Membawa Lima Anak Presdir

"josh bagaimana dengan gadis itu apa kamu sudah tahu keberadaannya bahkan aku sudah membeli perusahaan ayahnya apa masih belum ketemu juga" ujar edric pada sahabat sekaligus tangan kanannya itu

"dia terlalu pintar sembunyi aku sudah menyewa hacker untuk memeriksa seluruh cctv di kota ini tapi tidak di temukan keberadaannya" keluh josh yang merasa sangat kesulitan mendapatkan informasi tentang emeli

"aku rasa dia hamil anakku josh beberapa malam ini aku selalu bermimpi tentang aku di datangi anak anak kecil dan selalu menyebutku daddy" ucap edric yang menceritakan kegelisahannya akhir akhir ini

Josh pun tercengang dengan penuturan sahabat sekaligus bos nya itu

"semoga saja dia baik baik saja ed di manapun dia berada semoga saja mimpimu itu benar adanya sehingga kamu tidak perlu takut kalau tuan dan nyonya besar akan memintamu untuk menikah" ujar josh lagi

"kamu benar tapi sekarang sudah 8 bulan kita belum bisa mencari keberadaannya"sahut edric dengan nada pasrah

" kamu jangan menyerah begitu mungkin sekarang dia sedang bersembunyi tapi aku yakin suatu saat dia akan keluar"ucap josh penuh keyakinan

"kamu benar aku tidak boleh menyerah begitu saja aku ingin meminta maaf padanya akan semua perbuatanku dan aku akan bertanggung jawab seandainya memang dia hamil anakku" edric kembali bersemangat untuk tidak mudah menyerah dalam pencarian emeli

Ketika mereka sedang serius berbicara pintu ruangan edric di ketuk dari luar

"masuk" ucap josh

"maaf tuan telah mengganggu waktu anda" ucap salah seorang anak buah edric

"apa yang ingin kamu laporkan" tanya josh tanpa basa basi dengan raut wajah dingin

"kami berhasil melihat nona emeli berada di california tuan dan nona emeli sedang dalam keadaan hamil besar" ucap anak buah tersebut lalu memberikan flashdisk pada josh yang berisi rekaman emeli sedang berada di salah satu rumah sakit di california

deg hati edric berdetak begitu kencang ketika mendengar berita dari anak buahnya itu bergegas dia meminta flashdisk tersebut dari josh untuk melihat langsung kebenarannya

"josh sebar anak buah kita di california untuk mencari keberadaan emeli" titah josh yang sudah tidak sabar ingin bertemu dengan emeli

"tuan saya sudah tahu di mana tempat tinggal nona emeli beliau berada di salah satu desa terpencil yang ada di pinggiran kota california saya dan satu lagi yang harus anda ketahui tuan bahwa nona emeli memang hamil anak anda dan anda pun akan mempunyai 5 anak sekaligus kerena saat ini nona emeli hamil kembar lima" jelas anak buah itu lagi

Mulut josh dan edric terbuka lebar ketika mengetahui bahwa emeli hamil kembar 5 sekaligus

"josh atur waktuku kita pergi ke california setelah pulang kerja nanti" titah edric tidak mau di bantah

"baik tuan sekarang kita bereskan bereskan sisa pekerjaan kita lalu pergi ke california" josh pun tak kalah semangat dari edric untuk segera bertemu dengan emeli yang sudah mereka cari selama berbulan bulan

Sedangkan di desa emeli langsung bergetar tubuhnya saat dia menyadari ada yang mengawasinya ketika berada di rumah sakit tadi bahkan terlihat orang asing yang menyewa villa yang berada di desa tersebut. Emeli tahu siapa laki laki yang sudah melecehkannya itu pasti dia lah yang sudah berusaha untuk mencari tahu tentang dirinya

"emeli kamu kenapa gelisah seperti itu" tanya vania yang melihat emeli mondar mandir setelah memeriksa kandungannya di rumah sakit kota tadi

Emeli pun langsung menceritakan tentang kegelisahan yang dia rasakan pada vania emeli takut kalau edric akan menyakiti dirinya dan anak anaknya nanti

"sudah kamu tidak usah panik kita pergi dari desa ini nanti malam untuk mencari tempat sembunyi lagi" ujar vania berusaha memenangkan emeli

"apa kami mau ikut denganku pergi van" tanya emeli dengan nada ragu

"tentu saja aku akan ke rumah pemilik kebun gandum itu aku akan menjual rumahku ini aku juga ingin kerja di luar sana emeli jadi kita bisa pergi sama sama sekarang kamu siap siap bawa yang penting aja agar tidak merepotkan kita di jalan nanti" saran vania pada emeli

emeli pun mengangguk lalu mengambil tas ransel dan memasukkan bajunya sedikit dan juga perlengkapan bayi nya karena dia ingat kehamilannya sudah mendekati waktu kelahiran jadi diapun harus menyiapkan yang terbaik untuk anaknya tak lupa emeli membawa tas selempang kecil untuk menaruh hp dan dompetnya yang lainya pun dia biarkan saja

