Istri Di Atas Kertas

Istri Di Atas Kertas

Bab 1 Tak di duga

*Estsaffa Ahiara,

anak angkat satu-satunya pasangan Damar Wiyono dan Esther. Besar di panti asuhan hingga umur 10 tahun, mengira akan bahagia selamanya. Tanpa diketahui ternyata ada rahasia besar tersembunyi*.

Bugh..

Tiba-tiba saja terdengar suara benda jatuh di luar mobil. Ara yang semenjak tadi fokus mencari ponselnya di dalam tas sampai tak sadar melemparnya hingga berhamburanlah isinya tak karuan. Penasaran, ia segera membuka pintu mobil.

"pak.. pak"

Tubuhnya sepucat kapas mendapati sopirnya tergeletak tak sadarkan diri. Ia menoleh dan tak mendapatkan apapun di sejauh matanya mencari. Perlahan ia kumpulkan keberaniannya untuk menghampiri sang sopir.

"pak.. pak Karim, bapak kenapa" tak jengah digoyang goyangkannya tubuh pria itu. Tapi nihil, bahkan pria itu tak bergerak sedikitpun. Cemas menggelayut di otaknya.

Pikirannya melayang dengan kata-kata mantan bodyguardnya. Yaa mantan, karena dengan tiba-tiba papi memecat semua bodyguard beserta pembantunya tanpa alasan yang jelas tadi pagi.

"non.. mulai saat ini nona harus hati-hati" ucap andri setengah berbisik. " saya tidak bisa menjaga nona lagi, Tuan sudah memecat semuanya tanpa kecuali" lanjutnya dengan perasaan was-was. " perasaan saya tidak enak non, akan ada sesuatu yang terjadi".

Wajah andri tampak serius dan khawatir. Apalagi matanya tampak sibuk mengawasi sekitar, seperti tentara dalam mode waspada. Sedikit merundukkan kepalanya, Ara berbisik.

"Apa maksudmu An_"

"Andri cepat kemasi barangmu," teriak papi yang tiba-tiba muncul dari arah belakang. Bahkan Ara ataupun Andri tak bisa memprediksi kedatangannya, karena sedari tadi tak mendengar langkah kaki mendekat atau suara apapun.

Si pemilik nama bergegas ke belakang tanpa memperdulikan nonanya yang seperti orang kebingungan. Mata Ara mengekor perginya sang bodyguard yang memberinya teka teki untuk dijawab.

"pii.. ini ada apa sebenarnya? "

Tangan kekar meski termakan usia itu lembut membelai pucuk kepala Ara." Tak ada apa-apa sayang, persiapanmu sudah selesai?"

"Sudah, pii, kenapa dengan Andri dan yang lain? ". Pertanyaan itu seakan melirih di bagian akhir, menyiratkan ragu dan ketakutan.

"Tak apa sayang, kita hanya mengurangi sedikit orang-orang kita. Lagipula kau kan akan lama disana " Dibelainya punggung Ara dengan lembut. Tapi itu tak mengurangi kebingungan di hati Ara. Seakan ada tanda tanya besar yang belum terjawab, atau lebih tepatnya jawaban yang menggantung.

" Bisakah di undur? " netranya berkaca-kaca.

" Itu impianmu sejak dulu kenapa harus diundur, lagipula kau ingin mengecewakan mamimu dengan membatalkannya seperti dulu? "

"Ahh tidak.. tentu saja tidak pi" bapak dan anak itu berpelukan seperti akan terpisah lama. Mami esther menghampiri dan mereka bertiga berpelukan.

" Jaga diri baik-baik ya sayang " kecup mami sembari tangannya mengelus lembut pundak Ara. " Kami percaya kau bisa menjaga diri disana " kemudian tangan itu meraih pucuk kepala Ara kemudian membelainya.

••••••

Sekelompok pria berpakaian hitam menerjang pak Karim dan salah satu dari mereka membekap mulut Ara. Mereka bertiga ah tidak berlima tepatnya dengan garang mengacungkan pistol seperti seorang polisi yang menangkap penjahat.

Seorang pria berkacamata hitam melompat masuk ke dalam mobil kemudian diikuti dua temannya tetap pada posisi mencekal lengan Ara dengan kasar. Dan dua lainnya melesat masuk ke dalam mobil pajero hitam yang diparkir di bawah pohon flamboyan. Dan menit berikutnya kedua mobil itu berjalan membelah kemacetan Jakarta.

Dug.. Dug.. Dug. Kaki gadis itu menendang ke segala arah. Mencoba melepas diri dari jerat para pria yang tak dikenalnya.

