Spin off DELMAR
Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?
"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.
"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.
Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERLUKA
"Tolong!" Naomi berteriak sekencang-kencangnya. Saat ini, dirinya sedang berada di sebuah terminal yang sudah lama tidak beroperasi. Bangunannya sudah banyak yang rusak, pun dengan penerangan yang minim karena hanya berasal dari lampu yang ada di depan terminal.
"Teriak aja cantik, gak ada yang bakal nolong kamu. Tempat ini daerah kekuasaan kami. Tak ada yang berani datang kesini," ujar salah satu preman yang di lehernya, ada tato naga
"Yoi," preman satunya lagi, yang di pipinya ada bekas sayatan pisau menimpali. "Mending seneng-seneng sama kita, ke surga."
"Hahaha... " Preman lainnya langsung menyambut dengan tawa.
Naomi terus berdoa dalam hati, semoga Aiden segera datang ke sini setelah tadi dia sempat share lock. Matanya terus mengawasi pergerakan mereka.
Dugh
Naomi menendang bagian intim seorang preman yang coba mendekat.
"Awww!" pria itu berteriak sambil memegangi masa depannya.
"Busyet, jago juga nih cewek," ucap si codet.
Si tato maju, tapi kali ini, lebih waspada karena tahu jika gadis di depannya itu ternyata bisa beladiri. Jangan sampai dia bernasib sama dengan temannya
Naomi sudah pasang kuda-kuda, bersiap menyerang jika sampai si tato berani menyentuhnya.
Bugh
Naomi berbalik dan langsung melayangkan pukulan ke wajah si gondrong yang ada dibelakangnya. Dia tahu, diam-diam pria itu mendekat dari belakang.
Sementara si gondrong masih kesakitan, Si Tato memberikan kode pada teman-temannya untuk menyerang bersamaan. Dia tak mau mengulur waktu, takut ada yang datang.
Naomi panik saat mereka berempat mendekat secara bersamaan. Dia menendang dan memukul siapapun yang paling dekat dengan jangkauannya. Dia juga berusaha menghindari pukulan mereka, sampai akhirnya. Tapi seberapapun hebatnya dia, jelas kalah dengan 4 orang preman berbadan besar.
Bugh
Naomi terjatuh saking kuatnya pukulan yang mengenai rahangnya.
"Mau kemana lo?" Keempat preman itu langsung mengerubunginya.
"Tolong!" teriak Naomi sambil bergeser mundur.
Melihat mangsanya berhasil di lumpuhkan, keempat preman itu tertawa ngakak, menatap Naomi seperti serigala kelaparan. Dua orang dari mereka, berjongkok lalu memegang lengan Naomi.
"Tolong!" Naomi berteriak dengan sisa-sisa tenaganya.
Seorang lagi preman, berjongkok di belakang Naomi lalu menarik hijabnya sampai lepas. Dia terus berusaha menendang tapi salah satu dari mereka menduduki kakinya sampai dia tak bisa bergerak lagi.
Naomi terus menyebut nama Allah, berharap yang Di Atas akan segera memberikan pertolongan lewat siapapun itu.
Naomi menangis histeris saat seseorang berusaha membuka bajunya.
Lampu sorot yang sangat terang dan suara motor, membuat keempat preman dan Naomi langsung menoleh. Lampu motor yang menyilaukan tersebut, membuat mereka menyipikan mata dan menghalangi cahaya dengan telapak tangan.
"Ai... " gumam Naomi yang yakin jika yang datang adalah Aiden.
Tanpa melepas helm, Aiden berlari menghampiri mereka lalu menendang pria yang menduduki kaki Naomi hingga pria itu terkapar.
"Bang sat! Ganggu kesenangan orang saja," Si codet berteriak. Dia dan ketiga temannya langsung menyerang Aiden.
Naomi segera mengambil hijabnya dan memakai balik. Setelah itu, berkelahi dengan preman yang tadi sempat di tendang Aiden. Sementara Aiden, dia sedang melawan 3 lainnya.
Ternyata mereka bukanlah preman biasanya, bela diri mereka sangat mumpuni, tak ayal, Aiden kuwalahan melawan mereka. Ditambah lagi, mereka membawa senjata tajam.
Sreett
Aiden memegangi lengannya yang terkena sabetan pisau. Lukanya cukup dalam sampai keluar banyak darah.
