Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5
"Miss Dila, job vacancies in the financial manager section have been filled (Miss Dila lowongan kerja dibagian manager keuangan sudah terisi)." ucap pria yang ada disebelahnya itu. "And currently there are only job vacancies in the secretary department (Dan saat ini hanya ada lowongan pekerjaan sebagai sekertaris)."
"But," Dila langsung terdiam saat mendengar suara berat dari arah kursi.
"If she doesn't want to be a secretary send her out. I don't need a fool (jika dia tidak mau menjadi sekertaris suruh dia keluar. aku tidak butuh orang bodoh)," ujar pria yang kini membalikkan kursinya dan menatap pada Dila.
Dila pun menatap pada pria yang duduk di depannya itu, Dila langsung terpana dan terpesona pada wajah tampan dengan hidung yang mancung dan rahang yang keras serta mata yang berwarna biru seperti langit. Dan saat Dila menatap mata itu, Dila seperti pernah bertemu dengan pria tersebut tapi entah di mana.
"But Mr. Miss Dila is the smartest candidate and all the test scores and interviews are perfect (tapi tuan Miss Dila adalah kandidat yang paling pintar dan semua nilai tes dan interviewnya sempurna)," ujar pria berjas hitam yang ada di sebelahnya.
"Face like an idiot you said smart (wajah seperti orang idiot kau bilang pintar)," ucap Tuan Aiden yang kini melihat wajah Dila yang tampak bengong.
"What did you say? am I an idiot? (kau tadi bilang apa? aku idiot?)" tanya Dila yang sudah sadar dari lamunannya dan mendengar semua perkataan pria yang duduk di depannya.
Namun pria yang ada di hadapannya itu hanya terdiam dengan menatap tajam pada Dila.
"Miss Dila, we can talk outsid?" ujar pria berjas hitam itu mempersilahkan Dila untuk keluar dari ruangan Tuan Aiden.
Dengan terpaksa Dila pun akhirnya keluar dari ruangan tersebut masih dengan wajah yang kesal karena di katakan idiot oleh orang yang tidak di kenalnya.
"Miss Dila forgive what my master said," ujar pria tampan berjas hitam yang dapat di pastikan adalah tangan kanan dari pria yang tadi berada di dalam ruangan.
"Tapi Tuan mu itu sudah sangat keterlaluan mengatakan aku idiot, dia kali yang idiot dasar pria aneh.... ! ujar Dila dengan kesal, sengaja menggunakan bahasa Indonesia agar pria itu tidak mengerti dengan apa yang di katakan olehnya.
Pria tersebut justru tertawa setelah Dila mengatakan semua amarah yang ada di dadanya.
"Aku sudah mendapatkan seorang yang cocok untuk bekerja bersama dengan Tuan Aiden," gumam pria yang ada disebelah Dila dengan tertawa.
"Why are you laughing (kenapa kau tertawa)?" Dila menatap tajam pada pria itu.
"Kau itu sangat lucu Nona," ucap pria tersebut masih dengan tawanya.
"Kau bisa berbahasa?" tanya Dila dengan terkejut.
"Tentu saja, karena Tuan ku pun sering menggunakan bahasa."
Dila yang mendengar ucapan pria berjas itu langsung terkejut dan tersenyum tipis. "Baiklah aku akan pulang, aku tidak mau berkerja dengan pria arrogant seperti Tuan kau itu." Dila langsung berbalik badan hendak pergi.
"Tunggu Nona.... !"
Dila yang merasa di panggil pun membalikkan tubuhnya kembali.
"Nona, aku mohon tunggulah di sini. Aku sangat butuh orang yang berani seperti anda, untuk bekerja sebagai sekertaris tuanku."
"Tapi aku tidak berminat," ucap Dila yang kembali berjalan.
"Apa anda takut untuk bekerja dengan tuan ku?" tanya pria berjas itu.
"Takut katamu? Aku Dila Ma --- " Dila langsung terdiam. "Baiklah aku akan bekerja dengan Tuan mu kalau dia menerimaku."
"Baiklah, aku masuk dulu. Anda tunggu di sini.... !" Pria berjas hitam itu pun langsung masuk kembali keruangan tuannya.
"Ada apa lagi Jack?" tanya Aiden saat melihat orang kepercayaannya masuk kembali ke dalam ruangnya.
