NovelToon NovelToon
Aku Mau Anakku Hidup Lagi

Aku Mau Anakku Hidup Lagi

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Pasangan rumah tangga Kisman dan Mawar kehilangan anak satu-satunya karena sakit. Mereka tidak bisa menerima kenyataan pahit dan menginginkan putri mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke Tempat Orang Sakti

Mobil yang disetir Bandi melaju dengan kecepatan lumayan tinggi. Menjadi raja jalanan karena memang tidak ada lalu-lalang yang lain. Sepanjang jalan begitu sepi.

              Kisman dan Mawar tidak melihat satu pun kendaraan lain yang berpapasan dengan mereka. Tidak ada juga mobil atau motor yang mereka salip atau mendahului.

              Tapi ada hal-hal aneh yang mereka lihat sepanjang jalan.

              Sesuatu yang mereka diamkan saja persis seperti apa yang Bandi pinta.

              Apa-apa yang mereka lihat tapi tidak untuk dibicarakan satu sama lain;

              Mawar yang sedang melihat ke arah luar jendela dikagetkan dengan sebuah penampakan horor.

              Di pinggir jalan seberang kanan Mawar melihat penampakan yang baru pertama kali dalam seumur hidupnya ia saksikan secara langsung.

              Ada seorang perempuan bergaun putih berdiri di pinggir jalan. Rambutnya lebat dan panjang.

              Perempuan itu berdiri berlawanan arah memunggungi Mawar.

              Punggung perempuan itu berlubang dan berlumur darah.

              Mawar pernah melihatnya.

Tapi di siang hari. Itu pun di sebuah film yang ditayangkan di televisi.

              Kisman yang sedang melihat ke arah luar jendela dibuat jantungan dengan sebuah penampakan.

              Di pinggir jalan sebelah kiri Kisman melihat penampakan yang baru pertama kali dalam seumur hidupnya ia temui.

              Ada kepala kambing bertanduk buntung yang tergeletak di jalan.

              Seramnya kepala kambing itu mengedipkan mata sambil menjulurkan lidahnya kepada Kisman.

              Bandi pun selaku makelar orang sakti tidak luput dari sosok hantu-hantu yang menampakan diri.

Bedanya Bandi sudah terbiasa melihat hal-hal semacam itu. Sehingga ia bisa dengan tenang menguasai rasa takut.

Kisman dan Mawar mungkin tidak bisa melihat apa yang Bandi lihat.

Setelah menjemput Kisman dan Mawar di rumah mereka Bandi duduk di kursi kemudi tidak sendiri.

Itu juga lah alasan mengapa Bandi menyuruh Kisman dan Mawar duduk di bangku belakang.

Karena di kursi depan Bandi sudah ada yang menemani.

Sosok pocong berkain lusuh bermuka gosong yang duduk di sebelah kiri.

Selalu begitu.

*

              Setelah memakan cukup waktu perjalanan semakin dekat sampai di titik temu.

Jalan semakin menyempit. Kanan kiri mereka tinggal hutan dan hutan. Yang dapat dilihat hanyalah kegelapan yang lebih pekat.

Bandi mengurangi tekanan injakan kaki pada pedal gas mobilnya.

              Mereka melambat,

Bandi membawa penumpangnya menyeberang ke sisi kanan jalan,

Ia tidak perlu menoleh ke arah belakang untuk berbelok karena tidak ada satu pun selain mereka di sana.

              Mobil hitam itu akhirnya berhenti.

Mereka berhenti di pinggir jalan di depan sebuah batu besar yang menjadi patokan.

“Sudah sampai”,

“Mari kita turun”, perintah Bandi.

Bersama-sama. Bandi, Kisman dan Mawar keluar dari dalam mobil.

Begitu turun dari mobil Bandi segera mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong dalam jaketnya.

Sebuah buntalan kain berwarna hijau, Bandi lekas membuka ikatannya.

Isi di dalam kain itu adalah tiga buah tali kain berwarna merah dan tiga kelopak bunga mawar hitam.

              “Ambil tali merah ini, ikatkan pada jari telunjuk tangan kiri”, perintah Bandi.

              Mereka bertiga melakukannya bersama-sama. Mengikat tali kain berwarna merah itu pada jari telunjuk tangan kiri sendiri-sendiri.

              “Yang kencang, jangan sampai terlepas”, Bandi memberi peringatan.

              “Ambil kelopak kembang ini lalu makan”, perintah Bandi.

              Bandi, Kisman dan Mawar mengambil kelopak bunga mawar hitam satu-satu lalu mereka memakannya.

              “Telan sampai habis”, Bandi memperingatkan.

              “Sekarang berjalan lah masuk ke dalam hutan”,

              “Dari batu ini berjalan lah lurus masuk ke dalam hutan”,

              “Terus lah berjalan dan jangan berhenti sampai kalian menemukan sebuah rumah”,

              “Di rumah itu lah orang sakti itu tinggal”,

              “Aku akan menunggu di sini sampai kalian berdua kembali”,

              Perintah Bandi kepada Kisman dan Mawar.

              Mulai dari sini Bandi tidak lagi ikut. Kisman dan Mawar yang harus melakukannya. Tugas Bandi hanya sebagai seorang perantara.

              “Jika kalian melihat sesuatu”,

              “Diamkan saja”,

              Pesan Bandi yang selalu ia ulang-ulang.

              Kisman dan Mawar mulai berjalan memasuki hutan. Hanya sekejab saja mereka sudah hilang dari pandangan.

1
Vermeer
luar biasa
Vermeer
penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!