NovelToon NovelToon
Greend-Eye Monster

Greend-Eye Monster

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Misteri / Matabatin / Pemain Terhebat / Hantu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Kisah dari sebuah game horor akan menjadi nyata mengikuti kisah yang aku alami, ini di sebut "Greend-Eye Monster" dalam psikologi ini di sebut "gangguan mental"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8: No Need Help

Di sisi Elmera, dia masih memikirkan cara untuk melarikan diri. "Aku berencana akan mendobrak pintu ini, itu akan menyebabkan suara yang akan membuat orang itu mendekat, aku harus berlari, tapi aku takut dia punya cara lain untuk menangkapku, bisa jadi ketika aku tertangkap untuk yang kedua kalinya, aku bisa bernapas terakhir karena aku bisa berakhir sama seperti mayat itu. Apa yang harus kulakukan?" Dia tampak berpikir sangat serius.

Tapi setelah berpikir panjang, ia memutuskan sesuatu. "Baiklah, aku akan mendobraknya... Aku tak peduli, aku hanya akan melawannya... Aku bisa melawannya," ia berniat dan mundur untuk mendobrak pintu.

Tapi mendadak saja ada yang berteriak dari luar. "Nona Elmera!!" suara dari Axe membuat Elmera terkejut.

"Axe?!"

Namun kemudian, dobrakan pintu terjadi dari luar dan rupanya Axe mendobraknya hanya dengan bahunya saja. Ia langsung melihat Elmera dengan napas cepat.

"Axe!!" Elmera langsung mendekat dan siapa sangka dia memeluk Axe.

"Ini baik-baik saja, aku kemari secepat mungkin..." Axe berlutut menerima pelukannya.

"Kenapa aku sangat takut... Kenapa bisa-bisanya aku sangat takut, Axe... Aku seharusnya bisa melawan diri..." Elmera tampak kecewa.

"Ada waktunya kau bisa melawan..." balas Axe.

Tapi mendadak ada suara tepak kaki mendekat membuat Axe berdiri. "Nona Elmera, tetap di sini..." dia melindungi Elmera dan rupanya monster mengerikan itu ada di hadapannya, dia membawa tongkat pemukul.

"Ahh!!" Elmera terkejut melihatnya karena bentuknya memang mengerikan.

Orang itu akan menyerang dengan tongkat pemukulnya, tapi Axe berjalan maju dan memegang tongkat itu tepat ketika akan tertebas. Ia juga langsung memukul kepala orang itu hingga orang itu terjatuh begitu saja. Tak sampai sana, dia memutar tubuh orang itu yang terbaring menjadi tengkurap untuk memasangkan borgol di kedua lengannya.

"Berani sekali kau membuat takut gadis itu," dia juga menekan kepala orang itu agar tetap mencium lantai.

"Axe... Itu cukup!" Elmera mendekat membuat Axe terdiam, lalu Elmera memegang topeng orang itu dan membukanya, rupanya memang benar manusia.

"Hei, bicaralah... Apa yang sebenarnya kau lakukan, dan siapa kau?" Elmera menatap serius. Tapi orang itu hanya diam dengan tatapan wajah yang kesal.

"Dia tak akan mau bicara..." Axe menatap. Tapi kemudian ada suara mobil polisi di luar membuat mereka menoleh ke kaca supermarket hingga akhirnya masalah ini selesai.

Setelah itu, terlihat mereka berdua berbicara dengan salah satu polisi yang mencatat di depan supermarket dengan lampu sirene yang masih menyorot biru merah.

"Jadi begitu, hm... Menurut apa yang dikatakan olehmu, Nona, kau ke gas station dan menemukan kejanggalan di sini? Dan apa maksudmu melihat monster yang nyata, menangkapku sudah jelas itu hanya replika," tatap polisi itu menatap Elmera yang berdiri di samping Axe.

"Um, gimana yah... Itu yang dilihat mataku soalnya," Elmera menatap. Lalu Axe membantu menjawab, "Sebenarnya tak ada masalah dengan kami, kami justru menjadi korban. Jika orang gila itu membiarkan gadis ini ditangkap, dia akan berakhir sama dengan mayat itu, sudah jelas bahwa dia telah melakukan pembunuhan pada mayat itu sebelum kami datang," tatapnya dengan serius.

