Seorang Nona Muda tiba-tiba terbangun dalam tubuh anak seorang pembantu dan sopir. Langsung menghabiskan satu malam dengan seorang tuan muda yang membuatnya dikejar-kejar oleh pria itu.
Dari anak pembantu yang biasanya tidak tahu apa-apa dan hanya menurut saja jika disuruh, tiba-tiba berubah menjadi sangat arogan dan sulit dikendalikan.
Kepintaran dan kecerdikannya membuat para majikannya harus memutar otak untuk menghadapi perempuan yang tiba-tiba mengancam posisi dan bisnis mereka.
"Kita harus melakukan sesuatu Bu, atau perempuan itu akan melindas kita semua!"
Semua orang panik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Tuan putri yang bodoh
"Baiklah, saya akan mengumumkan Siapa pemenang kuis hari ini," ucap Sang mentor.
"Vanessa! Vanessa!"
Semua orang bersorak sambil melihat kearah Vanessa membuat Vanessa tersenyum kikuk, 'kenapa semua orang ini, akan memalukan kalau bukan aku yang memenangkannya,' gerutu Vanessa dalam hati yang tidak senang dengan sorakan orang-orang itu, hanya menjadi sebuah beban baginya.
Hal itu juga membuat semua panitia yang ada di sana langsung merasa cemas akan apa yang berikutnya diumumkan oleh sang mentor. Salah-salah bisa memicu keributan.
Asisten Manager pun menatap sang Manager sambil berkata, "akan terjadi kekacauan yang besar kalau kita mengabaikan masalah ini. Coba lihat ini, pria dari Rusia memiliki penonton sampai 60.000 orang. Anda juga perlu membaca komentar-komentarnya."
Sang Manager menghela nafas sambil melihat siaran langsung yang dilakukan oleh salah satu gamers yang menghadiri acara tersebut.
Orang-orang tampak sangat antusias berinteraksi di kolom komentar dan memberikan dukungan mereka pada Vanessa.
"Kenapa penontonnya sampai 60.000 orang?" Ucap sang manajer yang tak menyangka bahwa satu saja siaran langsung akan mendapat 60.000 penonton dan saat ini sudah ada 8 orang yang melakukan siaran langsung secara bersamaan.
Kalau mereka memicu kemarahan publik, maka acara mereka mungkin kedepannya akan mendapat sorotan negatif dan kemungkinan besar akan mencemari nama baik perusahaan dan bisa-bisa orang-orang memboikot game yang akan mereka luncurkan.
"Anda harus mengambil keputusan yang bijak," kata Asisten Manager membuat sang Manager mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi CEO untuk mengatakan masalah tersebut.
Sementara manajer menghubungi CEO, maka Asisten Manager langsung berlari ke arah panggung dan segera membisikkan sesuatu di telinga sang mentor yang hendak mengumumkan pemenang kuis hari itu.
Setelah mendengar ucapan Asisten Manager, maka sang mentor akhirnya berkata, "Baiklah, ternyata masih ada kuis kedua untuk semua orang, dan kuis ini akan diadakan dalam bahasa Inggris. Hadiah untuk kuis kedua tersebut adalah,,,,"
Sang mentor menunjuk ke arah tirai sebelah kiri membuat semua orang yang sadar tadi mendukung Vanessa kini melihat ke arah tirai dan ruangan tersebut menjadi sedikit lebih tenang.
Tirai yang disiapkan oleh panitia menjadi rencana cadangan, tirai kemudian terbuka memperlihatkan sebuah set gamer yang lengkap dengan semua peralatan.
Prok prok prok...
Semua orang bertepuk tangan.
"Ini adalah set alat gamers untuk yang memenangkan kuis kedua hari ini. Pemenangnya akan diumumkan bersamaan dengan pengumuman pemenang kuis pertama sebelumnya. Kuis ini akan diadakan dalam bahasa Inggris dan semua peserta boleh mengikutinya kecuali peserta yang sebelumnya telah mengikuti kuis pertama," kata sang mentor.
Maka semua orang kembali fokus pada kuis kedua itu termasuk Heriyani yang tidak terima dirinya tidak mendapatkan apa-apa di kuis sebelumnya, maka dia bersiap untuk mengikuti kuis kedua.
Sementara di tempat lain, saat ini sang manajer sedang berbicara dengan CEO lewat telepon.
"Sebanyak 8 orang melakukan siaran langsung, dan satu siaran langsung bahkan memiliki penonton lebih dari 60.000 penonton. Saya cemas jika kita mengabaikan pendapat para penonton dan membuat kecurangan dengan memberikan hadiah mobil listrik itu pada orang yang kita siapkan, maka akan mempengaruhi Citra perusahaan dan bisa-bisa orang-orang akan memboikot peluncuran aplikasi game terbaru kita," kata Sang Manager pada orang di seberang telepon.
"60.000 orang katamu?" Tanya sang CEO dari seberang telepon untuk memastikan pendengarannya.
"Benar sekali, seorang pria dari Rusia memiliki penonton 60.000 dan saat ini satu siaran langsung dari Jepang juga memiliki penonton sebanyak 20.000 orang. Ada 8 orang yang melakukan siaran langsung dan semua orang berbicara di kolom komentar tentang pendapat mereka mengenai Siapa yang memberikan presentasi paling baik. Semua orang memilih Vanessa, dan memang seperti itulah kenyataannya," kata Sang Manager pada CEO.
"Kalau begitu ulur waktunya, aku akan menghubungi pihak mobil listrik," kata CEO dari seberang telepon.
