Merebut Cintamu

Restandi menatap Arleta serius.

"Arleta sebagai tunangan dan nanti jadi istriku aku akan memberikan waktuku untukmu. Bagiku pendamping hidupku hal yang utama dalam hidupku, bukan pekerjaanku. Walau begitu kamu harus mengerti bila tiba-tiba aku harus mengoperasi atau ada panggilan mendadak. Karena aku seorang dokter dan hal itu menyangkut kehidupan seseorang. Kamu juga mau kan lebih mengenal aku?". Arleta jadi tersentuh mendengarnya. Bagaikan bumi dan langit dengan Kevin. Arleta juga menyadari selama ini Restandi yang selalu mendatanginya dia sendiri tidak pernah. Mereka akan membangun rumah tangga, harusnya saling memberi dan menerima.

"Kalau begitu lain kali aku yang ke rumah sakit deh makan siang bareng kamu". jawaban Arleta sudah mengartikan kesediaannya. Restandi tersenyum. Tidak sulit menjalin hubungan dengan Arleta. Gadis cantik yang lembut ini mudah tersentuh hatinya. Dia harus menjaganya baik-baik.

"Bagaimana kalau nanti makan malam sama keluargaku, aku juga akan begitu?". usul Restandi.

"Boleh atur saja waktunya". Arleta juga merasa dia harus mengenal keluarga Restandi.

'Ok, nanti aku atur ya. Sekarang aku pamit ya, mengingat macetnya Jakarta". Restandi bangkit berdiri. Arleta ikut bangkit. Dia baru menyadari Restandi lebih tinggi darinya.

"Terima kasih ya untuk makan siangnya dan untuk waktumu". Arleta tersenyum manis. Restandi suka melihatnya. Gadis itu mengantar Restandi sampai mobilnya menghilang. Hatinya merasa nyaman. Walau dia tidak mencintai Restandi tapi pria itu memperlakukannya dengan tulus. Pria yang tau tujuan hidupnya. Karena ketulusan Restandi Arleta jadi ingin berbenah diri. Dia jadi ingin bisa memenuhi harapan pria itu. Tapi apa harapannya?

Hal itu yang di bahas Arleta dengan Revita sore harinya ketika mereka bertemu di sebuah cafe. Menurut Revita Arleta tanyakan sendiri pada Restandi agar lebih jelas. Pembicaraan beralih pada hubungan Revita dan Arlan. Revita sudah di terima di kantor Arlan, bahkan sudah mulai bekerja. Arlan sendiri yang mengantar Revita ke cafe bertemu Arleta. Karena Arlan masih punya urusan dia meninggalkan Revita. Sedang asik mengobrol tiba-tiba ada pesan masuk di ponsel Arleta.

"Sudah di rumah?" Restandi mengirim pesan.

"Belum, lagi di cafe ngobrol sama Revita". jawab Arleta.

"Aku ke situ. Tunggu aku". Restandi berpesan lagi. Arleta juga tidak terburu-buru. Jadi dia setuju dan menjawab pesan itu.

"Ok". Arleta pun melanjutkan obrolannya dengan Revita. Arleta asik menikmati red Velvet kesukaannya tiba-tiba Restandi datang. Revita sempat terkejut tapi dia langsung sadar. Sekarang dia harus terbiasa kalau pasangan Arleta bukan abangnya lagi.

"Hai aku ganggu kalian?". tanya Restandi sambil duduk di sebelah Arleta.

