Chelsee, seorang gadis yang ceroboh bertemu dengan lelaki yang cuek dan dingin di sebuah perusahaan. sejak dia bekerja di perusahaan itu, ia begitu banyak mendapatkan masalah.
bagaimana kelanjutan cerita nya? yuk, mari dibaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms_fahrian22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
"Rania" Mirna mendekat begitu juga dengan Bansal, Fatan dengan cepat menangkap Rania.
"Andreas, kamu harus bayar semua ini! Tante gak akan biarin kamu merasa menang. Fatan, ayo cepat bawa Rania ke mobil, kita pulang sekarang." Marah Mirna, raut wajah wanita itu dibuat sekhawatir mungkin.
"Kamu udah hancurin semua nya, An, apapun yang sudah terjadi papa gak akan merestui kalian berdua." Bansal masuk kedalam kamar nya, sementara Chelsee masih tercengang. Dia berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman Andreas.
"Bapak apa-apaan sih? Kenapa saya jadi ikut-ikutan begini, kenapa saya harus dibawa-bawa dengan kepentingan pribadi bapak." Ucap Chelsee setengah memekik, Andreas langsung mengbekap mulut gadis itu.
"Kamu gak usah ngomong apapun dulu! Nanti saya jelasin," desis Andreas. Chelsee mengangguk karena nafas nya hampir habis.
"Sekarang kamu ikut saya kemobil," titah Andreas, Sekretaris itu menurut.
Sementara didalam kamar, Bansal mendapatkan panggilan dari Mirna.
"Kamu harus urus Andreas secepat mungkin," geram Marni.
"Kamu tenang aja Mir! Aku yakin mereka cuma sandiwara. Entah sandiwara apa yang mereka buat." Ucap Bansal yakin.
"Kamu itu terlalu lembek sama anak, terlalu nurut sama keinginan anak," sembur Mirna, saat ini mereka berada di dalam mobil menuju rumah nya.
"Kita bisa cari solusi nya bareng-bareng, Mir. Gak usah diperpanjang." Sahut Bansal.
"Sekarang itu udah jadi masalah kamu, Sal. Bukan masalah ku. Terserah Andreas mau menikah dengan Rania atau tidak, yang terpenting sekarang aku akan nikahkan Rania dengan lelaki pilihanku." Tegas Mirna, Fatan yang menyimak bos nya mengernyit.
"Kenapa nyonya nekat banget mau nikahin Non Rania, apa non Rania punya penyakit dan umur nya gak lama lagi, ah kasihan nona Kalau sampai punya penyakit langka"batin Fatan prihatin.
Sementara dicafe, Andreas dan Chelsee sedang duduk bersama, Gadis itu menunggu kejelasan dari bos nya.
"Oh jadi bapak cuma mau menghindari pernikahan dari Bu Rania, maka nya nyuruh saya buat jadi pacar bapak?" Tanya Chelsee kesal.
"Saya gak perlu ngulangin pernyataan itu, saya malas bahas itu lagi, jadi kamu cukup diam dan mengikuti perintah saya." Andreas berucap datar.
"Jadi inti nya saya harus berpura-pura menjadi tunangan palsu bapak?"
Andreas mengangguk.
"Ya gak bisa gitu dong pak," gadis itu tampak.kesal
"Kenapa?? kamu gak mau" tantang Andreas.
"Iya gak mau lah, pak. Dikontrak kerja kan gak ada tertulis kalau saya harus ikut campur ngurusin pribadi bos" terang Chelsee
"Kalau kamu gak mau, kamu bakala saya pecat,"ancam Andreas, Chelsee menahan emosi nya.
"Saya permisi, pak." Chelsee ingin menghilangkan rasa emosi nya.
"Heh, kamu mau kemana?" Andreas berpikir jika Chelsee ingin kabur.
"Mau ke toilet, bapak mau ikut?" Tawar Chelsee, lalu menghilang dari pandangan bos nya.
Di dalam toilet, Chelsee membersihkan wajah nya lalu menatap kearah kaca lebar dengan wajah yang garang.
"Arrrgggg, dasar bos kurang ajar. Main pecat sembarangan, kalau aku dipecat ibu pasti bakalan marah dan bilang kalau aku gadis yang ceroboh." Chelsee menarik nafas dalam.
"Oke, aku bakal ikutin mau nya dia. Tapi nanti aku bakalan balas usilin bos nyebelin itu." Chelsee bertekat. Gadis itu kembali menghampiri bos nya.
"Bapak kok bengong aja? Pasti bapak belum makan kan, makan dulu gih! Nanti bapak sakit lho." Ucap Chelsee ketika dia sudah duduk di depan Andreas.
"Saya gak lapar,"
"Sebagai tunangan pura-pura yang baik, saya harus mengingatkan bapak supaya selalu makan, nih aaa biar saya suapin." Ujar Chelsee.
"Apaan sih, saya bisa makan sendiri." Tolak Andreas seraya memakan makanan nya.
"Gitu dong."
