Author update hari, SELASA dan KAMIS
Reyna Maureen Alexandria seorang gadis dingin tak tersentuh. dia juga seorang ketua Geng motor Black Rose.
Reyhan Saputra Smith adalah ketua OSIS sekaligus kapten basket disekolah TUNAS BANGSA. Reyhan adalah cowok dingin dan cuek dia terkenal di sekolah Tunas bangsa disebut Ketos kutub karena sifatnya yang dingin sama orang lain.
Reyhan juga adalah siswa paling pintar disekola Tunas bangsa. Setelah kedatangan siswi baru yang bernama Reyna, Reyhan menjadi pribadi banyak bicara.
Apakah mereka akan tumbuh benih-benih cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Maaf Pak, atas kelakuan putriku, semua biaya pengobatan anak kalian, biar aku yang tanggung Semua." Ujarnya Pak Ardan mencoba bernegosiasi pada Ibi-ibu anaknya yang jadi korban karena ulah putrinya.
"Ya ini buka salah Reyna." Marah Reyna lalu pergi dari ruangan Pak Sopyan.
"Reyna... Reyna kembali... Reyna..." Ayah Reyna namun Reyna tidak mengiraukan panggilan ayahnya.
"Maaf atas kelakuan putriku." Ujar Ayah Reyna merasa tak enak pada orang tua murid yang terluka karena ulah putrinya.
Tak lama Pak Ardan memberikan Cek masing-masing pada orang tua Korban.
Sedangkan Reyna sudah berada di Rooftop seorang diri.
Ceklek
Pintu Rooftop terbuka dan muncullah seorang laki-laki tampan menghampiri Reyna yang duduk disofa yang berada di Rooftop. Lelaki itu ada Reyhan dari tadi terus mengikuti Rayna.
"Boleh aku duduk." Reyhan meminta izin lebih dulu pada Reyna.
"Hem"
Reyhan melirik sekilas ke arah Reyna.
Reyna berdiri dan pergi meninggalkan Reyhan yang masih duduk disofa namun suara Reyhan mengentikan langkahnya.
"Kenapa lo pergi? ketika gue duduk didekat lo." Reyhan menghampiri Reyna yang berdiri mematung dekat pintu.
"Kenapa lo terus menghindari gue." Ujar Reyhan yang sudah berdiri didepan Reyna.
"Gue tidak mengenal lo." Ujar Reyna tanpa menatap Reyhan yang masih berdiri didepannya.
Reyhan ingin memegang muka Reyna, namun dengan cepat Reyna menghindar.
"Jangan menyentuhku." Ucap Reyna dingin dengan sorot mata tajam kearah Reyhan.
"Baiklah, gue tidak akan menyentuh lo. Tapi bisakah kita bicara sebentar." Ujar Reyhan berharap agar Reyna mau berbicara dengannya. kemudian Reyna menganggukkan kepalanya setuju untuk bicara dengan Reyhan.
Reyna berjalan ke arah sofa yang diikuti Reyhan dibelakangnya.
Reyna duduk disofa sambil menunggu Reyhan berbicara. hampir 5 menit Reyhan belum berbicara juga.
"Bicaralah." Ujar Reyna membuka suara lebih dulu.
"Bisakah kita berteman." Ujar Reyhan to the point.
Reyna hanya menghela nafas. "gue tida butuh teman." Ujar Reyna tanpa menatap Reyhan.
"Kenapa?" Tanya Reyhan sambil mengerutkan alisnya bingung.
"kita baru kenal dan gue tidak mudah percaya dengan orang baru." Ujar Reyna.
"Kamu tau orang yang sudah lama saja dideket kita bisa berkhianat apa lagi orang yang baru hadir." Reyhan menatap mata indah Reyna. dia tahu dari tatapan mata Reyna menyimpan luka.
"Gue akan membuktikan kalau gue pantas jadi teman lo. " Reyna berbalik menatap Reyhan disampingnya sejenak. Kemudian dia kembali menatap kedepan.
Reyna kembali menghela nafas panjang. "Baiklah gue beri lo kesempatan untuk membuktikan apa lo bisa jadi teman gue." Ucap Reyna lalu berdiri meninggalkan Reyhan yang masih duduk disofa. Sebelum membuka pintu Rooftop Reyna kembali menghentikan langkahnya.
"Jangan sampai lo mengecewakan gue karena gue tidak suka seorang pembohong." Ucap Reyna lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"Baiklah, gue tidak akan pernah mengecewakan lo." Ucap Reyhan dalam hati.
"dan gue akan membuktikan kalau gue pantas menjadi teman lo."
"gue menyukai lo ketika pertama kali gue melihat lo sering pergi ke danau seorang diri. Gue selalu memperhatikan lo dari jauh." Lanjut Reyhan dalam hati.
Bel pulang sekolah telah berbunyi semua siswa-siswi bersiap pulang kerumah masing-masing.
Reyna mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Dia tidak pulang kerumah orang tuanya melainkan ia pergi keapartemenya.
Setelah Reyna sudah membersihkan dirinya handphonenya berdering. Lalu Reyna mengangkatnya.
"Reyna kamu dimana?" Tanya Pak Ardan di sebrang telpon.
"Ada apa ya?" Tanya balik Reyna tanpa menjawab pertanyaan ayahnya.
Sedangkan disebrang telpon ayah Reyna menghela nafas panjang.
"Pulang sekarang, ada wasiat almarhum ibumu yang harus kamu tahu." Ucap Ayah Reyna menunggu jawaban putrinya.
"Iya Reyna akan pulang." Ucap Reyna langsung menutup telponnya.
Reyna mengambil kunci motornya dan pergi menuju dikediaman Alexandria.
Reyna mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, hingga ia hanya memerlukan waktu 30 menit sampai dikediaman Alexandria.
...***Bersambung***...
Jangan lupa Like, Coment dan Vote