Season1
Dita merupakan gadis cantik yang selalu di kucilkan keluarga nya, di saat pesta ulang tahun saudari tirinya bernama Sheila menjebaknya dengan mencampurkan obat perangsang di minuman Dita.
Nathan, seorang Ceo tampan yang banyak di kagumi oleh kaum hawa. Nathan yang menderita mysophobia yang alergi jika di dekati oleh wanita maupun di sentuh.
Sahabat nya bernama Daniel prihatin akan phobia Nathan hingga nekat memberi obat dan menyewa seorang pemuas nafsu.
Season ke 2
Menceritakan kehidupan dan perjalanan cinta dari twins L. Al yang gila dengan pekerjaan dan juga perfeksionis, sementara El kebalikan dari itu.
Lea, adik dari twins L yang sangat manja dengan IQ standar. Dia sangat mengagumi wajah pria yang berparas tampan, hingga banyak pria yang salah paham dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Nathan segera berdiri dan membersihkan bibir nya yang tak sengaja mengecup bibir ranum milik Dita, ada sedikit kecanggungan yang terasa di hati Dita.
Nathan menatap Dita dengan sangat tajam, seolah-olah ingin memakan wanita di depannya hidup-hidup.
"Kauu!" ucap Nathan yang mengeraskan rahangnya, Dita hanya menundukkan kepala tanpa berani menatap manik mata elang milik Nathan.
"Kau mempunyai cukup keberanian rupanya, " tambah Nathan mengepalkan kedua tangannya.
"Maaf kan aku, sungguh aku tidak sengaja menarikmu tuan, " Dita membela diri.
"Maaf katamu? kau berani menciumku di hadapan keluarga ku! " tatapan elang itu seakan menambah suasana kian mencekam, aura yang di keluarkan Nathan sangat dalam.
"Sudahlah sayang, jangan di permasalahkan. Dia tidak sengaja kan! " bela Novi.
"Yang bersalah tetap salah!"
"Ayolah kak! dia sudah meminta maaf kepadamu. Jadi lah pemaaf bukan pendendam, " cerocos Naina membuat Nathan melirik sang adik dengan tajam.
"Oh tuhan, bantu aku keluar dari mansion dan suasana horor ini, tatapan tuan sombong itu membuat bulu kuduk ku berdiri, " batin Bella yang menelan saliva dengan susah payah.
"Oh aku tau, kau mengambil kesempatan agar berdekatan denganku bukan? mengakulah! "
Dita hanya membalas dengan menggeleng membuat Nathan geram, "apa pita suaramu putus dan membuat mu bisu? atau kau ingin aku membuatmu tidak berbicara untuk selamanya? " ancam Nathan.
Dita yang mulai kesal dengan pria di depannya, seketika mendongakkan kepalanya, karena tinggi Dita hanya sebatas Dada Nathan.
"Aku sudah meminta maaf, lalu apa yang kau inginkan lagi tuan? waktu tidak bisa di ubah apalagi kejadian tadi yang tidak bisa di reset, " sewot Dita tanpa memperdulikan rasa takutnya.
"Oho, kau berani meninggikan suaramu yang cempreng itu? "
"Hei tuan! aku cukup bersabar menghadapi mu, bahkan aku juga meminta maaf. Lalu apa lagi yang kau ingin kan dariku? dan kejadian tadi juga tidak aku sengaja, " Dita mengeluarkan semua kekesalan di hatinya, karena dia tidak bisa bersabar lagi menghadapi tuan sombong itu.
"Selama ini tidak ada yang berani bersuara seperti itu terhadapku. Kau lihat! apa yang bisa aku lakukan untukmu"
"Jangan mengancamku, " ketus Dita.
"Kau tau konsekuensi melawan keluarga Wijaya? dalam jentikan jari, butik itu seperti debu yang tak terlihat. "
"Dasar tidak punya hati nurani, jangan suka menutup rezeki orang lain. Di sini tidak sepenuhnya aku bersalah, karena aku terjatuh bukan di sengaja, " ujar Dita meninggikan suara 1 oktaf.
"Sudah cukup! hentikan semua ini. Nathan maaf kan dia juga tak bersalah sepenuhnya, " ucap Wijaya menengahi perdebatan itu.
"Tapi pa, aku tidak bisa mentoleransi kan kejadian ini."
"Udah dong kak, jangan membesarkan kejadian yang sangat sepele, " ucap Naina yang kasihan dengan Dita yang tersudutkan oleh Nathan.
"Kamu pergilah, dan jangan lupa rancangannya, " lirih pelan Novi.
Dita pergi dari kediaman Wijaya dengan langkah yang tergesa-gesa, tanpa menghiraukan panggilan Nathan yang menggema di seluruh ruangan.
