NovelToon NovelToon
The Stoicisme

The Stoicisme

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Berbaikan
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyudi0596

Shiratsuka mendecak, lalu membaca salah satu bagian esai yang ditulis Naruto dengan suara pelan tetapi jelas:

"Manusia yang mengejar kebahagiaan adalah manusia yang mengejar fatamorgana. Mereka berlari tanpa arah, berharap menemukan oase yang mereka ciptakan sendiri. Namun, ketika sampai di sana, mereka menyadari bahwa mereka hanya haus, bukan karena kurangnya air, tetapi karena terlalu banyak berharap."

Dia menurunkan kertas itu, menatap Naruto dengan mata tajam. "Jujur saja, kau benar-benar percaya ini?"

Naruto akhirnya berbicara, suaranya datar namun tidak terkesan defensif. "Ya. Kebahagiaan hanyalah efek samping dari bagaimana kita menjalani hidup, bukan sesuatu yang harus kita kejar secara membabi buta."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyudi0596, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 14

Suasana tenang di ruang klub tidak bertahan lama. Ketukan pelan terdengar di pintu, dan saat pintu terbuka, sosok yang muncul adalah seseorang yang selalu menjadi pusat perhatian di sekolah—Hayama Hayato.

Seolah gravitasi ruangan berubah, atmosfer menjadi lebih berat dengan kehadirannya. Senyum ramah khasnya tetap terpancar, menciptakan aura hangat yang secara alami menarik perhatian siapa pun di sekitarnya.

Hachiman, yang duduk di kursinya dengan tangan bersedekap, langsung terperangkap dalam pikirannya sendiri. "Tentu saja, Hayama Hayato. Sosok yang mampu masuk ke mana saja tanpa diundang, tapi tidak ada yang bisa mengusirnya karena dia terlalu sempurna. Orang yang entah bagaimana bisa berada di pusat segalanya, menarik semua orang di sekitarnya seperti efek 'The Zone' yang hanya dimiliki oleh atlet kelas dunia. Tapi dalam kasusnya, itu lebih seperti kutukan bagi orang-orang di luar orbitnya—terutama aku."

Yuigahama tampak sedikit terkejut, tetapi segera tersenyum. “Ah, Hayato-kun! Ada perlu apa ke sini?”

Hayato melirik sekilas ke arah Naruto, lalu menggeser pandangannya ke Yukino, yang tetap duduk dengan ekspresi netral. Dia tidak menjawab langsung pertanyaan Yuigahama, malah masuk lebih dalam ke ruangan seolah ingin memastikan sesuatu sebelum membuka pembicaraan.

Yukino akhirnya yang memecah kesunyian. “Kalau kau tidak memiliki urusan dengan klub ini, aku sarankan untuk segera pergi.” Nada suaranya dingin, jelas tidak menyukai kehadiran Hayama.

Namun, seperti biasa, Hayama hanya tersenyum, tidak terganggu sedikit pun. “Aku punya urusan, Yukinoshita.”

Naruto menyandarkan tubuhnya ke kursi, memperhatikan interaksi mereka dengan tenang. “Jadi, apa urusanmu?” tanyanya dengan nada santai.

Hayama menatapnya selama beberapa detik, lalu tersenyum tipis. “Aku hanya ingin bicara sebentar. Tentang sesuatu yang menarik perhatianku belakangan ini.”

Di sudut ruangan, Hachiman hanya bisa mendesah dalam hati. "Ini pasti tidak akan menjadi percakapan yang sederhana."

Hayama menarik napas sejenak sebelum akhirnya berbicara. “Aku datang ke sini karena ingin meminta bantuan klub relawan.”

Yukino tetap menatapnya dengan ekspresi datar, tetapi ada sedikit rasa penasaran yang tersirat. “Bantuan dalam hal apa?”

“Ini soal rumor yang sedang beredar di sekolah. Rumor tentang tiga temanku—Tobe, Ouka, dan Yamato.”** Hayama menjelaskan dengan nada serius, jauh dari sikapnya yang biasanya santai dan penuh senyum.

Yuigahama sedikit membelalakkan mata. “Eh? Mereka bertiga? Maksudnya gimana?”

Naruto yang sejak tadi memperhatikan hanya menyandarkan tubuhnya ke kursi dan menyilangkan tangan. “Aku rasa aku tidak perlu bertanya rumor seperti apa. Setelah kasus Hayasaka, gosip di sekolah masih belum mereda, dan sekarang beralih ke mereka bertiga, huh?”

