Di desa penggarit, hiduplah seorang Tuan Muda bernama galih yang terbuang dari keluarganya sendiri karena fitnah dari kakak dan adiknya sendiri
Suatu hari, galih bertemu dengan satu ekor monyet putih yang terjebak di akar akar pohon di gunung pangrango.
galih tidak mengetahui bahwa monyet itu adalah sebenarnya sosok jin khodam yang menjelma menjadi monyet.
Namun, hubungan antara galih dan condromowo tidaklah sederhana. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan dan bahaya yang mengancam desa mereka. Mereka juga harus menghadapi kebenaran tentang masa lalu galih dan kekuatan yang sebenarnya dimilikinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
makhluk aneh
"Oh iya, ya kemarin bu maya bilang, kalau ada yang ngontrak di rumahnya ternyata nak galih, ganteng banget yah mas galih ini." ucap bu nok.
"Hehe makasih bu, maaf bu saya kesini mau minjem motor, buat kepasar tenang aja bu nanti bensinya saya ganti." ucap galih
"Ga papa nak galih, bentar yah." ucap bu nok sambil masuk, lalu mengeluarkan motor beat dengan warna biru putih.
"Makasih yah bu."
"iya sama sama."
Setelah mendapatkan pinjaman motor, galih menjalankan motornya pertama tama galih ke toko bangunan toko yang menjual batako dan semen.
Galih memesan beberapa batako, semen, dan pasir. lalu kemudian nanti pesenan yang di pesan galih akan di antarkan ke alamat kontrakan galih.
Setelah memesan barang barang tersebut, galih menjalankan motornya ke tempat yang menjual bibit ikan nila, dan ikan lele dari perjalananya galih baru ingat bahwa galih harus minta ijin dulu pada bu maya untuk membuat kolam ikan.
"Pake acara lupa lagi, kalau ga di bolehin gimana yah, mana udah pesen lagi." ucap galih dalam hati.
Galih menelphone bu maya.
Tuttt!! tuttt!! tuttt!! bunyi panggilan, tak berapa lama suara bu maya terdengar dari sebrang telephone.
"Assalamualaikum mas, apa ada masalah."
ucap bu maya dari sebrang telephone.
"Waalaikumsalam, ga ada masalah kok bu, ini saya mau usaha ternak ikan, sama melihara kambing di halamam rumah bu maya, apa ibu ngijinin." tanya galih
"Silahkan mas, saya ga masalah. semoga usaha mas galih di lancarkan." ucap bu maya.
"Amin, makasih yah bu."
"Iya sama sama."
"Ya udah bu, udah dulu saya masih ada urusan. assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
Galih memutuskan telephonenya, setelah mendapat izin dari bu maya, galih mengendarai motornya ke tempat penjual bibit ikan.
Beberapa jam perjalanan galih sampai, galih memesan banyak bibit ikan nila, dan bibit ikan lele. tetapi tidak di ambil sekarang sebelum kolam ikanya jadi.
Galih memberikan depe uang pada penjualnya, lalu galih juga menyimpan nomor penjual di handphonenya.
"Makasih yah mas, semoga usaha mas lancar." ucap penjual ikan
"Amin, ya udah pak nanti kalo kolamnya udah jadi bapak saya kabarin." ucap galih
"Iya mas."
"Assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
Setelah keluar galih mengendarai motornya, tujuanya adalah mencari makanan. karena waktu juga sudah tengah hari saat ini jam menunjukan tiga belas lebih tiga puluh dua.
Setelah beberapa menit mencari tempat makan, galih melihat warung yang cukup besar menjual bebek bakar.Tanpa berlama lama galih masuk ke warung tersebut, dan memesan makanan.
"Mbak, pesen bebek bakarnya yah mbak sambelnya dikit aja." ucap galih
"I.. iya mas." jawab wanita dengan kerudung hitam.
Orang orang menatap penampilan galih, yang terlihat sangat tampan walaupun galih berpakaiyan biasa. Nampak penjual bebek bakar memandangi galih terus menerus. Tidak lama kemudian pesanan galih datang.
"Silahkan mas."
"Maaf mas ganggu, mas ini yang tinggal di rumahnya nita yah?" tanya penjual bebek.
Galih bingung karena dia tidak kenal nita.
"Maaf mbak, saya ga kenal sama nita." ucap galih.
"Maksud saya, mas yang tinggal di kontrakanya bu maya."
"Oh iya mbak kok bisa tahu."
