Istri Di Atas Kertas
*Estsaffa Ahiara,
anak angkat satu-satunya pasangan Damar Wiyono dan Esther. Besar di panti asuhan hingga umur 10 tahun, mengira akan bahagia selamanya. Tanpa diketahui ternyata ada rahasia besar tersembunyi*.
Bugh..
Tiba-tiba saja terdengar suara benda jatuh di luar mobil. Ara yang semenjak tadi fokus mencari ponselnya di dalam tas sampai tak sadar melemparnya hingga berhamburanlah isinya tak karuan. Penasaran, ia segera membuka pintu mobil.
"pak.. pak"
Tubuhnya sepucat kapas mendapati sopirnya tergeletak tak sadarkan diri. Ia menoleh dan tak mendapatkan apapun di sejauh matanya mencari. Perlahan ia kumpulkan keberaniannya untuk menghampiri sang sopir.
"pak.. pak Karim, bapak kenapa" tak jengah digoyang goyangkannya tubuh pria itu. Tapi nihil, bahkan pria itu tak bergerak sedikitpun. Cemas menggelayut di otaknya.
Pikirannya melayang dengan kata-kata mantan bodyguardnya. Yaa mantan, karena dengan tiba-tiba papi memecat semua bodyguard beserta pembantunya tanpa alasan yang jelas tadi pagi.
"non.. mulai saat ini nona harus hati-hati" ucap andri setengah berbisik. " saya tidak bisa menjaga nona lagi, Tuan sudah memecat semuanya tanpa kecuali" lanjutnya dengan perasaan was-was. " perasaan saya tidak enak non, akan ada sesuatu yang terjadi".
Wajah andri tampak serius dan khawatir. Apalagi matanya tampak sibuk mengawasi sekitar, seperti tentara dalam mode waspada. Sedikit merundukkan kepalanya, Ara berbisik.
"Apa maksudmu An_"
"Andri cepat kemasi barangmu," teriak papi yang tiba-tiba muncul dari arah belakang. Bahkan Ara ataupun Andri tak bisa memprediksi kedatangannya, karena sedari tadi tak mendengar langkah kaki mendekat atau suara apapun.
Si pemilik nama bergegas ke belakang tanpa memperdulikan nonanya yang seperti orang kebingungan. Mata Ara mengekor perginya sang bodyguard yang memberinya teka teki untuk dijawab.
"pii.. ini ada apa sebenarnya? "
Tangan kekar meski termakan usia itu lembut membelai pucuk kepala Ara." Tak ada apa-apa sayang, persiapanmu sudah selesai?"
"Sudah, pii, kenapa dengan Andri dan yang lain? ". Pertanyaan itu seakan melirih di bagian akhir, menyiratkan ragu dan ketakutan.
"Tak apa sayang, kita hanya mengurangi sedikit orang-orang kita. Lagipula kau kan akan lama disana " Dibelainya punggung Ara dengan lembut. Tapi itu tak mengurangi kebingungan di hati Ara. Seakan ada tanda tanya besar yang belum terjawab, atau lebih tepatnya jawaban yang menggantung.
" Bisakah di undur? " netranya berkaca-kaca.
" Itu impianmu sejak dulu kenapa harus diundur, lagipula kau ingin mengecewakan mamimu dengan membatalkannya seperti dulu? "
"Ahh tidak.. tentu saja tidak pi" bapak dan anak itu berpelukan seperti akan terpisah lama. Mami esther menghampiri dan mereka bertiga berpelukan.
" Jaga diri baik-baik ya sayang " kecup mami sembari tangannya mengelus lembut pundak Ara. " Kami percaya kau bisa menjaga diri disana " kemudian tangan itu meraih pucuk kepala Ara kemudian membelainya.
••••••
Sekelompok pria berpakaian hitam menerjang pak Karim dan salah satu dari mereka membekap mulut Ara. Mereka bertiga ah tidak berlima tepatnya dengan garang mengacungkan pistol seperti seorang polisi yang menangkap penjahat.
Seorang pria berkacamata hitam melompat masuk ke dalam mobil kemudian diikuti dua temannya tetap pada posisi mencekal lengan Ara dengan kasar. Dan dua lainnya melesat masuk ke dalam mobil pajero hitam yang diparkir di bawah pohon flamboyan. Dan menit berikutnya kedua mobil itu berjalan membelah kemacetan Jakarta.
Dug.. Dug.. Dug. Kaki gadis itu menendang ke segala arah. Mencoba melepas diri dari jerat para pria yang tak dikenalnya.
"auww... **** anjing kau " umpat si kepala botak mendapati pergelangan tangannya berdarah di gigit wanita itu. Reflek ia mengibaskan tangannya sambil tak henti juga mulutnya mengumpat kata-kata kasar. Hampir saja ditariknya rambut gadis itu kalau saja tak diingatkan.
"Hei hei hei.. kau masih waraskan untuk mencerna perintah bos 'JANGAN LECET SEDIKITPUN' ingat!! SEDIKITPUN "
" Epen kah.. dia su gigit beta pung tangan lai, macam drakula haus darah sa " logat kental suatu daerah yang bisa tertebak asal pria itu.