"auww... **** anjing kau " umpat si kepala botak mendapati pergelangan tangannya berdarah di gigit wanita itu. Reflek ia mengibaskan tangannya sambil tak henti juga mulutnya mengumpat kata-kata kasar. Hampir saja ditariknya rambut gadis itu kalau saja tak diingatkan.

"Hei hei hei.. kau masih waraskan untuk mencerna perintah bos 'JANGAN LECET SEDIKITPUN' ingat!! SEDIKITPUN "

" Epen kah.. dia su gigit beta pung tangan lai, macam drakula haus darah sa " logat kental suatu daerah yang bisa tertebak asal pria itu.

"Huhhh runcing juga taringnya" dengusnya kesal sambil memegangi tangannya yang berdarah.

"Lepaskan"

Kakinya menendang lagi, hingga sepatunya lepas, rambutnya acak-acakan, keringatpun mulai menetes tak terpengaruh oleh ac mobil yang dingin.

Bukannya melepaskan, si jangkung malah memegang erat tangan gadis itu.

"Ambil saputangannya " perintahnya kemudian.

Dengan cepat salah satu dari mereka membekap mulut Ara.

"Heppp... emmm... " dan selanjutnya gelap.

"Aman jekk, kau obati tanganmu itu, jangan sampai kau mati kehabisan darah dan jadi hantu"

" ha ha ha ha"

•••••••••••••

Ara mengerjap perlahan, rasanya pusing berputar-putar perlahan dia mencoba mengendalikan kesadarannya. Ruangan apa ini, hawanya panas dengan penerangan yang menyilaukan. Membuat matanya sakit sesaat.

Brakk..

Suara itu mengagetkannya, memaksa memicingkan kedua matanya menatap sekitar. Ada 2 orang pria didepannya, satu berdiri tegap dengan arah pandangan lurus kedepan, dan satu lagi duduk tepat didepannya diatas ranjang besar sambil menyilangkan kaki dengan tangan bersedekap dan pandangan datar.

"Hello... nona" pria yang duduk memiringkan sedikit badannya ke kanan. "Dengarkan aku, orang tuamu menjadikanmu jaminan atas hutang perusahaannya padaku. Dan ketika jatuh tempo mereka malah seenaknya kabur dan malah mengirimmu ke luar negri". Mata pria itu menatap Ara dari rambut hingga ujung kaki. "Dan kau yang harus menanggungnya!" bentaknya padat, singkat dan memaksa.

Pria yang berdiri mengeluarkan sesuatu dari dalam map, selembar kertas perjanjian lengkap dengan materai. Ditunjukkannya kertas itu di depan Ara. " Bacalah dengan cepat nona" ucapnya sambil menaruh jarinya pada pokok kalimat yang berhuruf besar.

Degh!

Disitu tertulis "....anak saya ESTSAFFA AHIARA sebagai jaminannya"

'Ya Tuhan, benarkah papi dan mami setega ini padaku. Padahal aku menganggap mereka malaikat penyelamatku. Mereka merawatku dengan baik setelah mengambilku dari panti asuhan. Benarkah sayang mereka karena pamrih, hingga aku berakhir hanya menjadi jaminan atas hutang- hutang mereka. Dan sialnya, hutang itu tak bisa terlunasi, hingga aku disini sekarang. Ahhh.. aku tak habis pikir,

ingin kupukul saja kepalaku barangkali aku hanya mimpi, tapi tak mungkin karena aku baru menyadari tanganku tertarik ke belakang dalam keadaan tertali. Hufft.. ini bukan lagi mimpi tapi mimpi buruk.

"Tapi aku tak tahu apapun Tuan" dengan wajah memelas Ara mencoba membela dirinya. "A-aku... "

"Bukan urusanku! " jawab pria itu ketus dengan senyum mengejek.

"Lalu apa mau Tuan, e.. maksud saya. . "

"Mauku? " pria itu berdiri dan mendengkus kasar, berjalan mondar mandir di depan Ara dan berhenti di depan jendela yang mengarah ke rooftop. Kemudian berbalik "Lunasi utang mereka atau... " pria itu berbalik dan menggantung ucapannya.

"Atau apa Tuan? " Ara membulatkan matanya, sadar atau tidak kini badannya terasa panas dan butir- butir peluh berdesakan keluar membayangkan apa yang akan diucapkan pria itu. Tentu saja "atau" itu bukanlah sesuatu hal yang baik, melihat keadaannya sekarang.