"Kamu ngapain ngelihatin saya?" Tanya Andreas heran karena Chelsee sejak tadi menatap nya.
"Saya cuma heran aja. Kenapa bapak nolak cewe secantik dan sesempurna bu Rania, kalian itu cocok lho padahal." Jawab Chelsee, Tiba-tiba saja selera makan Andreas kembali menghilang.
"Bisa cari topik lain gak?" Andreas merasa jengah, Chelsee mengangguk lalu dia diam seraya memakan menu pesanan nya.
Sementara dirumah Rania, gadis itu sedang dibaringkan diatas sofa beberapa saat kemudian dia tersadar.
"Heh, ngapain kamu? Berani kamu sentuh saya lagi, udah saya bilang jangan pernah sentuh saya lagi" Marah Rania seraya menepis tangan Fatan yang sudah selesai meletakkan tubuh Rania.
"Rania, Rania, Tenang sayang." Ucap Mirna mendekat.
"Pergi kamu!" Masih marah.
"Kamu sudah boleh pergi, Fatan." Ujar Mirna.
"Maaf, non, saya cuma bantuin nona, tadi nona pingsan." Jelas Fatan.
"Udah-udah sana!" Ucap Mirna, dia merasa malas melihat temprament Rania.
"Mom, beneran apa yang dibilang Andreas tadi?" Tanya Rania, dia seolah ingin bermimpi saja.
"Gak sayang, itu gak benar." Mirna menenagkan.
"Aku gak mau Andreas menikah dengan Chelsee, Mom. Cuma aku yang bisa miliki dia mom, cuma aku." Rania menangis sejadi nya, gadis itu melempar kan bantal yang ada di sofa.
"Iya, sayang. Mommy gak akan biarin mereka menikah. Kamu tenang, ya." Bujuk Mirna seraya memeluk Rania.
"Andreas, kamu harus bayar semua ini. Kamu udah buat gagal rencanaku, kamu udah buat aku harus menunggu lebih lama lagi untuk menguasai harta Rania.," batin Mirna kesal.
****
Keesokan hari nya, Lanita dan Fatan mengunjungi alamat kerja Handoko mulyono dan beberapa kantor yang pernah dikunjungi Handoko sepuluh tahun lalu. Akan tetapi mereka tidak menemukan orang yang mereka cari, Lanita yang tadi semangat kini menjadi murung.
"Ibu jangan putus semangat Gitu dong! Fatan akan mencari lagi pemgacara almarhum Suami ibu." Ujar Fatan memberi semangat.
"Rasa nya, dunia ini gak adil buat ibu, Tan. Kenapa ibu yang diberi cobaan sebesar ini." Lanita berucap sedih.
"Ibu jangan ngomong begitu! Masih ada hari lain, aku yakin ibu pasti akan menemukan keluarga ibu." Ujar Fatan.
Dirumah Rania, Gadis itu sedang diberi sarapan oleh asisten rumah tangga, tetapi langsung ditepis dan makanan itu tumpah, Mirna yang baru saja ingin pergi kekantor melihat kejadian itu.
"Hey Rania, kamu gak boleh mati hanya karna cinta. Kalau kamu gak sayang sama dirimu sendiri, Chelsee dan Andreas akan menang," Mirna mengompori.
"Nggak, aku gak akan kalah, mom." Jawab Rania.
"Ya sudah, kamu sarapan dong. Membuat orang lain hancur itu butuh tenaga. Mommy berangkat dulu," Ujar Mirna
"Sekarang kamu berangkat ke kantor dengan Rania yang tegas, percantik diri dan menangkan perlombaan ini," seraya pergi keluar rumah.
Sedangkan Bansal, lelaki itu kini sudah berada dikantor dia menghubungi Handoko, pengacara Wiratama kala itu.
"Saya ingin bertemu dengan anda hari ini, pak. Apa bapak punya waktu untuk saya?" Ucap Bansal.
"tentu saja pak. Kapan bapak ingin bertemu." Jawab Handoko dari sebrang sana.
"Setelah jam makan siang." Jawab Bansal, panggilan terputus, dia kembali mengingat peristiwa beberapa tahun lalu.
"Jika Andreas gak mau menikah dengan Rania, aku harus segera menyelamatkan sahamku yang ada di perusahaan ini. Aku gak mau perjuanganku selama ini sia-sia." Batin Bansal, dia melihat foto keluarga Wiratama yang terselip di dalam berkas beberapa waktu lalu. Lalu meletakkan nya kembali diatas meja dengan wajah yang penuh beban, dia dikejutkan dengan kedatangan Mirna yang tiba-tiba tanpa mengetuk pintu.
"Kamu buat aku kaget aja, Mir." Ucap Bansal kesal.
"Bansal, kamu masih bisa duduk santai disini ? Sementara Lanita entah sudah merencana apa untuk kita diluar sana." Omel Mirna.
"Aku punya rencana, kita habisi saja Lanita kalau kita menemukan nya di tempat kemarin, dia hanya sendirian bukan?" Usul Bansal
