bagaimana jika pembunuh bayaran tingkat S harus mengalami kehidupan kembali, itulah yang di rasakan oleh Bianca Dealova Christabel. seorang pembunuh bayaran tingkat S saat sedang menjalankan misi dirinya tidak sengaja tertembak oleh sahabatnya sendiri. bukannya pergi ke alam baka Bianca malah masuk ke dalam tubuh seorang gadis lemah yang punya penyakit jantung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na-he, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perlahan mengingat kembali
" jadi aku harus mencarinya sendiri? Tetapi apa alasan yang harus ku gunakan " gumam Gebi
Tok
Tok
" masuk saja pintunya gak di kunci " ucap Gebi dari dalam
Alana masuk ke dalam kamar, kini pakainya menjadi rapi Alana menggunakan seragam sekolah karena Alana masih duduk di bangku SMP.
" kak Wilona antar Alana sekolah yuk, kakak bisa bawa mobil?" tanya Alana
" tentu saja bisa, sebentar kakak akan mengambil sesuatu "
Setelah itu mereka turun ke bawah untuk sarapan, di sana sudah mobil yang terparkir rapi menunggu mereka setelah menyelesaikan sarapan pagi mereka bergagas menuju tempat Alana sekolah, entah ini suatu kebetulan atau tuhan sedang berpihak kepada Gebi karena dengan ini dia akan lebih mudah mencari informasi. Sesampainya di sekolah Alan langsung turun ia juga tak lupa memberikan kecupan pada Gebi setelahnya dia masuk ke dalam sekolah.
" sepertinya kita harus segera mencari informasi " batin Gebi
Ia segera membawa mobil sportnya, membela jalan kota NY, entah mengapa saat membawa mobil beberapa ingatan mulai muncul di kepalanya seperti kaset filem yang terus berputar, Gebi harus menepikan mobilnya, karena kepalanya sekarang tersa sangat sakit. Gebi berjalan memasuki taman ia segera mendudukkan dirinya di bawah pohon, ia memejamkan matanya sebentar lalu ingatan itu muncul kembali.
" jadi aku masih punya orang tua, tapi di mana mereka sekarang lalu apa yang sebenarnya terjadi dan siapa laki laki itu " gumam Gebi
Tap tap tap
" tuan Devan apa tidak apa apa berjalan seperti ini? Jika nyonya tau pasti beliau akan sangat marah " ucap pria di sampingnya
" diamlah, kau sangat berisik " ucap Devan dingin
ia berjalan melewati taman, pandangnya teralihkan oleh seorang gadis yang sedang duduk di bawa pohon ia tau dengan gadis itu karena debaran jantungnya begitu kencang, Devan segera menghampiri Gebi yang sedang duduk di bawa pohon, mata Devan menatap Gebi. Apa ia sedang bermimpi bukankah nona dari keluarga Dominique itu sudah tidak ada lalu siapa yang berada di depannya ini apakah hantu?
" Ekhem ..apa yang sedang kamu lakukan " tanya Devan
Gebi membuka matanya, pria tampan di hadapannya membuat jantungnya berbar. Pria itu menatap dirinya lekat lalu ia tersenyum Gebi Hanya bisa memalingkan wajahnya, meski Devan masih melihat pipi Gebi yang bersemu merah.
" siapa kamu? Aku tidak pernah bertemu dengan mu? Kenapa kamu bisa mengenal ku " tanya Gebi
" sungguh? kamu tidak mengenalku? "
" apa dia amensia? Jika benar berarti dia selamat saat insiden kapal itu " batin Devan
Gebi menatap heran, kenapa pria di depannya ini malah seperti kebingungan apa dia benar benar mengenal pria ini namun karena sedang hilang ingatan jadi dia tidak mengingatnya jika begitu Gebi bisa meminta bantuan dengan pria di depannya.
" apa kamu mengenal ku? Apa kamu tau orang tua ku di mana" tanya Gebi
" aku tau semuanya, bagaimana jika berbicara di tempat lain saja " ucap Devan menarik tangan Gebi
...****************...
" jadi jelaskan " ucap Gebi
Devan mulai menjelaskan semuanya, Bahakan ia juga mengatakan insiden di kapal tidak ada yang tau kenapa kapal itu bisa meledak, banyak korban akibat ledakan itu padahal saat itu orangtuanya ingin mengacaukan pesta itu namun tiba tiba saja Kejadiannya seperti itu untung saja saat itu mereka sedang berada jauh jadi lebih cepat menyelamatkan diri.