"Mengabdi seumur hidup padaku " ucap pria itu santai. Senyumnya licik dan menyeringai.

Masih tak habis pikir apa yang didengarnya, Ara mencoba mencerna kembali kata-kata pria itu. 'mengabdi' dan 'seumur hidup' oh Tuhan demi apa kalau tiga suku kata itu luas sekali penjabarannya. Bahkan meraba-raba pun tak ketemu juga ujung definisinya. Membayangkan hidupnya akan membosankan karena setiap hari hanya akan bertemu dengan orang yang itu- itu saja.

"Mengabdi seperti apa Tuan?" Ara memberanikan diri bertanya, dalam hatinya berharap ini tidak semengerikan yang ada dipikirannya.

"Sama seperti yang lain" matanya menyapu ruangan itu, kemudian dia membungkukkan badannya dan berbisik di telinga Ara "Mengabdi berarti menuruti apapun yang aku mau! " dimasukkan tangannya di saku celana dan dia melenggang pergi, tanpa berbalik Ara dengar pria itu berkata " 15 menit nona, tidak lebih, ingat 20 milyar ".

"Lepaskan ikatannya lang ".

"Iya Tuan.. " pria dibelakangnya langsung mengangguk hormat dan menghampiri Ara kemudian menarik tali yang mengikat tangannya. Dan sedikit berlari ia mengikuti langkah kaki Tuannya yang meninggalkan ruangan itu.

Seperempat jam, dan sekarang sudah berjalan. Darimana Ara akan mendapatkan uang sebanyak itu, bahkan tabungannya tak ada sepersepuluhnya. Kalaupun pinjam entah kepada siapa, selama ini dia tak pernah punya teman orang kaya. Hidupnya pergaulannya hanya di kelas menengah saja. Bukan berarti tak mampu, tapi Ara selalu ingat darimana dia berasal, sehingga ia lebih menyukai kehidupan sederhana.

Tiba-tiba saja terbersit dipikiran Ara untuk kabur. Menghela nafas panjang dilangkahkan kakinya menuju rooftop. Oh rupanya keberuntungan masih sedikit memihaknya, entah bangunan ini berlantai berapa yang jelas posisinya saat ini berada di lantai 2 dan hemmm ini terlihat tak begitu tinggi, pikirnya.

'Aku bisa menggunakan kain itu untuk membantuku turun' tangannya menunjuk kesana kemari mulai mereka-reka adegan melarikan diri yang akan dilakoninya.

Sepuluh menit berlalu, dan sekarang dia siap untuk menaiki teralis pagar tepi rooftop kemudian turun kebawah seperti adegan film gadis kabur dari kamarnya karena tidak diijinkan kencan oleh orang tuanya. Hanya saja keadaannya berbeda, Ara tak seberuntung gadis itu.

Oke siap.. let's go, gumam Ara menyemangati dirinya sendiri. Segera dipindahkannya tangan yang menggenggam erat pada seutas kain putih itu bergantian. Kakinya lincah mengikuti pergerakan itu. Well..tidak terlalu buruk dan tidak sesulit yang terbayangkan..Meskipun dia tidak bisa beladiri tapi dia adalah anggota pramuka aktif saat SMA dulu, sedikit banyak membantu aksinya bukan.

........

Sementara itu di ruangan lain

Sesekali melirik arloji di pergelangan tangannya . Pria berkharisma yang dipanggil Tuan oleh para bodyguard itu mencoba menenangkan dirinya. Seperempat jam itu waktu yang lama ternyata, harusnya dia hanya memberi waktu 10 menit atau lima menit saja waktu berpikir untuk gadis itu hingga tak membuang waktunya menunggu.

"Lang, lihat keatas apa yang dilakukan gadis itu ..aku tak sabar "

"Segera Tuan " pria yang dipanggil elang itu dengan sigap menaiki tangga ke lantai dua. Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki sedikit berlari menuruni tangga yang membuat Tuannya menoleh.

"Gadis itu tidak ada di kamar Tuan" ucapnya cepat dengan nafas memburu.

"Apa... periksa sekali lagi!" bentak pria berkharisma itu marah.

Elang hanya mengangguk dan berlalu bersama satu orang lain berlari menuju lantai atas, memeriksa kembali. Sedangkan sang Tuan bersama bodyguard lainnya menuju halaman depan.

Plok... plok... plok...

