Seorang gadis bernama Sheritta yang bekerja di sebuah toko pastrynya bersama dengan kedua orang temannya yaitu Ethelia dan Vienna yang juga membantunya untuk membuka toko itu sampai akhirnya sekarang dapat berjalan dengan beberapa karyawan lainnya.
Ia menyadari pria yang lebih tua darinya 2 tahun yang merupakan langganan toko pastrynya itu ternyata adalah orang yang sama yang dulu pernah menyelamatkannya dari sebuah musibah.
Pria itu bekerja di perusahaan kosmetik yang di mana terdapat suatu rahasia yang selalu ditutup oleh perusahaan kosmetik yaitu portal yang berada di sebuah ruangan diskusi dipercaya pada zaman dulu portal itu selalu terbuka lebar dan tidak pernah tertutup.
Apakah isi dari portal itu? Bagaimana bisa terdapat portal rahasia di sana? Dan apakah kehidupannya Sheritta berubah total setelah kejadian aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 22 - UNKNOWINGLY
Saat di toko pastrynya Sheritta beserta teman-temannya. terlihat banyak orang yang sedang berkunjung dan membeli pastry serta minuman mereka untuk sarapan ataupun hanya sekedar camilan saja. Di saat itu Vienna yang sedang mengurusi kasir bertanya sesuatu dengan senang kepadaku yang baru saja selesai mengurusi pesanan pelanggan.
“Rit, hari Sabtu ini kamu kosong kan? Aku ingin undang kamu ke pesta bazaar, si Ethelia juga ikut kok. Tapi ini tipe bazaar yang di dalem ruangan gitu, di dalem ballroom” tanya Vienna dengan antusias dan penasaran kepadaku.
Aku pun menjawabnya dengan antusias dan ekspresi wajah yang senang, “Oh iya, aku mau ikut dong. Lokasinya di mana ya?”
Vienna pun menjawabku sambil tersenyum, “Nanti aku sharelok ke kamu aja ya”
Aku pun mengangguk sambil tersenyum dan menjawab “Oke”
Warna suaranya yang kuning bercampur warna jingga itu pun sangat membuat hatiku ikut merasakan antusias dan rasa senangnya ketika ia menyampaikan hal itu kepadaku.
Tak lama kemudian, Zayden yang sudah sangat sering ke toko ini bahkan sudah bisa disebut langganan ke sini terlihat sedang berjalan masuk ke dalam toko pastryku lalu langsung menuju meja kasir dan memesan sebuah cinnamon roll dan kopi cappucino.
Setelah ia selesai memesan makanan tersebut, ia pun akhirnya menyadari keberadaanku yang saat itu sedang mengurusi bagian kasir. Lalu ia pun langsung saja menatapku dengan dalam dan perasaannya yang juga khawatir karena ia sangat peduli terhadapku sejak di RS itu. Setelah itu, ia pun tiba-tiba bertanya tentang keadaanku saat aku sedang memasukkan jumlah nominal harga pastry tersebut yang harus dibayar saat itu ke dalam monitor komputer, “Kamu sudah baikan rit?”
Tak berapa lama setelah aku selesai memasukkan biaya harga pastrynya, aku pun langsung menoleh ke arahnya dan menjawabnya sambil tersenyum senang, “Aku sudah baikan den, kalau kamu gimana?”
Setelah itu, Zayden pun mengangguk saja lalu menjawabku, “Baguslah, kalau aku jangan ditanya, jelas baik juga. Oh iya aku duduk sebelah sana ya”
Kata Zayden sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah meja dan kursi yang ada di tepat samping kirinya. Aku pun menjawabnya kembali sambil tersenyum, “Oke den, nanti kami samperin ke sana”
Warna suaranya biru muda seperti pada biasanya saat ia mengobrol denganku sangat membuatku merasa tenang dan rileks kembali, meskipun aku baru saja mulai bekerja kembali setelah sakit. Namun terdapat sedikit warna lilac yang artinya dia juga mengkhawatirkanku setelah semua yang terjadi kepadaku.
Lalu aku pun memberitahunya total biaya yang harus dibayar dan ia pun memberikanku kartu kreditnya untuk membayar, setelah itu aku pun melanjutkan proses pembayarannya.
Setelah semua proses pembayarannya selesai aku pun memberikannya kembali kartu kreditnya dan juga kertas struk pembeliannya sambil berkata dengan tersenyum ramah dan menutup kedua tanganku kepadanya, "Terima kasih banyak telah membeli"
Sesaat setelah aku mengembalikan kartu kreditnya dan memberikannya kertas struk pembelian itu, tiba-tiba saja ponselku berdering dari atas rak meja kasirku itu dan pada saat aku ingin mengangkatnya, aku melihat nama kontak yang sedang menghubungi itu dan ternyata itu adalah kakak Lithia sedang menghubungiku. Setelah aku mengetahui hal itu pun, aku langsung mengangkat telepon itu dan berbicara dengannya.
“Hallo” sapaku di telepon kepada kak Lithia.
Lithia pun tersenyum senang setelah mendengar sapaanku lalu ia pun menyapaku kembali dengan nada bicara yang santai dan senang, “Hallo juga rit, aku ingin tanya apakah besok jam 9 pagi kamu bisa ke taman di depan kantor perusahaan kosmetik kami?”
