NovelToon NovelToon
Ku Miskinkan Suami Penghianat

Ku Miskinkan Suami Penghianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~

simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Terakhir dirumah.

"yaa terserah ibu kalau begitu, berarti kita hanya akan bertahan dengan gaji Mas Rudi yang gak seberapa itu. Berarti ibu sanggup jika harus berhenti ikut arisan dengan geng ibu, dan kamu juga niken. Kamu harus bisa mencari uang sendiri jika masih mau melanjutkan kuliah" kataku dengan tegas. Membuat keduanya membelalakan mata mendengar perkataan yang keluar dari mulutku.

"Kamu udah gila ya Ndine, ngga ngga gak bisa! Enak aja!! Kamu usaha lah bagaimana cara biar bisa membiayai kebutuhan ibu dan Niken, jangan cuma mau nya ongkang-ongkang kaki aja!" kata Bu Murni membuatku menyeritkan kening.

"Aku? Usaha, ibu gak salah? Yang kepala rumah tangga di rumah ini itu Mas Rudi bu, jadi wajar kalau dia yang membiayai semua kebutuhan rumah termasuk ibu dan adiknya. Lah kalau aku, aku gak ada kewajiban buat biayain kehidupan ibu dan juga Niken!" kataku dengan santai, tentu saja itu membuat Bu Murni dan juga Niken mendengus kesal.

"udahlah, males banget ibu ngomong sama kamu! Ibu mau makan aja, bii,,,, bibiiiii masak bi, saya mau makaaannn" teriak Bu Murni membuat bi asih lari terpogoh-pogoh menghampiri nya.

"Maaf bu, semua bahan masakan habis jadi nya saya belum masak. Lagian kata non Andine hari ini kita gak masak" kata bi Asih tanpa rasa takut.

"Apa!!! Kamu tu ya Ndine bener-bener boros banget, kenapa kamu gak beli aja bahan buat bi Asih masak. Di banding kamu harus pesan makanan banyak untuk kita?!" tanya bu Murni.

"Bu,,, saya sama bi Asih sudah capek membereskan barang-barang dirumah ini, ditambah bahan masakan juga sudah habis dan kami gak sempat beli. Lagian untuk apa ngisi lagi, kan kita akan pindah dari rumah ini. Dari pada ibu marah-marah mendingan sekarang ibu pesan makanan untuk ibu dan juga Niken, Andine mau mandi!!!" kataku yang langsung melangkah kan kaki menuju kamar dilantai atas tanpa menghiraukan teriakan ibu mertua yang meminta uang untuk membayar pesanannya.

"dia yang mau makan kok aku yang bayar, enak aja! Sudah cukup aku bodoh selama ini, kalian harus membayar semuanya. Lihat aja, setelah semua bukti terkumpul dan aku resmi bercerai dari Mas Rudi masih ada kejutan yang menanti untuk kalian" gumam ku dengan seringai kecil.

Sementara itu di lantai bawah, bu Murni masih saja mengomel karna perlakuan Andine yang sangat berbeda beberapa hari ini. Dimatanya, Andine menjadi sosok yang sangat pelit dan perhitungan.

"dia itu kenapa sih sebenernya, kayanya kita gak ada buat kesalahan sama dia. Iya kan ken?" kata bu Murni pada anak bungsunya itu.

"iyaa bu,, aku juga heran sama mbak Andine, kenapa sikapnya beda begitu ya? gak mungkin hanya karna perusahaannya yang bangkrut mbak Andine malah melampiaskannya ke kita, pasti ada sesuatu bu" kata Niken yang juga di angguki oleh Bu Murni.

"Atau jangan-jangaaann,,,,,,"

"jangan-jangan apa bu?" tanya Niken penasaran.

Bu Murni pun menoleh kekanan dan kekiri, kemudian membisikkan suatu hal pada Niken yang mampu membuat mata perempuan itu membola.

"I-ibu gak salah?" tanya Niken dengan tak percaya.

"untuk apa ibu bohong?! Ibu bahkan sudah di kenalkan langsung beberapa waktu lalu" kata bu Murni dengan berbisik.

Niken pun menghempaskan badannya di sofa yang belum di tutupi kain putih oleh Andine, sengaja untuk mereka duduk bersantai. Dan akan di tutup ketika mereka akan meninggalkan rumah itu besok.

"gawat bu,,, gawat kalau sampai mbak Andine sampai tau soal itu!" kata Niken dengan nada panik.

"haalaaahh gawat kenapa? Toh dia juga sudah bangkrut dan udah gak punya apa-apa lagi, jadi apa yang harus di khawatirkan. Saat ini, lebih baik Mas mu itu sama perempuan itu dari pada sama Andine yang udah gak bisa ngasih kita apa-apa!" kata bu Murni membuat Niken menatap ibu nya dengan tatapan tak percaya.

"bu,,, ibu serius ngomong kaya gini? Bu, aku emang kurang suka sama mbak Andine tapi bukan berarti aku membenarkan apa yang Mas Rudi lakukan. Aku ini perempuan bu, aku bisa merasakan sakitnya jika di khianti seperti itu" kata Niken membuat bu Murni terkekeh kecil.