Suara tepuk tangan terdengar keras di telinga Ara. Matanya membulat menyadari pria berkharisma itu tengah menatap nyalang dibawah sana bersama para bodyguardnya. Dan demi apa ternyata pria yang dipanggilnya Tuan itu juga menempatkan satu bodyguardnya tepat segaris di atas Ara, berdiri di tepi pagar besi telah bersiap menerima perintah darurat.

"Kau mau main tarzan denganku nona " selorohnya.

Deg.. deg... jantung Ara berdebar tak karuan, takut, ragu dan entah perasaan apa yang bercampur jadi satu cukup untuk mematahkan nyalinya. Saking takutnya ia tak tahu harus berkata apa, mulutnya seakan terbungkam dan hanya gumaman kecil tak berarti yang keluar.

"Lakukan... " perintahnya tiba-tiba.

Ara merasakan kain tempatnya berpegangan terombang ambing. Pegangannya menguat, mengapa disaat seperti ini nyalinya benar-benar menciut, padahal itu tak terpikirkan sebelumnya.

"Krekkk.. krekkkkk"

Ara mendongak ke atas. "Oh Tuhan, ini gila'. Dilihatnya pria yang di atas memotong kasar kain putih tempatnya bergelayut. Suaranya menyayat hati dan...

"Aaaaaaaaaaa.........

...........

Apakah Ara terjatuh atau masih bertahan seperti tarzan... 😂 terimakasih sudah bersedia mengikuti... nantikan selanjutnya ya...

Terpopuler

Comments

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2023-03-04

1

Shuhairi Nafsir

Shuhairi Nafsir

kenapa kalau judul cerita terjebak pernikahan. mesti alasan jadi mangsa hutang . perawatan rumah sakit . nga mampu biayai kerosakkan Mobil seakan nga ada alasan yang lain.

