NovelToon NovelToon
Istri Di Atas Kertas

Istri Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak
Popularitas:878k
Nilai: 4.8
Nama Author: Riendiany

Estsaffa ahiara, gadis yatim piatu yang diadopsi oleh kedua orangtua angkatnya. Terpaksa menikah untuk membayar hutang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riendiany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Akio Itanamura Ilyasa

Ara menghentikan langkahnya, tepat di samping pintu toilet. Membungkuk kemudian memijit pelan tungkai kakinya. Rasanya pegal, nyeri dan tampak sedikit lecet. Seharian ini dia mondar-mandir seperti setrikaan.

Napasnya terdengar sedikit terengah, sebenarnya dia tidak sedang berlari pun tidak dikejar oleh siapapun. Namun Ara adalah gadis yang tidak bisa berjalan anggun seperti gadis-gadis lain apalagi dengan pakaiannya hari ini, stelan jas celana panjang. Hal itu adalah favoritnya, tapi ternyata harus dipadukan dengan sepatu heels 7 cm, bisa dibayangkan wajah sepatunya kali ini. Masam! karena langkah yang seharusnya cantik menjadi biasa karena Ara yang biasa menggunakan flat shoes.

Ketika rasa sakit pada kakinya mulai mereda, Ara kembali menarik lurus tubuhnya, berjalan menuju lift. Naik ke lantai empat. Di dalam ruangan sempit itu dia sampai menghitung berapa kali dia bolak-balik dari divisi marketing-keuangan-mbak Vina sang sekretaris-dan ruangan bos. Mengantar dan mengambil berkas, yang atas perintah bos harus Ara yang mengerjakannya, tidak boleh dibantu apalagi ditemani.

Mengapa dia merasa seperti maba yang sedang ospek saja. Disuruh kesana kemari tidak ada habisnya, dan sialnya tidak bisa menolak. Wajib hukumnya. Sepertinya memang ada seseorang yang mengerjainya, dan tertawa diatas rasa lelahnya, dan tentu saja orang itu adalah lelaki itu. Siapa lagi.

Ting

Kotak besi itu membuka perlahan, segera dilangkahkan kakinya ke meja Vina. Si pemilik meja tampak buru-buru memberesi berkas yang berserakan.

"Ara ayo ikut " tangan Vina cekatan menaruh berkas itu ke tempatnya. Berdiri lurus sejenak, senyum tampak mengulas dibibir merahnya. Dan, srettt ditariknya sedikit skirt pendek diatas lutut yang membungkus mulus paha putihnya.

Ara terkesiap dengan tingkah gadis seksi di depannya ini. Bagaimana tidak, tanpa melihat sekeliling tiba-tiba tangannya reflek membenarkan posisi skirt yang tertarik sedikit lebih keatas saat dia duduk ke posisi semula.

"Ya ampun mbak Vina, bagaimana kalau tiba-tiba ada karyawan lewat atau bahkan pak Adrian" mulut Ara sampai membuka dan matanya bergerak penuh waspada.

"Sudah biasa itu, tapi kalau Mr. Add jangan harap lebih" Vina menarik tangan Ara kedalam lengannya.

"Maksudnya mbak?" Vina tak mengindahkan pertanyaan Ara, dan malah bergegas.

"Mbakkk" Ara memelankan langkahnya. Bentuk protes karena pertanyaannya tidak dijawab.

"Ssstttt, aku curiga dia mangga dengan mangga" jawab Vina setengah berbisik.

"Hahhh...apalagi itu?"

"Sudah ayo ke kantin aku lapar" Vina akhirnya menarik paksa lengan Ara menuju lift.

"Ehhh, kenapa baru ngomong...aku bawa bekal mbak"

"Udahh ambil dulu kalau gitu, aku tunggu di kantin ya, nggak pakai lama ok!" ucap Vina dengan membulatkan ujung telunjuk dan ibu jarinya, dan langsung mengejar lift yang tengah terbuka.

Ara berlari menuju ruangan Adrian, mengambil bekal yang ia letakkan di meja kerja barunya. Dengan setengah berlari ia menuju pintu, ketika ia hendak membukanya terjadi dorongan yang kuat hingga Ara seperti di dorong kembali ke dalam.