"Tuan, aku rasa Miss Dila adalah kandidat yang paling bagus untuk menempati posisi anda tuan, dia sangat pintar."
"Maksudmu wanita jelek dengan empat matanya itu," ejek Aiden dengan tersenyum sinis.
"Wanita jelek itu bernama Dila tuan."
"Ya siapa pun namanya itu," ucap Aiden dengan malas.
"Apa karena dia jelek? maka anda tidak mau mempekerjakannya?" Jack berusaha memancing tuannya itu untuk mau memperkerjakan Nona Dila.
"Kau tahu siapa aku, aku tidak pernah memandang orang dengan penampilannya. Aku hanya perlu seorang sekertaris yang pintar tidak ceroboh dan sembrono dan yang terpenting bisa mengikuti aturan ku yang selalu --- "
"Perfect," potong Jack dengan tertawa.
"Aku jamin Tuan, Miss Dila pasti akan menjadi sekertaris anda yang perfect. Dan kelebihan Miss Dila yang lainnya adalah dia bisa berbahasa Indonesia juga."
"Benarkah?" tanya Aiden dengan mengerutkan keningnya, yang dijawab anggukan kepala oleh Jack.
"Baiklah, kau atur surat kontrak kerjanya." Aiden kembali sibuk dengan berkas yang ada di mejanya dan menyerahkan semua urusannya pada Jack.
Jack pun langsung keluar dari ruangan untuk menemui Dila dan mempersiapkan surat kontrak kerjanya. Sambil mempersiapkan surat tersebut, Jack pun memperkenalkan dirinya pada Dila. Dan menceritakan sedikit tentang Tuan Aiden yang pernah tinggal di Indonesia selama enam tahun, Dila pun mendengarkan dengan seksama ucapan Jack.
Setelah surat kontrak kerja siap, Jack langsung menyerahkannya pada Nona Dila. Dan saat Dila hendak menandatangani surat kerja tersebut, pulpen yang akan di kenakan oleh Dila macet.
"Apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Jack saat melihat Dila yang terlihat kesusahan saat menggunakan pulpen yang ada ditangannya.
Tidak perlu, ini hanya sedikit macet," jawab Dila dengan penuh konsentrasi mengerakkan pulpennya.
Jack yang berusaha membantu Dila berdiri hendak mengganti pena Dila. Namun saat hendak menyerahkan pada Dila, tangan Dila yang sedang di gerakkan dengan keras langsung mengenai wajah Jack dengan sangat keras tepat mengenai hidungnya.
"I am sorry," ucap Dila.
"Tidak papa," jawab Jack dengan meringis.
"Biar aku lihat." Dila berusaha untuk melihat hidung Jack namun karena Jack terus menutupi hidungnya, sehingga membuat Dila yang terus memaksa tanpa sengaja mendorong Jack hingga terjatuh.
"Sorry," ucap Dila kembali dengan senyum kakunya.
"Tidak papa Miss Dila," ucap Jack yang hendak berdiri dan saat Dila ingin membantunya lagi. Dengan sigap Jack menolak bantuan Dila karena takut akan semakin membuatnya sial.
Dila pun langsung terdiam, dan setelah selesai menandatangani surat kontrak kerjanya. Dila langsung bergegas untuk pulang.
"Gawat, sepertinya Nona Dila ini orang yang ceroboh dan sembrono," gumam Jack.
"Tapi sepertinya akan menarik jika seorang tuan Aiden, yang perfect dan tampan bekerja sama dengan Nona Dila yang sembrono, ceroboh plus culun dan jelek," gumam Jack kembali dengan tawanya. Karena sudah membayangkan bagaimana jadinya seorang Tuan Aiden yang akan di buat kewalahan oleh Nona Dila.
"Sebaiknya aku tambahkan point di surat perjanjian kontraknya tentang pasal pemecatan yang akan membuat Tuan Aiden tidak akan bisa memecat Nona Dila."
Jack pun langsung mengambil berkas yang tadi di tanda tangani oleh Nona Dila, dan mengedit kembali beberapa pasalnya lalu di print ulang surat tersebut untuk ditanda tangani oleh Tuan Aiden.
"Sempurna." Jack pun tersenyum memegang surat kontrak kerja Dila.