2023-01-04

1

watike'16

watike'16

aku mampir kak🤗 mari kita saling mengikuti 😊

2022-07-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tak di duga
2 Bab 2 Tawanan
3 Bab 3 Apartemen Adrian
4 Bab 4 Penolakan
5 Bab 5 Laura Wedding
6 Bab 6 Belanja dengan Bodyguard
7 Bab 7 Masuk Angin
8 Bab 8 Pagi dengan Sarapan yang Aneh
9 Bab 9 Akio Itanamura Ilyasa
10 Bab 10 Posesif
11 Bab 11 Malam pertama ??
12 Bab 12 Kencan pertama?
13 Bab 13 Modus atau Tulus?
14 Bab 14 Hubungan yang Hambar
15 Bab 15 Penculikan
16 Bab 16 Sehari Bersama
17 Bab 17 Terlambat Pulang
18 Bab 18 Mengapa Tidak
19 Bab 19 Buah Manis Pengorbanan
20 Bab 20 Jatuh Cinta (Tony & Laura)
21 Bab 21 Ramen Pedas
22 Bab 22 Percakapan Malam
23 Bab 23 Tamu Cantik
24 Bab 24 Siapa Dia?
25 Bab 25 Jealous
26 Bab 26 A & A (Akio vs Adrian)
27 Bab 27 Magda Alya
28 Bab 28 Cemburu ??
29 Bab 29 Kebahagiaan dan Penyesalan
30 Bab 30 Makan Malam
31 Bab 31 Rasa dan menikah
32 Bab 32 Penguntit cantik (Sharon Dania)
33 Bab 33 Vuoi sposarmi ? ( Menikahlah denganku?)
34 Bab 34 Ada apa dengan Ardi dan Vina?
35 Bab 35 Adu jotos atau Adu mulut?
36 Bab 36 Lelaki Tua dan Anak Kecil
37 Bab 37 Kencan siang bolong
38 Bab 38 Menginap (1)
39 Bab 39 Menginap (2)
40 Bab 40 Penculik (1)
41 Bab 41 Penculik (2) & Berjuang Lagi
42 Bab 42 Lelah
43 Bab 43 Dua minggu
44 Bab 44 Malam Minggu
45 Bab 45 Sisi Lain
46 Bab 46 Hari yang aneh
47 Bab 47 Monday
48 Bab 48 Jalan Sore
49 Bab 49 Nasi Baso dan Mie Bucin
50 Bab 50 Hari Ketiga
51 Bab 51 Rindu Kamu
52 Bab 52 Kenangan
53 Bab 53 Rindu
54 Bab 54 Piyama yang Tertukar
55 Bab 55 Kejutan Akio
56 Bab 56 Pembalut
57 Bab 57 The Wedding Day
58 Bab 58 Sandiwara yang Menjiwai
59 Bab 59 Dinner
60 Bab 60 Malam pertama (Berdua)
61 Bab 61 Breakfast
62 Bab 62 Pagi Pertama(Ibu dan Istri)
63 Bab 63 Hampir Saja (Ketahuan)
64 Bab 64 Hati Akio
65 Bab 65 Terkilir
66 Bab 66 Ikhlas
67 Bab 67 Jepang
68 Bab 68 Festival Kembang Api
69 Episode 69 Mulai Nyaman
70 Bab 70 Usaha yang Gagal
71 Bab 71 Sapporo dan Akio
72 Bab 72 Akhirnya....
73 Bab 73 She is My Wife
74 Bab 74 Titik Cerah
75 Bab 75 Suamimu
76 Bab 76 Perkelahian
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80 Limfoma
81 Bab 81 Sakit
82 Bab 82 Susahnya Bilang Maaf
83 Bab 83 Marahnya Laila
84 Bab 84 Kotak Pink dengan Pita Biru
85 Bab 85 I Love You
86 Bab 86 Hilangnya Mela
87 bab 87 Hilangnya Mela (2)
88 Bab 88 Aksi Penyelamatan
89 Bab 89 Tersiksa
90 Bab 90 Cuti Terakhir
91 Bab 91 Dani (Bumi Perkemahan)
92 Bab 92 Kecelakaan
93 Bab 93 Interaksi Kecil
94 Bab 94 Menginap
95 Bab 95 Amore Mio
96 Bab 96 MRI
97 Bab 97 Andina Kembali
98 Bab 98 UGD
99 Bab 99 Mama?
100 Bab 100 Kembali ke Rumah
101 Bab 101 Berhasil!
102 Bab 102 Pertengkaran
103 Draft 103 Bayangan Semu
104 Bab 104
105 bab 105
106 Bab 106 Penyatuan (Area 21+)
107 Bab 107 Ada yang Aneh
108 Bab 108 Pertemuan
109 Bab 109 Terpisah
110 Bab 110 Kedai Donat
111 Bab 111 Pilu
112 Bab 112 PMS atau?
113 Bab 113 Ketahuan
114 Bab 114 Hanya PMS (Pre Menstrual Syndrome)
115 BB 115 Penyerangan (1)
116 Bab 116 Penyerangan (2)
117 Bab 117 Gara-gara Sup (21+)
118 Bab 118 Gara-gara Sup (Berlanjut 21+)
119 Bab 119 Status Baru
120 Bab 120 Right Here Waiting For You
121 Bab 121 Indonesia
