Di dunia yang dikuasai oleh kekuatan, Xiao Tian menolak tunduk pada takdir. Berasal dari alam bawah, ia bertekad menembus batas eksistensi dan mencapai Primordial, puncak kekuatan yang bahkan para dewa tak mampu menggapai.
Namun, jalannya dipenuhi pertempuran, rahasia kuno, dan konspirasi antara alam bawah, alam atas, dan jurang kematian. Dengan musuh di setiap langkah dan sahabat yang berubah menjadi lawan, mampukah Xiao Tian melawan takdir dan melampaui segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19: Tujuh Guru, Tujuh Warisan
Saat ilusi itu mulai memudar, Xiao Tian segera sadar bahwa yang ia lihat hanyalah trik dari suku duyung. Ia menarik napas dalam, menenangkan hatinya, dan membuang muka dari sosok yang menyerupai Ling’er.
Para tetua yang sedari tadi memperhatikannya bertukar pandang, lalu mulai berbisik satu sama lain.
"Menarik… dia bisa melepaskan diri dari pengaruh ilusi dengan begitu cepat."
"Biasanya seseorang akan terperangkap dalam khayalan selama berjam-jam, tetapi dia hanya butuh beberapa detik."
"Apakah ini karena pedang pemurni darah yang ia miliki? Ataukah karena Taoisme Tertinggi dalam tubuhnya?"
Pemimpin mereka, seorang pria tua dengan rambut putih panjang yang diikat ke belakang, akhirnya mengangkat tangannya, meminta yang lain untuk diam.
Ia memandangi Xiao Tian dengan senyum tipis sebelum berkata dengan suara tegas, "Kami telah membuat keputusan."
Semua orang, termasuk Xiao Tian, menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Tujuh dari kami sepakat untuk mewariskan keterampilan kami kepadamu dan menjadi gurumu."
Xiao Tian terkejut. Menjadi murid dari tujuh orang hebat ini?
Salah satu tetua lainnya terkekeh. "Kau mungkin bertanya-tanya, mengapa kami tiba-tiba ingin melatihmu?"
"Alasan kami sederhana," lanjut yang lain, "Kau memiliki potensi yang luar biasa, tetapi kau masih mentah. Jika kau ingin bertahan hidup di dunia ini, kau harus lebih kuat."
Xiao Tian diam sejenak, pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan. Mereka… benar-benar ingin melatihnya?
Namun, sebelum ia bisa menjawab, pemimpin mereka kembali berbicara.
"Kami akan memperkenalkan diri kami dan bidang keahlian masing-masing."
Tujuh Tetua Legendaris
Jian Xu – Mantan Kaisar Pedang
Pemimpin di antara mereka. Dikenal sebagai "Dewa Pedang Tanpa Tanding," ia pernah menguasai ribuan teknik pedang dan dikatakan sebagai yang terkuat dalam ilmu pedang. Tetapi suatu hari, ia memilih menghilang dari dunia.
"Aku akan mengajarkanmu seni pedang sejati," katanya dengan suara penuh keyakinan. "Tetapi, apakah kau cukup kuat untuk menanggungnya?"
Shen Mu – Alkemis Surgawi
Dikenal sebagai "Tangan Api Surgawi," ia bisa menciptakan pil langka yang bahkan para raja dan kaisar pun tak berani menolaknya.
"Kau perlu mengerti bagaimana mengolah kekuatan dari dalam, bukan hanya dari pertarungan," katanya. "Aku akan mengajarimu seni alkimia, tetapi kau harus bersabar."
Wei Long – Dewa Tombak
Seorang pria bertubuh tinggi dan kekar, dikenal sebagai pengguna tombak terkuat di tiga alam.
"Jika kau ingin memahami jangkauan dan serangan tanpa batas, maka tombak adalah jawabannya," katanya sambil menancapkan tombaknya ke tanah dengan keras.
Mei Xue – Jenius Sekte Iblis Surgawi
Satu-satunya perempuan di antara mereka, tetapi mungkin yang paling berbahaya. Dulu, ia adalah jenius terbesar sekte iblis, tetapi ia memilih meninggalkan jalannya setelah melihat kebusukan dunia iblis.
"Kau memiliki kegelapan di dalam hatimu," katanya sambil tersenyum. "Aku bisa mengajarimu bagaimana mengendalikan kegelapan itu, bukan dihancurkan olehnya."
Lu Tian – Ahli Formasi Kuno
Seorang lelaki tua yang lebih sering memegang kuas daripada pedang, tetapi kekuatannya mampu menghancurkan seluruh kota dengan satu goresan.
"Kekuatan tanpa kecerdasan hanya akan menjadi kehancuran," katanya. "Jika kau ingin bertahan hidup, kau harus menguasai formasi dan strategi."
Ye Yu – Sang Busur Dewa
Pemuda tertua di antara mereka, memiliki wajah yang masih muda meskipun umurnya sudah ratusan tahun. Ia dikenal sebagai "Pemilik Busur Surga," dan panahnya tidak pernah meleset.
"Kau mungkin bukan pemanah," katanya sambil memegang busurnya, "tetapi kau perlu belajar ketenangan dan kesabaran."
Fa Ming – Biksu Agung dari Kuil Buddha
Seorang biksu dengan jubah kuning keemasan, ia tampak paling damai di antara mereka. Tetapi, senyumannya menyimpan kebijaksanaan sekaligus kekuatan yang sulit diukur.
"Hidup bukan hanya tentang bertarung, membunuh, dan membalas dendam," katanya dengan tenang. "Kau harus belajar mengendalikan hatimu."
Latihan Dimulai
Xiao Tian menatap mereka satu per satu. Tujuh guru dengan tujuh keahlian yang berbeda.
Apakah ini takdir?
Apakah ini jalan yang telah ditentukan baginya?
Tidak.
Ini adalah kesempatan.
Sebuah kesempatan untuk menjadi lebih kuat.
"Baiklah," katanya dengan mata bersinar tajam. "Aku akan belajar dari kalian semua!"
Para tetua saling tersenyum, lalu mulai membawa Xiao Tian menuju tempat latihan mereka yang tersembunyi di dalam pulau.
Petualangan baru telah dimulai.
