Wedding Disaster

Kurang dari empat belas jam lagi Azura akan melepas masa lajangnya bersama dengan Denis kekasih yang selama dua tahun ini hadir dalam kehidupan Azura. Setelah lulus kuliah Azura tidak di ijinkan untuk mencari pekerjaan karena nantilah Denis yang akan menanggung semua biaya hidup Azura. Karena Denis sendiri kini sudah menjabat sebagai direktur di perusahaan milik keluarganya sendiri.

Semua persiapan untuk acara akad nikah dan resepsi sudah di atur oleh wedding organizer terbaik di Jakarta. Azura akan melaksanakan janji suci pernikahannya di sebuah ballroom hotel bintang lima.

Seperti malam ini seluruh keluarga Azura tengah berkumpul di ruang keluarga. Ada kakek dan neneknya dari pihak mamah Theolla yang jauh-jauh datang dari Surabaya, ada om Venus dan tante Amanda juga orangtua dari Kenzo, bahkan Alvero dan Kenzo yang sedang menempuh pendidikan di Jerman pun turut hadir untuk melihat pernikahan saudaranya.

"Tante gak nyangka besok kamu sudah jadi istri orang, kayaknya baru kemarin tante lihat kamu main bersama Ken dan Al." ucap Amanda ibu dari Kenzo saudara sepupu Azura. Mendengar ucapan tantenya Azura hanya tersenyum.

"Iya donk gadis kecilku sekarang sudah berubah jadi wanita dewasa." tutur mamah Theolla menambahkan.

"Kalau udah nikah nurut sama suami! masih untung tuh ada yang mau nikahin kamu." Alvero angkat suara.

"Loh Azura cantik Al..tentu saja Denis tidak salah memilih Azura sebagai istrinya." kali ini Kenzo mencoba membela Azura.

"Iyalah terserah lo! semua cewek emang lo bilang cantik Ken." sindir Alvero.

"Haha..daripada lo sampai sekarang masih jadi jomblo." cibir Kenzo.

Alvero mendengus kesal kearah Kenzo "Heh jangan salah! cewek-cewek bule banyak yang mau sama gue, cuman guenya aja ogah sama mereka semua."

"Oh jadi putra papah selama di Jerman itu belum pernah pacaran ya?" kali ini papah Jupiter angkat suara menengahi perdebatan Alvero dan Kenzo.

"Al mau fokus kuliah dulu pah belum kepikiran buat pacaran."

"Bagus! selesein dulu S2 kamu soal perempuan papah sudah punya calon yang baik buat kamu."

"Siapa om?" tanya Kenzo penasaran.

"Ada lah..anaknya temen om tapi sekarang dia sedang kuliah di Inggris."

"Papah jangan mulai deh! siapa juga yang mau di jodohin. Emang di kira aku gak laku kali ya." protes Alvero yang tidak setuju dengan rencana papahnya.

"Jangan nolak dulu Al! kamu belum lihat anaknya seperti apa, nanti kalau udah ketemu boleh tuh kamu menilai. Anaknya cantik juga pinter kok."

"Bener kata papah Al! orang yang mau kita kenalin ke kamu tuh anaknya baik, cantik juga pinter." mamah Theolla turut menambahkan.

Sementara kedua orangtuanya tengah sibuk membicarakan jodoh untuk Alvero, di sudut lain Azura nampak risau berulang kali mengecek layar ponselnya. Pasalnya dari tadi pagi Denis sulit untuk di hubungi, padahal tinggal menunggu beberapa jam lagi mereka akan menikah.

"Sayang kamu lagi ngapain nak?" tiba-tiba mamah Theolla menepuk bahunya dari belakang. Sontak Azura langsung menoleh dan mengusap air mata yang tanpa di sadarinya lolos begitu saja.

"Loh sayang kenapa kamu nangis?" mamah Theolla menatap wajah Azura yang tidak biasanya.

"Kak Denis mah." isak Azura.

"Denis kenapa sayang?"

"Dari tadi pagi kak Denis gak bisa di hubungi, nomornya gak aktif. Aku khawatir mah." ucap Azura dengan sorot mata sendu.

"Apa yang perlu kamu khawatirin nak, besok kalian akan menikah. Denis mungkin tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan kalian besok." ucap mamah Theolla menenangkan.

"Tapi mah perasaanku tidak enak sejak tadi siang."

"Mungkin kamu hanya terlalu gugup saja menghadapi hari esok, ayo kita gabung kembali dengan keluarga yang lain. Mereka mencari kenapa calon pengantinnya menghilang begitu saja." mamah Theolla lalu memapah Azura untuk kembali ke ruang keluarga.