"Huhhh runcing juga taringnya" dengusnya kesal sambil memegangi tangannya yang berdarah.
"Lepaskan"
Kakinya menendang lagi, hingga sepatunya lepas, rambutnya acak-acakan, keringatpun mulai menetes tak terpengaruh oleh ac mobil yang dingin.
Bukannya melepaskan, si jangkung malah memegang erat tangan gadis itu.
"Ambil saputangannya " perintahnya kemudian.
Dengan cepat salah satu dari mereka membekap mulut Ara.
"Heppp... emmm... " dan selanjutnya gelap.
"Aman jekk, kau obati tanganmu itu, jangan sampai kau mati kehabisan darah dan jadi hantu"
" ha ha ha ha"
•••••••••••••
Ara mengerjap perlahan, rasanya pusing berputar-putar perlahan dia mencoba mengendalikan kesadarannya. Ruangan apa ini, hawanya panas dengan penerangan yang menyilaukan. Membuat matanya sakit sesaat.
Brakk..
Suara itu mengagetkannya, memaksa memicingkan kedua matanya menatap sekitar. Ada 2 orang pria didepannya, satu berdiri tegap dengan arah pandangan lurus kedepan, dan satu lagi duduk tepat didepannya diatas ranjang besar sambil menyilangkan kaki dengan tangan bersedekap dan pandangan datar.
"Hello... nona" pria yang duduk memiringkan sedikit badannya ke kanan. "Dengarkan aku, orang tuamu menjadikanmu jaminan atas hutang perusahaannya padaku. Dan ketika jatuh tempo mereka malah seenaknya kabur dan malah mengirimmu ke luar negri". Mata pria itu menatap Ara dari rambut hingga ujung kaki. "Dan kau yang harus menanggungnya!" bentaknya padat, singkat dan memaksa.
Pria yang berdiri mengeluarkan sesuatu dari dalam map, selembar kertas perjanjian lengkap dengan materai. Ditunjukkannya kertas itu di depan Ara. " Bacalah dengan cepat nona" ucapnya sambil menaruh jarinya pada pokok kalimat yang berhuruf besar.
Degh!
Disitu tertulis "....anak saya ESTSAFFA AHIARA sebagai jaminannya"
'Ya Tuhan, benarkah papi dan mami setega ini padaku. Padahal aku menganggap mereka malaikat penyelamatku. Mereka merawatku dengan baik setelah mengambilku dari panti asuhan. Benarkah sayang mereka karena pamrih, hingga aku berakhir hanya menjadi jaminan atas hutang- hutang mereka. Dan sialnya, hutang itu tak bisa terlunasi, hingga aku disini sekarang. Ahhh.. aku tak habis pikir,
ingin kupukul saja kepalaku barangkali aku hanya mimpi, tapi tak mungkin karena aku baru menyadari tanganku tertarik ke belakang dalam keadaan tertali. Hufft.. ini bukan lagi mimpi tapi mimpi buruk.
"Tapi aku tak tahu apapun Tuan" dengan wajah memelas Ara mencoba membela dirinya. "A-aku... "
"Bukan urusanku! " jawab pria itu ketus dengan senyum mengejek.
"Lalu apa mau Tuan, e.. maksud saya. . "
"Mauku? " pria itu berdiri dan mendengkus kasar, berjalan mondar mandir di depan Ara dan berhenti di depan jendela yang mengarah ke rooftop. Kemudian berbalik "Lunasi utang mereka atau... " pria itu berbalik dan menggantung ucapannya.
"Atau apa Tuan? " Ara membulatkan matanya, sadar atau tidak kini badannya terasa panas dan butir- butir peluh berdesakan keluar membayangkan apa yang akan diucapkan pria itu. Tentu saja "atau" itu bukanlah sesuatu hal yang baik, melihat keadaannya sekarang.
"Mengabdi seumur hidup padaku " ucap pria itu santai. Senyumnya licik dan menyeringai.
Masih tak habis pikir apa yang didengarnya, Ara mencoba mencerna kembali kata-kata pria itu. 'mengabdi' dan 'seumur hidup' oh Tuhan demi apa kalau tiga suku kata itu luas sekali penjabarannya. Bahkan meraba-raba pun tak ketemu juga ujung definisinya. Membayangkan hidupnya akan membosankan karena setiap hari hanya akan bertemu dengan orang yang itu- itu saja.
"Mengabdi seperti apa Tuan?" Ara memberanikan diri bertanya, dalam hatinya berharap ini tidak semengerikan yang ada dipikirannya.
"Sama seperti yang lain" matanya menyapu ruangan itu, kemudian dia membungkukkan badannya dan berbisik di telinga Ara "Mengabdi berarti menuruti apapun yang aku mau! " dimasukkan tangannya di saku celana dan dia melenggang pergi, tanpa berbalik Ara dengar pria itu berkata " 15 menit nona, tidak lebih, ingat 20 milyar ".
"Lepaskan ikatannya lang ".