Aku pun bingung setelah mendengarnya karena tiba-tiba dia menyuruhku ke perusahaan kosmetiknya lalu aku pun langsung bertanya kepadanya, “Apakah untuk bertemu dengan Armelyn?”
“Iya betul sekali, kamu bisa kan?” tanya Lithia dengan perasaan yakin.
Aku pun menjawabnya dengan perasaan lega dan santai, “Kalau itu sih aku bisa kak, nanti tolong di sharelok aja ya”
“Oke, aku tutup teleponnya ya” jawab Lithia sambil tersenyum.
Lalu Lithia pun langsung menutup teleponnya itu dan tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu ruangannya Lithia dan ternyata orang itu adalah Armelyn yang baru saja datang karena barusan Lithia mencarinya.
Armelyn pun tersenyum ramah ke arah Lithia dan bertanya, “Hallo kak, ada apa ya mencari aku?”
Lithia pun menatap Armelyn dengan perasaan senang dan tersenyum kembali kepadanya lalu menjawab, “Iya, kamu masuk saja dan duduk sini dulu ya”
Kata Lithia sambil menunjuk kursi yang ada di samping kirinya itu lalu Armelyn pun mematuhi Lithia untuk duduk di kursi yang ada di sana. Setelah Armelyn duduk di samping kirinya, Lithia pun berkata kepadanya sambil tersenyum “Oh iya kalau besok jam 9 pagi bisa kan kita ketemu di taman perusahaan ini yang bagian depan itu lho”
Armelyn pun bertanya kembali karena kebingungan, “Bisa kak, tapi kenapa harus di sana ya kak?”
“Nanti kamu akan tahu sendiri kok” jawab Lithia sambil tersenyum tipis dan menepuk pelan pundak kanannya Armelyn.
Tiba-tiba Armelyn pun teringat akan tugasnya yang belum selesai, ia pun bertanya kepada Lithia apakah ada lagi yang perlu dia sampaikan, “Oh iya kak, aku harus segera rekap dokumen untuk ketua divisi HRD, jadi ada lagi kah yang mau kakak bicarain?”
“Oh iya kamu tidak penasaran kah dengan simbol kupu-kupu di lenganmu itu?” tanya Lithia karena tiba-tiba teringat dengan simbol kupu-kupunya yang memang sudah lama menghilang beberapa hari lalu.
“Kenapa kak?” jawab Armelyn sambil memeriksa tangan kanannya itu, ternyata saat ia melihatnya kembali, simbolnya sudah hilang. Ia pun terkejut lalu bertanya kembali kepada Lithia sambil meraba simbol kupu-kupu yang dulunya ada di tangan kanannya itu, “Lah kak, kok bisa hilang simbolnya?”
Lithia pun memegang tangan kanannya lalu menoleh ke arah Armelyn dan berkata sambil tersenyum menenangkan dirinya, “Memang sudah hilang lyn, sejak beberapa hari yang lalu pas Rashilla sama bapak Marvin dibawa ke RS karena kecelakaan kecil itu”
Armelyn pun kaget setelah mendengar hal itu, karena ini terjadi di luar prediksinya. Ia pun bertanya kembali, “Lalu untuk efeknya tidak ada kah?”
“Tidak ada lyn, jadi kalau kamu mau memutuskan kontrak magang di sini juga bisa tanpa ada efek apa-apa lagi” jawab Lithia sambil tersenyum gembira dan mengelus rambutnya Armelyn.
Armelyn pun menatap Lithia dengan tatapan yang penuh kebingungan dan rasa tidak percaya lalu ia pun bertanya kembali, “Lalu kok bisa tiba-tiba menghilang?”
Lithia pun menjawab kembali dengan raut muka yang sedikit sedih karena harus mengingat hal tidak menyenangkan ini lagi, “Sekretaris kita yang baik hati si Rashilla telah mengorbankan dirinya agar simbol kupu-kupu di lengan kanan kita ini bisa hilang dan tidak ada efek apa-apa yang diberikan kepada kita”
“Hah? Jangan bilang Rashilla meninggal? Owalah jangan-jangan karena ini makanya kita libur 3 hari ya? Astaga aku baru tahu” jawab Armelyn dengan perasaan sedih dan merasa bersalah karena baru mengetahui ini semua sekarang.
Lithia pun menatap ke arah Armelyn dengan tatapannya yang lembut dan menenangkannya dengan menepuk pelan pundak kanannya lalu berkata sambil tersenyum hangat kepadanya, “Iya benar dan kamu tidak usah sebegitunya khawatir, sedih, panik karena ini semua sudah berlalu dan sudah terjadi”
“Astaga kak” jawab Armelyn dengan perasaan yang cukup sedih lalu Lithia yang menyadari hal itu pun langsung memeluknya dengan lembut dan mengelus rambutnya Armelyn yang lurus terurai itu.
Setelah itu, Lithia akhirnya melepaskan pelukannya itu lalu berkata kepada Armelyn dengan perasaan tenang, “Oh iya, aku baru tahu kamu ada tugas lagi. Oke deh semangat ya, kamu pasti bisa”
Lithia pun melambaikan tangannya kepada Armelyn dan Armelyn pun melambaikan tangan kembali kepadanya sambil tersenyum gembira lalu berjalan keluar dari ruangannya Lithia itu.
yuk mampir kenovel aku