🍂🍂🍂

Saat kembali ke ruang keluarga Azura terkejut begitu melihat Denis duduk di tengah keluarga besarnya. Denis terlihat mengobrol dengan papah Jupiter juga Alvero.

"Nah itu dia Azura! kamu tadi ada perlu apa nak sama Zura?" papah Jupiter tersenyum melihat Azura datang bersama Theolla.

"Loh sejak kapan nak Denis datang?" tanya mamah Theolla heran karena tadi begitu dirinya mencari Azura Denis belum terlihat.

"Baru aja tante." Denis buru-buru berdiri dan mencium tangan mamah Theolla.

"Sepertinya calon pengantin pria tidak sabar untuk bertemu calon pengantin wanita." goda Om Venus yang membuat semua orang yang berada di situ langsung tertawa.

"Maaf semuanya jika di ijinkan saya ingin berbicara empat mata dengan Azura." pinta Denis memohon ijin pada keluarganya.

"Silahkan nak! tapi kalian bicara dirumah saja ya, tidak baik jika kalian keluar karena kalian adalah calon pengantin."

Setelah itu Denis dan Azura berlalu dari hadapan keluarganya, taman belakang jadi tempat pilihan untuk mereka berdua ngobrol.

"Ada apa kak?" Azura terlebih dulu membuka suara saat mereka sudah duduk di sebuah bangku taman.

"Maaf jika seharian ini aku tidak membalas chat kamu juga tidak menjawab telepon dari kamu."

"Jadi apa yang membuatmu seperti itu kak? kamu tahu aku begitu khawatir karena kamu sulit untuk di hubungi!"

Denis menunduk "maaf!"

"Sudahlah lupakan soal itu! sebaiknya sekarang kakak pulang besok pagi kita bertemu saat akad nikah."

"Aku mau bicara tentang pernikahan kita." ucap Denis cepat.

"Maksud kamu apa kak? persiapan pernikahan sudah selesai semua, apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Azura heran.

Denis terlihat menghela nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya "maaf Azura aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kita"! ucap Denis dengan kepala tertunduk tidak berani menatap Azura.

Azura tersentak kaget "kak lelucon apa yang sedang kamu buat? besok kita nikah kenapa kamu bicara seperti itu?"

"Aku tidak bercanda Azura! aku mau kita membatalkan pernikahan kita karena aku tidak mau menyesal di kemudian hari dan menyakiti kamu setelah kita menikah!"

"Aku akan kembali bersama Olivia, karena hanya dia wanita yang aku cintai. Selama ini aku tidak bisa melupakan Olivia meskipun kita berpacaran. Aku sudah belajar untuk mencintai kamu tapi maaf aku tidak bisa." lanjut Denis.

Bagaikan ada ribuan jarum yang menusuk hatinya saat Azura mendengar ucapan Denis. Azura hanya bisa menangis dan menatap Denis dengan penuh kekecewaan.

"Lalu kenapa dulu kamu mengajak aku berpacaran dan melamar aku kak?" teriak Azura kesal.

Denis meraih tangan Azura "maaf aku pikir dengan berpacaran denganmu aku bisa melupakan Olivia. Tapi aku tidak bisa Azura! bahkan aku akan menyesal jika melanjutkan pernikahan kita karena aku tidak ingin menyakiti kamu. Kamu berhak di cintai oleh laki-laki yang baik bukan orang sepertiku."

Azura langsung menepis tangan Denis dan menatapnya tajam "jadi selama dua tahun ini kamu menjadikan aku sebagai pelarian?"

"Maaf Azura!"

Azura tertawa sinis "kamu jahat Denis aku nyesel udah kenal orang seperti kamu!" Azura terus memukul tubuh Denis dengan kedua tangannya. Denis hanya bisa pasrah di pukuli seperti itu oleh Azura karena itu memang kesalahannya.

"Besok hari pernikahan kita tapi kamu malah kembali bersama Olivia! dimana hati kamu Denis!" Azura terduduk di atas rerumputan dan menangis histeris.

Suara gaduh dari arah taman belakang memancing keluarga Azura untuk melihat apa yang sedang terjadi disana.

"Ada apa ini!!" teriak papah Jupiter.

bersambung..

🍂🍂🍂

...Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, vote, koment dan masukin ke daftar favorit. Dukungan kalian sangat berharga untuk author. Makasih🙏😍...