"Ehhh..." seorang pria berpenampilan rapi dengan stelan jas hitam menjulang di depan pintu. Dibelakangnya ada seorang lagi dengan penampilan yang lebih santai, celana jeans, t-shirt kerah navy serta sneakers putih. Ara tidak mengenalnya, dia pasti bukan karyawan perusahaan ini.

"Hai..Adrian ada?" lelaki berkaos biru itu menyapa. Senyumnya ramah dan tampan, mirip aktor jepang Hideaki Takizawa. Bahkan wajahnya terlihat lebih bersahabat daripada lelaki di depan Ara ini ataupun Adrian bersama bala kurawanya.

"Pak Adrian sedang makan siang sekalian bertemu klien pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ara sopan. Matanya menelisik gerak tubuh lelaki itu.

"Kamu baru disini?" tanya lelaki itu sambil mengedikkan dagunya.

"Iya pak, saya baru bekerja beberapa hari disini. Perkenalkan nama saya Ahiara" mengangsurkan tangannya untuk menjabat tangan lelaki itu.

"Akio, bekerja di bagian apa?" demi apa Ara bingung untuk menjawabnya. Karena apa yang dikerjakannya tidak sesuai dengan identitasnya sebagai asisten pribadi. Dia lebih banyak mengerjakan hal lainnya.

"Emm, saya juga bingung Pak" wajah Ara terlihat meringis "Lebih baik anda tanyakan kepada Pak Adrian saja" gadis itu beralasan.

"Anda ingin menunggu atau saya_"

"Aku ikut kamu makan siang saja" Akio memotong perkataan Ara.

"Bagaimana anda tahu saya hendak makan siang?" lelaki ini seperti paranormal saja. Bagaimana ia tahu kalau Ara ingin makan siang.

"Itu..." tunjuk Akio ke arah bekal di tangan Ara "Bukankah itu bekal makan siang?" Akio memastikan. Entah hanya Ara yang merasa atau memang begitu adanya, lelaki yang menarik atensinya ini tak pernah kehilangan senyum manisnya sedari tadi.

"Ahh...iya saya sampai lupa kalau menenteng bekal saya, emmm tapi saya hanya makan di kantin, bapak pasti tidak terbiasa" Ara menutup mulutnya menghalau malu.

"Hmmm...apa wajahku terbaca kalau aku tidak pernah makan di kantin?" Akio berdehem kecil, jari telunjuk Akio mengarah ke hidungnya.

Ara tersenyum canggung, bahkan semua yang tampak pada Akio terbaca olehnya. Bukan hal yang susah bukan menilai seseorang dari apa yang terlihat.

"Bukan begitu pak, semua yang ada pada anda mengindikasikannya, sama dengan Pak Adrian" jawab Ara lugas, namun sedikit menggumam di kata-kata terakhir.

Mereka berdua sama, para lelaki yang bahkan sekilas saja terbaca kalau mereka orang-orang yang hidupnya penuh dengan kemewahan. Terlihat mulai dari apa yang mereka pakai serta fasilitas yang tersedia di sekelilingnya.

Tiba-tiba Akio membawa tangan Ara dalam genggamannya dan menariknya ke dalam lift.

"Aku buktikan aku bisa makan di kantin" tak juga melepas genggaman tangannya padahal Ara sudah berusaha menariknya berkali-kali.

Ting

Pintu lift membuka dan begitu keluar langsung menuju jalan ke kantin. Sepanjang jalan Ara berjalan kikuk karena tangannya masih saja ditarik oleh Akio. Hingga tiba di kantin, semua orang menatap ke arah Ara dan lelaki itu.

Tatapan kaget, kagum, takut dan bermacam ekspresi terbaca oleh Ara. Mbak Vina yang asyik makan pun rela berdiri bahkan mematung begitu melihat siapa yang datang.

Tiba di kursi yang kosong, satu meja dengan sekretaris Adrian. Akio baru melepas genggaman tangannya. Kemudian duduk, dan tidak berapa lama pelayan kantin menghampirinya.

