Alana Zaskia kehilangan seseorang yang penting dalam hidupnya di sebabkan satu kejadian yang menimpanya, dan yang merencanakan itu semua adalah orang yang ia cintai.
Setelah kejadian itu, Alana hanya menjalani hidupnya sendiri dan mengurung diri, rumah adalah tempat ternyaman baginya.
Tapi sahabat nya selalu berusaha menarik nya keluar.
****
Seperti ia yang terjebak oleh rencana sang pacar, seorang pria juga ikut terjebak bersamanya.
***
"Alana menyukai seseorang"
ucapan sahabat Alana membuat seorang pria menjadi sangat marah.
***
"beraninya kamu menghindar"
Alana yang tidak puas menarik rambut pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan tidak terduga
"Maaf anna"
Deg
'memang dia'
Otak ku jadi blank, aku tidak tau apa yang aku rasakan, tapi aku yakin hanya ada rasa marah dan benci saja yang ada untuk pria itu.
Aku memberanikan diri untuk berbalik, seperti dia yang memperhatikanku dengan pandangan yang aku benci, aku juga memperhatikannya dengan mata marah, melihat penampilannya yang banyak berubah membuatku semakin marah.
Beraninya dia terlihat baik baik saja, sedangkan aku mati matian bertahan selama ini.
Beraninya muncul dan memanggil namaku lagi, setelah 8 tahun berlalu.
"Jadi kamu aryan?"aku berusaha tenang dan berjalan medekat.
'sialan,dia tinggi banget sih'
aku bertambah kesal saat berdiri di depannya, karna tinggiku hanya sebatas ketiaknya, membuat aku harus mendongak.
"Iya, ini aku, kamu apa..."
"Kenapa anda menegur saya seperti kita ini sangat akrab"
aku memotong perkataannya dengan cepat, dengan tangan yang aku lipat di dada aku mendongak melihatnya.
Wajahnya berubah lagi, menjadi dingin,
Sebenarnya aku sangat gugup, tapi aku tidak mau dia melihatnya, dia terlihat mengepalkan tangan dan jakunnya bergerak beberapa kali, tapi setelah itu ia dengan cepat merubah raut wajahnya seperti semula.
Aku tersenyum miring, mengejek nya yang berusaha sabar entah karna apa, mungkin karna mantan nya yang dulu mengemis cinta padanya, kini berubah biasa saja saat melihatnya, pasti dia tidak terbiasa.
Ia, aku akui dulu aku begitu memujanya, rela melakukan apa saja untuknya, aku bangga saat dia menjadi pacar ku dan membuat iri wanita lainnya, biasalah, wanita mana yang mampu menolak pesona cowok tampan dan populer satu sekolah, begitu juga aku yang lemah dengan kebaikan nya, yang aku kira tulus,tapi di balik sifat cool nya dulu, ternyata aku ini hanya mainan baginya, aku hanya bahan tertawaan teman teman nya, peran ku hanya badut hiburan di sisi pria ini, dan aku yang bahagia sendiri saat itu tidak sadar kalau pria yang aku cintai ternyata malah menarik ku ke dalam lumpur.
"Heh, udah bisu",
teriak ku di depan wajahnya, dari tadi dia hanya melihat wajahku dengan teliti, seakan sedang menghitung tai lalat di wajah ku.
Seharusnya aku pergi saja, tidak perlu menghiraukan nya, tapi aku ingin sekali mencari alasan untuk bisa memakinya, heh, jahat kan aku.
"sayang"
Terdengar suara lembut seorang wanita, kami sama sama menoleh ke sisi kananku, terlihat seorang wanita elegan yang umurnya sekitar 40 tahunan di mataku, dia membawa tas belaja dengan merek merek terkenal dan pasti mahal berjalan ke arah kami.
"Sayang, siapa gadis cantik ini"
Suara lembut dengan senyuman manis, wanita itu bertanya pada pria yang berdiri kaku di depan ku itu.
"Dia.."
"Kita gak kenal kok tante, kebetulan aja ketemu"
Dengan cepat aku memotong perkataan nya, aku yakin wanita itu adalah ibunya.
'Kali ini kamu selamat, jangan sampai ketemu lagi'
Ucapku dalam hati sambil senyum iblis, dan sepertinya dia mengerti karena terlihat dia meneguk liur.
Tampa pamit aku pergi kebarah mobil, membuka bagasi, belanjaan aku masukkan dengan cepat, tampa menghiraukan mata elang yang masih melihat ke arahku, aku menyetir mobil keluar dari parkiran seperti tidak terjadi apa apa.
Aku menyalakan lagu dengan kuat, dengan semangat aku ikut bernyanyi sambil menyetir pulang ke rumah.