" pantas saja ingatan ku bisa menghilang, lalu orang tua ku sudah salah menembak " ucap Gebi
" sepertinya begitu, karena kamu sekarang sedang berdiri di hadapannku jadi mereka sepertinya salah mengira " ucap Devan
" hm, apa kamu bisa membawa ku pulang ke As sekarang aku sudah di angakat menjadi anak konglomerat kedua di kota NY" ucap gebi
Mendengar itu mata Devan langsung terbelalak, bagaimana gadis di depannya bisa mengenal keluarga terkaya di kota NY sungguh menganggumkan bagi Devan, jika begitu Devan akan membantu Gebi untuk kembali karena keluarga itu tidak akan berani mengusik dirinya.
" baiklah aku akan membantu mu, Hanya saja Kam harus menyusun rencana agar bisa keluar dari rumah itu dan sepertinya kamu di awasi " ucap Devan memberikan isyarat
" terimakasih, aku akan menghubungimu " ucap Gebi beranjak pergi
Setelah Gebi pergi, Devan langsung menyuruh beberapa pengawalnya untuk mengikuti Gebi karena sepertinya kehidupan gebi yang sekarang sedih terancam, Devan sudah terbiasa dengan trik licik seseorang jadi ia bisa menebak bahwa ada seseorang yang mengikutinya atau tidak apa lagi gebi adalah anak dari konglomerat kedua di kota ini bisa jadi menjadi incaran para penjahat
Sesampainya di mansion Gebi segera pergi ke kamarnya ia juga meminjam lektop milik Devan karena ia membutuhkan informasi yang lebih lengkap, Gebi juga mengecek beberapa berita di internet memang ada berita yang mengatakan bahwa dirinya sudah meninggal, dan ada beberapa fakta yang Gebi temukan bahwa kejadian itu di sebabkan oleh seseorang.
" ckck.. mereka sangat terang terangan, sepertinya mereka salah target " ucap Gebi dengan Seringai di wajahnya
Tap tap tap
" sayang aku datang membawakan makanan untuk mu" ucap Elisa
" ada apa sayang kenapa kamu tampak pusing begitu? Apa terjadi sesuatu yang menganggu pikiran mu " tanya Elisa
Tuan Abraham hanya menggelengkan kepala, ia juga nampak kelelahan. Mungkin karena umurnya sudah tua jadi ia tak bisa terlalu banyak bekerja terlebih lagi Edward tak mau membantu mereka karena perjodohan itu membuat Edward pergi dari rumah.
" apa kamu sudah mengurus mereka? Jangan sampai mereka membuka mulut karena jika mereka sampai membuka mulut hidup kita bisa terancam " ucap Abraham
" tenang saja sayang, aku sudah mengatur semuanya bahkan saat kita menyuruh mereka meletakkan bom di kapal itu " ucap Elisa tersenyum
tanpa mereka sadari pembicaraan mereka sudah di rekam oleh seseorang, ia tampak menyeringai lalu ia pergi dari tempat itu. Setelah Sampai di resepsionis ia segera berganti pakaian dengan pria yang lain lalu masuk ke dalam mobil, di sana sudah ada seseorang yang menunggunya.
" benar tuan ternyata nyonya yang melakukannya, nyonya juga menyuruh seseorang untuk membuat kapal itu meledak " ucap Aldrich
" jadi benar mereka yang melakukannya, kenapa ibu sampai begitu nekat kini tuan Abraham akan meminta bantuan kepada seseorang yang tak dapat kita singgung " ucap Edward
Saat dirinya sedang berada di rumah Aron, Edward mendengar rumor bahwa nona Gebi dari keluarga Dominique di temukan tewas akibat sebuah ledakan. setelah berita yang meliput tempat perkara membuat berita semakin menyebar, apa lagi dengan tuduhan adanya sabot tase karena di kapal terdapat beberapa bahan peledak,setelah mendengar itu Edward langsung kembali ia juga menyuruh Aldrich untuk mencari tau di perusahaan ayahnya karena sang ibu pasti akan berada di sana, awalnya Edward tidak percaya karena ibunya tidak mungkin melakukan hal senekat itu meski dia membenci keluarga Dominique namun Edward harus mulai terbiasa dengan kepergian sang adik.
" kamu terus selidiki apa yang terjadi dan jangan sampai ibu ku tau Al " ucap Edward
" baik tuan " Aldrich segera menganggukan kepalanya lalu berlalu pergi