"Baik," jawab sang Manager sebelum mematikan panggilan telepon tersebut.
Maka sang manajer kembali ke tempat berlangsungnya acara dan melihat kuis kedua masih sementara berlangsung.
Maka manajer pun berdiri sambil sesekali melirik ke arah ponselnya berharap sudah ada jawaban dari CEO mereka.
Dan saat ini, Heriyani lah yang sedang berdiri di panggung sambil memegang mic.
Sementara sang mentor mengocok kertas slot yang berisi pertanyaan-pertanyaan kuis hari itu.
Setelah selesai mengocok, sang mentor mempersilakan Heriyani mengambil satu kertas dari kotak tersebut.
Heriyani pun mengulurkan tangannya mengambil kertas itu lalu memberikannya pada sang mentor dan sang mentor membuka kertasnya, "sebutkan ada berapa banyak fitur yang menjadi fitur dasar game ML," ucap sang mentor membuat semua orang terkejut.
Itu adalah pertanyaan yang sangat mudah, bahkan berkali-kali dibahas dalam materi mereka hari itu.
"Ya ampun, itu pertanyaan yang sangat mudah."
"Keberuntungannya sangat baik, mendapatkan pertanyaan yang mudah. Mungkin dua orang dari Indonesia lah yang akan membawa pulang hadiah kuis."
"Aku jadi iri pada orang-orang dari Indonesia."
Orang-orang mulai mengatakan pendapat mereka.
Tetapi Heriyani yang mendengar pertanyaan itu, dia baru menyadari bahwa dia sama sekali tidak tahu apa-apa.
Bagaimanapun, dia terlambat datang sehingga tidak banyak menyimak materi yang disampaikan hari itu. Selain itu, sisa materi yang ia ikuti juga tidak didengarkan dengan seksama Sebab Dia lebih fokus merasa kesal pada Vanessa yang duduk di sampingnya.
Hal itu membuat Heriyani merasa konyol datang ke sana hanya untuk mempermalukan dirinya sendiri.
Heriyani pun melirik ke arah managernya, tetapi sang Manager tampaknya juga belum tahu apa-apa sebab manajernya juga datang sangat terlambat.
'Hari ini aku benar-benar sial, dan semua ini gara-gara Vanessa sialan itu! Seandainya kemarin malam dia tidak membuat manajerku mabuk maka hal seperti ini tidak akan terjadi!' gerutu Heriyani dalam hati sambil menggigit Bibir bawahnya.
Vanessa yang melihat itu pun tersenyum, dan senyuman Vanessa malah membuat Heriyani menjadi semakin kesal.
Sang mentor yang melihat Heriyani sudah cukup lama terdiam tidak menjawab, ia dengan tenang berkata, "jadi berapa jawabannya?"
"Eh?" Heriyani menatap sang mentor, "eh,,, 20?" Kata Heriyani hanya menebak-nebak saja.
"Ha ha ha..."
"Ha ha ha..."
"Ha ha ha..."
Orang-orang tertawa mendengar ucapan Heriyani membuat wajah Heriyani seketika menjadi merah tetapi karena dia menggunakan masker menutupi wajahnya maka hanya telinganya saja yang terlihat merah padam.
"Aku tidak percaya dia menjawab 20!"
"Sungguh bodoh, itu saja tidak tahu?! Lucu sekali! Ha ha ha..."
Orang-orang mengejek dalam bahasa Jepang, membuat Heriyani sama sekali tidak mengerti dengan ejekan tersebut, dia menatap bingung semua orang namun dia jelas tahu bahwa orang-orang telah menertawakannya karena dia salah menjawab.
"Maaf sekali, kau sudah salah menjawab, seharusnya jawaban yang tepat adalah 15," kata Sang mentor membuat Heriyani dengan cepat meletakkan mic di atas meja dan berlari turun dari panggung.
Suhu tubuh Heriyani menjadi sangat panas, dia benar-benar marah dan kesal serta merasa begitu malu melihat orang-orang masih menertawakannya.
Setelah tiba di tempat duduknya, Heriyani dengan geram menatap Vanessa, "Kau pasti senang sekali kan? Ini semua gara-gara kau tahu!" Kesal Heriyani pada Vanessa.
"Hm,,, aku baru tahu kalau ternyata Tuan Putri yang bodoh akan menyalahkan orang lain gara-gara kebodohannya sendiri," kata Vanessa dengan suara yang tenang membuat Heriyani semakin geram.
"Kau pikir kau sudah jauh lebih baik?! Jangan berharap!" Geram Heriyani sangat malu.
Apalagi saat itu ketika dia berbalik menatap managernya, sang Manager langsung memperlihatkan layar ponsel Manager yang sedang menonton salah satu siaran langsung seorang gamers di tempat itu.
Kolom komentar sangat memalukan, dan bahkan orang-orang langsung membuat meme dari wajah Heriyani yang tampak kalang kabut setelah salah menjawab.
Seseorang bahkan memberi kata-kata tambahan pada meme tersebut.
"Aku gamers profesional tapi pertanyaan mudah tidak tahu menjawabnya!"
Grrr...
Heriyani menggertakan giginya, perempuan itu sangat marah sampai-sampai ia melukai telapak tangannya karena tancapan kukunya yang terlalu kuat mengepal tangannya.
Vanessa sangat senang melihat kemarahan perempuan di sampingnya, Vanessa tersenyum sambil bergumam, "akhirnya Tuan Putri mempermalukan dirinya sendiri."