"Kenalin mas nama saya fauziah, saya tadi pagi lihat mas masuk kerumahnya nita, nita itu anaknya bu maya yang jadi tkw. saya temannya nita." Ucap fauziah.Yah fauziah adalah orang yang melihat galih tadi pagi di balik jendela.
"Oh, kenalin nama saya galih mbak, mbak rumahnya di mana?" tanya galih
"Emm rumah saya ga jauh sama rumah mas, rumah saya yang catnya putih saya anak bu nok.
"Jadi mbak anaknya bu nok."
"Mas udah kenal sama ibu saya?"
"Iya udah, tadi pagi saya minjem motornya ibu kamu, buat beli bahan bahan usaha kecil kecilan."
"Oh, semoga usaha mas lancar, berkah, dan yang penting halal." ucap fauziah
"Amin."
"Ya sudah silahkan makan mas, saya permisi dulu, jangan lupa sering sering beli di sini." ucap fauziah.
"Iya mbak."
Setelah fauziah pergi, galih makan bebek bakar tersebut sambil sekali kali melirik fauziah yang melayani pelanggan dengan sabar, dan sopan.
Gadis berkulit kuning langsat, bola mata hitam, Alis tebal, dan hidung mancung Dengan riasan make up tipis tipis.
"Masyaallah indahnya cipataanmu." ucap galih dalam hati, galih terus menatap fauziah tiba tiba fauziah juga menatap galih.
Galih yang ketahuan memperhatikan fauziah salah tingkah, dan makan dengan buru buru.
"Kok bisa fauziah tahu aku merhatiin dia, padahal dari sini kan jaraknya jauh." ucap galih dalam hati, karena jarak duduknya galih dan fauziah lumayan jauh, dan banyak orang juga di sana, tetapi perasaan fauziah seperti sangat peka dan bisa langsung tahu galih memperhatikanya dalam satu kedipan mata.
Setelah menghabiskan makan siangnya galih membayar. "Bebek bakarnya enak mbak, saya bakalan sering sering kesini. " ucap galih.
"Makasih mas galih, hati hati di jalan." ucap fauziah
Galih tersenyum ke arah fauziah, lalu galih pergi mengendarai motornya.
"Aduh ngapain sih aku ngomong hati hati segala, sok kenal, sok Akrab." ucap fauziah dalam hati.
Setelah galih pergi, dari warung bebek bakar fauziah galih menjalankan motornya pulang ke desa penggarit.Sebelum pulang galih terlebih dahulu mengisi tangki bensin di motor bu nok.Beberapa menit perjalanan galih sampai di desa penggarit.
Galih tidak langsung membeli anak anak kambing, rencananya berubah galih ingin fokus membuat kolam ikan terlebih dahulu. Penjual batako bilang akan mengantar pesanan galih besok pagi.
Setelah sampai di rumahnya, galih mengembalikan motor milik bu nok, lalu berjalan masuk ke kontrakanya.
Setelah masuk ke kontrakanya galih mengelap butiran butiran keringat yang ada di tubuhnya, lalu ke kamar mandi mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajibanya sebagai umat muslim.
***
Di ruangan gelap, dan sempit nampak seseorang tengag duduk bersila, dan di depannya duduk makhluk yang terlihat sangat aneh.
Punggung makhluk tersebut menonjol, seperti bungkuk, bentuk kepalanya seperti babi, giginya seperti manusia, tetapi ukuranya tidak sama semua, ukuranya ada beberapa yang besar dan ada yang kecil.
Tubuh makhluk tersebut sangat gemuk, dengan warna kulit coklat kehitaman.
makhluk tersebut memakan sajen sajen yang di berikan oleh pria di depanya.
"Ada apa, kenapa kau memanggilku." tanya makhluk tersebut.
"Teror kepada warga desa, apa hanya bisa sebatas ketukan pintu saja, mereka sudah biasa dengan ketukan pintu." ucap orang yang di hadapan makhluk tersebut.
"Memanganya apa yang kau inginkan." tanya makhluk tersebut.
"Aku ingin kau membuat teror, yang lebih dari sekedar ketukan pintu saja, aku ingin kau menyuruh pasukanmu untuk menakuti warga desa dengan menunjukan diri."
"Baiklah tapi kau harus memberikan aku banyak sesajen, mulai dari satu kepala kerbau, dan empat kepala kambing."
"Aku sudah menyiapkanya, Aku ingin malam ini juga kau membuat teror yang lebih mengerikan kepada seluruh warga desa penggarit tanpa terkecuali." ucap pria tersebut.