122 Bab 122 Terlalu Bahagia
123 Bab 123 Jatuh
124 Bab 124 Maaf
125 Bab 125 Ada yang Berubah
126 Bab 126 Ternyata Cinta
127 Bab 127 Mantan Menantu
128 Bab 128 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
129 Bab 129 Hanya Bertemu
130 Bab 130 Menangis
131 Bab 131 Hanya Rindu
132 Bab 132 Tertangkap
133 Bab 133 Tidak Lama (Firasat)
134 Bab 134 Benar-benar Tidak Lama
135 bab 135 Indonesia
136 bab 136 Sedih yang Berlipat
137 bab 137 Perseteruan
138 Bab 138 Harus Berani
139 Bab 139 Berat, Biar Aku Saja
140 Bab 140 Mencari Perhatian
141 Bab 141 Tragedi Dorayaki
142 bab 142 Tertunda
143 bab 143 Kau hanya Mengkhawatirkannya?
144 Bab 144 Ayah dan Anak
145 Bab 145 Menjaga Kepercayaan
146 Bab 146 Puncak Kemarahan
147 Bab 147
148 Bab 148 Malaikat tak Bersayap
149 Bab 149 Syarat
150 Bab 150 Kesiangan
151 Bab 151 Meninggalkan Adrian?
152 Bab 152 Maaf
153 Bab 153 MArSMelow
154 Bab 154 Dua Hal yang Berhubungan
155 Bab 155 Utusan yang Kosong
156 Bab 156 Diagnosa yang Parah
157 Bab 157 Sebuah Rencana
158 Bab 158 Bukan Yang Tua
159 Bab 159 Kedatangan Lola
160 Bab 160 Plan A
161 bab 161 Aksi
162 Bab 162 Pergi
163 Bab 163 Sebuah Alasan
164 Bab 164 Hati yang Sibuk
165 Bab 165 Tempat Biasa
166 Bab 166 Hilang
167 Bab 167 Kabar Sendu
168 Bab 168 Galau
169 Bab 169 Kebekuan
170 Bab 170 PENIPUAN!!
171 Bab 171 Poor
172 Bab 172 Bertemu
173 Bab 173 Senjata Makan Tuan
174 bab 174 Bencana Dasi
175 Bab 175 Swiss
176 Bab 176 Wanita Berkerudung
177 Bab 177 Dia lagi!
178 Bab 178 Rumah Sakit
179 Bab 179 Orang Aneh
180 Bab 180 Nasihat
181 Bab 181 Tragedi Pagi Hari
182 Bab 182 Jodoh untuk Mela
183 Bab 183 Kuliah Lagi
184 Bab 184 Yang Berlalu
185 Bab 185 Yang Berlalu (2)
186 BB 186 Apakah orang yang sama?
187 Bab 187 Cemburu Buta
188 Bab 188 Mr. Posesif
189 Bab 189 Anugerah
190 Bab 190 Ada Apa dengan Laura?
191 Bab 191 Huru Hara
192 Bab 192 Mengidam
193 Bab 193 Bermuka Dua
194 Bab 194 Babang Tamvan
195 Bab 195 Memilih Universitas
196 Bab 196 Laura Berbeda
197 Bab 197 Jatuh
198 Bab 198 Kehilangan
199 Bab 199 Sebuah Pesan
200 Bab 200 Beraksi
201 Bab 201 Hati Yang Terluka
202 Bab 202 Salah Paham
203 Bab 203 Sibuk
204 Bab 204 Puasa
205 bab 205 St. Moritz
206 206 St. Moritz 2
207 bab 207 Romantisme Zurich
208 Bab 208 Perpisahan
209 Bab 209 Next..
210 Bab 210 Sebuah Syarat
211 Bab 211 Hari Istimewa
212 Bab 212 I am Right Here Waiting For You
213 Bab 213 Keputusan Terakhir
214 Bab 214 Malaikat kecil
215 Bab 215
216 Bab 216 Panik
217 Bab 217
218 Bab 218 Perpisahan
219 Bab 219 Sesuatu yang Tersembunyi
220 Bab 220 Sosok Misterius
221 Bab 221
222 Bab 222
223 Bab 223 Perasaan Yang Sama
224 Bab 224 Siapa Dia?
225 Bab 225 Berdamai dengan Kenyataan
226 Bab 226 Konsekuensi
227 Bab 227 Ulang Tahun Sederhana
228 Bab 228 Swiss dan Carla
229 Bab 229
230 Bab 230 Ingin Bertemu Ayah
231 Bab 231 Keluarga
232 Bab 232
233 Bab 233 Anugerah Terindah
234 Bab 234
235 Bab 235
236 Bab 236
237 Bab 237
238 Bab 238
239 Bab 239
240 Bab 240
241 Bab 241
242 Bab 242
243 Bab 243
244 Bab 244
245 Bab 245
246 Bab 246
247 Bab 247
248 Bab 248
249 Bab 249
250 Bab 250
251 Bab 251
252 Bab 252
253 Bab 253
254 Perkenalan Novel Baru
255 Bab 255
256 Bab 256 Ending
257 Terima kasih untuk Uda
258 Pisah Sambut
Episodes