"Hm, memang benar, setelah di lihat lagi, orang itu melakukan satu kali kejahatannya, yakni membiarkan karyawan itu terkunci di kamar mandi, dan lebih buruknya, pemilik tempat ini tidak mengurus supermarket ini... Kami tak tahu masalahnya, jadi kami akan menyelidikinya. Mungkin kalian diperbolehkan pergi," tatap polisi itu, lalu dia berjalan menjauh dari mereka.

Axe kemudian menatap Elmera. "Soal kaca mobilmu, apa yang harus dilakukan?" tatapnya.

"Haiz... Bagaimana dengan bensin di sini?"

"Sesuai yang dibilang polisi tadi, bensin juga tidak terisi di supermarket ini. Mobilmu juga akan berjalan maksimal berjarak 5 km saja..." kata Axe yang melihat-lihat mobil Elmera. "Dan lebih buruk lagi, orang gila itu membuat ban mu kempes, Nona...."

"Astaga... Ini benar-benar buruk, bagaimana caraku nantinya?" Elmera tampak putus asa.

"Aku bisa mengantarkan mu dengan mobilku," Axe menunjuk mobil satunya yang berada agak jauh darinya.

"Haiz... Tapi kan aku rencananya mau sendiri... Jangan ikut campur."

"Aku tahu, Nona, tapi kau tak punya pilihan lain," Axe menatap.

Elmera menjadi terdiam bingung, tapi di sini Axe yang sudah hampir putus asa meyakinkan Elmera menjadi mencari cara. "Sebenarnya aku bisa mencari cara, tapi, aku hanya ingin mengantarnya... Berhubung dia tak mau, aku akan menyerah saja..." dia menggunakan peta di ponselnya untuk mencari solusi di saat Elmera berpikir harus bagaimana.

Tapi tak lama kemudian Axe memanggil. "Nona Elmera... 4 kilometer lagi ada perkotaan kecil, anda bisa ke sana dan yang aku lihat ada bengkel di sana..." tatapnya.

"Oh, itu bagus, aku akan ke sana..."

"Tunggu, apa anda yakin? Paling tidak biarkan aku menemani, coba anda pikir, jika saja aku tak datang tadi?"

"Hei, maaf ya, tapi aku tadi berencana melarikan diri sendiri... Tapi karena kau menyelamatkanku, yaa aku ucapkan terima kasih... Sekarang kau bisa kembali, jadi sampai jumpa..." Elmera menaiki mobilnya dengan kaca terbuka dan melaju meninggalkan Axe yang menghela napas pasrah.

"Well, speak of the devil, sikapnya muncul lagi...." dia tampak lelah dengan sikap Elmera, tapi mau bagaimana lagi, dia tetap harus berusaha juga.

--

Elmera tampaknya telah sampai di perkotaan kecil itu. Ia melihat kegelapan di sana dan benar-benar menemukan bengkel. "Yey, bengkel... Tunggu..." dia tiba-tiba berhenti karena bengkel itu, "tutup..." ia menatap tanda tutup di sana. "Haiz, sepertinya bengkelnya akan buka besok ya... Lalu, apa yang harus kulakukan sekarang..." dia menatap sekitar dan kebetulan melihat pagar kawat yang melindungi apartemen yang sepertinya adalah hotel.

"Ah, hotel... Itu bagus, ada hotel di jalanan luas ini... Aku akan ke sana..." dia masuk ke wilayah hotel dan memperkirakan barang-barangnya, tapi ia terdiam sebentar menatap kaca mobilnya yang terbuka.

"Hm... Bisa bahaya jika kacanya terbuka... Apa yang harus kulakukan?" ia tampak bingung, tapi ketika melihat sekitar, dia tampak tenang-tenang saja.

"Sudahlah, tak apa... Santai saja... Barang-barangku ada di dalam bagasi yang terkunci, mungkin tak apa membiarkan kaca terbuka, mobil ini punya keamanan sidik jari, jadi tak apa..." dia dengan tenang mengambil barang yang diperlukan di tas serut hitamnya dan berjalan masuk ke hotel yang terlihat sepi itu.

Di parkiran juga tampaknya sepi di malam gelap itu, lalu ia berjalan masuk ke ruang resepsionis, tapi anehnya, itu adalah seorang pria dengan pakaian aneh, tepatnya pakaian yang baru dari tempat sampah membuat Elmera tampak bingung. "E...."