"halaaahh,, udahlah, kamu itu anak kecil. Kami gak perlu lah ikut-ikutan masalah kaya gini, kamu itu taunya cukup kuliah aja yang bener. Okey!" kata bu Murni membuat Niken menggelengkan kepala mendengar perkataan ibu nya.

"Mendingan kamu pesen makan untuk kita, ibu mau makan ayam bakar penyet pakai sambal hijau dan sambal merah ditambah sama bumbu rempah bebeknya di tempat langganan kita" kata Bu Murni membuat Niken langsung mengambil ponselnya dan memesan makanan yang ibu nya minta sebanyak dua porsi.

"sudah,, nanti ibu yang bayar, aku pesan dua porsi untuk kita" kata Niken dengan nada ketus.

"okee" jawab bu Murni.

Dari tadi mereka tak mengetahui jika bi Asih mendengar dan merekam apa yang mereka bicarakan, bi Asih pun tersenyum puas dengan hasil rekaman yang ia dapat meskipun di awal tidak terdengar jelas.

"non, bibi sudah kirimkan rekaman yang akan buat non terkaget-kaget" tulis bi asih pada pesan yang dia kirimkan untuk Andine.

Bi Asih pun langsung kembali kedalam kamarnya, karna takut keduanya keburu sadar jika tengah di perhatikan.

Sore hari nya, tepat setelah maghrib Mas Rudi pulang dengan wajah kusut. Aku yang membuka kan pintu pun merasa heran dengan kondisi Mas Rudi.

"Ada apa Mas?" tanya ku.

"hufftt,,, akan ada seleksi karyawan di kantor, bagi karyawan bermasalah dan sering absen akan mendapatkan surat phk nantinya" katanya dengan wajah lesu. Aku pun terdiam, kebetulan yang tak disangka.

"sabar mas, lagian selama ini kan kamu rajin masuk. Otomatis absen kamu juga bagus, malah kamu kan sering lembur. Iyakan?" kataku dengan senyum lembut.

Mas Rudi pun terdiam dan menatap ku dengan tatapan yang sulit di artikan.

"ke-kenapa? Apa aku salah bicara?" tanyaku.

Mas Rudi pun hanya diam, kemudian memasuki dapur dan mengambil air putih dingin yang tersedia di kulkas.

"ibu dan Niken sudah di sini?" tanyanya.

"sudah dari tadi siang, sekarang sedang di kamar tamu. Oiyaa aku gak masak hari ini karna semua bahan makanan habis, tolong pesan kan makanan ya mas untuk kami semua. Jangan lupa untuk bi Asih" kata ku dengan senyum mengembang.

"Apa?! Kamu gak salah Ndine, uang ku tinggal sedikit ini. Mana mungkin aku pesen makanan untuk kita semua, apa gak bisa pakai uang kamu dulu?" tanya Mas Rudi.

"maaf mas, uang ku juga sudah habis. Kamu kan tau Atm dan karti credit ku sudah terblokir" kataku dengan menundukkan kepala.

"ck, yasudah lah nih. Suruh aja bi Asih beli nasi goreng yang di depan perumahan itu, harganya juga murah tapi rasanya enak. Mas hanya punya uang ini, oiyaaa mas sudah dapat kontrakannya tadi siang. Jadi besok Mas kerja setengah hari dan kita akan pindah ke kontrakan siang nya" kata Mas Rudi membuatku menganggukan kepala.

Setelah Mas Rudi naik kelantai atas, aku pun meminta bi Asih untuk membeli lima porsi nasi goreng untuk makan malam kita.

"baik non" kata bi Asih.

"bi,,,," kataku dengan suara kecil.

"yaa ada apa non?" tanya bi Asih.

"Beli nasi goreng nya tiga bungkus aja ya bi, untuk kita nanti akan saya pesan dari restoran biasa" kata ku dengan suara berbisik.

Bi Asih pun membulatkan mulut dan menyatukan ibu jari dan jari telunjuknya berbentuk huruf O.

"kalau gitu, saya jalan dulu ya non" kata bi Asih membuatku menganggukan kepala.

sambil menunggu bi Asih, aku pun menghubungi salah satu orang kepercayaanku di restoran. Aku meminta orang itu mengantarkan dua bungkus nasi lengkap dengan lauknya melalui pintu belakang yang menyatu langsung dengan kamar bi Asih dan dapur kotor.

"ini mbak silahkan" katanya, aku pun menerima dua bungkus makanan itu dengan cepat dan memberikan tips untuk nya.

"terimakasih ya" kataku yang langsung kembali masuk kedalam rumah melewati dapur kotor dan menaruhnya di laci yang ada di dapur itu.

"nah,, kalau gini kan gak akan ketauan, lebih baik aku siapin piring dulu untuk makan. Aku akan pura-pura makan nasi goreng itu nanti, aku ambil sedikit-sedikit dari porsi mereka hahaha. Andine dilawan!!! Rasakan!!!" kataku tertawa tanpa suara.

1
Nur Hafidah
perlu diselidiki itu
QueenRaa🌺
semangat up thor💪 ditunggu kelanjutannyaa
QueenRaa🌺
kok bisa si sekuat ituu😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!