Imma Anjani adalah gadis yang baru duduk di bangku SMU kelas 11 menjalankan amanah ibu kandungnya yang sudah meninggal dunia untuk menjaga Adik nya Faro Sanjaya dengan status putra nya.
Imma harus melindungi Faro Sanjaya dari ketua mafia terbesar di Asia tenggara yang memiliki dendam lama dengan kakek kandung Faro yaitu Tomy Sanjaya
Perjuangannya Imma tidak lah mudah, karena dia harus meninggalkan segala cita-cita, masa depan impiannya hanya untuk Faro.
Perjuangkan itu sedikit demi sedikit berkurang setelah bertemu dengan pujaan hatinya Kenzie Wiguna, yang tulus mencintai Imma satu paket dengan putranya Faro, berjuang bersama dalam satu keluarga demi melindungi putra nya
Dengan ikatan cinta yang tulus dalam keluarga akan lebih mudah untuk mengatasi masalah hidup.
mari kita simak cerita selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muda Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Kunjungan Modus Ken
"Silahkan Pak Ken mau beli kue apa?" tanya Imma.
"Ummiiii.... butan pak Ten, tapi om Ten" proses Faro kepada Imma.
"Ya deh, maaf umi salah, mau pesan kue apa Om Ken?" jelas Imma kepada Faro sambil tersenyum.
"Hmmm, begini umi Faro, saya mau pesan 100 box ya, untuk acara hari Jum'at nanti" jawab Ken sambil tersenyum juga karena dengar proses Faro tadi.
"Setiap box minta isinya yang rasa manis dua kue, yang gurih dua kue, dan tambah minuman nya susu" jelas Ken lagi.
"Oooooo.... untuk acara kah Om Ken?" tanya Imma sambil mengambil buku pesanan dan sambil menulis nya.
"Iya acara kunjungan ke panti asuhan sekitar jam empat sore ya" jawab Ken.
"Oya Faro juga boleh ikut Lo ke panti asuhan nya, banyak teman disana" ajak Ken sambil lihat Faro.
"Ada es telim tidak Om Ten" tanya Faro.
"Hmmm seperti nya ada sih" jawab Ken sambil berpikir nanti harus pesan es krim juga.
"Faro mau rasa apa es krim nya" tanya Ken penasaran.
"Tobeli tama totat" jawab Faro cepat.
"Siap bos" ucap Ken sambil mengacak rambut Faro.
"Palo boyeh itut ya umi?" pinta Faro kepada Imma.
"Faro tidak boleh merepotkan Om Ken, nak" ucap Imma lembut.
"Sekalian sama uminya saja ikut nya" ajak Ken lagi.
"Ya umi, boyeh ya boyeh ya?" pinta Faro dengan menarik baju Imma.
"Baiklah, Faro boleh ikut" akhirnya Imma mengalah.
"Tambah lagi lima box ya untuk di bawa hari ini, tapi tidak usah ada susu nya" pinta Ken.
Tetapi sebelum di jawab oleh Imma tiba-tiba uthi Sumi mendekati mereka sambil menyodorkan HP Imma.
"Telfon dari Marisa teman SMU umi" kata uthi Sumi.
"Sebentar ya om Ken, halo Marisa ada apa?" tanya Imma.
"Saya dan Mely mau kerumah mu minta share loc dong" kata Marisa dalam telfon nya.
"Sekarang kah, baiklah saya kirim sekarang?" jawab Imma mematikan sambungan telepon dan membuka aplikasi map.
"Waaah kesempatan cari informasi tentang umi Faro nich ketemu temen SMU nya" gumam Ken dalam hati.
"Uthi bisa minta tolong minta air putih kah untuk om Ken biar bisa tester kuenya yang mau dipesan hari Jum'at nanti" titah Imma kepada uthi Sumi.
"Dengan senang hati" jawab uthi Sumi.
"Ini saya transfer aja ya umi Faro soalnya tidak bawa uang kes" tanya Ken sambil membuka dompetnya, dan modus agar bisa tahu namanya asli nya.
"Baiklah ini nomor rekening nya" jawab Imma pasrah.
"padahal sengaja biar tidak tahu nama asli nya dari kemarin menghindar" gumam Imma dalam hati.
"Sudah saya transfer nich, boleh minta nomor handphone nya untuk kirim bukti transfer nya?* modus Ken lagi sambil tersenyum.
Akhirnya terpaksa Imma memberikan nomor handphone nya, padahal selama ini jarang sekali orang minta nomor telepon nya.
"Namanya Imma Anjani, dan sudah dapat juga nomor handphone nya, modus ku berhasil juga he he he" gumam Ken dalam hati sambil tersenyum simpul.
Saat Ken menikmati kue tester dan air putih yang di berikan uthi Sumi, datang teman Imma, Marisa dan Mely masuk toko.