Updated 258 Episodes

1
Bab 1 Tak di duga
2
Bab 2 Tawanan
3
Bab 3 Apartemen Adrian
4
Bab 4 Penolakan
5
Bab 5 Laura Wedding
6
Bab 6 Belanja dengan Bodyguard
7
Bab 7 Masuk Angin
8
Bab 8 Pagi dengan Sarapan yang Aneh
9
Bab 9 Akio Itanamura Ilyasa
10
Bab 10 Posesif
11
Bab 11 Malam pertama ??
12
Bab 12 Kencan pertama?
13
Bab 13 Modus atau Tulus?
14
Bab 14 Hubungan yang Hambar
15
Bab 15 Penculikan
16
Bab 16 Sehari Bersama
17
Bab 17 Terlambat Pulang
18
Bab 18 Mengapa Tidak
19
Bab 19 Buah Manis Pengorbanan
20
Bab 20 Jatuh Cinta (Tony & Laura)
21
Bab 21 Ramen Pedas
22
Bab 22 Percakapan Malam
23
Bab 23 Tamu Cantik
24
Bab 24 Siapa Dia?
25
Bab 25 Jealous
26
Bab 26 A & A (Akio vs Adrian)
27
Bab 27 Magda Alya
28
Bab 28 Cemburu ??
29
Bab 29 Kebahagiaan dan Penyesalan
30
Bab 30 Makan Malam
31
Bab 31 Rasa dan menikah
32
Bab 32 Penguntit cantik (Sharon Dania)
33
Bab 33 Vuoi sposarmi ? ( Menikahlah denganku?)
34
Bab 34 Ada apa dengan Ardi dan Vina?
35
Bab 35 Adu jotos atau Adu mulut?
36
Bab 36 Lelaki Tua dan Anak Kecil
37
Bab 37 Kencan siang bolong
38
Bab 38 Menginap (1)
39
Bab 39 Menginap (2)
40
Bab 40 Penculik (1)
41
Bab 41 Penculik (2) & Berjuang Lagi
42
Bab 42 Lelah
43
Bab 43 Dua minggu
44
Bab 44 Malam Minggu
45
Bab 45 Sisi Lain
46
Bab 46 Hari yang aneh
47
Bab 47 Monday
48
Bab 48 Jalan Sore
49
Bab 49 Nasi Baso dan Mie Bucin
50
Bab 50 Hari Ketiga
51
Bab 51 Rindu Kamu
52
Bab 52 Kenangan
53
Bab 53 Rindu
54
Bab 54 Piyama yang Tertukar
55
Bab 55 Kejutan Akio
56
Bab 56 Pembalut
57
Bab 57 The Wedding Day
58
Bab 58 Sandiwara yang Menjiwai
59
Bab 59 Dinner
60
Bab 60 Malam pertama (Berdua)
61
Bab 61 Breakfast
62
Bab 62 Pagi Pertama(Ibu dan Istri)
63
Bab 63 Hampir Saja (Ketahuan)
64
Bab 64 Hati Akio
65
Bab 65 Terkilir
66
Bab 66 Ikhlas
67
Bab 67 Jepang
68
Bab 68 Festival Kembang Api
69
Episode 69 Mulai Nyaman
70
Bab 70 Usaha yang Gagal
71
Bab 71 Sapporo dan Akio
72
Bab 72 Akhirnya....
73
Bab 73 She is My Wife
74
Bab 74 Titik Cerah
75
Bab 75 Suamimu
76
Bab 76 Perkelahian
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80 Limfoma
81
Bab 81 Sakit
82
Bab 82 Susahnya Bilang Maaf
83
Bab 83 Marahnya Laila
84
Bab 84 Kotak Pink dengan Pita Biru
85
Bab 85 I Love You
86
Bab 86 Hilangnya Mela
87
bab 87 Hilangnya Mela (2)
88
Bab 88 Aksi Penyelamatan
89
Bab 89 Tersiksa
90
Bab 90 Cuti Terakhir
91
Bab 91 Dani (Bumi Perkemahan)
92
Bab 92 Kecelakaan
93
Bab 93 Interaksi Kecil
94
Bab 94 Menginap
95
Bab 95 Amore Mio
96
Bab 96 MRI
97
Bab 97 Andina Kembali
98
Bab 98 UGD
99
Bab 99 Mama?
100
Bab 100 Kembali ke Rumah
101
Bab 101 Berhasil!
102
Bab 102 Pertengkaran
103
Draft 103 Bayangan Semu
104
Bab 104
105
bab 105
106
Bab 106 Penyatuan (Area 21+)
107
Bab 107 Ada yang Aneh
108
Bab 108 Pertemuan
109
Bab 109 Terpisah
110
Bab 110 Kedai Donat
111
Bab 111 Pilu
112
Bab 112 PMS atau?
113
Bab 113 Ketahuan
114
Bab 114 Hanya PMS (Pre Menstrual Syndrome)
115
BB 115 Penyerangan (1)
116
Bab 116 Penyerangan (2)
117
Bab 117 Gara-gara Sup (21+)
118
Bab 118 Gara-gara Sup (Berlanjut 21+)
119
Bab 119 Status Baru
120
Bab 120 Right Here Waiting For You
121
Bab 121 Indonesia
122
Bab 122 Terlalu Bahagia
123
Bab 123 Jatuh
124
Bab 124 Maaf
125
Bab 125 Ada yang Berubah
