NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Bersemi

Ketika Cinta Bersemi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cumi kecil

Di sebuah universitas yang terletak kota, ada dua mahasiswa yang datang dari latar belakang yang sangat berbeda. Andini, seorang mahasiswi jurusan psikologi yang sangat fokus pada studinya, selalu menjadi tipe orang yang cenderung menjaga jarak dari orang lain. Dia lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan, membaca buku-buku tentang perilaku manusia, dan merencanakan masa depannya yang penuh dengan ambisi.

Sementara itu, Raka adalah mahasiswa jurusan bisnis. raka terkenal dengan sifatnya yang dingin dan tidak mudah bergaul, selalu membuat orang di sekitarnya merasa segan.

Kisah mereka dimulai di sebuah acara kampus yang diadakan setiap tahun, sebuah pesta malam untuk menyambut semester baru. Andini, yang awalnya hanya ingin duduk di sudut dan menikmati minuman, tanpa sengaja bertemu dengan Raka.

Yuk guys.. baca kisah tentang perjalanan cinta Andini dan Raka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 HADIAH KECIL, MEMILIKI ARTI BESAR.

Sore harinya, saat keluar dari gedung, ia menemukan Raka berdiri di seberang jalan. masih dengan jaketnya, membawa dua gelas es teh manis.

“Gimana rapat pertamanya?” tanya Raka begitu Andini menghampiri.

Andini mengambil satu gelas, meneguknya, lalu menatap Raka dengan senyum puas.

“Aku ngomong di depan semua orang. Dan… mereka dengerin.”

Raka mengacungkan jempol. “Liat? Aku bilang juga apa. Kamu bukan cuma bisa. Kamu keren.”

Andini menahan senyum yang makin lebar. Hari itu, ia merasa dunia kerja bukan tempat yang terlalu menakutkan lagi. Karena selain keberanian, ia punya satu hal yang selalu jadi kekuatannya: seseorang yang percaya penuh padanya.

Langit sore mulai berubah jingga ketika mereka duduk berdua di taman kecil di dekat kampus. Angin pelan meniup rambut Andini, dan suara anak-anak kecil bermain jadi latar suasana yang hangat.

Andini masih bercerita antusias tentang rapat pertamanya. tentang Bu Mira, tentang data yang ia bahas, dan tentang pujian yang tak ia sangka datang begitu cepat.

Raka hanya mendengarkan dengan senyum bangga. Lalu, setelah Andini selesai berbicara, ia merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna cokelat muda, dibungkus pita sederhana.

“Buat kamu,” katanya, menyerahkannya ke Andini.

Andini terkejut. “Lho, ini apa?”

“Hadiah. Buat keberanian kamu hari ini. Kecil sih… tapi aku pengen kamu inget rasanya pas kamu bisa ngalahin rasa takutmu sendiri.”

Andini membuka kotaknya perlahan. Di dalamnya, ada sebuah gantungan kunci kecil berbentuk bintang. terbuat dari kayu, dengan ukiran halus di permukaannya: “Shine, even when it’s hard.”

Tangannya menggenggam gantungan itu pelan, matanya berkaca-kaca. “Raka… ini lucu banget. Dan maknanya…”

“Kamu bintangnya hari ini, Din,” potong Raka lembut. “Dan aku yakin, kamu bakal terus bersinar di mana pun kamu berada.”

Andini menatap Raka dengan senyum lebar. senyum yang penuh rasa syukur, bahagia, dan cinta yang tak perlu diucap dengan kata.

“Kalau kamu terus di samping aku kayak gini… mungkin aku bisa jadi bintang setiap hari,” gumamnya.

Raka tersenyum, menatapnya penuh arti. “Aku nggak akan ke mana-mana.”

Dan di sana, di tengah sore yang perlahan berubah jadi malam, dua hati merayakan hal-hal kecil. karena mereka tahu, kadang kebahagiaan terbesar datang dari perhatian yang paling sederhana.

" Ngomong-ngomong, kenapa kamu bisa jemput aku? apa kamu tidak bekerja? " Tanya Andini, penuh selidik.

Raka menelan air ludahnya " Aku sudah pulang, jam kerja aku hanya sampai jam 2 siang " Jawab Raka, sambil menggaruk leher yang tidak gatal.

Andini mengangguk paham.

KAFE.

“Eh, sumpah ya, Rak,” kata Denis sambil nyeruput es kopi susu. “Gue masih nggak percaya. Raka. si cowok paling logis sejagad, akhirnya jatuh cinta juga. Kayak... beneran baper gitu.” Denis melirik irfan.

Raka tertawa, geleng-geleng kepala. “Emang kenapa kalo jatuh cinta?”

Denis menyeringai sambil memainkan sendok kecil di tangannya. “Nggak apa-apa. Cuma... biasanya kamu yang nyuruh orang buat jaga jarak dan bahkan paling anti dalam hal percintaan, fokus sama mimpi. Sekarang, liat diri sendiri.”

“Ya karena sekarang aku ngerti " jawab Raka pelan, tapi mantap. “Kadang, seseorang itu nggak ngurangin fokus kita... malah nambah semangat buat ngejar semuanya.”

Irfan dan Denis saling pandang, lalu tertawa bareng.

“Wah, berat nih,” ujar Denis. “Berarti serius?”

Raka mengangguk pelan, senyum tipis di bibirnya. “Banget. Andini tuh… beda. Dia bikin aku pengen jadi versi terbaik dari diri aku. Tapi bukan karena tuntutan, karena… ya, karena dia ada aja.”

Denis meletakkan gelasnya, menatap Raka lebih serius. “Terus, bagaimana dengan Andini? ”

Raka sambil menatap ke luar jendela. “ Kita sama-sama sudah saling tau. aku cuma pengen buktiin kalau aku bisa ada buat dia. bukan cuma pas manis-manisnya, tapi juga nanti… kalau mulai susah.”

Denis tersenyum, lalu mengangkat gelasnya. “Kalau gitu, kita cheers buat Raka. Si cowok paling realistis yang akhirnya jadi romantis.”

Irfan ikut mengangkat gelas. “Dan buat Andini. cewek hebat yang bikin sahabat kita ngomong kayak di film drama!”

Mereka bertiga tertawa bareng, gelas saling beradu. Di tengah aroma kopi dan tawa hangat itu, ada satu hal yang jelas Raka nggak cuma lagi jatuh cinta. dia sedang menata masa depan pelan-pelan, dan Andini ada di tengahnya.

1
Kim Bum
titip sandal ya kak. nanti kalo udah rame balik lagi😁
Marchel: Terimakasih kak, sudah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!