"Seyamat datang" ucap Faro.
"Terimakasih ganteng, apa kabar?" ucap Mely sambil mengusap pipi Faro.
"baik Tante tantik" jawab Faro.
"Imma siapa tuuuh, opa tampan, sudah ada ganti abinya Faro ya?" goda Mely sambil melirik Ken.
"Husss, sembarangan aja tuh mulut kalau ngomong, itu pelanggan" jawab Imma merasa sungkan.
"Baiklah om Ken pamit dulu ya Faro dan semuanya, sampai jumpa hari Jum'at nanti, daaaa" pamit Ken melambaikan tangan dan keluar toko sambil tersenyum mendengar kata temen Imma.
Ken keluar dari toko mengambil mobilnya dan keluar dari area toko sampai seberang jalan dan berhenti disana.
Ken sengaja menunggu teman Imma keluar dari toko untuk mencari informasi tentang gadis itu.
Kemudian Faro tidur siang dengan uthi Sumi dan Imma dengan teman-teman nya bercerita di toko kue Imma.
"Kenapa sih Im, kok tidak kuliah lagi, bisa bareng lagi kita?" tanya Marisa.
"Banyak pertimbangan nya Mar, malas saja dengar omongan orang yang tidak penting, lebih baik aku konsentrasi membesarkan Faro aja deh" jelas Imma.
"Padahal sayang Lo Im, beasiswanya kenapa kamu harus mendengarkan kata orang sih?" tanya Mely sambil menyantap kue nya.
"Kalian ngambil jurusan apa kuliahnya?" tanya Imma.
"Mely kuliah jurusan ekonomi, kalau aku ambil jurusan hukum" jawab Marisa.
Hari itu mereka ngobrol sampai sore hari baru pulang kerumahnya masing masing.
Sedangkan Ken menunggu di seberang jalan sampai tertidur di mobil, sampai sore baru melihat Mely dan Marisa keluarga dari toko.
Ken mengikuti mereka dari belakang sampai ke rumah masing-masing, kemudian meluncur pulang ke kediaman nya.
Di sore harinya di ruang keluarga uthi Sumi mendekati umi dan duduk di samping nya.
"Umi, siapa pemuda yang tadi siang kok kelihatan nya dekat sama Faro?" tanya uthi Sumi.
"Itu uthi, orang yang pernah di tolong Faro waktu di mall kemarin" jawab Imma.
"Tapi sepertinya kalau di lihat dari tatapan matanya suka deh sama umi" jujur uthi Sumi.
"Masak sih uthi, umi tidak memperhatikan deh" tanya Imma dengan penasaran.
"Sepertinya modus aja tuhhh minta nomor handphone dan rekening, uthi lihat tadi uang dalam dompet nya banyak" jawab Imma tidak percaya.
"Kok ... uthi bisa tahu dari mana?" tanya Imma lagi.
"Waktu dia buka dompet tadi" jelas uthi Sumi sambil senyum senyum.
Tiba-tiba Akung Karno datang dan memberikan kertas kuitansi bahan bangunan yang dibelinya tadi siang.
"Kuitansi nya disimpan umi, belanja bahan bangunan tadi siang" Akung Karno laporan.
"Tadi siang ada pemuda belanja kue siapa uthi Sumi" tanya Akung Karno penasaran.
"Kok Akung tahu, dari mana?" tanya Imma.
"Pas pulang dari belanja bahan bangunan tadi, Akung lihat ada pemuda keluar dari parkiran toko kita tapi berhenti di seberang sana sampai sore" jelas akung Karno.
"Ha.... yang betul akung?" jawab Imma lagi.
"Betul kan kata uthi" jelas uthi Sumi kembali.
"Tapi setelah akung selesai mandi dan keluar sudah tidak ada mobil nya" jelas akung Karno kemudian.
Imma hanya kaget hampir tidak percaya apa yang di katakan uthi Sumi dan akung Karno.
Selama ini ada saja yang mau mendekati Imma, tapi setelah tahu Imma mempunyai anak sebagian mundur teratur tanpa permisi.
Imma tidak pernah berharap terlalu besar dengan masalah hati, Imma hanya konsentrasi untuk Faro saja.
Akhirnya Imma mengingat amanah ibu Lestari waktu itu katanya suatu saat nanti akan ada orang yang menerima Imma ada adanya, "akan kah amanah ibu itu terjadi" gumam Imma dalam hati.
______________
Siapa yang mau menerima Imma satu paket dengan Faro, angkat tangan
ha.......ha......ha..
jelas Kenzie Wiguna
jangan lupa like, vote dan komentar nya ya
trims I love you all
ketawa.sampai.keras.perutku
.kretttt...kreeeeetttt🤣🤣🤣