"Silahkan Tuan" pelayan itu mengangguk hormat seakan sudah mengenal lama lelaki tampan berkaos navy itu.

"Es jeruk dua, mie instan rebus dua ya" pesan Akio pada pelayan.

"Saya tidak usah pak, saya bawa bekal, minumnya saja" Ara menahan pelayan, dan Akio malah melihati gadis disampingnya ini.

"Kau bawa apa?" lelaki itu malah merebut bekal Ara, mencoba membukanya dengan tidak sabar. Tanpa menoleh ke arah pelayan Adrian merevisi pesanannya.

"Kalau begitu makanannya tidak usah, minumnya saja" ucap Akio yang disertai anggukan kepala pelayan.

"Emm, itu hanya nasi goreng. Dan itu dimasak sedari pagi, pasti rasanya sudah tidak enak pak, lagipula sudah dingin" tangan Ara merebut kotak bekal makannya. Malu sekali rasanya.

"Ehhh, aku ingin mencobanya dahulu, kenapa tidak boleh" mata Akio mendelik kemudian mencengkeram pergelangan tangan gadis itu.

"Pakk,, itu..." tak kuasa menahannya lagi akhirnya merelakan kotak bekal makan siangnya pada Akio.

Akio membuka bekal Ara dan menyendokkan sedikit nasi goreng itu kemulutnya. Mengunyahnya pelan penuh perasaan dengan gaya-gaya orang kaya mencicipi makanan. Kemudian ekspresi yang muncul sungguh sangat tidak terbaca. Vina dan Ara sampai terpaku menunggu kemungkinan komentar negatif yang akan terdengar.

Sungguh seperti sedang berada di dapur master chef. Dan lelaki di depan mereka ini tampak seperti chef Juna yang menawan namun penuh dengan sindiran pedas yang membuat telinga terbakar. Lama sekali, sampai nasi goreng di kotak tinggal beberapa sendok lagi. Paling tidak sampai bersendok-sendok makanan itu masuk kedalam mulut Akio dan tidak dimuntahkan. Aman.

"Lumayan...mmm, oh..astaga aku tak menyisakannya untukmu sama sekali" demi apa Akio malah menghabiskannya tanpa sisa. Bahkan lelaki itu sampai mengetukkan sendoknya ke dalam kotak makan, kemudian membalik kotak makannya. Memastikan tidak ada satupun nasi yang tertinggal.

"Tidak apa pak" ucap Ara singkat. Senyumnya dipaksakan, pelan tangan kirinya mengelus perut kempisnya menahan lapar.

"Sungguh?" wajah Akio mendekat ke wajah Ara. Sebenarnya bukan Akio tidak tahu kalau gadis itu kelaparan. Namun nasi gorengnya enak, mau bagaimana lagi.

Pelayan membawakan pesanan mereka. Dan tidak ada yang ingin bercakap-cakap lagi. Ketiganya diam menikmati minuman mereka masing-masing. Selepas itu mereka kembali ke kantor.

\=\=\=\=\=\=\=

"Kenapa kesini tidak mengabari dahulu" Adrian menyilangkan tangannya di dada. Mereka berada di dalam ruangan Adrian. Pengawal Akio berdiri di dekat pintu dan Ara duduk di kursinya.

"Kau seperti tidak kenal aku saja, aku selalu datang tanpa kabar dan juga pergi tiba-tiba" menepuk pelan bahu sepupunya.

"Jailangkung" kata Adrian datar.

"Sialan!! mana ada jailangkung setampan aku hemm" mengelus lembut dagunya, senyum smirknya sempurna menambah kadar ketampanan wajahnya.

"Okee, kita lanjut pembicaraan kerjasama kita esok lusa sepupu, aku ingin istirahat setelah perjalanan panjang sebelum ini" lirih Akio berbisik di dekat telinga lelaki yang ia panggil sepupu itu.

"Lagipula siapa yang menyuruhmu ke perusahaan hari ini. Seharusnya sekarang ini kau tidur di ranjang empuk hotelmu itu" Adrian menatap jengah. Mengusir sepupunya yang sudah dua tahun ini tinggal di tanah kelahirannya, Jepang.

