Ditinggalkan oleh sang ayah sejak kecil,membuat hidup seorang Galencia Pramudya penuh dengan luka.Hidup serba kekurangan namun tak pernah ia mengeluh.
Hinaan dan bullyan di sekolahnya seolah menjadi makanannya setiap hari,keadaan memaksanya untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Dari sekian banyak mimpinya,namun hanya satu yang paling ingin ia raih yaitu sebuah Kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IAB 8
..."Saat kata sah menggema,ku gantungkan hidupku sepenuhnya pada kalian.."...
...Galencia Pramudya...
...○○○○○○○○○...
SAH
Satu kata begitu terdengar menggema di sebuah aula gedung.Tak lama riuh ucapan Hamdalah saling menyahuti.Nampak raut-raut wajah bahagia bergitu terpancar dari orang-orang yang hadir.
Cia meloloskan nafasnya yang terasa berat.Mendengar satu kata itu seakan menjadi harapan jika itu adalah sebuah kunci untuk membuka pintu kebahagiaan.Cia melihat ke arah sang bunda yang terus tersenyum manis berbalut gamis putih cantik dan sederhana.
Tak ada pesta,hanya acara akad dan tasyakuran bersama 100 anak yatim.Acaranya pun tertutup,hanya di hadiri keluarga besar Adrian dan Amelia.
Amelia melambaikan tangannya pada sang anak.Cia yang sedari tadi duduk bersama saudaranya, berdiri kemudian beranjak menuju sang bunda.Semua terasa asing baginya.
Kini seorang laki-laki dewasa berdiri di hadapannya,menatapnya dengan penuh kehangatan.Tangannya terulur mengusap kepala cia penuh kasih sayang."Sekarang Om sudah sah menjadi orangtuamu,boleh om minta sesuatu sama cia ?"
Suaranya seakan tercekat saat di perlakukan hangat oleh orang lain.Dan cia hanya bisa mengangguk tanpa bisa mengeluarkan suaranya,seorang tercekat di dalam tenggorokannya.
"Mulai saat ini cia panggil om dengan sebutan papa,bisa ?" Pintanya dengan penuh harap.
"Bi_bisa pah " Suaranya nampak gugup
Adrian tersenyum hangat kemudian menarik cia kedalam pelukannya."Terimakasih nak,mulai sekarang kamu adalah putri bungsu papa"
Cia mematung namun tak di pungkiri hatinya merasa hangat dan bahagia.Setelah sekian tahun,inikah rasanya pelukan seorang ayah.Begitu hangat dan nyaman.Cia akui cia suka pelukan ini,harum nya sama seakan merasakan kembali pelukan hangat sang ayah.
Tangan cia perlahan terangkat membalas pelukan Adrian.Semua orang tersenyum melihat adegan di depannya.Terlebih 2 pasang mata yang sedari tadi menatap cia intens.Melihat cia dengan balutan kebaya modern yang sederhana dan pas di tubuhnya,serta rambut panjangnya yang hanya di hiasi jepit bunga berwarna putih menambah pesona cia.Gadis cantik dan imut dengan segala kesederhanaannya.
"Jadi gak sabar bawa pulang bang "Arga sudah tak sabar ingin segera berkumpul bersama di rumahnya.Namun Dirga menahannya agar tak muncul terlebih dahulu.
"Nanti kita sambut mereka di rumah,setelah ini kita pulang duluan.Kita siap-siap di rumah " Suaranya terdengar dingin namun hatinya menghangat saat melihat adegan demi adegan di depannya.
"Siap bang, gue bakal sambut mereka pake karpet merah "
Dirga menggeplak kepala arga "Ya gak gitu juga !" Gemas juga rasanya dengam sikap sang adik yang memang selalu nyeleneh.
"Hehe..selow bang,canda elah"
Semua rangkaian acara telah selesai,Adrian sedang bersiap mengantarkan amelia dan cia kerumahnya dahulu untuk membawa barang-barangnya setelah itu mereka akan langsung pindah ke rumah adrian.
Sedangkan dirga dan arga sudah pamit duluan,mengingat mereka akan membuat kejutan untuk sang bunda dan adik baru nya.
Ketiganya sudah sampai di rumah kecil Cia."Masih ada yang tertinggal gak bun,cia ?"Adrian memastikan kembali bawaan amelia dan cia.
"Gak ko mas,sudah semuanya. CIA ?"
"Cia juga udah beres semuanya bun,pah "
"Ok kalo gitu kita langsung berangkat aja ya! " Ajaknya.
Mereka bertiga langsung naik kedalam mobil untuk segera menuju rumah adrian.Cia menengok lagi ke arah belakang,semakin lama semakin menjauh.Hatinya begitu berat meninggalkan tempat berjura kenangan berasa sang ayah tercinta.Airmatanya menganak di ujung matanya tapi Cia buru-buru mengedip-ngedipkan matanya.Ia tidak ingin ada yang melihat dirinya menangis namun sayang Andrian mengetahuinya,ia faham pasti berat untuk Cia meninggalkan tempat yang sudah menjadi tempat berlindungnya sejak lahir. "Nanti kalau kangen dengan Ayah dan rumah,Cia bisa kesini kapan-kapan " Ujar Andrian membuat Cia terhenyak,ia tidak menyangka ayah sambungnya bisa mengetahui apa yang ada di pikirannya.