"kamu sudah berkemas em" tanya vania ketika baru sampai dari rumah pemilik kebun gandum di desa itu

"sudah aku hanya membawa sedikit barang yang terpenting adalah barang milik untuk anak anakku nanti bajuku hanya beberapa lembar saja" jelas emeli

"bagus aku nitip beberapa lembar bajuku juga karena yang lain aku tinggal nanti di sana kita bisa beli baju lagi" ucap vania sambil memasukkan beberapa lembar baju gantinya karena melihat tas ransel milik emeli masih muat

"bagaimana apa rumahmu ini sudah terjual" tanya emeli lagi

"sudah dan kamu lihat ini" vania menunjukkan layar hp nya yang berisi bukti pembayaran dari penjualan rumahnya

"syukurlah bisa buat bekal kamu nanti di sana maaf ya kalau keberadaan ku membuat hidup mu juga menjadi susah" emeli menunduk karena merasa bersalah telah membuat dia terlibat dalam masalahnya

"kamu bicara apa aku yang memang ingin ikut denganmu lagi pula aku tidak memiliki siapapun selain kamu emeli" ucap vania dengan mata berkaca kaca karena mengingat dia yang sebatang kara di dunia ini

"tunggu sebentar" ucap vania sambil berjalan menuju kulkas emeli dan mengambil apa saja yang bisa di makan dan juga beberapa botol minuman dan di masukkan ke dalam ransel kecil yang dia bawa dari rumahnya tadi

"untung kamu ingat van karena saking paniknya aku sampai lupa akan hal itu kasihan anak anakku kalau sampai mereka kelaparan ketika di jalan nanti" ucap emeli sambil cengengesan dan mengelus perut buncitnya

"kita istirahat sekarang karena kita akan pergi nanti tengah malam agar orang orang itu tidak tahu tapi maaf ya emeli kita harus berjalan kali lewat hutan sana agar tidak ketahuan sama orang yang memantau dirimu" jelas vania karena dia pikir hanya itu jalan yang aman untuk pergi ke tempat lain harus melewati hutan sebelah desanya dulu dia sering bersama orang tuanya untuk pergi ke kota lewat jalur itu

"tidak masalah yang penting aku tidak tertangkap sama orang itu" sahut emeli

"baiklah ayo kita istirahat supaya kita bisa punya tenaga nanti untuk pelarian kita" vania menasihati emeli

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk tidur lebih awal agar mereka cukup tenaga untuk pergi nanti

"em ayo bangun sekarang sudah jam 2 malam" vania membangunkan emeli supaya mereka bisa segera pergi sebelum ketahuan sama orang orang desa

"baiklah aku cuci muka dulu" emeli berlalu ke kamar mandi untuk mencuci muka supaya segar kembali

"ayo minum dulu agar tubuh kita hangat dan kita segera pergi" vania memberikan secangkir teh panas untuk emeli minum

Mereka meminum teh tersebut dan beberapa potong kue untuk menambah tenaga mereka. Setelah selesai mereka segera memakai baju hangat agar tidak kedinginan di jalan. vania menggendong tas ransel di punggungnya dan juga ransel kecil dia taruh di depan badanya yang berisi bekal makanan dan minum mereka nanti

Vania pelan pelan membuka pintu bagian belakang rumah dan melihat kesana kemari untuk memastikan tidak ada yang melihat ketika di rasa cukup aman vania memanggil emeli untuk keluar rumah. Mereka berdua berjalan mengendap ngendap seperti maling agar tidak ketahuan oleh siapa pun. Mereka berdua berjalan dengan pelan karena memang suasana sangat gelap karena minimnya pencahayaan di jalan yang mereka lalui

Setelah berjalan selama satu jam lebih akhirnya mereka berdua sampai juga di pinggiran hutan tempat biasa mereka mencari tumbuhan liar yang di jadikan sayur itu

"hah akhirnya samapi juga" ucap emeli dengan napas ngos ngosan

"kita istirahat dulu di sini sekarang baru jam setengah 5 nanti ketika matahari mulai menunjukkan sinarnya kita kembali yang penting kita masuk ke hutan dulu takutnya ada warga yang kesini mencari tumbuh tumbuhan itu" jelas vania lagi sambil menyodorkan air minum untuk emeli san juga dirinya sendiri

"van ayo kita lanjut jalan pelan pelan saja takutnya nanti ada orang yang lihat kita di sini" emeli takut kalau ada yang melihat mereka sedang berada di sini

"ayo kamu pegangan tanganku karena aku cuma bawa satu senter saja karena hari juga mulai terang" vania langsung mengambil senter dari tas ranselnya dan tangan kirinya memegang tangan emeli

Mereka berdua berjalan dengan pelan pelan karena memang suasana di hutan masih cukup gelap karena matahari memang belum muncul dari peraduannya