"Iya Tuan.. " pria dibelakangnya langsung mengangguk hormat dan menghampiri Ara kemudian menarik tali yang mengikat tangannya. Dan sedikit berlari ia mengikuti langkah kaki Tuannya yang meninggalkan ruangan itu.
Seperempat jam, dan sekarang sudah berjalan. Darimana Ara akan mendapatkan uang sebanyak itu, bahkan tabungannya tak ada sepersepuluhnya. Kalaupun pinjam entah kepada siapa, selama ini dia tak pernah punya teman orang kaya. Hidupnya pergaulannya hanya di kelas menengah saja. Bukan berarti tak mampu, tapi Ara selalu ingat darimana dia berasal, sehingga ia lebih menyukai kehidupan sederhana.
Tiba-tiba saja terbersit dipikiran Ara untuk kabur. Menghela nafas panjang dilangkahkan kakinya menuju rooftop. Oh rupanya keberuntungan masih sedikit memihaknya, entah bangunan ini berlantai berapa yang jelas posisinya saat ini berada di lantai 2 dan hemmm ini terlihat tak begitu tinggi, pikirnya.
'Aku bisa menggunakan kain itu untuk membantuku turun' tangannya menunjuk kesana kemari mulai mereka-reka adegan melarikan diri yang akan dilakoninya.
Sepuluh menit berlalu, dan sekarang dia siap untuk menaiki teralis pagar tepi rooftop kemudian turun kebawah seperti adegan film gadis kabur dari kamarnya karena tidak diijinkan kencan oleh orang tuanya. Hanya saja keadaannya berbeda, Ara tak seberuntung gadis itu.
Oke siap.. let's go, gumam Ara menyemangati dirinya sendiri. Segera dipindahkannya tangan yang menggenggam erat pada seutas kain putih itu bergantian. Kakinya lincah mengikuti pergerakan itu. Well..tidak terlalu buruk dan tidak sesulit yang terbayangkan..Meskipun dia tidak bisa beladiri tapi dia adalah anggota pramuka aktif saat SMA dulu, sedikit banyak membantu aksinya bukan.
........
Sementara itu di ruangan lain
Sesekali melirik arloji di pergelangan tangannya . Pria berkharisma yang dipanggil Tuan oleh para bodyguard itu mencoba menenangkan dirinya. Seperempat jam itu waktu yang lama ternyata, harusnya dia hanya memberi waktu 10 menit atau lima menit saja waktu berpikir untuk gadis itu hingga tak membuang waktunya menunggu.
"Lang, lihat keatas apa yang dilakukan gadis itu ..aku tak sabar "
"Segera Tuan " pria yang dipanggil elang itu dengan sigap menaiki tangga ke lantai dua. Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki sedikit berlari menuruni tangga yang membuat Tuannya menoleh.
"Gadis itu tidak ada di kamar Tuan" ucapnya cepat dengan nafas memburu.
"Apa... periksa sekali lagi!" bentak pria berkharisma itu marah.
Elang hanya mengangguk dan berlalu bersama satu orang lain berlari menuju lantai atas, memeriksa kembali. Sedangkan sang Tuan bersama bodyguard lainnya menuju halaman depan.
Plok... plok... plok...
Suara tepuk tangan terdengar keras di telinga Ara. Matanya membulat menyadari pria berkharisma itu tengah menatap nyalang dibawah sana bersama para bodyguardnya. Dan demi apa ternyata pria yang dipanggilnya Tuan itu juga menempatkan satu bodyguardnya tepat segaris di atas Ara, berdiri di tepi pagar besi telah bersiap menerima perintah darurat.
"Kau mau main tarzan denganku nona " selorohnya.
Deg.. deg... jantung Ara berdebar tak karuan, takut, ragu dan entah perasaan apa yang bercampur jadi satu cukup untuk mematahkan nyalinya. Saking takutnya ia tak tahu harus berkata apa, mulutnya seakan terbungkam dan hanya gumaman kecil tak berarti yang keluar.
"Lakukan... " perintahnya tiba-tiba.
Ara merasakan kain tempatnya berpegangan terombang ambing. Pegangannya menguat, mengapa disaat seperti ini nyalinya benar-benar menciut, padahal itu tak terpikirkan sebelumnya.
"Krekkk.. krekkkkk"
Ara mendongak ke atas. "Oh Tuhan, ini gila'. Dilihatnya pria yang di atas memotong kasar kain putih tempatnya bergelayut. Suaranya menyayat hati dan...
"Aaaaaaaaaaa.........
...........
Apakah Ara terjatuh atau masih bertahan seperti tarzan... 😂 terimakasih sudah bersedia mengikuti... nantikan selanjutnya ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
#ayu.kurniaa_
.
2023-03-04
1
Shuhairi Nafsir
kenapa kalau judul cerita terjebak pernikahan. mesti alasan jadi mangsa hutang . perawatan rumah sakit . nga mampu biayai kerosakkan Mobil seakan nga ada alasan yang lain.
2023-01-04
1
watike'16
aku mampir kak🤗 mari kita saling mengikuti 😊
2022-07-26
1