Bugh
Disaat dia masih kesakitan, dadanya di tendang sangat kuat sampai dia terjatuh.
"Ai.. " Naomi berlari menghampiri Aiden.
Keempat preman itu tertawa melihat lawannya tumbang.
"Aku gak papa," Aiden berusaha untuk berdiri. "Kita lari saja," lirihnya di dekat telinga Naomi saat mereka berempat mengelilingi. "Satu, dua... " Aiden menarik tangan Naomi saat mendapat celah untuk lari. Menuju motor namun....
"Nyari ini?" salah seorang preman menunjukkan kunci yang dia pegang.
Aiden mengumpat lalu merutuki diri sendiri. Kenapa tadi dia tak mencabut kunci motor sebelum turun. Tapi namanya juga orang panik, lupa segalanya. Saat berkelahi tadi, dia juga tak tahu kapan mereka mengambil kunci motornya. Karena saat berkelahi, dia sibuk melihat Naomi yang juga melawan preman, takut gadis itu kenapa-napa.
"Serahkan cewek itu, gue serahin balik kunci motor lo," tawar si pemegang kunci. Temannya mendekat, lalu mengusap bodi motor Aiden.
"Motor mahal nih."
"Gimana, Bro, setuju gak? Serahin cewek itu, lalu kita balikin kunci motor lo."
"Jangan mimpi!" Aiden mengeratkan pegangan tangannya dengan Naomi. "Ambil saja motor itu, biarkan kami pergi."
"Wiihhhh.. gentle juga nih cowok."
"Ayo kita pergi," Aiden menarik tangan Naomi.
"Gak bisa gitu dong." Salah satu preman, menghadang jalan mereka. "Kita gak mau hanya dapat motor. Tapi mau motor sekaligus cewek itu."
Aiden merasa takut sekali saat ini. Selama ini, dia tak pernah takut dengan apapun dan siapapun kecuali papanya. Tapi tidak dengan saat ini, dia takut tak bisa melindungi Naomi. Melawan 4 preman itu, dia tak akan sanggup, ditambah lagi, lengannya sedang terluka sekarang.
Brakk
Aiden memukul kepala preman yang menghadangnya denga helm yang baru saja dia lepas. Preman itu langsung ambruk dengab kepala mengeluarkan darah. Kesempatan iti tak disia-siakan Aiden, dia menarik Naomi lari dari sana.
"Tolong!" Naomi berteriak dengan harapan ada yang mendengar mereka. Dia terus berlari dengan Aiden sambil mengangkat roknya ke atas agar lebih leluasa. Dibelakang mereka, 2 orang preman masih mengejar.
"Awwww!" jerit Naomi yang merasakan sakit di betisnya. Dia otomatis terjatuh. Keluar darah dari betisnya yang ternyata kena lemparan pisau salah satu preman. Untung saja pisau itu langsung terlepas, tak menancap.
"Yang, kamu gak papa?" Aiden yang panik, berusaha membantu Naomi bangun.
Naomi yang kesakitan, susah itu berlari.
"Cepetan naik!" Aiden membungkuk di depannya.
"Tapi lengan kamu sakit." Naomi melihat banyak sekali darah yang keluar dari lengan Aiden.
"Gak ada waktu Nom, mereka udah dekat."
Naomi naik ke punggung Aiden dan membiarkan pria itu menggendongnya.
"Tolong!" Teriak Naomi saat mereka memasuki jalan tempat dia di turunkan ojol tadi. Terlihat lampu beberapa kendaraan yang lewat. Dia melambaikan tangan, berharap ada yang berhenti untuk membantu. Dia menagis melihat Aiden yang terluka cukup parah, terus berlari sambil menggendongnya.
"Berhenti kalian!" teriak 2 orang preman yang mengejar.
Sebuah mobil tampak mengurangi kecepatan lalu berhenti tak jauh dari Naomi dan Aiden. Ternyata usaha Naomi untuk menghentikan mobil berhasil juga.
Takut jika ada banyak orang di mobil tersebut, kedua preman itu memilih kabur.
Tubuh Naomi melorot tatkala lengan Aiden sudah tak mampu lagi menahan tubuh gadis itu.
tapi Gpp deh.
terimakasih atas cerita nya Thor, sukses selalu di karya2 berikutnyaa
jadi nom nom