*********
Cia termangu di tempat kala ia turun dari mobil dan menatap sebuah rumah besar di depannya.Apa ini istana? Apakah benar ini rumah papa ? Apa ia akan tinggal di istana ini ? Apa ini nyata ?
Semua pertanyaan berputar-putar di kepalanya.Sungguh cia tak pernah menyangka jika ia akan tinggal di sebuah istana megah.Jangankan bermimpi,membayangkannya pun cia tak berani.Ia tak pernah bermimpi hal yang sulit untuk di gapai karena ia tak ingin merasakan kekecewaan.
"Cia,ayo! " .Sebuah suara menyadarkan cia.Perlahan cia melangkahkan kakinya.
Hingga saat Adrian membukakan pintu rumah.
"WELLCOME HOME !!!"🎉🎉
Suara teriakan itu membuat bunda dan cia mematung.Di depannya terdapat 2 laki-laki tampan memegang buket bunga dan boneka.Dan di belakangnya 2 wanita serta 1 orang laki-laki paruhbaya.Semuanya tersenyum manis menyambut Bunda dan cia.
"Selamat datang bunda dan Galencia " Suara yang begitu hangat namun raut wajahnya nampak biasa saja bahkan terkesan dingin.Dirga memberikan sebuah buket bunga kepada sang bunda.
"Wellcome, home sweet home bunda dan adek cia " Berbeda dengan suara yang pertama mereka dengar,kali ini suaranya nampak terdengar ceria dengan senyum lebarnya.Arga begitu excited memberikan sebuah boneka beruang putih besar.
Senyum bunda merekah,sedangkan cia memaksakan senyumnya karena bingung dengan keadaan.Di tambah ia tidak mengenal orang-orang di depannya.
Andrian yang melihat kecanggungan cia segera merangkulnya."Yuk masuk cia, nanti di dalam papah kenalkan semuanya "
Kini semua orang telah duduk di kursi ruang keluarga dengan posisi cia yang di apit oleh Adrian dan Arga.Cia merasa sungkan dan gugup,sungguh ia tak pernah duduk berdekatan dengan seorang laki-laki.
"Cia sayang, kenalkan yang sebelah kanan itu Dirga anak pertama papa kalo yang kiri Arga anak kedua papa. Nah kalo yang pake baju biru itu mang iman tukang kebun disini kalo yang pake baju putih Mba ida satunya lagi Mba ratmi mereka berdua yang selalu merawat dan memasak di rumah ini. "
Bunda dan Cia menatap orang-orang yang di sebutkan sang papa.Mereka tersenyum hangat pada mereka semua.
"Hai,cia kenalkan saya Dirgantara Bumi Arsetya kamu bisa panggil saya Bang Dirga. Abang boleh kan panggil cia Adek ?" Cia mengangguk kaku,cia tak berani menatap wajah dirga.Entah kenapa melihat Dirga seolah ia merasa takut dan sungkan.Ia hanya bisa menunduk saat dirga mengusap kepalanya.
"Gantian bang ih !" Arga langsung merangkul pundak cia "Hai Adek abang yang manis,kenalkan abang Argantara Bumi Arsetya. Adek cia bisa panggil abang Arga atau abang tampan hahaha " Semua orang langsung tertawa mendengar ucapan Arga.Sedangkan Cia hanya tersenyum.Di banding Dirga,cia lebih nyaman dengan Arga karena terlihat sikapnya yang ceria.
"Ok mulai sekarang kami adalah abang-abang gantengnya cia, dan adek cia adalah adik bontot abang,terus bunda itu bunda kita semua. Semua setuju kan NO DEBAT OK!"Lagi-lagi ucapan arga membuat semua orang tersenyum hangat termasuk cia yang tersenyum saat menunduk.
"Makasih sudah menerima kami dengan tangan terbuka,terimakasih juga abang dirga dan abang arga sudah menyambut bunda dan cia dengan hangat.Bismillah semoga keluarga kita selalu di berkahi kebahagiaan dunia dan akhirat. "
"AAMIIN" Ucap semuanya.
"Mm abang boleh peluk adek ?" Cia terpaku dengan pertanyaan dari dirga, sampai saat ini cia belum pernah di peluk seorang laki-laki selain ayahnya.Namun untuk menolak ia tak berani.Cia hanya bisa mengangguk kaku.
Melihat jawaban cia,reflek dirga langsung memeluk cia dengan erat. "Makasih, mulai sekarang adek jangan sungkan sama abang. Kalo ada apa-apa bilang sama abang " .Dirga mencium kepala cia,janjinya dalam hati ia akan menjadi pelindung bagi adik-adiknya.
"Ke abang juga ya dek,pokoknya kalo kamu mau jalan-jalan abang anterin terus kalo ada yang gangguin kamu apalagi cowo kuy lah abang ajak sparing aja" Tak mau kalah arga pun ikut memeluk cia dan mengecup keningnya.
Adrian merangkul sang istri penuh sayang.Tanpa bisa di cegah airmata bunda dan cia mengalir membasahi pipi.Setelah sekian lama,mereka akhirnya bisa merasakan kembali hangatnya sebuah keluarga."Makasih ya mas "
Bunda memeluk erat pinggang adrian menyalurkan semua yang ia rasakan saat ini yang di balas kecupan hangat pada kepalanya yang terbalut hijab.
Semua perasaan bercampur jadi satu di dalam hati Cia,namun hanya satu do'a yang ia panjatkan.Semoga ini bukan hanya sekedar mimpi di siang bolong.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
...♧ CR² ♧...
jangan lama up nya kk /Drool/