NovelToon NovelToon
Antidote

Antidote

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: little turtle 13

"Aku akan membantumu!"

"Aku akan mengeluarkan mu dari kehidupanmu yang menyedihkan itu! Aku akan membantumu melunasi semua hutang-hutang mu!"

"Pegang tanganku, ok?"

Pada saat itu aku masih tidak tahu, jika pertemuan ku dengan pria yang mengulurkan tangan padaku akan membuatku menyesalinya berkali-kali untuk kedepannya nanti.

Aku seharusnya tidak terpengaruh, seharusnya aku tidak mengandalkan orang lain untuk melunasi hutangku.

Dia membuat ku bergantung padanya, dan secara bersamaan juga membuat ku merasa berhutang untuk setiap bantuan yang dia berikan. Sehingga aku tidak bisa pergi dari genggamannya.

Aku tahu, di dunia ini tidak ada yang gratis. Ketika kamu menerima, maka kamu harus memberi. Tapi bodohnya, aku malah memberikan hatiku. Meskipun aku tahu dia hanya bermaksud untuk menyiksa dan membalas dendam. Seharusnya aku membencinya. Bukan sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 3 Kantung Es

Dengan ekstra hati-hati Elio meletakkan Luna di tempat tidurnya. Kemudian menatap lama gadis yang menggigil itu.

"Apa aku pantas menyebut diriku sebagai dokter?" gumam Elio.

Elio menghela napas beratnya. Lalu perlahan mulai membuka jaket Luna yang basah. Bukan hanya di wajah. Luka lebam juga mewarnai lengan Luna.

Elio bangkit dan mengambil gunting dari dalam kotak P3K. Lalu menggunting baju Luna yang kini hanya memperlihatkan bra yang dipakainya.

Matanya terbelalak saat melihat warna biru keunguan yang menyebar di bagian perut dan dada Luna. Tidak ada satu bagian pun yang terlewatkan. Seluruh tubuhnya babak belur.

Elio melanjutkan pekerjaannya, menggunting celana yang di kenakan Luna. Bagian kakinya tidak terlalu parah, hanya satu bagian pahanya yang lebam. Mungkin karena dia sempat meringkuk saat dipukuli.

Elio mengeluarkan ponsel dari saku celananya, lalu menghubungi Big.

"Siapkan 3 kantung es batu dan letakkan di depan pintu kamarku!"

Elio menutup teleponnya setelah mengatakan hal perlu dia katakan. Lalu berbalik dan menatap Luna yang setengah telanjang di ranjang.

"Astaga tubuh jelek itu!" gerutu Elio, dan langsung menyambar selimut untuk menutupi tubuh Luna.

Kemudian menghempaskan tubuhnya ke sofa dan memijat kepalanya. Dari sela jarinya dia menatap Luna. Dan pikirannya mulai kembali pada beberapa hari yang lalu.

Moskow _ Halaman belakang rumah Angelia, istri Maxim.

"Sekarang kau percaya padaku, kan?" ucap Maxim.

Elio memasang jam tangan peninggalan Ayahnya itu. Lalu menggenggam erat sepucuk surat yang sudah usang dan berganti warna coklat kotor karena beberapa tahun terkubur di tanah.

"Tapi aku masih penasaran dengan orang yang dimaksud oleh Abel. Orang bernama Harley itu, kenapa Abel menyuruhmu untuk bergantung padanya? Bukannya aku yang kawan seperjuangannya.." tanya Maxim.

Elio menurunkan pandanganya dan menatap pria yang 10 senti lebih pendek darinya itu. Elio menatapnya dari atas kebawah, dan kembali lagi ke matanya.

"Karena kau bodoh!" jawab Elio to the point.

Kaget, tentu saja. Maxim tidak mengira bahwa putra kawannya itu memiliki mulut yang lebih tajam.

"Ya, mungkin kau benar. Jadi kau harus menjalankan amanah Ayahmu, dan menurut pada pria bernama Harley itu!"

"Tapi kau juga bisa mengandalkan ku. Aku akan membantumu jika kau membutuhkan bantuan ku.." tutur Maxim.

"Apa kau yakin dirimu aman?" tanya Elio.

Maxim terdiam sesaat. Menatap langit, lalu berbalik menatap rumahnya. Kemudian kembali menatap Elio dengan senyum tipis.

"Entahlah, aku tidak yakin. Tapi aku yakin kalau orang itu sedang memburu ku. Mungkin dia juga mengirim mata-mata untuk mengikuti mu.."

"Setelah ini, aku tidak tau apakah aku akan baik-baik saja atau tidak,"

"Begitu kah?" reaksi Elio dengan ekspresi wajah tak peduli.

Elio berjalan mendekat, kemudian melayangkan pukulan pada wajah Maxim.

"Apa kau gila?!" seru Maxim.

Elio hanya tersenyum miring. Kemudian mencengkeram kerah baju Maxim dan menariknya mendekat.

"Pagi-pagi buta besok, kau harus segera pergi!" bisik Elio seraya menyelipkan sesuatu ke dalam saku kemeja Maxim. Kemudian mendorongnya menjauh.

Tok tok tok~

Suara ketukan pintu membangunkan Elio dari lamunannya. Dia menghela napas panjang sembari mengusap wajahnya yang tampak gusar.

"Kau mau apa dengan benda itu?" tanya Big saat Elio membuka pintu.

"Apa kau pernah dengar metode pembunuhan dengan es? Sepertinya aku akan mencobanya.." jawab Elio dengan wajah seriusnya.

"Apa kau sudah gila?" seru Big seraya menerobos pintu Elio. Namun Elio menghalanginya.

"Tidak sepercaya itu kah kau padaku?"

"Sekujur tubuhnya memar, jadi aku harus mengompresnya untuk mengurangi pembengkakan nya.." jelas Elio.

Big menghela napas lega.

"Jangan lakukan hal bodoh.." ucap Big sambil berjalan pergi.

"Apa kau sudah memutuskan untuk bicara santai padaku?" tanya Elio menghentikan langkah Big.

"Sejak awal aku sudah menyuruh mu bicara santai jika hanya ada kita berdua. Tapi kau selalu menolak, dan sekarang?"

Big menoleh dan menatap Elio yang menyeringai padanya. Dan tanpa menjawab dia pergi begitu saja.

1
Yuna Ara
Haai kak.. aku sudah baca dan like karya kaka..
mampir juga dong ke karya terbaruku. judulnya "Under The Sky".
ditunggu review nya kaka baik... 🤗
lil' girl: Makasih ka.. Akan ku sempatkan mampir/Smirk/
total 1 replies
anggita
ikut ng👍+☝iklan saja. semoga lancar novelnya thor.
lil' girl: Terima kasih, ka/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!