah Arya.
"Hahhh kalau saja ada Ibu nya, aku tidak mungkin akan sepusing ini." kekuh Arya.
"Ya kan dia punya Mama, ngapain juga kau pusing." sahut Purnama.
"Untung lah ada Kakak yang membantu ku mengurus dia, rasa nya aku memang selalu bergantung padamu." lirih Arya sambil tersenyum manis pada Kakak nya.
Purnama tersenyum dan merangkul Arya penuh cinta, siapa pun yang melihat nya maka akan sangat iri. jarang ada persaudaraan menjadi sangat lengket walau sudah berumah tangga, kalau Arya dan Purnama memang sangat awet walau kadang kala ada bertengkar nya juga akibat beda pendapat satu sama lain sehingga mereka ribut.
Kalau sudah ribut maka Maharani atau Zidan lah yang akan sibuk melerai mereka, kadang kala juga kalau ribut saling mengeluarkan ilmu masing masing sehingga yang melerai sungguh kewalahan di buat nya. salah sasaran maka yang melerai akan kena hantam, karena mereka suka tak pandang bulu bila sudah naik darah.
"Mas, Mbak." Sari lewat dan menegur mereka berdua yang berjalan.
"Beeeeh malah papasan dengan mantan istri!" celetuk Maharani dan Nilam.
"Awas cinta lama belum kelar ini cerita nya, bisa bahaya." Nana pun ikut bersuara.
"Iya." Arya cepat menjawab dan Purnama cuma tersenyum saja.
"Kebetulan pas ketemu di sini, aku mau mengantar undangan juga sebenar nya." Sari turun dari motor.
"Walah ada saja alasan nya, pasti karena dengar Arya jadi duda lagi." Maharani berbisik pelan.
"Apa enggak menyala hati nya Sari melihat Arya makin kinclong begitu." celetuk Nilam membuat Purnama geram juga lama lama pada member yang tidak bisa diam dulu.
"Undangan dari siapa ini, kok kamu yang mengantar?" Arya menerima nya.
"Dari Pak RT, memang aku kebagian yang untuk desa ini." jawab Sari.
"Oh ya sudah kalau begitu, terima kasih." Purnama cepat membawa adik nya berjalan menjauh.
"Alasan saja dia itu, padahal paling ya dia yang minta untuk menyebar di desa ini." rutuk Maharani.
"Tapi kan dia udah insaf juga sekarang, Ran." ujar Nilam.
Maharani masih sewot dan tidak suka pada mantan istri pertama nya Arya, satu kali sakit hati maka terus saja berjalan sakit hati nya. Purnama pun tidak suka, namun masih bisa dia tahan karena tau Sari sudah berubah menjadi wanita yang lebih baik dari sebelum nya.
Selamat siang dan selamat membaca ya guys.