Hayama mengangguk. “Benar. Yamato sebelumnya sudah jadi pusat gosip, tapi sekarang Tobe dan Ouka juga terseret. Mereka mulai dikucilkan, dan meskipun tidak ada bukti kuat, orang-orang mulai mempercayai rumor itu.”

Hachiman yang sedari tadi diam akhirnya mendecih pelan. “Ah, rumor di sekolah. Seperti virus yang menyebar tanpa kendali dan bisa menghancurkan reputasi seseorang dalam hitungan hari.”

Yukino menghela napas kecil. “Jadi kau ingin kami menyelidiki dan menghentikan penyebaran rumor itu?”

“Kurang lebih seperti itu.” Hayama menatap mereka satu per satu sebelum melanjutkan. “Aku tahu mungkin ini terdengar sepele, tapi bagiku, mereka adalah teman. Dan aku tidak bisa diam saja melihat mereka dihancurkan oleh sesuatu yang tidak jelas.”

Untuk sesaat, suasana di ruangan itu hening.

Naruto mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja, lalu menatap Hayama. “Baiklah, aku tertarik. Tapi sebelum aku setuju membantu, aku ingin tahu satu hal.”

Hayama mengangkat alisnya. “Apa itu?”

“Apakah kau benar-benar percaya kalau mereka bertiga tidak bersalah?” Mata Naruto menatap tajam, menunggu jawaban yang keluar dari mulut Hayama.

Hayama terdiam sejenak setelah mendengar pertanyaan Naruto. Tatapan matanya tidak goyah, tetapi ada sesuatu yang tampak mengganjal di dalam dirinya.

"Aku tidak bisa menjawab itu dengan pasti," katanya akhirnya. "Tapi menurutku, kita tidak perlu mencari siapa yang benar-benar bersalah. Tidak semua kebenaran harus dipublikasikan. Cukup aku saja yang tahu."

Hachiman, yang sejak tadi mendengarkan dengan ekspresi datarnya, langsung mencibir pelan. "Ah, jadi begini ya cara kerja pahlawan sekolah? Menerima semua tanpa perlu mengusik kenyataan yang tidak menyenangkan?"

Yuigahama melirik Hachiman dengan sedikit khawatir, tetapi tidak bisa membantahnya. Yukino pun memperhatikan Hayama dengan tatapan tajam.

"Jadi maksudmu," Yukino berkata dingin, "Kau ingin kami membersihkan rumor, tetapi tidak berusaha untuk mencari tahu siapa yang sebenarnya menyebarkannya?"

Hayama mengangguk pelan. "Ya. Jika kita membeberkan semuanya, itu hanya akan menciptakan lebih banyak masalah. Yang penting adalah menghentikan rumor yang bisa merusak kehidupan mereka."

Naruto menyandarkan tubuhnya ke kursi, menghela napas panjang. "Kau ingin solusi tanpa perlu menghadapi akar masalahnya. Kedengarannya seperti kompromi yang buruk."

Hayama tidak menjawab langsung, tetapi ekspresinya menunjukkan bahwa dia sudah mempertimbangkan ini matang-matang.

Naruto melirik ke arah Yukino, matanya seolah berkata, "Kaichou, kau yang memutuskan."

Yukino menyadari tatapan itu. Dia diam sejenak, mempertimbangkan, lalu menghela napas kecil. "Baiklah, aku akan menerima permintaan ini."

Yuigahama tampak sedikit terkejut, sedangkan Hachiman hanya mendecih pelan. Hayama mengangguk dengan tenang, menunjukkan senyuman tipis khasnya.

Namun, sebelum mereka benar-benar mulai, Yukino menyandarkan punggungnya ke kursi dan menatap lurus ke arah Hayama. "Sebelum itu, aku ingin kau menjelaskan lebih rinci tentang ketiga temanmu. Bagaimana karakter mereka? Bagaimana mereka bertindak? Jika kita ingin menyelesaikan ini, kita harus memahami siapa mereka."

Hayama mengangguk, "Baik. Aku akan menjelaskannya."

Suasana di ruang klub menjadi lebih serius. Semua menunggu penjelasan Hayama tentang tiga orang yang terlibat dalam rumor tersebut—Tobe, Ouka, dan Yamato.

Setelah Hayama selesai menjelaskan karakter masing-masing, Yukino terdiam, tangannya bertaut di atas meja, matanya menyipit seolah menganalisis kepingan informasi yang baru saja diberikan.

Naruto menyandarkan punggungnya di kursi, menatap Yukino dengan santai. Yuigahama menoleh ke arahnya, menunggu reaksi, sementara Hachiman hanya melipat tangan dengan ekspresi skeptis.