"Kenapa mama membiarkan wanita itu pergi, dia harus bertanggung jawab dengan kejadian tadi, " kata Nathan menatap sang ibu dengan nanar.
"Sudah lah, jangan di perpanjang lagi. Apa salahnya jika dia tak sengaja mencium mu? "
"Tapi itu tetap salah, " kekeuh Nathan.
"Lupakan! oh ya, kapan kamu menikah? umur mu sekarang 30 tahun" omel Novi menatap anak sulungnya.
"Damm, pertanyaan itu lagi! " gumam Nathan menatap jengah sang ibu.
"Aku belum memikirkannya, " jawab Nathan.
"Tapi sampai kapan kamu melajang hah? mama ingin seperti teman-teman sosialita nya mama yang sudah mempunyai cucu, " kata Novi yang sedih.
"Aku belum siap, " sahut Nathan meninggalkan ruangan itu menaiki tangga menuju kamarnya.
Novi menatap punggung Nathan yang menghilang dengan nanar, "kapan mama punya cucu, mama kepengen seperti teman sebaya nya mama menggendong cucunya, " curhatnya.
Wijaya mendekati sang istri dan mengelus pundaknya dengan pelan, "mama yang sabar yah, biarkan Nathan yang memutuskan. "
"Tapi pa, mama pengen banget punya cucu" rengek Novi membuat Naina gemas dengan tingkah laku mamanya seperti anak kecil.
"Gampang, nanti Naina buatkan cucu untuk mama, " jawab Naina dengan enteng.
"Bagaimana caranya? kamu masih kuliah dan belum boleh menikah. "
"Siapa juga yang mau nikah, maksud Naina itu membuatkan mama cucu kandung tanpa menikah, " bisik Naina di telinga Novi.
"What?? jangan macam-macam kamu, " teriak Novi
"Naina gak macam-macam cuma 1 macam. "
"Mama kutuk mau? "
"Hehe peace, Ma" ucap Naina menegakkan jari telunjuk dan jari tengah di saat bersamaan.
1 detik... 2 detik... dan hitungan ketiga, Naina berlari secepat kilat menghindari amukan singa betina.
"Nainaaaa.... jangan lari! dasar anak nakal, " teriak Novi, Wijaya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat interaksi anak dan juga istrinya.
Nathan melempar dirinya di atas kasur empuk nya, menatap langit-lagit dengan beberapa pertanyaan di otaknya. Memegang bibirnya yang masih terasa kejadian tadi yang menimpanya. Nathan berpikir, kenapa dia tidak merasakan jijik dengan wanita itu.
Biasanya dia akan mandi beberapa kali dan mencuci bekas sentuhan wanita hingga bersih dan tak lupa pula menyemprotkan antiseptik hingga menghabiskan 1 botol. Alerginya terhadap perempuan membuat Nathan sangat sensitif dan juga berlebihan.
Nathan mengambil benda pipih berlogo apel yang di gigit itu dan mencari kontak bernama Daniel.
"Ada apa menelfon? "
"Ck, aku bos nya. Jadi terserah aku mau menelfon siapa. "
Daniel mengelus dadanya dengan pelan "katakan, kenapa kau menelfonku? "
"Ada pekerjaan penting untuk mu. "
"Bisakah di bahas besok pagi saja, " pinta Daniel yang geram dengan sahabat dan juga bos nya ini, untungnya Daniel sudah kebal dengan kebiasaan sang bos.
"Ck, berani sekali kau memerintahku. Apa kau ingin aku pindahkan ke anak cabang, hah? "
Daniel menelan saliva dengan susah payah, karena Daniel tidak menyukai bekerja di anak cabang. Karena Nathan pernah memintanya mengurus 10 anak cabang sekaligus, membuang waktu batinnya.
"Hehe.... kenapa kau selalu mengancamku untuk pindah ke anak cabang. Oh ayolah! aku ini sahabat dan juga tangan kanan mu, kau akan kesepian jika tidak ada aku. "
"Apa kau ingin aku Melemparmu ke kandang buaya? " ancam Nathan yang geram dengan Daniel.
"Jangan memperpanjang lagi, ada apa menelfon ku? "
"Aku ingin kau mencari data Dita pemilik L boutique. "
"Wah.... wah....wah apa sekarang kau mulai tertarik dengan wanita? itu bagus! "
"Jangan mencampuri urusan ku. "
Nathan memutuskan sambungan ponselnya membuat orang di seberang sana mengumpat nya dengan sumpah serapah.
"Sialan! dia mematikan sambungan telfonnya dengan sepihak. Aku benar-benar kesal sekarang ini, kalau saja dia bukan bos ku. Maka, dari dulu aku yang melemparkan dia ke kandang buaya. Sabar Daniel.... tarik nafaass.... buang!" gerutu Daniel yang menghirup nafas dan membuangnya dengan perlahan sebanyak 3 kali.