NovelToon NovelToon
Dosen Ngilang, Skripsi Terbengkalai

Dosen Ngilang, Skripsi Terbengkalai

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Realita skripsi ini adalah perjuangan melawan diri sendiri, rasa malas, dan ekspektasi yang semakin hari semakin meragukan. Teman seperjuangan pun tak jauh beda, sama-sama berusaha merangkai kata dengan mata panda karena begadang. Ada kalanya, kita saling curhat tentang dosen yang suka ngilang atau revisi yang rasanya nggak ada habisnya, seolah-olah skripsi ini proyek abadi.
Rasa mager pun semakin menggoda, ibarat bisikan setan yang bilang, "Cuma lima menit lagi rebahan, terus lanjut nulis," tapi nyatanya, lima menit itu berubah jadi lima jam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 31

Rasa bingung dan kehilangan arah seringkali menghampiri saat kita merasa terjebak dalam rutinitas yang membingungkan atau ketika tugas yang harus diselesaikan terasa terlalu berat.

Aku sendiri sering merasa seperti ini—terjebak antara dorongan untuk melanjutkan dan rasa malas yang mengganggu.

Sementara banyak hal yang harus dilakukan, seperti revisi yang menunggu, aku malah merasa semakin terombang-ambing. Rasanya seperti ada tembok yang menghalangi, membuatku sulit untuk bergerak maju.

Padahal, di satu sisi, aku tahu betapa pentingnya untuk menyelesaikan tugas itu. Tapi, di sisi lain, rasa malas yang mendera membuatku enggan untuk memulai.

Kadang, kita bisa merasa bingung karena terlalu banyak yang harus dipikirkan sekaligus. Mau fokus pada satu hal tapi terganggu oleh banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan. Seolah-olah setiap langkah yang diambil terasa berat dan membingungkan.

Rasa malas ini bisa jadi akibat dari kelelahan fisik atau mental. Mungkin aku perlu mencari cara untuk mengatasi perasaan ini—entah itu dengan mengambil istirahat sejenak, menyusun rencana yang lebih terstruktur, atau hanya memberi diri izin untuk merasa malas tanpa merasa terlalu bersalah.

Agar bisa keluar dari perasaan ini, mungkin perlu diingat kembali apa yang menjadi motivasi awal atau tujuan akhir dari pekerjaan yang sedang dikerjakan. Kadang, mengingat alasan di balik suatu tugas bisa memberikan dorongan tambahan untuk memulai kembali.

Sementara itu, mungkin penting juga untuk memahami bahwa perasaan seperti ini adalah hal yang normal. Semua orang bisa mengalami fase di mana motivasi menurun dan kebingungan melanda.

***

Kerangka Berpikir Penelitian

1. Variabel-variabel Utama

Harga (X): Variabel ini mencerminkan biaya atau tarif yang harus dibayar oleh konsumen untuk memanfaatkan jasa perjalanan yang ditawarkan oleh PT. A dalam konteks biro haji dan umrah.

Kepercayaan (Y): Variabel ini mengukur sejauh mana pelanggan memiliki keyakinan dan kepercayaan terhadap PT. A sebagai penyedia layanan perjalanan biro haji dan umrah. Kepercayaan ini dapat terkait dengan citra positif, pengalaman sebelumnya, atau faktor-faktor lain yang memengaruhi tingkat kepercayaan.

Minat Konsumen (Z): Variabel ini menilai tingkat minat atau ketertarikan konsumen untuk menggunakan layanan perjalanan biro haji dan umrah yang ditawarkan oleh PT. A. Minat konsumen dapat mencakup keinginan atau niat untuk memanfaatkan layanan tersebut.

***

Aku bingung banget, rasanya kayak semuanya nggak jelas. Serius, rasanya pengen nangis aja. Kadang-kadang, aku merasa nggak yakin dengan apa yang aku kerjakan.

Aku udah coba ngerjain dengan sepenuh hati, tapi entah kenapa masih aja ada rasa ragu. Aku pengen banget nanya atau curhat, tapi aku bingung mau tanya ke siapa.

Jadi, sekarang aku cuma bisa ngandelin diri sendiri. Di bagian kerangka berpikir penelitian, aku udah bikin tiga bagian yang aku anggap penting. Pertama, ada variabel-variabel utama. Aku coba definisiin apa aja yang jadi fokus utama penelitian ini.

Kedua, ada hubungan antar variabel. Ini aku buat buat ngejelasin gimana variabel-variabel ini saling berhubungan.

Dan yang terakhir, ada konteks penelitian. Di sini aku jelasin latar belakang dan situasi di mana penelitian ini dilakukan.

Meskipun aku udah nulis dan ngatur sebaik mungkin, rasanya tetap aja bingung. Kadang-kadang, aku merasa kayak semuanya ini cuma aku buat-buat aja, padahal aku udah berusaha sebaik mungkin.

Jadi, yaudah lah, aku kerjain sebisaku aja dulu.

***

2. Hubungan Antar Variabel

Harga berpotensi memengaruhi minat konsumen. Dalam konteks ini apakah itu kenaikan atau penurunan, dapat memengaruhi minat konsumen untuk menggunakan layanan perjalanan. Penurunan harga mungkin meningkatkan minat konsumen, sementara kenaikan harga mungkin menguranginya.

