~♡Cinta ini bukan terlalu cepat bersemayam di dada
Tidak juga terlalu cepat mematri namamu di sana
Hanya saja semesta terlambat mempertemukan kita
Sayang, rindu ini bukannya ******
yang tak tahu diri meski terlarang.
Maka ...
Jangan paksa aku melupakan
sungguh aku belum lapang~♡
"Aku tahu dan menyadari ini salah, tapi Aku tidak bisa menghentikannya, jika ini adalah takdir, bukankah hal yang sia-sia jika Aku menghindarinya, sekuat apapun Aku menghindar tetap saja Aku tidak akan pernah bisa lari dari perasaan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wanudya dahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejujuran Rangga
"Perempuan siapa maksudnya yang kalian bicarakan?" tanya Bu Ajeng sekali lagi.
Rangga menarik nafas panjang sebelum akhirnya memberi penjelasan kepada Ibunya.
"Aku mencintai orang lain, Bu," jawab Rangga jujur.
"Ibu ndak mengerti, jelaskan pelan-pelan,"
"Aku mencintai Kirana, Bu," jawabnya singkat.
"Tunggu, ..., maksudmu, Kirana yang itu, yang Ibu kenal juga?" tanyanya mencoba meyakinkan.
"Iya," jawabnya singkat.
"Apa yang kamu pikirkan Rangga, dia sudah bersuami bukan, kamu sendiri yang mengatakannya," Bu Ajeng terlihat kesal dengan pengakuan anak laki-lakinya tersebut.
"Aku tahu ini salah, hubunganku dengan Kirana sangat rumit, Bu, aku belum bisa mengatakan semuanya, tapi aku memang mencintainya," jelasnya.
"Della, kamu tahu juga, kah?" tanya Bu Ajeng penasaran.
Della menatap Rangga dengan tatapan yang sulit diartikan, namun satu yang pasti ada kekecewaan yang terlihat jelas dari kedua matanya.
"Iya, Tante aku sudah tahu, Rangga sudah pernah mengatakannya padaku," jelasnya.
"lalu?" tanya Bu Ajeng lagi.
"Tante tahu, kan seberapa besar keinginanku untuk bersama Rangga, jadi aku tidak akan mundur sekarang, aku harap Tante memihakku dalam hal ini," jelas Della dengan sangat yakin.
Lagi-lagi Bu Ajeng mengelus dadanya sembari manarik nafas dalam-dalam, Beliau tidak mengira urusan pernikahan yang tadinya kelihatan berjalan dengan lancar ternyata bisa menjadi masalah serumit ini.
"Ibu hanya ingin yang terbaik untuk kalian berdua, kalian sudah sangat dewasa untuk bisa mengambil keputusan yang terbaik, pernikahan bukan untuk main-main, ada tanggung jawab di dalamnya, terutama untuk Kamu Rangga," Bu Ajeng mencoba untuk bersikap bijaksana, dia tahu mungkin ini keadaan yang berat untuk Rangga, tapi bagaimana pun juga Bu Ajeng berharap Rangga bisa membuat keputusan yang terbaik, karena terlepas dari semua yang terjadi bagi Bu Ajeng kebahagiaan Rangga di atas segalanya.
"Iya Bu, aku tahu harus bagaimana, Ibu tidak perlu khawatir, doakan saja yang terbaik," ucap Rangga kemudian.
"Ibu jadi ingat, bukannya tadi Kamu meminta izin untuk pergi ke kota Ma****ng? bukankah di sana Kirana tinggal, jangan-jangan kamu ingin menemui gadis itu?" tanya Bu Ajeng penasaran.
Rangga tidak langsung menjawab pertanyaan Ibunya, dia mencoba mencari alasan yang tepat, karena dia tahu jika dia berkata jujur pasti Ibunya tidak akan mengijinkannya pergi.
"Benar, kan?" tanya Bu Ajeng lagi.
"Iya, Bu, tapi aku janji tidak akan membuat masalah, ada sesuatu yang mengganjal di hati ini, Bu, dan aku ingin memastikan saja," jelas Rangga kepada Ibunya.
"Ingat, Nak, gadis itu sudah memiliki suami, tidak baik kamu menemuinya lagi apa pun itu alasannya, apa lagi jika suaminya tahu, itu bisa menimbulkan kesalah pahaman di antara mereka, lagi pula dia sedang mengandung bukan, jangan sampai suaminya nanti berfikir macam-macam," Bu Ajeng berusaha memberi pengertian, dan secara tidak langsung melarang anak laki-lakinya tersebut menemui Kirana.