"Hei, mau apa?" Pria itu juga tidak ramah dengan tatapan datar.

"Positif saja, mungkin dia stres karena bekerja malam... Ehem, kebetulan mobilku butuh perbaikan dan bengkelnya pasti buka besok, jadi aku ingin menyewa semalam," tatap Elmera.

"Baiklah, ada di kamar 8 lantai 2," dia langsung memberikan kunci, Elmera lalu mengambilnya. "Bagus... Terima kasih..." dia langsung berjalan ke lift, tapi ketika masuk lift dia menyadari liftnya rusak. "Hm...." ia tampak bingung, lalu kembali ke resepsionis. "Permisi, apakah liftnya mati?"

"Haiz... Hanya perlu naik tangga, Nona! Kau hanya harus berjalan beberapa tangga, lift itu memang rusak..." tatapnya dengan kesal.

Tapi Elmera juga kesal. "Baiklah!! Kau sialan!!" teriaknya membuat pria itu terkejut. "Apa!! Apa yang kau katakan, Bitch!! Apa kau mau aku mengusir mu?"

"Kau bilang apa?! Kau berani padaku?!" Elmera mengepalkan tangan dan berjalan mendekat.

"Huh!! Gadis kecil mau apa huh!!" Pria itu juga tampaknya merendahkannya, tapi mendadak Elmera menarik kerahnya, membuat pria itu terkejut.

"Kau hanyalah pemulung tadi siang yang mengambil baju dari tempat sampah. Kau sampah! Jika tak mau bekerja, jangan bekerja!!" teriak Elmera tepat di hadapan wajahnya, dan seketika dia memukul pipi pria itu yang terkejut.

"Uahk!" Pria itu tak percaya memegang pipinya, mungkin dia heran kenapa gadis seperti itu bisa begitu keras sikapnya.

"Mamam tuh...!" tambah Elmera yang berjalan pergi ke tangga. Tapi ketika masuk tangga, dia terkejut karena tangga itu sangat banyak, padahal dia hanya perlu naik sampai ke lantai dua tapi karena tangga itu banyak, dia seperti naik ke lantai 5.

"Oh sial... Sepertinya aku akan naik tangga sampai besok...." gumam nya dengan suram dan terpaksa naik tangga.

--

"Ha... Ha... Hah...." Elmera tampak kelelahan menaiki tangga hingga sampai di lantai dua. "Astaga... Kenapa lantai dua serasa lantai 5 huf..." ia tampak menghela napas panjang lalu menatap ke arah lorong lantai dua itu, seketika dia terkejut diam karena lorong itu benar benar mengerikan. Gelap dengan hanya adanya lampu berjajar di sekitar lorong.

"Um.... Suasana nya benar benar cripiiii," ia melihat waspada sambil terus berjalan mencari kamar nomor 8. Lalu menemukan nya dan membuka dengan kuncinya. Hotel itu tidak terlalu buruk, kamar nya yang agak lebar dan kasur yang empuk di sana. Kamar mandi juga tersedia menggoda Elmera untuk mandi.

"Aku ingin mandi, tapi ini malam hari... Lagipun perlengkapan mandi di sini tidak lengkap..." ia melirik sabun batangan yang polos di sana lalu menghela napas panjang dan akan langsung tidur.

"Hm... Sangat nyaman...." dia langsung berbaring dan hampir terlelap. Tapi tiba tiba ada suara dari jendela kamar membuat nya terkejut dan langsung bangun duduk. "Apa itu?" dia bahkan menatap jendela, tapi jendela nya masih baik baik saja membuat Elmera bingung.

"Apa ini hanya perasaan ku...?" ia memilih kembali berbaring dan akan terlelap, tapi ia terus merasa ada sesuatu yang sangat aneh.

"Ouh.... Apa yang terjadi, aku merasakan sesuatu di sini...." ia bahkan mengusap usap leher belakang nya dengan tak nyaman, lalu memilih untuk bangun berdiri mengecek tas serut tadi dan berniat mencari ponsel nya.

Namun mendadak ada suara lagi di kaca membuat nya langsung menoleh, kaca itu terbuka membuat Elmera terdiam dengan napas cepat, dia bahkan bersiap untuk menutup tas nya dan membawanya.

"Aku yakin, akan ada sesuatu yang aneh..."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!