Tingkat kepercayaan pelanggan dapat memengaruhi minat konsumen. Tingkat kepercayaan yang tinggi dari pelanggan terhadap PT. A dapat memotivasi minat konsumen untuk memanfaatkan layanan perjalanan tersebut. Kepercayaan berperan sebagai faktor pendorong dalam meningkatkan minat konsumen.

Ada potensi interaksi antara harga dan kepercayaan dalam memengaruhi minat konsumen. Ini menunjukkan bahwa harga dan tingkat kepercayaan tidak hanya memiliki dampak secara terpisah terhadap minat konsumen, melainkan juga mungkin memiliki interaksi. Interaksi ini mungkin menghasilkan efek yang lebih kompleks terhadap minat konsumen.

***

Hubungan antar variabel? Entah kenapa, rasanya seperti menemukan secercah pencerahan, meski moodku hari ini terasa begitu tidak mendukung. Kadang-kadang, aku merasa seolah-olah berada di tengah labirin yang penuh dengan misteri, dan salah satu misteri itu adalah memahami hubungan antar variabel.

Bayangkan hubungan antar variabel seperti hubungan antara aku dan dia. Kita tahu ada keterkaitan di antara kami.

Mungkin ada chemistry atau ketertarikan, dan hubungan itu jelas ada. Namun, untuk benar-benar memahami dan membuktikan hubungan tersebut, aku harus melewati banyak lapisan kompleksitas yang tak terlihat di permukaan.

Dalam penelitian, hubungan antar variabel ibarat dua sisi mata uang yang saling berhubungan, tapi menemukan cara untuk membuktikan seberapa besar pengaruhnya bisa jadi seperti berusaha menghubungkan titik-titik yang tampaknya acak.

Misalnya, aku ingin memahami bagaimana harga mempengaruhi minat konsumen. Secara teori, kita tahu bahwa harga dan minat konsumen bisa saling memengaruhi. Tapi membuktikannya? Itu tugas yang tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Aku harus mulai dengan mendefinisikan variabel-variabel itu terlebih dahulu. Misalnya, harga bukan hanya tentang angka di label, tetapi juga tentang persepsi dan nilai yang dirasakan oleh konsumen.

Minat konsumen tidak hanya tentang keinginan untuk membeli, tetapi juga bagaimana berbagai faktor berinteraksi untuk membentuk keputusan akhir.

Kemudian, aku harus mengidentifikasi cara mengukur hubungan itu. Bagaimana cara aku mengetahui jika perubahan dalam harga benar-benar mempengaruhi minat konsumen?

Mungkin aku perlu data survei, wawancara, atau eksperimen untuk mengumpulkan bukti. Dan kemudian, aku harus menganalisis data tersebut untuk melihat pola dan hubungan yang muncul.

Satu hal yang membuatku frustrasi adalah, saat aku ingin memahami hubungan ini lebih dalam, sering kali ada rasa seperti terjebak dalam komunikasi yang tidak efektif.

Dalam konteks hubungan pribadi, mungkin kita merasa tidak ada komunikasi yang jelas, tidak ada basa-basi yang membuat segalanya terasa lebih ringan.

Dalam penelitian, ini bisa berarti kurangnya data yang jelas, teori yang tidak memadai, atau analisis yang belum memadai.

Jadi, meskipun aku merasa pencerahan sedikit demi sedikit, memahami hubungan antar variabel masih terasa seperti perjalanan panjang.

Selama proses ini, aku berusaha untuk tetap fokus, meskipun kadang-kadang motivasiku terasa turun naik.

***

3. Konteks Penelitian

Penelitian ini dilakukan di komunitas Desa \~\~\, Kecamatan \~\~\~\, yang merupakan lingkungan penelitian yang spesifik.

Subjek penelitian adalah PT. A, yaitu perusahaan yang menyediakan layanan perjalanan biro haji dan umrah, yang menjadi fokus penelitian ini.

***

Aku tahu, membedakan antara subjek dan objek dalam penelitian bisa jadi sangat membingungkan.

Subjek dan objek, meskipun terdengar sederhana, memiliki peran yang sangat berbeda dalam konteks penelitian, dan kadang-kadang aku merasa bingung antara keduanya.

Misalnya, dalam penelitianku, objekku adalah masyarakat—yang merupakan kelompok atau entitas yang akan aku teliti dan amati.

Sedangkan subjekku adalah PT A—perusahaan yang menjadi fokus utama dalam studiku.

Kadang-kadang, membedakan antara subjek dan objek terasa seperti mencoba memisahkan dua elemen yang saling terkait tapi berbeda.

Subjek adalah entitas yang melakukan aksi atau yang terlibat langsung dalam penelitian, sementara objek adalah entitas yang menjadi pusat perhatian atau yang menjadi sasaran dari penelitian tersebut.

Dalam hal ini, PT A adalah entitas yang aku amati, sedangkan masyarakat adalah kelompok yang terkena dampak atau berinteraksi dengan entitas tersebut.

1
anggita
like👍☝tonton iklan. moga lancar berkarya tulis.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!