Della cukup terkejut mendengar percakapan tersebut, sungguh di hatinya terbakar amarah yang siap diledakkan saat itu juga.
Dia tidak menyangka harus mendengar semua ini secara langsung, apa Rangga pikir dirinya tidak punya hati, sampai-sampai begitu tenang membicarakan perempuan lain di hadapannya tanpa rasa bersalah.
Satu lagi yang membuat Della terkejut bukan main, tadi Bu Ajeng mengatakan kalau Kirana saat ini sedang mengandung, tapi bukankah Kirana belum menikah dengan laki-laki itu, lantas bagaimana bisa dia sedang mengandung, apa mungkin anak yang dikandungnya adalah anak Rangga?
Jika benar Kirana tengah hamil dan ada kemungkinan itu adalah anak Rangga, maka mereka berdua tidak boleh bertemu, Rangga tidak boleh tahu tentang kebenarannya.
Della berfikir dengan keras bagaimana caranya agar dia bisa menggagalkan rencana Rangga tersebut. Tentu Della tidak akan membiarkan Rangga bertemu dengan Kirana, bagaimana pun caranya dia harus bisa menahan Rangga untuk tidak pergi.
Tapi jika Rangga tetap bersikeras ingin menemui Kirana, maka Della pastikan dia yang akan menemui Kirana terlebih dahulu. Jika dia tidak bisa membuat Rangga menyerah maka dia akan berusaha membuat Kirana yang menjauhi Rangga.
Della akhirnya memutuskan berpamitan kepada Rangga dan Ibunya, untuk saat ini dia memilih untuk mengalah daripada berdebat dengan Rangga. Dia ingin segera pergi menemui Kirana sebelum Rangga, dia akan pastikan tidak ada celah lagi untuk mereka saling bertemu.
Bermodalkan alamat tempat kerja Kirana yang dia dapatkan dari akun media sosial miliknya, akhirnya Della memutuskan segera menemui gadis itu.
Dia tidak ingin menundanya lebih lama lagi.
Jarak dari kota Jogja menuju tempat tinggal Kirana yang berada di kota sebelah hanya memakan sekitar waktu dua jam lamanya. Della langsung menuju ke tempat kerja Kirana, tidak sulit menemukannya karena ternyata perusahaan tempat gadis itu bekerja lumayan besar dan cukup terkenal di kota tersebut.
Della menghentikan mobil yang dikendarainya tepat di depan perusahaan Garmen tersebut.
Sebelumnya dia telah bertanya terlebih dahulu kepada security perihal kepentingannya yang ingin menemui salah satu karyawan di tempat tersebut.
Della mengatakan dia adalah teman Kirana dan dia sudah membuat janji untuk bertemu di tempat tersebut.
Setelah beberapa saat akhirnya salah seorang security memanggilkan Kirana setelah sebelumnya menyuruh Della untuk menunggu sebentar di pos satpam.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, akhirnya Della bisa bernafas lega karena dia berhasil menemui Kirana. Dari kejauhan terlihat Kirana keluar kemudian datang menghampirinya.
Sesaat Kirana begitu terkejut melihat seseorang yang katanya ingin menemuinya, dia bertanya-tanya ada kepentingan apa sampai jauh-jauh Della datang dari Jogja ingin bertemu dengannya.
"Mbak Della, ada perlu apa Mbak kalau saya boleh tahu?" ucap Kirana langsung tanpa basa-basi.
"Kita bicara di tempat lain, ada hal penting yang ingin aku bicarakan," jawab Della kemudian.
Kirana melihat jam di tangannya, dia pikir dia tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya saat ini, kemudian dia berkata kembali kepada Della.
"Bisa tunggu sebentar, aku tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan pekerjaanku, kalau Mbak Della tidak keberatan Kita bisa bicara sekitar 15 menit lagi, aku harus membereskan pekerjaanku dulu baru bisa menemui Mbak Della," jelasnya.
"Baik, aku akan menunggu kamu di sini, tidak masalah," jawabnya dengan pasti.
"Ada cafe di dekat sini, di ujung jalan itu, sebaiknya Mbak Della menunggu di sana saja, bagaimana? tanya Kirana.
"Oke, aku tunggu di sana,"
Setelah itu Della melajukan kembali mobilnya ke tempat yang dimaksud.