126
Bab 126 Ternyata Cinta
127
Bab 127 Mantan Menantu
128
Bab 128 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
129
Bab 129 Hanya Bertemu
130
Bab 130 Menangis
131
Bab 131 Hanya Rindu
132
Bab 132 Tertangkap
133
Bab 133 Tidak Lama (Firasat)
134
Bab 134 Benar-benar Tidak Lama
135
bab 135 Indonesia
136
bab 136 Sedih yang Berlipat
137
bab 137 Perseteruan
138
Bab 138 Harus Berani
139
Bab 139 Berat, Biar Aku Saja
140
Bab 140 Mencari Perhatian
141
Bab 141 Tragedi Dorayaki
142
bab 142 Tertunda
143
bab 143 Kau hanya Mengkhawatirkannya?
144
Bab 144 Ayah dan Anak
145
Bab 145 Menjaga Kepercayaan
146
Bab 146 Puncak Kemarahan
147
Bab 147
148
Bab 148 Malaikat tak Bersayap
149
Bab 149 Syarat
150
Bab 150 Kesiangan
151
Bab 151 Meninggalkan Adrian?
152
Bab 152 Maaf
153
Bab 153 MArSMelow
154
Bab 154 Dua Hal yang Berhubungan
155
Bab 155 Utusan yang Kosong
156
Bab 156 Diagnosa yang Parah
157
Bab 157 Sebuah Rencana
158
Bab 158 Bukan Yang Tua
159
Bab 159 Kedatangan Lola
160
Bab 160 Plan A
161
bab 161 Aksi
162
Bab 162 Pergi
163
Bab 163 Sebuah Alasan
164
Bab 164 Hati yang Sibuk
165
Bab 165 Tempat Biasa
166
Bab 166 Hilang
167
Bab 167 Kabar Sendu
168
Bab 168 Galau
169
Bab 169 Kebekuan
170
Bab 170 PENIPUAN!!
171
Bab 171 Poor
172
Bab 172 Bertemu
173
Bab 173 Senjata Makan Tuan
174
bab 174 Bencana Dasi
175
Bab 175 Swiss
176
Bab 176 Wanita Berkerudung
177
Bab 177 Dia lagi!
178
Bab 178 Rumah Sakit
179
Bab 179 Orang Aneh
180
Bab 180 Nasihat
181
Bab 181 Tragedi Pagi Hari
182
Bab 182 Jodoh untuk Mela
183
Bab 183 Kuliah Lagi
184
Bab 184 Yang Berlalu
185
Bab 185 Yang Berlalu (2)
186
BB 186 Apakah orang yang sama?
187
Bab 187 Cemburu Buta
188
Bab 188 Mr. Posesif
189
Bab 189 Anugerah
190
Bab 190 Ada Apa dengan Laura?
191
Bab 191 Huru Hara
192
Bab 192 Mengidam
193
Bab 193 Bermuka Dua
194
Bab 194 Babang Tamvan
195
Bab 195 Memilih Universitas
196
Bab 196 Laura Berbeda
197
Bab 197 Jatuh
198
Bab 198 Kehilangan
199
Bab 199 Sebuah Pesan
200
Bab 200 Beraksi
201
Bab 201 Hati Yang Terluka
202
Bab 202 Salah Paham
203
Bab 203 Sibuk
204
Bab 204 Puasa
205
bab 205 St. Moritz
206
206 St. Moritz 2
207
bab 207 Romantisme Zurich
208
Bab 208 Perpisahan
209
Bab 209 Next..
210
Bab 210 Sebuah Syarat
211
Bab 211 Hari Istimewa
212
Bab 212 I am Right Here Waiting For You
213
Bab 213 Keputusan Terakhir
214
Bab 214 Malaikat kecil
215
Bab 215
216
Bab 216 Panik
217
Bab 217
218
Bab 218 Perpisahan
219
Bab 219 Sesuatu yang Tersembunyi
220
Bab 220 Sosok Misterius
221
Bab 221
222
Bab 222
223
Bab 223 Perasaan Yang Sama
224
Bab 224 Siapa Dia?
225
Bab 225 Berdamai dengan Kenyataan
226
Bab 226 Konsekuensi
227
Bab 227 Ulang Tahun Sederhana
228
Bab 228 Swiss dan Carla
229
Bab 229
230
Bab 230 Ingin Bertemu Ayah
231
Bab 231 Keluarga
232
Bab 232
233
Bab 233 Anugerah Terindah
234
Bab 234
235
Bab 235
236
Bab 236
237
Bab 237
238
Bab 238
239
Bab 239
240
Bab 240
241
Bab 241
242
Bab 242
243
Bab 243
244
Bab 244
245
Bab 245
246
Bab 246
247
Bab 247
248
Bab 248
249
Bab 249
250
Bab 250
251
Bab 251
252
Bab 252
253
Bab 253
254
Perkenalan Novel Baru
255
Bab 255
256
Bab 256 Ending
257
Terima kasih untuk Uda
258
Pisah Sambut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!