"Jadi, motif apa yang kira-kira mendorong mereka?" Yukino bergumam pelan, lebih kepada dirinya sendiri.

Naruto mengangkat alis. "Ada banyak kemungkinan, tapi motif paling sederhana biasanya berkaitan dengan kepentingan pribadi. Entah itu dendam, rasa tidak suka, atau keinginan mengendalikan situasi."

"Atau bisa juga sesuatu yang lebih sepele," Hachiman menimpali, "seperti kesalahpahaman, iri hati, atau sekadar kebodohan."

Yukino mengangguk kecil, ekspresinya masih serius. "Jika kita melihat bagaimana rumor ini menyebar, ada kemungkinan salah satu dari mereka memulainya... tapi ada juga kemungkinan bahwa mereka hanya terjebak dalam sesuatu yang lebih besar."

Yuigahama menghela napas. "Berarti kita harus mencari tahu lebih dalam, ya?"

"Tentu saja." Yukino menatap Hayama. "Apakah kau memiliki dugaan siapa yang paling mungkin menjadi penyebab utama rumor ini?"

Hayama tidak langsung menjawab. Matanya sedikit berkabut, seolah menyembunyikan sesuatu. "Aku punya beberapa pemikiran... tapi seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak ingin pelakunya dipublikasikan. Cukup kita saja yang tahu."

Hachiman mencibir pelan. "Menjaga citra, ya? Klasik."

Naruto hanya menatap Hayama, ekspresinya sulit ditebak. "Baiklah, kalau begitu, kita akan mencari tahu sendiri."

Yukino akhirnya mengetuk meja ringan, menandakan diskusi selesai untuk saat ini. "Kita akan menyelidiki ini lebih lanjut. Untuk sekarang, lebih baik kita mulai mencari sumber awal dari rumor tersebut."

Dan dengan itu, investigasi pun dimulai.

Yukino menarik napas pelan sebelum menutup matanya sejenak, seolah menimbang sesuatu. Lalu, dengan suara tegas namun tetap tenang, ia berkata, "Karena kalian bertiga berada di kelas yang sama dengan mereka, kurasa akan lebih efektif jika kalian yang menangani masalah ini."

Hachiman mengerutkan dahi. "Jadi, maksudmu kami yang harus mengusutnya?"

"Tepat sekali." Yukino mengangguk ringan, "Kalian lebih mudah mengamati mereka, mencari celah dalam interaksi sehari-hari. Lagipula, jika aku ikut campur terlalu dalam, bisa jadi mereka malah bersikap lebih tertutup."

Yuigahama tampak sedikit terkejut, tapi kemudian ia tersenyum kecut. "Yah... kurasa ada benarnya. Kalau kami yang mencari tahu, mereka nggak akan terlalu curiga."

Naruto yang sejak tadi hanya menyimak akhirnya menoleh ke Hachiman. "Kau bisa menangani ini?"

Hachiman mendengus. "Bukannya aku punya pilihan lain."

Naruto terkekeh kecil sebelum menambahkan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua yang akan bergerak di lapangan, dan aku akan tetap membantu dari sisi analisis."

Hayama yang sejak tadi diam akhirnya tersenyum kecil. "Terima kasih sudah mau menangani ini."

Hachiman hanya mendesah, sementara Yukino menatap mereka bertiga dengan penuh harapan. "Baiklah, kita akan bertemu lagi setelah kalian menemukan sesuatu. Jangan buat usaha kita sia-sia."

Dengan itu, investigasi mereka resmi dimulai.

1
Tessar Wahyudi
Semoga bisa teruss update rutin, gak apa-apa satu hari satu chapter yang penting Istiqomah. semangat terus.
Eka Junaidi
saya baca ada yang janggal, seperti ada yang kurang. coba di koreksi lagi di chapter terakhir
Nekofied「ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ」
untung bukan sayaka 🗿
Tessar Wahyudi: ah nanti terjawab seiring cerita berjalan
Nekofied「ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ」: walaupun masih bingung 🗿 mc nya renkarnasi atau bukan
total 3 replies
Eka Junaidi
Masih dipantau, semoga gak macet seperti karya lainnya. atau semoga semuanya bakal di lanjutkan lagi.
Eka Junaidi
Itu sinar matahari pagi atau sore, kok dia akhir Naruto menemukan dokumen Yamato hanya dalam waktu satu jam setengah. jika Naruto Dateng pagi jam setengah enam, setidaknya waktu baru menunjukkan pukul tujuh pagi. jadi itu adalah typo.
Eka Junaidi
mantap, semangat nulisnya bro
anggita
like👍pertama... 👆iklan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!