REVISI
Cahaya adalah Seorang model terkenal yang berumur 30 tahun. dan dia sudah menikah dengan Aditya yang seorang pengusaha. Pernikahan mereka masuk 3 tahun namun sampai sekarang belum dikaruniai anak. Sehingga membuat Aditya berselingkuh dengan sahabat Cahaya yang bernama Keyla. hasil perselingkuhan itu membuat Keyla hamil anak Aditya.
Sampai akhirnya Cahaya pulang dari luar negeri tanpa memberitahu suaminya dia pulang untuk buat kejutan. Tapi bukan suaminya terkejut akan kedatangannya. tapi dirinya yang terkejut melihat suami dan sahabatnya berada didalam kamar sedang memaduh kasih.
"Apakah yang akan dilakukan oleh Cahaya?
Apakah Cahaya memaafkan suaminya atau lebih pilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Apa rencanamu? Tanya Risa.
“Aku mau menggugat cerai Aditya.” Jawab Cahaya.
Risa memegang tangan Cahaya mencoba menguatkan sahabatnya yang sudah dia anggap saudara sendiri.
“Apapun yang kamu lakukan aku akan tetap mendukungmu. Jangan kira kamu sendiri di dunia ini. Kamu masih punya aku yang akan selalu ada buatmu.”
Cahaya meneteskan air matanya terharu mendengar perkataan Risa. Dia bersyukur mempunyai sahabat seperti Risa yang selalu ada untuknya ketika dia berada di titik terendah seperti ini.
Cahaya kembali diam sedangkan Risa melihat keterdiaman Cahaya. Dia langsung bertanya memastikan sahabatnya baik-baik saja.
“Ada apa? Apa yang kamu pikirkan?”
Cahaya menghela nafas panjang seakan berat untuk mengungkapkannya. “Sepertinya aku akan berhenti jadi model. Aku akan kembali keperusahaan peninggalan Ayahku.”
Risa tersenyum. “Itu seharusnya dari dulu kamu lakukan. Kamu harus mengambil milikmu kembali dan hempaskan kedua parasit itu dari dalam hidupmu.”
Cahaya mengangguk.
Pintu Cafe terbuka, datang seorang pelayan membawakan pesanan Cahaya dan Risa sehingga mereka menghentikan pembicaraannya.
Setelah pelayan itu pergi. Mereka kembali ngobrol sambil makan.
“Ris, Apa kamu punya kenalan seorang pengacara?” Tanya Cahaya.
“Ada, dia pengacara cukup hebat. Tapi bayarannya agak mahal. Walaupun mahal, kamu tidak akan rugi, selama ini dia selalu menang dalam kasus yang dia tangani.”
“Tidak masalah, yang penting aku bisa cepat bercerai dengan Aditya.”
***
Pagi harinya, Cahaya bersiap-siap pergi ke kantor. Dia hanya menggunakan make up tipi dan itu semakin menambah kecantikannya. Sentuhan terakhir dia menggendong lipgloss dibibirnya agar tidak terlihat pucat.
“Sempurna.”
Dia tersenyum menyeringai, tidak sabar melihat keterkejutan suaminya saat melihat kedatangannya.
Cahaya pergi ke kantor dengan menggunakan mobil Sport miliknya.
Tiga puluh menit berkendara, Cahaya sampai di perusahaan Aditama.
Sebelum masuk kedalam perusahaan, dia menghela nafas terlebih dulu. “Bismillahirrahmanirrahim.”
Semua karyawan menatap heran kedatangan pemilik perusahaan yang datang tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan. Semenjak dia menikah dengan Aditya. Cahaya lebih mempercayakan Aditya yang memegang perusahaan. Namun kepercayaannya dihancurkan dalam sekejab bersamaan dengan hatinya. Seperti pepatah mengatakan serapat-rapatnya kamu menyimpan kebohongan pasti akan ketahuan juga.
Cahaya berjalan angku menuju ruangan CEO. Namun dia berhenti tepat di meja Arga yang menjadi orang kepercayaannya.
“Apa mas Aditya ada didalam?” Tanya Cahaya.
Arga terdiam, bingung mau berkata apa. Dia merasa bersalah pada Cahaya anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja.
“Tuan Aditya belum datang nona.”
Angguk Cahaya mengerti. “Sampaikan pada karyawan untuk berkumpul di aula. Aku akan menyampaikannya kalau mulai hari ini, aku akan kembali memimpin perusahaan.”
“Alhamdulillah, akhirnya nona sadar juga.” Batin Arga bersyukur, Nona mudanya kembali mau ambil alih perusahaan miliknya.
Perusahaan Aditama masih berdiri seperti ini karena kerja keras Arga, sementara Aditya hanya datang duduk do ruangan CEO tanpa bekerja apa-apa. Bahkan pekerjaannya Arga yang kerjakan semua.
Beberapa menit kemudian, Semua karyawan berkumpul di Aula. Dia menunggu harap cemas, kenapa mereka tiba-tiba dikumpulkan secara mendadak seperti ini.
“Apa kita melakukan kesalahan.”
“Ya bener.”
“Jangan-jangan diantara kita ada yang mau dipecat.”
Langkah sepatu high heels terdengar memasuki ruangan Aula membuat para karyawan terdiam.
“Selamat pagi semuanya.”
“Aku langsung saja, Mulai hari ini aku akan kembali memimpin perusahaan Aditama Group.” Ucap Cahaya tegas.
“Aku juga mengucapkan terima kasih pada Pak Arga yang sudah bekerja keras sehingga perusahaan kita bisa sebesar ini.” Ucap Cahaya memberikan penghormatan pada Arga.