"Engga ko, santai saja". jawab Revita sambil tersenyum manis. Dia juga ingin kenal Restandi. Toh nanti mereka akan sering bertemu. Setelah mengobrol lama Revita jadi mengerti keputusan Arleta. Restandi terlihat sekali dari sikapnya lebih perhatian di banding abangnya. Dia sangat menghargai Arleta. Revita jadi merasa tenang kalau pasangan Arleta adalah Restandi. Pria itu tidak sombong walaupun kaya. Kabarnya Restandi akan mewarisi rumah sakit besar milik keluarganya. Rumah sakit mahal itu selalu penuh. Ada banyak dokter ahli di sana termasuk yang di depan Revita ini. Restandi sendiri diam-diam mengamati Revita. Karena sahabat Arleta ini adiknya Kevin. Tapi tampaknya Revita sangat bersahabat dengannya. Restandi juga ingin mengenal sahabat-sahabat Arleta. Tapi ternyata cuma satu ini sahabat baiknya. Revita pun pamit pulang merasa sudah malam. Arleta menawarkan mobilnya karena dia akan pulang bersama Restandi. Revita setuju saja, dia malas naik taxi sendirian. Besok dia mengembalikan mobil Arleta ke klinik. Setelah mengobrol sebentar Restandi pun mengajak Arleta pulang. Tunangannya itu menggandeng Arleta keluar. Banyak mata yang memperhatikan mereka. Arleta baru ingat kalau pria yang menggandengnya itu tampan abis. Kevin juga tampan tapi tidak seheboh ini kalau mereka berjalan. Mau di restauran di mal atau di manapun. Mungkin auranya yang berbeda. Teringat pembicaraannya dengan Revita Arleta pun bertanya pada Restandi.

"Rest, tipe istri idaman kamu seperti apa?". yang di tanya terkejut, tidak menyangka Arleta akan bertanya seperti itu. Dia berpikir sejenak.

"Aku ga punya tipe istri idaman. Aku hanya berupaya mengenal dan membangun suatu hubungan. Kebetulan orangtuaku memilihmu. Jujur menurutku kau gadis yang patut di perhitungkan". jawab Restandi berterus terang. Hal itu membuat Arleta berbesar hati atas apa yang dia alami.

"Memangnya apa yang ada padaku yang membuatmu merasa begitu?". Arleta bertanya lagi sangat ingin tau.

"Kau gadis yang baik, lembut, sabar selama ini menghadapi keadaan yang tidak nyaman untukmu. Menurutku kau patut mendapat kabahagiaan. Arleta maaf bila aku jadi ikut campur atas hubunganmu dengan Kevin. Tapi aku tidak suka dia memperlakukanmu seperti itu. Jika dia mencintaimu dan hubungan kalian baik-baik saja aku rela mundur dari perjodohan ini". Restandi berkata lembut. Arleta sungguh tersentuh dengan kata-katanya . Karena Arleta diam saja maka Restandi menyambung perkataannya.

"Aku berharap kita bisa membangun hubungan yang baik. Mulai saat ini akulah yang harus kau perhatikan dan begitu juga dengan aku. Kau prioritas utamaku. Aku berjanji Arleta kita bisa bahagia jika mengupayakannya bersama. Kau setuju?". Restandi mengakhiri perkataannya dengan pertanyaan. Sebenarnya dia meminta Arleta berjanji jika mulai sekarang Arleta harus memikirkan Restandi saja dan melupakan Kevin.

"Aku tidak punya pilihan lain. Ketika aku memilihmu artinya aku harus setia pada pilihanku bukan? Tapi aku butuh waktu untuk bisa benar-benar fokus padamu. Aku harap kau mengerti". Arleta menyentuh tangan Restandi untuk membuktikan ketulusannya. Dia ingin benar-benar lepas dari rasa kecewa dan sakit hatinya. Mungkin dengan menerima dan memperhatikan Restandi akan membantunya bisa segera melupakan semua itu. Restandi tersenyum puas, ini yang di harapkannya dari Arleta. Memiliki Arleta sepertinya tidak terlalu sulit. Mereka sudah bertunangan, sebentar lagi meraih pernikahan. Ternyata hal tersebut juga yang ada dalam pikiran Kevin. Dia merasa harus bisa meraih kembali Arleta sebelum pernikahan terjadi. Tapi bagaimana? Kevin teringat dengan perkataan Arleta yang belum bisa melihatnya tanpa rasa sakit di hatinya. Apa masih seperti itu? Dia harus mencari tau. Kevin terkejut ketika pulang mendapati mobil Arleta di rumahnya. Jantungnya berdebar dan berharap Arleta ada di dalam rumahnya. Tapi ternyata harapannya sia-sia. Dia kecewa mengetahui hanya mobil Arleta yang di gunakan Revita. Tapi yang paling membuatnya kecewa adalah tau jika Arleta masih memenuhi hatinya. Membayangkan Arleta bersanding dengan pria lain dalam pernikahan membuat Kevin tidak tenang. Hari ini Arleta di ajak Revita untuk menjemput abangnya Rangga yang pulang ke Indonesia. Pulang bertemu Keluarga.