[Warning! Adult Romance]
Jeje tidak menyangka jika PS partnernya adalah seorang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shim Chung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAHM BAB 25 - Mafia Masuk Kampung
NB : Cerita ini universal ya kak, jadi jangan ada yang protes kalo misalnya Damian datang ke kampung Jeje kok bule ngerti bahasa Indo, 😅
*****
"Tahu isinya 5, ote-ote 4, singkong gorengnya 3!" ucap salah satu pembeli gorengan.
Jeje dengan sigap mengambil pesanan dan menaruhnya dalam plastik. Tak lupa Jeje menambahkan cabe biji dan sambal kacang.
"Terimakasih ya, Bu!" ucap Jeje ramah.
Itulah yang dilakukan Jeje sekarang membantu orangtuanya jualan gorengan. Dia tidak malu karena pada kenyataannya uangnya juga mulai menipis.
"Cantik-cantik jualan gorengan ya, Je!"
"Sekolah mahal-mahal di luar negeri ujung-ujungnya juga pulang!"
"Makanya gak usah kebanyakan gaya!"
Para ibu-ibu gosip di kampung Jeje mulai menyindir terang-terangan. Mereka seperti kurang kerjaan sampai menyambangi lapak jualan gorengan orangtuanya Jeje.
"Sudahlah, Cah Ayu. Gak usah ditanggepin! Yang penting kita makan gak minta sama mereka!" ucap Ibu Jeje yang melihat anak perempuannya tampak gusar.
Jeje mengangguk. "Aku mau ke rumah Momo dulu, Bu!"
Ibu Jeje membungkus beberapa gorengan. "Bawa ini buat bapaknya Momo!"
*****
Judika-bagaimana kalau aku tidak baik-baik saja.
Andai aku bisa memutar waktu
Aku tak ingin mengenalmu
Mengapa ada pertemuan itu
Yang membuat aku mencintaimu
Bagaimana kalau aku tidak baik-baik saja
Terus mengingatmu
Memikirkanmu
Semua tentang dirimu
Bagaimana kalau aku tidak baik-baik saja
Tak seperti kamu
Yang mampu tanpaku
Jeje berjalan kaki menuju rumah Momo sambil bernyanyi sesuai dengan apa yang dia rasakan saat ini tapi tiba-tiba sebuah motor menghadangnya dan siapa lagi kalau bukan Bowo.
"Mau kemana, Je?" tanya Bowo sumringah.
"Ke tempat Momo!" jawab Jeje singkat.
"Aku antar yuk!" tawar Bowo dengan menepuk jok motor belakangnya.
"Gak usah, terimakasih!" tolak Jeje dengan berlalu meninggalkan Bowo.
"Tunggu, Je!"
Bowo tetap kekeh mengejar Jeje walaupun dia dicuekin oleh cewek yang dia taksir.
Sampai Jeje akhirnya jengah juga dan meminta Bowo jangan mengganggunya lagi.
"Aku sedang ingin sendiri, Bowo. Jadi, jangan menguntitku lagi!" pinta Jeje.
"Aku gak nguntit, Je. Aku udah naksir sejak dari jaman sekolah dulu!" ucap Bowo percaya diri.
"Lupakan perasaanmu itu, Bowo. Aku hanya menganggapmu teman, tidak lebih!" tolak Jeje supaya pria itu tidak berharap padanya.
"Beri aku kesempatan, Je!" pinta Bowo memelas. "Kau tahu gak cowok paling bodoh di dunia ini?"
Jeje mengernyit tidak mengerti.
"Cowok bodoh itu adalah mantanmu, karena sudah melepas bidadari secantik kamu!" Bowo mulai menggombal lagi.
Tanpa dia sadari ada sepasang mata menatapnya dari kejauhan. Seorang lelaki menatap Jeje dan Bowo dengan tajam sambil mengeratkan gigi gerahamnya meluapkan emosinya.
Lelaki itu setengah mati mencari kampung Jeje tapi saat dia menemukan kampung itu, dia melihat pemandangan tidak menyenangkan.
Dengan gelap mata dia mengeluarkan senjatanya dan membidik tepat mengenai kepala Bowo.
"Jika kau berani mengganggunya aku akan menembak tepat mengenai kepalamu!" ucapnya dengan suara senyaring mungkin.
Jeje tersentak karena mengenali suara itu. Gadis itu mencari asal suara dan lelaki yang dirindukannya beberapa hari ini sudah berdiri di sana.
"Da... damian!" panggil Jeje tergagap.
Tak lama Keith dan beberapa anak buah Damian ikut turun dari mobil dengan baju serba hitam lengkap dengan kacamata.
"Je, apa di kampung kita akan dipakai syuting acara uang kaget?" tanya Bowo kemudian.
sebelom nolong ketawa dulu ahh...