Sementara semua karyawan bertepuk tangan. Mereka semua senang kembalinya Cahaya untuk memimpin perusahaan Aditama.
“Anda terlalu berlebihan nona, ini memang tugasku sebagai karyawan.” Jawab Arga sedikit membungkuk sebagai tanda hormat kepada Cahaya.
Tok....
Tok...
Karyawan masuk dan mendekat kearah Cahaya sambil memberikan map biru. “Nona ini laporan yang Nona minta, kami sudah mengeceknya berulang kali, dan bener saja angkahnya berbeda di bulan Januari dan Februari termasuk di bulan ini juga terlalu banyak selisih.
“terimakasih, kamu boleh keluar.”
Setelah karyawannya keluar, Cahaya menatap setiap dindin ruangan miliknya. Ruangan milik Ayahnya telah banyak berubah. Warna catnya telah diganti. Dia tersenyum getir melihat dinding yang biasanya fotonya terpajang sekarang tidak ada lagi.
Brak
Pinti terbuka dengan kasar. Pelakunya adalah Keyla dan disusul Aditya dan Pak Satpam dibelakangnya.
“Maaf Nona, aku sudah melarangnya masuk. Tapi Tuan Aditya memegang tangangku.” Ucap Pak Satpam.
“Tidak apa-apa Pak, biar mereka jadi urusanku. Bapak bisa kembali ke post jaga.”
“Baik Nona.” Sebelum pergi Pak Satpam sedikit menunduk sebagai hormat pada Cahaya.
Tiba-tiba Arga datang dan berdiri didepan Cahaya untuk melindungi atasannya.
Cahaya memegang pundak Arga dan itu tak luput dari pandangan Aditya. Aditya mengepalkan tangannya, dia tidak suka Cahaya disentuh oleh pria lain..
“Biarkan dia duduk dulu. Aku tahu mereka tak sabar bertemu denganku.” Ucap Cahaya santai.
“Brengsek kamu Cahaya. Gara-gara kamu memblaclist namaku. Aku susah mendapatkan pekerjaan dimanapun. Kamu wanita kejam.” Bentak Keyla sambil menunjuk-nunjuk kearah Cahaya.
Cahaya tersenyum miring. “Aku Cuma mengembalikan dimana kamu berasal.” Jawab Cahaya santai.
Jangan ditanya lagi bagas pipi Keyla yang sudah memerah karena marah dan tangannya juga terkepal.
Dengan cepat Aditya memegang tangan Keyla agar tidak membuat kekacauan dan semakin membuat Cahaya marah.
“Sayang, Tolong berikan mas kesempatan. Mas janji tidak akan mengulanginya lagi. Kamu tahu kan mas sangat mencintai kamu.”
“Mas janji akan mencintai kalian berdua. Dan tidak akan membeda-bedakan kalian berdua. Tolong sayang terima keyla untuk jadi adik madumu.” Ucap Aditya tidak tahu malu.
“Arga, apakah semua laki-laki seperti dia tidak mempunyai harga diri dan pendirian.” Ejek Cahaya.
“Tidak Nona, laki-laki akan dilihat dari perkataannya dan pendiriannya. Itulah namanya laki-laki sejati.” Jawab Arga.
Cahaya menatap keyla dan Aditya secara bergantian. Kemudian dia tersenyum miring. “Baiklah mas, aku akan memaafkanmu dan memberikanmu kesempatan kedua.”
Senyum Aditya melebar ketika mendengar perkataan Cahaya. “Makasih sayang, Mas janji akan adil pada kalian berdua.”
“Aku belum selesai mas.” Ucap Cahaya. “Aku akan kembali sama kamu, asalkan kamu meninggalkan gundikmu itu. Aku tidak sedih berbagi suami.”
Degh
“Keterlaluan kamu Cahaya, teganya kamu memisahkan anak dari ayahnya.” Bentak Keyla disertai dengan isak tangis.
“Seharusnya kata-kata itu untukmu. Apa kamu sadar pria disamping mu itu adalah suamiku.” Geram Cahaya.
“Itu karena kamu mandul. Suamimu membutuhkan keturunan dan aku bisa memberikannya.”
Plak
Cahaya menampar pipi Keyla dengan keras. Aditya yang mau membantu keyla. Namun tangannya di pegang oleh Arga.
“Tuan sebaiknya menikmati saja pertunjukkan. Tamparan itu pantas untuk seorang pelakor.” Ucap Arga dengan seringai jahatnya.
“AAuu, lepas... Ini sangat sakit.” Cahaya menarik rambut Keyla dengan keras. Sehingga beberapa rambut keyla rontok akibat tarikan Cahaya.
Brug
Cahaya membentukan Kepala Keyla di meja kerjanya sehingga membuat kepala Keyla berdarah.
“Pergi kalian dari sini. Kalian berdua aku pecat dan tidak diperbolehkan menginjak kantorku lagi.” Usir Cahaya dengan nada membentak.
“Baik aku akan pergi dan aku akan melaporkan pada polisi atas kasus penganiayaan.” Murka Keyla sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.
“Silahkan, aku tidak takut. Kita lihat siapa yang masuk kedalam penjara.” Ucap Cahaya santai. Kemudian dia memberi kode pada Arga untuk membawa kedua pengkhianat itu keluar.
Setelah kepergian Keyla dan Aditya. Cahaya duduk lemas di kursi kebesarannya. Diikuti dengan air matanya ikut menetes. Walaupun dia pernah mengatakan untuk tidak menangis. Namun tetap saja rasa cintanya sama Aditya masih ada.
...***Bersambung***...