"Hei...Aku rindu denganmu kakakku" tangan Akio meninju lengan Adrian. Lelaki itu menepis namun tak urung malah mendapat pukulan lebih banyak, mereka malah terlihat seperti dua sahabat kecil yang tidak bisa akur namun saling merindui.

"Sepertinya aku memang datang disaat yang tidak tepat" tangan Akio melambai sambil berlalu. "Bye sepupu" .

Dan tepat di meja asisten, ia malah berhenti. Malah sempat juga tersenyum menggoda gadis cantik yang duduk di belakang meja yang terlihat pura-pura membaca berkas.

"Oh ya, makan siangmu kuganti lusa ya cantik" membungkukkan tubuhnya, mengerlingkan sebelah matanya. Dan kemudian berlalu.

1
Idasesoega
sangat mengharukan, sangat cerdas secara psikolog, sangat menyenangkan dan membahagiakan siapan cerita ini, khususnya ban ini. 👍👍👍👍👍

terima kasih othorku🤣🤣🤣💯💯💯👏👏👏
melting_harmony
Luar biasa
Widati Dati
1 vote n 19 ikat mawar bwt mu thor... trs semangat thor.. dg crta yg brkualitas
Riendiany: Terima kasih🥰
total 1 replies
Bun Yian Cu Dumpit
happy ending,, KK lanjut cerita k elang SM Mala, Dani dan merra jg yh Thor plisss
Bun Yian Cu Dumpit
cerita KK SM Uda ak ikut terharu jg KK smoga kakak sllu d lindungi dn d bri kesehatan amin
Bun Yian Cu Dumpit
semua nya ja lah aku mau Thor ceritanya sungguh menarik dlm hidupku
Bun Yian Cu Dumpit
smoga elang SM Mela jadian, ngk sabar ak liat mereka semua bahagia untuk othor ny smoga sehat slalu😃
Bun Yian Cu Dumpit
ohh rupanya Akio masih hdup, drama selanjutnya ak mau dngar crita Tomy SM Laura yh Thor
Bun Yian Cu Dumpit
ohh rupanya Akio masih hdup, drama selanjutnya ak mau dngar crita Tomy SM Laura yh thor
Bun Yian Cu Dumpit
senanggggg nya ak melihat keluarga mereka berkumpul
Bun Yian Cu Dumpit
senanggggg nya ak melihat keluarga mereka berkumpul
Bun Yian Cu Dumpit
akhirnya keluarga Ardian bersatu jga stelah sekian lma berpisah dn ak yg BCA ikut bahagia jg, Dani sudah mengetahui kesalahpahaman yg bertahun² tertutup
Bun Yian Cu Dumpit
terharu aku, bnyak mengandung bawang😭😭😭😭 menurut ak
Bun Yian Cu Dumpit
siapa yh org yg d maksud Dani rahasia, atw jngn² adiknya si merra🤔
Bun Yian Cu Dumpit
semoga jg cpat ketemu Dani SMA ibu sambung ny lewat adek ny merra
Bun Yian Cu Dumpit
Ara SM keluarga angkatnya udh ketemu, tinggal nunggu jalur Thor untuk mempertemukan Ara dn Ardian jdi satu
Bun Yian Cu Dumpit
penasaran SMA org yg d telpon dokter ORI yg d sebut kakak tuh siapa ya?? penasaran EMG ak hehe
Bun Yian Cu Dumpit
semoga lh dinding es Dani bisa d cairkan, smoga jga secepatnya Ara d pertemukn kembali dngn Ardian keluarga kecilnya, ngomong² Thor org tua angkatnya Ara kok ngk muncul lagi yah
Bun Yian Cu Dumpit
kira² siapa yh org misterius itu ad ninggalin surat lagi, ap mungkin Ardian yh, ah jdi penasaran nc akunya
Bun Yian Cu Dumpit
kok ak jdi nangiss sih BCA d bab😭😭😭 ini,,tlg dong KK Thor sruh Dani cepat Thu kejadian Omanya dlu itu biar dia ngk nyalahin Ara trus,,dn biar dia Thu yg menyebab Omanya dlu meninggal ibu kandung ny sndiri si ardina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!