Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Arthur.
Ya, Pria yang saat ini berada dalam satu ruangan bersama Amanda adalah dia.
Dia jugalah dalang di balik hilang nya Amanda.
"Kau hanya pancingan saja, Amanda"
"Sebenarnya aku menginginkan Ibu sambung mu, Maudy"
"Dia lebih menggoda dan juga cantik, semua orang fokus pada hilang nya kamu dan meninggalkan Maudy sendirian di mansion"
Hahaha.
Arthur menatap Amanda heran, dia bisa melihat bahwa tak ada ketakutan ataupun rasa waswas dalam tatapan Amanda.
"Kenapa? Kau heran kan kenapa aku bisa santai begini saat Bunda ku disana sendirian?"
"Kau sangat yakin dengan sekutu mu saat ini, tapi kalian lupa siapa lawan kalian saat ini"
"Bukan hanya Keluarga Davinci saja, tapi juga Alaska. Kau tau Pak Tua, bagaimana sepak terjang keluarga Alaska di dunia bisnis dan dunia hitam?"
"Mematikan"
Amanda menatap tajam pada Arthur, dia tau bahwa Arthur hanyalah pion yang di gunakan oleh musuh asli dari Leon dan Arnold.
"Tapi kali ini tidak akan bisa, karena aku sudah mendapatkan kamu Amanda" celetuk Arthur dengan bangga.
"Lalu aku harus takut? Tidak akan, karena kekalahan lagi yang akan kau terima untuk kedua kali nya dari Ayah ku, Leonard Davinci" balas Amanda dengan lantang.
Plak.
Satu tamparan mendarat mulus di wajah cantik Amanda.
Arthur tersenyum saat melihat Amanda terdiam dengan sudut bibir yang robek.
Tapi,
Bugh.
"Kau kira kau hebat, kau tak ada apa-apa nya kalau bukan karena Samuel Belagins" ucap Amanda setelah menendang tubuh Arthur.
Deg.
Deg.
"Kau kaget Pak Tua, ya aku tau siapa bekingan di belakangmu"
"Dia adalah Samuel, orang yang serakah ingin menguasai Alaska beberapa tahun belakang silam"
"Dia juga yang hampir membunuh Bunda Maudy waktu kecil"
Arthur terbelak kaget, dia kira Amanda adalah wanita lemah yang akan pasrah dan menerima semuanya.
Namun,
Dia salah!
Amanda adalah wanita tangguh yang tidak takut apapun, bahkan ia juga bisa membuka ikatan di kaki dan tangannya.
Prok
Prok
"Hebat kau wanita muda"
"Kau benar-benar titisan Davinci, karena mereka akan selalu menurunkan kejeniusannya pada setiap keturunan"
Amanda duduk dengan santai di kursi yang bekas ia tadi duduki.
Samuel Belagins,
Ya, dia Pria yang selama ini terus menerus meneror Leon dan Arnold.
Heh.
"Akhir nya kau keluar juga pecundang, kau hanya menggunakan Pria tua bodoh itu saja untuk mengganggu Ayah dan Abang nya Bunda"
"Upps gue tau, lu emang kan dari dulu gak berani"
Brak.
Isshhh.
Amanda sok merasa merintih saat Samuel melemparkan pot bunga, padahal sama sekali tidak kena.
"Diam kau bocah ingusan"
"Kau akan mati di tanganku saat ini juga seperti Adik nya Arnold"
"Tapi, sebelum itu aku lakukan. Aku akan menikmati tubuh mu lebih dulu"
Amanda terkekeh kecil.
"Coba lihat ponsel kalian, siapa yang sedang saat ini menikmati tubuh indah wanita" ucap Amanda santai.
Tring.
Dan ternyata ponsel kedua nya berbunyi,
Samuel dan Arthur langsung saja melihat siapa yang mengirim pesan.
"Lihatlah bagaimana Putri kalian menikmati indahnya bersama para Pria kepercayaan kalian itu"
"Bagaimana Weni yang terlihat sangat asyik dan menikmati tanpa paksaan apapun"
"Dan jangan lupakan bagaimana Putrimu itu Samuel, dia adalah wanita alim yang sangat baik bukan?"
"Tapi kenapa dia begitu semangat dan menikmati setiap pergerakan dari Asisten kepercayaan mu"
Brak.
"Diam kau wanita sialan"
Eumm.
Amanda meronta saat Samuel mencekik leher jenjang nya.
Dia merasakan sesak, karena cengkraman tangan Samuel begitu erat.
Hingga,
.
.
.